scholarly journals Studi Pemanfaatan Prekursor Fly Ash Lokal pada Self Compacting Geopolymer Concrete (SCGC)

2021 ◽  
Vol 24 (2) ◽  
pp. 111-119
Author(s):  
Evelyn Anabela Anisa ◽  
Rahmad Afriansya ◽  
Julian Randisyah ◽  
Pinta Astuti

Beton merupakan suatu material yang banyak digunakan dalam dunia konstruksi. Namun, setiap produksi beton menimbulkan dampak buruk pada pemanasan global. Semen sebagai bahan pengikat beton dapat menyumbang emisi CO2 sebanyak 8% dalam setiap produksinya. Proses pengecoran pada beton juga dapat menghasilkan polusi suara akibat penggunaan alat vibrator. Para peneliti terus berupaya menghasilkan beton yang lebih ramah lingkungan. Self Compacting Geopolymer Concrete (SCGC) merupakan kombinasi baru antara beton geopolimer dan Self Compacting Concrete (SCC) yang masih terus diteliti dan dikembangkan hingga saat ini. SCGC merupakan beton ramah lingkungan karena tidak menggunakan semen portland sebagai bahan pengikatnya. Penggunaan beton SCGC tidak memerlukan vibrator karena memiliki sifat flowability yang baik. Penelitian ini menggunakan bahan pengikat berupa material pozzolan yang mengandung senyawa kimia berupa SiO2 dan Al2O3. Tahapan penelitian ini dilakukan dengan mencari metode curing dan mix design optimal dalam penyusunan SCGC. Pengujian XRF perlu dilakukan dalam penelitian ini untuk mengetahui kandungan senyawa kimia pada fly ash Tjiwi Kimia. Beberapa pengujian beton segar SCGC diperoleh hasil berupa slump flow 690 mm, T50 2,4 detik, v-funnel 8,35 mm, dan rasio l-box 0,84. Sifat mekanik beton diuji berdasarkan kuat tekan, kuat tarik belah, dan kuat lentur dengan hasil rata-rata sebesar 27,05 MPa, 6,32 MPa, 1,91 MPa.

2021 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 158-168
Author(s):  
Chichilya S. P. Sondakh ◽  
Stevanny Gumalang ◽  
Mickson Pinori

Proses pemadatan dengan vibrasi untuk mendapatkan beton yang berkualitas memiliki kesulitan ketika diperhadapkan dengan model struktur yang kompleks. Sehingga beberapa dekade terakhir telah dilakukan penelitian dan pengembangan beton yang bisa memadat sendiri, yang dikenal dengan nama self-compacting concrete (SCC). Pengaplikasian SCC di Indonesia masih terbatas karena biaya pembuatannya yang cukup tinggi. Komposisi semen pada beton SCC lebih banyak dari beton konvensional yang artinya menimbulkan polusi udara lebih tinggi. Jumlah produksi semen berbanding lurus dengan jumlah CO2 yang dilepas ke atmosfer, maka industri semen dunia memberikan kontribusi besar terhadap emisi gas rumah kaca global. Beberapa penelitian mulai berinovasi mengkombinasikan SCC dan teknologi penggantian semen secara keseluruhan dengan material pozzolan yang memiliki karakteristik seperti semen. Salah satu alternatif material pengganti semen portland adalah fly ash yang merupakan material buangan pembakaran batu bara di PLTU. Agar Fly ash bisa mengikat seperti semen diperlukan aktivator. Campuran fly ash dan aktivator dikenal sebagai semen geopolimer, sehingga kombinasi dua teknologi beton ini disebut beton self compacting geopolymer dengan material dasar fly ash.  Di Indonesia, beton self compacting geopolymer masih terbatas dalam tahap pengujian mix design, sehingga penulis tertarik mengetahui tinjauan ekonomis beton jenis ini, dan bermaksud menganalisa biaya pembuatan beton self compacting geopolymer ini menggunakan material lokal, fly ash dari PLTU II Amurang, Sulawesi Utara. Penelitian dimulai dengan pemeriksaan material lokal di Sulawesi Utara untuk mencari mix-design beton. Dilanjutkan dengan melakukan pengujian experimental untuk mendapatkan karakteristik kelecakan beton segar dan kuat tekan beton. Selanjutnya dilakukan analisis biaya produksi berdasarkan mix-design per 1 m3 beton. Pengujian kelecakan dari pasta Beton Self Compacting Geopolymer dengan material dasar fly ash melalui metode slump flow,V-funnel test dan L-Box Shaped test menunjukkan bahwa sudah memenuhi syarat SCC juga menghasilkan beton mutu K-250. Beton geopolimer dikombinasikan dengan beton SCC yang biayanya memang sudah relatif tingi menghasilkan biaya pembuatan yang juga tinggi.


