Evaluation of Drug Use Based on WHO Prescribing Indicator in Mizan- Tepi University Teaching Hospital, south Western Ethiopia: A Cross Sectional Study

2020 ◽  
Vol 15 ◽  
Author(s):  
Solomon Hambisa ◽  
Rediet Feleke ◽  
Ameha Zewudie ◽  
Mohammed Yimam

Background:: Rational drug use comprises aspects of prescribing, dispensing and patient use of medicines for different health problems. This study is aimed to assess drug prescribing practice based on the world health organization prescribing indicators in Mizan-Tepi University teaching hospital. Methods:: An institutional based retrospective cross sectional study was conducted to evaluate prescribing practices in Mizan-Tepi University teaching hospital. Data were collected based on World health organization drug use indicators using prescription papers. 600 prescriptions dispensed through the general outpatient pharmacy of the hospital were collected by systematic random sampling method from prescriptions written for a 1-year time in Mizan-Tepi University teaching hospital. Results:: The present study found that the average number of drugs per prescription was 2.04 ± 0.87 in Mizan-Tepi University teaching hospital with a range between 1 and 5. Prescribing by generic name was 97.6 % and 47.8% of prescriptions contained antibiotics in the hospital. 27.7% of prescriptions contained at least one injectable medication in Mizan-Tepi University teaching hospital. From prescribed drugs, 96.7% of them were prescribed from Ethiopian essential drug list. Conclusion:: Present study indicated that the average number of drugs prescribed per encounter, the percentage of generic prescribing and prescribing from the EDL were close to optimal value. However, the percentage of encounters with antibiotics and injections prescribed were found be very high. Thus, the study highlights some improvements in prescribing habits, particularly by focusing on the inappropriate consumption of antibiotics and injections.

2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 52-58
Author(s):  
Muhammad Thabran Talib ◽  
Satriani Albar

Pemberian imunisasi dapat dilihat dari banyaknya balita yang meninggal akibat penyakit dapat dicegah dengan imunisasi. Data World Health Organization menunjukkan bahwa satiap tahun, setidaknya 1,7 juta anak meninggal karena penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin yang sudah tersedia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor pemberian imunisasi dasar lengkap antara pengetahuan dan sikap ibu tentang imunisasi. Penelitian Puskesmas Tamalate Makassar. Populasi adalah ibu yang memiliki anak usia imunisasi di Puskesmas Tamalate Makassar dengan jumlah sampel 122 orang. Data sekunder dari laporan tahunan imunisasi yang ada di Puskesmas Tamalate Makassar, data primer dengan pembagian kuisioner yang diisi responden. Analisa data dilakukan yaitu analisa Univariat dan analisa bivariat. Penelitian ini dilaksanakan pada Nopember-Desember 2019. Dengan jenis penelitian Desain dengan Cross Sectional Study. Hasil penelitian analisa univariat, pengetahuan baik 107(87,7%) responden dan pengetahuan responden yang kurang 15(12,2%) responden. Sedangkan sikap baik 115(94,2%) responden, sedangkan sikap yang kurang 7(5,7%) responden. Analisis bivariat menunjukkan Ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan dengan pemberian imunisasi dasar lengkap pada bayi yaitu p: 0,002 dan ada hubungan yang bermakna antara sikap dengan pemberian imunisasi dasar lengkap pada bayi yaitu p: 0,038. Saran yaitu upaya peningkatan pembinaan dan pendidikan tentang pentingnya pemberian imunisasi secara lengkap pada bayi.


