scholarly journals Faktor – faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi Pada Akseptor KB Suntik

2020 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
Author(s):  
Ari Widyaningsih ◽  
Isfaizah Isfaizah

Salah satu penyakit tidak menular yang banyak ditemukan pada masyarakat saat ini salah satunya adalah hipertensi yang diawali pre-hipertensi. World Health Organization (WHO) mencatat pada tahun 2012 sedikitnya 839 juta kasus hipertensi, diperkirakan menjadi 1,15 milyar pada tahun 2025 atau sekitar 29% dari total penduduk dunia, dimana penderitanya lebih banyak pada wanita (30%) dibanding pria (29%).  Beberapa faktor risiko lain juga berkontribusi terhadap kenaikan tekanan darah pada wanita, diantaranya riwayat hipertensi, karakteristik seseorang (usia, jenis kelamin, ras), gaya hidup yang di dalamnya termasuk pola konsumsi lemak dan garam tinggi, makan secara berlebihan hingga mengakibatkan obesitas, kebiasaan merokok dan minum alkohol, kurang konsumsi sayuran dan buah, aktivitas fisik, pekerjaan, kualitas tidur, konsumsi kopi, stress, penggunaan alat kontrasepsi hormonal, status gizi dan obesitas sentral.  Perubahan tekanan darah tinggi dapat terjadi pada 5% pemakaian kontrasepsi hormonal. Tekanan darah akan meningkat secara bertahap dan tidak akan menetap. Wanita yang memakai kontrasepsi selama 5 tahun atau lebih, frekuensi perubahan tekanan darah tinggi meningkat 2 sampai 3 kali dari pada tidak memakai alat kontrasepsi hormonal. Resiko terjadinya tekanan darah tinggi akan meningkat dengan bertambahnya umur, lama pemakaian kontrasepsi dan bertambahnya berat badan.  Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik melakukkan penelitian tentang.  Faktor – faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi pada Akseptor KB Suntik.  Penelitian ini merupakan analitik korelasi dengan pendekatan cross-sectional study dengan teknik pengambilan sampel accidental sampling dan uji chi square pada analisa datanya.

2019 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 43
Author(s):  
Anita Marlina

<p>Berdasarkan data <em>World Health Organization</em> (WHO) 2005, kejadian anemiapada ibu hamil setiap tahunnya tahunnya mencapai lebih dari 500.000 orang. Laporan dari Dunia menyebutkan bahwa frekuensi anemia dalam kehamilan cukup tinggi, terutama di Negara-negara berkembang berkisar 10-22%. Menurut data dari Dinas Kesehatan Nanggroe Aceh Darussalam, jumlah ibu hamil di wilayah Kota Lhokseumawe sebesar 4.253 jiwa, sedangkan ibu hamil yang anemia sebesar 154 jiwa (3,62 %). Dari hasil penelitian dari beberapa puskesmas di wilayah Kota Lhokseumawe, bahwa Puskesmas Muara Dua yang masih banyak ibu hamil yang mengalami Anemia.  Berdasarkan data Puskesmas Muara dua Kota Lhokseumawe jumlah ibu hamil 1.786 jiwa dan ibu hamil yang mengalami anemia sebesar 57 orang (3,19%). Penelitian ini bertujuan Untuk mendapat gambaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Ibu Hamil Dalam Mengkonsumsi Tablet Zat Besi Di Wilayah Kerja Puskesmas Muara Dua Kota Lhokseumawe. Jenis penelitian ini adalah penelitian metode survei Analitik dengan pendekatan <em>Cross Sectional Study</em>, populasi dalam penelitian ini ibu hamil yang berada dalam Wilayah kerja Puskesmas Muara Dua Kota Lhokseumawe, yaitu berjumlah 72 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang berada diwilayah Puskesmas Muara Dua, dan pernah mendapatkan tablet besi. Teknik yang dipakai dalam penelitian ini adalah purposive sampling dengan menggunakan kriteria inklusi. Analisis data<strong> </strong>menggunakan uji <em>Chi-square Test</em> dengan kemaknaan 95 %. Hasil Penelitian menunjukkan frekuensi usia dengan kepatuhan berada pada kategori reproduksi sehat (72,2%), frekuensi pekerjaan dengan kepatuhan berada pada kategori tidak bekerja (65,3%), frekuensi pengetahuan dengan kepatuhan berada pada kategori cukup (75%). Ini menunjukkan ada hubungan antara usia, pekerjaan, dan pengetahuan. Kesimpulan hasil uji statistik <em>Chi-square </em>diketahui nilai tersebut lebih kecil dari alpha (p ≤ 0,05), maka Ha diterima.</p><p><strong>Kata Kunci</strong>       : Ibu Hamil, Kepatuhan, Zat Besi.</p>


