scholarly journals Analisis Finansial Perkebunan Kayuputih Skala Kecil: Studi Kasus Pilot Project Pengembangan Kayuputih untuk Kelompok Tani di Kampung Rimbajaya, Distrik Biak Timur

2020 ◽  
Vol 14 (1) ◽  
pp. 3
Author(s):  
Prastyono Prastyono ◽  
Noor Khomsah Kartikawati ◽  
Sumardi Sumardi ◽  
Anto Rimbawanto

Produksi minyak kayuputih dari Kepulauan Maluku dan Pulau Jawa saat ini masih jauh di bawah permintaan kayuputih dalam negeri. Ekstensifikasi perkebunan kayuputih skala kecil yang  dikelola oleh masyarakat dengan menggunakan benih unggul dapat menjadi solusi untuk meningkatakan produksi minyak kayuputih di Indonesia. Tulisan ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kelayakan finansial dari usaha perkebunan kayuputih skala kecil dengan menggunakan data dari pilot project pengembangan industri kayuputih skala kecil di Kampung Rimbajaya, Distrik Biak Timur seluas 5 ha. Kelayakan finansial dilihat dari kriteria investasi yang umum digunakan yaitu net present value (NPV), internal rate of return (IRR), benefit-cost ratio (BCR) dan payback period. Hasil analisis finansial menunjukkan bahwa kebun kayuputih unggul skala kecil layak untuk diusahakan dengan NPV untuk jangka waktu 25 tahun pada discount rate 9,2% adalah sebesar Rp 757.171.972,00 (Rp 151.434.394,32 per hektar), IRR sebesar 72,74%, BCR sebesar 1,77 dan payback period setelah 2 tahun 3 bulan. Secara finansial perkebunan kayuputih yang menggunakan benih unggul lebih layak diusahakan dibandingkan dengan komoditas bambu, sengon, sawit dan kopi. Financial Analysis of a Small Scale Cajuput Plantation: A Case Study of A Pilot Project for A Farmer Group in Rimbajaya Village, East Biak DistrictAbstractProduction of cajuput oil from the Moluccas and Java Island is currently far below the domestic demand for the oil. Extensification of small-scale cajuput plantations managed by community using improved seeds is expected to increase cajuput oil production inIndonesia. This study investigates the financial feasibility of a 5 ha-cajuput plantation using data collected from a pilot project for a farmer group in Rimbajaya Village, East Biak District. Financial feasibility was assessed by calculating four investment criteria: netpresent value (NPV), internal rate of return (IRR), benefit-cost ratio (BCR) and payback period. The analysis showed that a small-scale cajuput plantation was financially feasible with NPV (25 years) at a 9.2% discount rate was IDR 687,583,363.00 (IDR 137,516,672.63 per hectare), IRR of 66.5%, BCR of 1.70 and payback period after 2 years and 3 months. Investation in a cajuput plantation planted with improved seeds is more feasible than that in bamboo, sengon, palm oil and coffee plantations.

2021 ◽  
Vol 28 (2) ◽  
pp. 186-196
Author(s):  
Ambo Abd. Kadir Pakanyamong ◽  
Effendy Effendy ◽  
Rustam Abdul Rauf

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis kelayakan finansial agroindustri Banua Cokelat. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2020 sampai dengan Februari 2021. Penentuan responden dilakukan secara sengaja (purposive). Hasil analisis kelayakan finansial agroindustri UKM Banua Cokelat  di peroleh nilai Net Present Value (NPV) lebih besar dari nol, yaitu sebesar RP 653.767.394, Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) lebih besar dari satu yaitu sebesar 1.26,  Internal Rate of Return lebih besar dari discount rate  yaitu sebesar 19,7% dan Payback Period membutuhkan waktu selama 2 tahun 8 bulan untuk mengembalikan modal yang telah dikeluarkan dalam kegiatan investasi. Berdasarkan hasil analisis kelayakan finansial menunjukkan bahwa usaha ini layak untuk dilanjutkan atau dikembangkan.