2020 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
Author(s):  
Ari Widyaningsih ◽  
Isfaizah Isfaizah

Salah satu penyakit tidak menular yang banyak ditemukan pada masyarakat saat ini salah satunya adalah hipertensi yang diawali pre-hipertensi. World Health Organization (WHO) mencatat pada tahun 2012 sedikitnya 839 juta kasus hipertensi, diperkirakan menjadi 1,15 milyar pada tahun 2025 atau sekitar 29% dari total penduduk dunia, dimana penderitanya lebih banyak pada wanita (30%) dibanding pria (29%).  Beberapa faktor risiko lain juga berkontribusi terhadap kenaikan tekanan darah pada wanita, diantaranya riwayat hipertensi, karakteristik seseorang (usia, jenis kelamin, ras), gaya hidup yang di dalamnya termasuk pola konsumsi lemak dan garam tinggi, makan secara berlebihan hingga mengakibatkan obesitas, kebiasaan merokok dan minum alkohol, kurang konsumsi sayuran dan buah, aktivitas fisik, pekerjaan, kualitas tidur, konsumsi kopi, stress, penggunaan alat kontrasepsi hormonal, status gizi dan obesitas sentral.  Perubahan tekanan darah tinggi dapat terjadi pada 5% pemakaian kontrasepsi hormonal. Tekanan darah akan meningkat secara bertahap dan tidak akan menetap. Wanita yang memakai kontrasepsi selama 5 tahun atau lebih, frekuensi perubahan tekanan darah tinggi meningkat 2 sampai 3 kali dari pada tidak memakai alat kontrasepsi hormonal. Resiko terjadinya tekanan darah tinggi akan meningkat dengan bertambahnya umur, lama pemakaian kontrasepsi dan bertambahnya berat badan.  Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik melakukkan penelitian tentang.  Faktor – faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi pada Akseptor KB Suntik.  Penelitian ini merupakan analitik korelasi dengan pendekatan cross-sectional study dengan teknik pengambilan sampel accidental sampling dan uji chi square pada analisa datanya.


2022 ◽  
Vol 22 (1) ◽  
Author(s):  
Mekdes Akalewold ◽  
Getachew W. Yohannes ◽  
Ziyad Ahmed Abdo ◽  
Yonas Hailu ◽  
Aynye Negesse

Abstract Introduction The World Health Organization estimated that approximately 48 million couples and 186 million people are infertile worldwide. Although the problem of infertility is increasing worldwide, as well as in Ethiopia, there are limited studies done. Therefore, this study aims to determine the magnitude of infertility and the major risk factors in three governmental hospitals in Addis Ababa, Ethiopia. Method An institutional-based cross-sectional study design was used to conduct the study. The participants were selected by using a systematic random sampling technique. Data were collected through an interview using a structured questionnaire. The data were entered into Epi Data version 3.1 and exported to SPSS version 25 for analysis. Logistic regression was used to identify the predictor variables. Statistical significance was considered at a P < 0.05 with an adjusted odds ratio calculated at 95% CI. Result The overall prevalence of infertility was 27.6% (95%CI = 23.2, 32.0). Of these, 14.4% had primary infertility, and 13.2% had secondary infertility. Those whose duration of marriage was less than 60 months [AOR = 3.85; 95%CI 1.39, 10.64], had a history of fallopian tube obstructions [AOR = 8.27; 95%CI 2.36, 28.91], had irregular frequency of coitus [AOR = 37.4; 95%CI 11.29, 124.114], had more than one sex partner [AOR = 3.51; 95%CI 1.64, 7.54], had an abortion greater than 3 times [AOR = 6.89; 95%CI 1.28, 37.09], and had partners who currently consumed alcohol [AOR = 1.31; 95%CI 1.11, 1.86] were more likely to be infertile than their counterparts. Conclusion According to the results of this study, the prevalence of infertility was high compared to the global estimate of the World Health Organization. The government, health care providers, and researchers should emphasize developing appropriate strategies, research, education, and awareness creation of infertility and its potential causes.


2018 ◽  
Vol 24 (3) ◽  
pp. 184
Author(s):  
Vipra Mangla ◽  
Suneela Garg ◽  
Charu Kohli ◽  
MMeghachandra Singh ◽  
Shelly Chadha ◽  
...  

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document