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 30-35
Author(s):  
Anisa Purnamasari ◽  
Lisnawati ◽  
Sari Arie Lestari ◽  
Sitti Masriwati ◽  
Nazaruddin

Penggunaan smarthphone di Indonesia menunjukkan angka yang semakin meningkat, data yang diperoleh dari Portal Techin Asia sampai dengan saat ini sudah mencapai 15 juta lebih pengguna smarthphone. Hasil survey yang dilakukan menunjukkan bahwa penduduk Indonesia terutama anak usia dini menjadi pengguna utama smarthphone. World Health Organization melaporkan bahwa 5-25% dari anak-anak usia sekolah menderita gangguan perkembangan. Sekitar 8-9% anak usia sekolah mengalami masalah psikososial khususnya masalah social emosional seperti kecemasan, sulit beradaptasi, bersosialisasi, susah berpisah dari orang tua, anak sulit diatur, dan perilaku agresif merupakan masalah yang paling sering muncul pada anak usia sekolah. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan durasi penggunaan smartphone terhadap perkembangan psikologis sosial Anak Sekolah di SDN 01 Poasia, Kecamatan Poasia, Kota Kendari. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan Cross Sectional Study. Populasi penelitian yaitu seluruh anak yang menggunakan smartphone usia 6-8 tahun yang bersekolah di SDN 01 Poasia sebanyak  315 orang dengan jumlah sampel 64 anak. Teknik pengambilan sampel menggunakan proportional random sampling. Analisis menggunakan Uji Chi Square. Hasil penelitian didapatkan nilai p value = 0.000 (X2 hitung = 13.012 > X2 tabel = 3.841), menunjukkan bahwa ada hubungan antara durasi penggunaan smartphone terhadap perkembangan psikologis sosial pada anak usia 06-08 tahun. Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu ada hubungan antara durasi penggunaan smartphone terhadap perkembangan psikologis sosial anak usia 06-08 tahun di SDN 1 Poasia Kecamatan Poasia, Kota Kendari


2019 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 11-18
Author(s):  
Muhammad Sahlan Zamaa ◽  
Sainudin Sainudin

Berdasarkan data World Health Organization (WHO), diprediksi adanya peningkatan jumlah penyandang DM yang menjadi salah satu ancaman kesehatan global. Jumlah penderita DM kian meroket tiap tahunnya, baik di indonesia maupun dunia. Tercatat di data WHO memprediksi kenaikan jumlah penyandang DM di Indonesia dari 8,4 juta di tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kepatuhan berobat dengan kadar gula darah sewaktu pada pasien diabetes melitus tipe II di Poli Interna RSUD Labuang Baji Makassar.Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan pendekatan Cross Sectional study yang merupakan rancangan penelitian dengan melakukan pengukuran atau pengamatan pada saat yang bersamaan (sekali waktu). Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan metode accidental Sampling, sebanyak 54 responden dan instrumen penelitiannya menggunakan kuesioner.Hasil penelitian dianalisis mengunakan uji Chi Square diperoleh nilaip 0,00 (?