2016 ◽  
Vol 133 ◽  
pp. 117-125 ◽  
Author(s):  
P. Pavithra ◽  
M. Srinivasula Reddy ◽  
Pasla Dinakar ◽  
B. Hanumantha Rao ◽  
B.K. Satpathy ◽  
...  

Author(s):  
Gideon O. Bamigboye ◽  
David O. Olukanni ◽  
Adeola A. Adedeji ◽  
Kayode J. Jolayemi

This study deals mainly with the mix proportions using granite and unwashed gravel as coarse aggregate for self-compacting concrete (SCC) and its workability, by considering the water absorption of unwashed gravel aggregate. Mix proportions for SCC were designed with constant cement and fine aggregate while coarse aggregates content of granite-unwashed gravel combination were varied in the proportion 100%, 90%/10%, 80%/20%, 70%/30%, 60%/40%, 50% /50%, represented by SCC1, SCC2, SCC3, SCC4, SCC5 and SCC6. 100% granite (SCC1) serves as the control. The workability of the samples was quantitatively evaluated by slump flow, T500, L-box, V- funnel and sieve segregation tests. Based on the experimental results, a detailed analysis was conducted. It was found that granite and unwashed gravel with SCC1, SCC2 and SCC3 according to EFNARC (2002) standard have good deformability, fluidity and filling ability, which all passed consistency test. SCC1, SCC2 and SCC3 have good passing ability while all mixes were in the limit prescribed by EFNARC (2002). It can be concluded that the mix design for varying granite-unwashed gravel combination for SCC presented in this study satisfy various requirements for workability hence, this can be adopted for practical concrete structures.


Author(s):  
Chenchen Luan ◽  
Xiaoshuang Shi ◽  
Kuanyu Zhang ◽  
Nodir Utashev ◽  
Fuhua Yang ◽  
...  

2018 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 19-23
Author(s):  
S. Thirupathiraj .

Cement is the core content for the concrete mix. Manufacturing of cement causes CO2 emission which leads to the pollution, health and environmental problems like global warming to control over the adverse effect we can prefer geopolymer concrete which is not a cement concrete. Factory wastes such as fly ash, ground granulated blast furnace slag (GGBS), silica fume and Metakaolin can be used as alternate for cement. This study mainly focus on the ratio of fly ash and ground granulated blast furnace slag (GGBS) for optimum levels which nearly matches the cement concrete properties. This study involves the various tests like slump flow, compression testing, split tensile strength and flexural strength of self-compacting geopolymer concrete. Self-compacting concrete is a highly flowable concrete that spreads into the form without the need of mechanical vibration. Self-compacting concrete is a non-segregating concrete that is placed by means of its own weight. The advantages include improved constructability, Labour reduction, bond to steel, Flow into complex forms, reduced equipment wear etc. The aim of this study is to achieve an optimum self-compacting concrete geopolymer concrete mix proportion using fly ash and ground granulated blast furnace slag (GGBS). Then the study will be further extended by investigating the durability properties of self-compacting geopolymer concrete.


2018 ◽  
Vol 27 (3) ◽  
pp. 328-337
Author(s):  
Dorota Małaszkiewicz ◽  
Daniel Jastrzębski

The article presents the results of research assessing the possibility of making LWSCC from the locally produced sintered fly ash aggregate CERTYD. Two methods of preliminary LWA preparation were applied: pre-soaking with water and coating with a film of cement paste. The following properties of fresh LWSCC were evaluated: slump-flow, time T500 and passing ability using L-Box. Partial replacement of natural sand by fine LW sand (0/0.5 mm) improved filling and passing abilities of fresh concrete, reduced slightly the bulk density, but it resulted in compressive strength loss by 12-18%. In terms of both fresh and hardened concrete properties it is more favorable to use only fine LW sand as natural sand replacement. Considering fresh concrete properties paste impregnation of LW aggregate is more efficient than saturation with water.


2015 ◽  
pp. 1619-1634 ◽  
Author(s):  
Subhash V. Patankar ◽  
Yuwaraj M. Ghugal ◽  
Sanjay S. Jamkar

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document