2017 ◽  
Vol 13 (3) ◽  
pp. 240
Author(s):  
Novdin M Sianturi

Abstrak: Pengelolaan sampah di Kota Pematangsiantar masih bertumpu pada pendekatan akhir (kumpul-angkut-buang), dengan tingkat pelayanan yang rendah, sehingga untuk meningkatkan pelayanan sampah, perlu dilakukan pemilahan di tempat penampungan sementara (TPS). Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji sistem pengelolaan sampah dengan melakukan pemilihan di TPS dapat meningkatkan pelayanan aset persampahan sampai tahun  2015 secara teknis operasional dan dari aspek keuangan. Analisa teknis operasional aset pengelolaan sampah mulai dari pewadahan, pengumpulan dan pengangkutan sedangkan analisa keuangan dan analisa kelayakan menggunakan Net Present Value, Internal Rate of Return, Benefit/Cost Ratio, dan Payback Period. Dari hasil analisa tersebut diperoleh suatu sistem pengelolaan sampah dengan pemilihan di TPS berdasarkan zona pelayanan dengan skala prioritas secara bertahap daritahun 2013-2017, dapat meningkatkan cakupan pelayanan sampah eksisting rata-rata 6,69 %, cakupan pelayanan TPS eksisting rata-rata 8,29 %, dan cakupan pelayanan truk pengangkut sampah eksisting rata-rata 12,03 %. Investasinya layak, diperoleh Net Cashflow pada tahun 2020 sebesar Rp 1.720.242.284,-, NPV suku bunga 15 % bernilai positif, IRR > MARR 15 %,  B/C Ratio > 1, dan PP 4,7 tahun, lebih pendek dari periode investasi 10 tahun. Dari Metode penelitian ini maka pengumpulan data, observasi lapangan dan pengukuran contoh timbulan sampah dengan sampel 4 TPS perumahan yang terlayani pengangkutan.


2016 ◽  
Vol 13 (2) ◽  
Author(s):  
Dessy Putri Andini

Kondisi perekonomian yang sangat sulit saat ini menuntut sebuah unit bisnis untuk bisa menciptakan sebuah unit bisnis yang prospektif dan menguntungkan dalam jangka pendek dan jangka panjang sebagai tempat untuk melakukan investasi. Pemikiran yang kedua adalah dengan modal yang pas – pasan, produk yang diproduksi harus dapat diterima oleh pasar sehingga memunculkan permintaan pasar dan dapat memberikan keuntungan bagi bisnis kita. Oleh karena itu, kita perlu untuk melakukan studi kelayakan sebuah unit bisnis agar mampu bersaing di dunia bisnis.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan usaha waralaba “PANGESTU” dengan menggunakan metode Payback Period, metode Benefit Cost Ratio (BCR), metode Net Present Value (NPV) yaitu metode yang menghitung selisih nilai dengan penerimaan kas bersih dimasa yang akan datang dan metode Internal Rate of Return (IRR) yaitu untuk mencari tingkat bunga. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan metode PP diperoleh hasil, yaitu 2 tahun 2 bulan, lebih cepat dari umur ekonomis usaha selama 5 tahun. BCR memiliki nilai lebih dari 1 yang menunjukkan bahwa usaha ini layak untuk diusahakan. NPV bernilai positif, yaitu Rp. 1.099.768.059. IRR bernilai 85,95% lebih besar dari tingkat bunga yang telah ditetapkan yaitu 15%. Sehingga jika usaha ini diwaralabakan pasti banyak yang akan membeli usaha ini.