2021 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 8-16
Author(s):  
Resty Noflidaputri

Latar Belakang : World Health Organization (WHO) merekomendasikan untuk menyusui secara eksklusif dalam 6 bulan pertama dan dilanjutkan 2 tahun atau lebih tanpa menambah atau mengganti dengan makanan dan minuman lain. ASI Eksklusif terbukti dapat menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB) serta meningkatkan status gizi bayi dan balita. Di Sumatera Barat, cakupan ASI Eksklusif pada tahun 2017 mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya yaitu dari 67,9% menjadi 65,7% dengan target 83,0%. Hal ini menunjukan bahwa ASI Eksklusif di Provinsi Sumatera Barat masih rendah. Tujuan: penelitian ini untuk mengetahui Faktor factor yang berhubungan dengan pemberian ASI Ekslusif diwilayah Kerja Puskesmasn Guguk Panjang Bukittinggi. Metode: Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional study, yang dilaksanakan pada bulan Desember 2018 sampai April 2019. Pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling yaitu dengan menjadi seluruh populasi menjadi sampel, sampel sebanyak 80 orang ibu yang mempunyai balita umur 7 – 12 bulan. Data dianalisa secara univariat dan bivariat menggunakan uji Chi- square. Hasil : Analisis univariat diketahui 52,5% keluarga tidak mendukung, 60% mendapatkan informasi dengan benar oleh tenaga kesehatan, 78,8% yang melakukan persalinan di fasilitas kesehatan tingkat pertama dan 60% yang memberikan ASI Eksklusif. Analisis bivariat diketahui faktor yang mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif adalah dukungan keluarga (p value = 0,009 dan OR = 3,901), pemberian informasi oleh tenaga kesehatan (p value = 0,029 dan OR = 3,122) dan tempat bersalin (p value = 0,001 dan OR = 0,133). Kesimpulan :penelitian ini, bahwa terdapat hubungan dukungan keluarga, pemberian informasi oleh tenaga kesehatan, tempat bersalin dengan pemberian ASI Eksklusif


2021 ◽  
pp. 275-285
Author(s):  
Nursyamsi ◽  
Yusriani ◽  
Andi Asrina

Menurut World Health Organization (WHO, 2019) anemia merupakan suatu kondisi dimana sel darah merah berkurang sehingga kapasitas pengangkutan oksigen tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan fisiologis tubuh. Penelitiaan ini bertujuan untuk mengetahui hubungan komunikasi petugas kesehatan dengan perilaku ibu hamil dalam mencegah anemia di Puskesmas Tanjonge. Metode penelitian yang digunakan adalah survey analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional study. Pengambilan sampel dengan metode simple random sampling, dengan jumlah sampel sebanyak 84 responden. Metode analisa data menggunakan tabel distribusi frekuensi dengan uji kolerasi chi square. Komunikasi tidak efektif disebabkan karena kurangnya syarat komunikasi agar menjadi efektif seperti beberapa pertanyaan terkait Channel (saluran media yang digunakan), Capability of audience (pertanyaan terkait sejauh mana kempuan ibu hamil setelah informasi telah diberikan) serta beberapa pertanyaan lain yang menyangkut syarat komuniikasi efektif lainnya seperti salah satu pertanyaan terkait Credibility (perkenalan petugas kesehatan kepada ibu hamil), dan terkait Content (isi materi) yang masih kurang. Pengetahuan dilihat dari sampai dimana ibu hamil mampu mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi/menilai dan mencipta. Dari hasil observasi beberapa jawaban pertanyaan  ibu hamil tentang kamampuan terkait ranah kognitif sebagai pengetahuan cukup masih didapati kurang karena kemampuan dalam mengingat informasi terkait masalah makanan penghambat penyerapan zat besi, faktor penyebab anemia serta jenis sumber makanan zat besi, dan pengaruh kurang baik anemia terhadap anak masih kurang. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Ada hubungan antara komunikasi petugas kesehatan dengan Pengetahuan ibu hamil dalam mencegah anemia.  


2017 ◽  
Vol 13 (2) ◽  
pp. 183
Author(s):  
Fauzie Rahman ◽  
Adenan Adenan ◽  
Fahrini Yulidasari ◽  
Nur Laily ◽  
Dian Rosadi ◽  
...  

