Studi Perbandingan Metode Standardized Precipitation Index (SPI) dan Rainfall Anomaly Index (RAI) untuk Mengestimasi Kekeringan pada DAS Welang
Pada DAS Welang terdapat 20 desa di 5 kecamatan di Kabupaten Pasuruan serta 19 desa di 9 kecamatan di Kabupaten Malang yang termasuk daerah rawan kekeringan. Maka dari itu perlu dilakukan analisis kekeringan. Studi ini bertujuan untuk mengetahui hasil perbandingan indeks kekeringan meteorologi metode Standardized Precipitation Index (SPI) dan Rainfall Anomaly Index (RAI) serta kesesuaian metode apabila diterapkan di DAS Welang dalam mengestimasi kekeringan. Selain itu analisis spasial dengan bantuan software ArcGIS 10.3 bertujuan untuk mengetahui daerah yang berpotensi terdampak kekeringan pada DAS Welang. Hasil analisis kekeringan Metode SPI menghasilkan indeks kekeringan paling minimum pada stasiun hujan Purwodadi sebesar -4,09 pada periode 3 bulanan. Sedangkan metode RAI menghasilkan nilai indeks minimum sebesar -3,93 pada periode 1 bulanan. Setelah dilakukan analisis hubungan kesesuaian dengan indeks kekeringan hidrologi menggunakan metode Standardized Streamflow Index (SSI), didapatkan hasil korelasi yang bersifat lemah. Maka dari itu dipilih opsi perbandingan kualitatif dengan membandingkan pola debit dan data curah hujan bulanan dan metode RAI yang lebih sesuai. Hasil penggambaran peta sebaran kekeringan menggunakan metode IDW pada tahun dengan jumlah kejadian kering terparah yaitu tahun 2007 dan 2015, didapatkan sebanyak 42 desa berpotensi terdampak kekeringan dengan bulan kering yaitu bulan Agustus, September, dan Oktober.