2021 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 61-66
Author(s):  
Sitti Safiatus Riskijah ◽  
Susapto ◽  
Suselo Utoyo

Proyek Pembangunan Perumahan X yang dibangun diatas lahan seluas 267.303,9 m2 memerlukan perencanaan site plan yang baik dan memenuhi peraturan yang berlaku untuk meningkatkan keuntungan perusahaan. Investasi terhadap perumahan memerlukan biaya yang banyak dan waktu yang lama, oleh karena itu diperlukan analisis kelayakan finansial guna mengetahui apakah investasi pembangunan Perumahan X ini layak atau tidak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kondisi site plan eksisting, merencanakan 2 alternatif site plan, mengetahui kelayakan finansial dari 3 site plan yang ditinjau, dan memilih site plan yang terbaik secara finansial.Data yang diperlukan adalah site plan kondisi existing. basic design rumah, Analisa Harga Satuan Pekerjaan, Harga Satuan Dasar Kota Batu tahun 2017, biaya lahan, dan biaya perijinan. Analisis site plan eksisting berdasarkan PERMENPERA No. 11 tahun 2008, PERDA Kota Batu No. 7 tahun 2011, dan PERWALI Kota Batu No. 43 tahun 2017. Analisis kelayakan finansial menggunakan parameter Payback Period (PP), Net Present Value (NPV), Benefit Cost Ratio (BCR), dan Internal Rate of Return (IRR).Hasil penelitian menunjukkan bahwa site plan A, B, dan C sudah cukup memenuhi persyaratan yang berlaku. Kelayakan finansial dengan konsep site plan A, B, dan C sudah memenuhi kriteria kelayakan dengan parameter PP < periode investasi dengan nilai masing-masing sebesar 5,37 tahun, 5,22 tahun, dan 5,42 tahun, NPV > 0 dengan nilai masing-masing sebesar Rp 58.614.912.810, Rp 77.882.006.896, dan Rp 52.343.746.589, dan BCR > 1 dengan nilai masing-masing sebesar 1,058, 1,075, dan 1,052, sedangankan dengan parameter IRR hanya site plan B yang layak yaitu dengan nilai masing-masing sebesar 27,004%, 32,801% > MARR (30%), dan 24,322%. Ratio). Dengan demikian Site Plan B merupkan site plan yang terbaik secara finansial.


2016 ◽  
pp. 107-118
Author(s):  
Iif Rahmat Fauzi ◽  
Ernita Bukit ◽  
Mochlisin Andriyanto ◽  
Istianto Istianto

Kalimantan Selatan merupakan salah satu sentra perkebunan karet di Indonesia, tidak terkecuali tanaman karet. Salah satu diantara tiga belas  kabupaten di Provinsi Kalimantan Selatan yang memiliki potensi bagi pengembangan perkebunan karet adalah Kabupaten Tanah Bumbu. Dengan teknik budidaya yang masih tradisional, saat ini produktivitas lahan perkebunan karet di Kabupaten Tanah Bumbu umumnya masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk menilai kelayakan pengembangan perkebunan karet di Kabupaten Tanah Bumbu. Penelitian dilakukan pada tahun 2014 dengan metode survei dan dianalisis secara diskriptif kualitatif dan kuantitatif melalui pendekatan analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) dan kelayakan finansial proyek menurut empat kriteria investasi yaitu Nett Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Benefit Cost Ratio (B/C Ratio), dan Payback Period (PBP). Hasil analisis menunjukkan bahwa pengembangan perkebunan karet di kedua kecamatan sampel seluas ±5.620 Ha di Kecamatan Kusan Hulu sebagai Satuan Lahan I dan ±11.261 Ha di Kecamatan Satui sebagai Satuan Lahan II mendapatkan respon positif dari 90% responden. Secara finansial besaran nilai dari empat kriteria investasi masing-masing adalah NPV sebesar IDR 243 Milyar dan IDR 187Milyar, B/C ratio sebesar 2,08 dan 1,99, selanjutnya IRR sebesar 27,20% dan 17,53%, dan PBP selama 8 tahun 3 bulan dan 13 tahun 9 bulan. Berdasarkan keempat kriteria tersebut maka program pengembangan perkebunan karet di Kabupaten Tanah Bumbu dinilai layak.    Diterima : 4 Agustus 2015 / Direvisi : 15 Juli 2016 / Disetujui : 26 Juli 2016 How to Cite : Fauzi, I., Bukit, E., Andriyanto, M., & Istianto, I. (2016). Kelayakan pengembangan perkebunan karet di Kabupaten Tanah Bumbu Kalimantan Selatan. Jurnal Penelitian Karet, 34(1), 107-118. Retrieved from http://ejournal.puslitkaret.co.id/index.php/jpk/article/view/229