Penyakit tuberkulosis paru adalah penyakit menular kronis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa 1/3 penduduk dunia telah terinfeksi kuman tuberkulosis. Pada tahun 2012 kasus penderita tuberkulosis baru di Kalimantan Selatan dilaporkan 96 per 100.000penduduk. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap dengan upaya pencegahan penyakit tuberkulosis di wilayah kerja Puskesmas Bawahan Selan tahun 2015. Metode penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan cross sectional study. Populasi penelitian sebanyak 24.410 orang, teknikpengambilan sampel menggunakan metode cluster random sampling, kemudian jumlah sampel ditentukan menggunakan rumus slovin dan didapat sampel sebanyak 100 orang. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menggunakan uji chi square menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan (p=0,000) dan sikap (p=0,000), dapat disimpulkan bahwa ada hubungan pengetahuan dan sikap dengan upaya pencegahan tuberkulosis.


2020 ◽  
pp. 207-219
Author(s):  
Sitti Hutami Megantari ◽  
Hasriwiani Habo Abbas ◽  
Muhammad Ikhtiar

Stunting merupakan gangguan pertumbuhan linier yang disebabkan oleh adanya malnutrisi asupan zat gizi maupun penyakit infeksi yang bersifat kronis. Kejadian tersebut terjadi secara berulang ditunjukkan dengan nilai Z-Score tinggi badan dibanding usia (TB/U) kurang dari standar yang telah ditentukan World Health Organization (WHO). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik determinan kejadian stunting pada anak balita usia 24-59 bulan di kawasan kumuh Kecamatan Bontoala Kota Makassar Tahun 2020. Jenis penelitian ini  adalah observasional analitik dngan pendekatan cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini semua balita yang berada di Kecamatan Bontoala Kota Makassar. Teknik pengambilan sampel yaitu non random sampling :purposive sampling. jumlah sampel sebanyak 112 balita . Metode analisis data menggunakan uji bivariate dengan uji korelasi chi-square. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pola pengasuhan sebagai  kejadian stunting pada balita dengan nilai x2 = 0.002 < 0.05 berarti ada hubungan yang signifikan. hubungan pola asuh makan dengan kejadian stunting pada balita dengan nilai x2 = 0.008 < 0.05 berarti ada hubungan. hubungan pola riwayat menyusui dengan kejadian stunting pada balita dengan nilai x2 = 0.000 < 0.05 berarti ada hubungan yang signifikan. hubungan usia penyapihan dengan kejadian stunting pada balita dengan nilai x2 = 0.000<0.05 berarti ada hubungan yang signifikan. dan hubungan penyakit infeksi dengan kejadian stunting pada balita dengan nilai x2 = 0.005< 0.05 berarti ada hubungan yang signifikan. hubungan riwayat imunisasi dengan kejadian stunting pada balita dengan nilai x2 = 0.000 < 0.05 berarti ada hubungan yang signifikan. hubungan emotional bonding dengan kejadian stunting pada balita dengan nilai x2 = 0.001<0.05 berarti ada hubungan yang signifikan. dan hubungan pengetahuan ibu  dengan kejadian stunting pada balita dengan nilai x2 = 0.000< 0.05 berarti ada hubungan yang signifikan.


2020 ◽  
Vol 15 ◽  
Author(s):  
Solomon Hambisa ◽  
Rediet Feleke ◽  
Ameha Zewudie ◽  
Mohammed Yimam

Background:: Rational drug use comprises aspects of prescribing, dispensing and patient use of medicines for different health problems. This study is aimed to assess drug prescribing practice based on the world health organization prescribing indicators in Mizan-Tepi University teaching hospital. Methods:: An institutional based retrospective cross sectional study was conducted to evaluate prescribing practices in Mizan-Tepi University teaching hospital. Data were collected based on World health organization drug use indicators using prescription papers. 600 prescriptions dispensed through the general outpatient pharmacy of the hospital were collected by systematic random sampling method from prescriptions written for a 1-year time in Mizan-Tepi University teaching hospital. Results:: The present study found that the average number of drugs per prescription was 2.04 ± 0.87 in Mizan-Tepi University teaching hospital with a range between 1 and 5. Prescribing by generic name was 97.6 % and 47.8% of prescriptions contained antibiotics in the hospital. 27.7% of prescriptions contained at least one injectable medication in Mizan-Tepi University teaching hospital. From prescribed drugs, 96.7% of them were prescribed from Ethiopian essential drug list. Conclusion:: Present study indicated that the average number of drugs prescribed per encounter, the percentage of generic prescribing and prescribing from the EDL were close to optimal value. However, the percentage of encounters with antibiotics and injections prescribed were found be very high. Thus, the study highlights some improvements in prescribing habits, particularly by focusing on the inappropriate consumption of antibiotics and injections.


2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 52-58
Author(s):  
Muhammad Thabran Talib ◽  
Satriani Albar

Pemberian imunisasi dapat dilihat dari banyaknya balita yang meninggal akibat penyakit dapat dicegah dengan imunisasi. Data World Health Organization menunjukkan bahwa satiap tahun, setidaknya 1,7 juta anak meninggal karena penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin yang sudah tersedia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor pemberian imunisasi dasar lengkap antara pengetahuan dan sikap ibu tentang imunisasi. Penelitian Puskesmas Tamalate Makassar. Populasi adalah ibu yang memiliki anak usia imunisasi di Puskesmas Tamalate Makassar dengan jumlah sampel 122 orang. Data sekunder dari laporan tahunan imunisasi yang ada di Puskesmas Tamalate Makassar, data primer dengan pembagian kuisioner yang diisi responden. Analisa data dilakukan yaitu analisa Univariat dan analisa bivariat. Penelitian ini dilaksanakan pada Nopember-Desember 2019. Dengan jenis penelitian Desain dengan Cross Sectional Study. Hasil penelitian analisa univariat, pengetahuan baik 107(87,7%) responden dan pengetahuan responden yang kurang 15(12,2%) responden. Sedangkan sikap baik 115(94,2%) responden, sedangkan sikap yang kurang 7(5,7%) responden. Analisis bivariat menunjukkan Ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan dengan pemberian imunisasi dasar lengkap pada bayi yaitu p: 0,002 dan ada hubungan yang bermakna antara sikap dengan pemberian imunisasi dasar lengkap pada bayi yaitu p: 0,038. Saran yaitu upaya peningkatan pembinaan dan pendidikan tentang pentingnya pemberian imunisasi secara lengkap pada bayi.


2022 ◽  
Vol 22 (1) ◽  
Author(s):  
Mekdes Akalewold ◽  
Getachew W. Yohannes ◽  
Ziyad Ahmed Abdo ◽  
Yonas Hailu ◽  
Aynye Negesse

Abstract Introduction The World Health Organization estimated that approximately 48 million couples and 186 million people are infertile worldwide. Although the problem of infertility is increasing worldwide, as well as in Ethiopia, there are limited studies done. Therefore, this study aims to determine the magnitude of infertility and the major risk factors in three governmental hospitals in Addis Ababa, Ethiopia. Method An institutional-based cross-sectional study design was used to conduct the study. The participants were selected by using a systematic random sampling technique. Data were collected through an interview using a structured questionnaire. The data were entered into Epi Data version 3.1 and exported to SPSS version 25 for analysis. Logistic regression was used to identify the predictor variables. Statistical significance was considered at a P < 0.05 with an adjusted odds ratio calculated at 95% CI. Result The overall prevalence of infertility was 27.6% (95%CI = 23.2, 32.0). Of these, 14.4% had primary infertility, and 13.2% had secondary infertility. Those whose duration of marriage was less than 60 months [AOR = 3.85; 95%CI 1.39, 10.64], had a history of fallopian tube obstructions [AOR = 8.27; 95%CI 2.36, 28.91], had irregular frequency of coitus [AOR = 37.4; 95%CI 11.29, 124.114], had more than one sex partner [AOR = 3.51; 95%CI 1.64, 7.54], had an abortion greater than 3 times [AOR = 6.89; 95%CI 1.28, 37.09], and had partners who currently consumed alcohol [AOR = 1.31; 95%CI 1.11, 1.86] were more likely to be infertile than their counterparts. Conclusion According to the results of this study, the prevalence of infertility was high compared to the global estimate of the World Health Organization. The government, health care providers, and researchers should emphasize developing appropriate strategies, research, education, and awareness creation of infertility and its potential causes.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document