2014 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 264-274
Author(s):  
Miranda Romaully Br. Sitanggang ◽  
Norhalimah Norhalimah

       This study aims to determine the feasibility of rambutan plantation investment in Jungkal Village, Lampihong Subdistrict, Balangan Regency, seen from non-financial aspects, namely market aspects, technical aspects, management aspects, and financial aspects. The study was conducted in Jungkal Village, Lampihong District. The research method used was the census method where as many as 20 rambutan garden business owners were made respondents. Data collection was conducted from May - August 2014. Analysis of financial aspects used investment criteria consisting of Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B / C), and payback period. The results of research obtained from non-financial aspects show that the investment in rambutan plantation is feasible, it is shown that the market potential is quite high, the location of the plantation business that supports the success of the business, and the work plan in its management can be done by taking into account existing conditions. From the financial aspects of the rambutan plantation business investment in Jungkal Village, it is feasible to show the Net Present Vlue (NPV) of Rp134,646,379, - the value of the Internal Rate of Return (IRR) is greater than the discount rate of 30.01%. Net B / C is 4.50, and the payback period is 8 years 11 months 26 days, this shows that financially the investment in rambutan plantation is feasible.


Author(s):  
Asriani Asriani

This study aims to analyze the financial feasibility of cashew agro-industry in Kendari City, Southeast Sulawesi Province. To select key informants carried out deliberately (purposive), namely the criteria of people or other parties who know about the cashew industry, experienced, know in detail about this business, and know the surrounding conditions. The informants chosen in this study are the owners of the cashew industry and related government agencies. Data analysis techniques used are (1) Benefit-Cost Ratio (BCR) analysis; (2) Net Present Value (NPV) analysis; and (3) Internal Rate of Return (IRR) analysis. The results obtained by the BCR value of 1.315, the NPV value obtained by 373.253.360, and the IRR value of 30%. Based on the value of the three criteria used, it shows that cashew agroindustry in Kendari City is financially feasible to be developed


2021 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 313
Author(s):  
Geraldy Marcell ◽  
Hendrik Sulistio

The Ibis Raden Saleh Hotel's construction project by PT Andal requires the use of heavy equipment as a supporting factor for development. Heavy equipment reviewed in this study are excavators, dump trucks, and tower cranes. The research carried out wants to consider investment or heavy equipment rental whether it is feasible or not feasible as a decision making. This study's data collection method is the interview method as primary data and documentation as secondary data. Methods of data analysis using financial analysis, namely NPV (Net Present Value), IRR (Internal Rate of Return), BCR (Benefit Cost Ratio), and PBP (Payback Period). From the calculation results, the NPV value of investment is - IDR 12,216,701,317.38 and the NPV value for rent is IDR 16,083,224,759.60. The IRR value for investment is 0% and the IRR value for rent is 22.28%. The BCR value for investment is 0.62 and the BCR value for lease is 4.81. The PBP value for investment cannot yet be assessed and the PBP value for the lease is 5.0596 months. From this research, it can be concluded that a feasible activity is heavy equipment rental. ABSTRAKProyek konstruksi Hotel Ibis Raden Saleh oleh PT Andal membutuhkan pemakaian alat berat sebagai salah satu faktor penunjang pembangunan. Alat berat yang ditinjau pada penelitian ini adalah excavator, dump truck, dan tower crane. Penelitian dilakukan untuk mempertimbangkan pemilihan antara investasi atau sewa alat berat menguntungkan atau tidak menguntungkan untuk dilakukan sebagai pengambilan keputusan. Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode wawancara sebagai data primer dan dokumentasi sebagai data sekunder. Metode analisis data menggunakan studi analisis finansial yaitu NPV (Net Present Value), IRR (Internal Rate of Return), BCR (Benefit Cost Ratio), dan PBP (Payback Period). Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan nilai NPV untuk investasi sebesar – Rp 12,216,701,317.38 (NPV < 0) dan nilai NPV untuk sewa sebesar Rp 16,083,224,759.60 (NPV > 0). Besaran nilai IRR untuk investasi sebesar 0% (IRR < MARR) dan nilai IRR untuk sewa sebesar 22.28%. (IRR > MARR). Besaran nilai BCR untuk investasi sebesar 0.62 (BCR< 1) dan besaran nilai BCR untuk sewa sebesar 4.81 (BCR > 1). Besaran nilai PBP untuk investasi belum dapat dinilai (PBP > umur proyek) dan besaran nilai PBP untuk sewa adalah 5.0596 bulan (PBP < umur proyek). Berdasarkan penelitian, dapat disimpulkan kegiatan yang menguntungkan dilakukan adalah sewa alat berat.


2019 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 64-72
Author(s):  
Wan Alga Affanta ◽  
Riena F Telussa

Teknik penangkapan ikan menggunakan bagan apung dilandaskan pada pemanfaatan tingkah laku (behavior) ikan target terutama sifat fototaksis ikan. Hasil tangkap ini merupakan variabel yang fluktuatif, baik terhadap waktu maupun terhadap tempat. Faktor-faktor yang mempengaruhi fishing ground diantaranya parameter oseanografi, dan sifat ikan itu sendiri. Faktor-faktor tersebut menyebabkan sebaran ikan dan zona potensi tangkap ikan akan berbeda-beda. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Dilakukan dengan cara observasi, wawancara secara langsung kepada nelayan dan juga pencatatan secara sistematis dengan menggunakan kuesioner terlampir terhadap objek yang akan diteliti. Sampel diambil menggunakan metode purposive sampling metode ini adalah pengambilan sampel secara sengaja sesuai dengan persyaratan sampel yang diperlukan. Metode analisis data yang digunakan yaitu perhitungan Kelayakan Finansial seperti Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), Payback Period (PP. Hasil penelitian menunjukan bahwa aspek-aspek yang diketahui dari perhitungan kelayakan usaha perikanan bagan apung di Palabuhanratu adalah aspek ekonomis meliputi : Investasi Rp.48.000.000, biaya Tetap pertahun bernilai Rp.17.572.000, biaya Variabel pertahun Rp.51.840.000, penerimaan pertahun Rp.300,753,000. Hasil analisis usaha kritria investasi dengan cara menghitung nilai NVP, Net B/C, IRR, dan PP diperoleh nilai NVP Sebesar Rp. 54.264.000 pada tingkat suku bunga 12%. Nilai tersebut menunjukan bahwa usaha perikanan bagan apung di Palabuhanratu dapat memberikan manfaat bersih selama umur proyek 5 tahun kedepan dan usaha perikanan bagan apung ini dikatakan layak. Nilai Net B/C bernilai 1,05 hal ini menunjukan kontribusi manfaat bersih terhadap biaya selama umur proyek 5 tahun dengan tingkat suku bunga 12%. Berdasarkan perhitungan nilai IRR sebesar 51,76% dan Payback Period (PP) bernilai 1,7.


2016 ◽  
Vol 34 (1) ◽  
pp. 107
Author(s):  
Iif Rahmat Fauzi ◽  
Ernita Bukit ◽  
Mochlisin Andriyanto ◽  
Istianto Istianto

Kalimantan Selatan merupakan salah satu sentra perkebunan karet di Indonesia, tidak terkecuali tanaman karet. Salah satu diantara tiga belas  kabupaten di Provinsi Kalimantan Selatan yang memiliki potensi bagi pengembangan perkebunan karet adalah Kabupaten Tanah Bumbu. Dengan teknik budidaya yang masih tradisional, saat ini produktivitas lahan perkebunan karet di Kabupaten Tanah Bumbu umumnya masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk menilai kelayakan pengembangan perkebunan karet di Kabupaten Tanah Bumbu. Penelitian dilakukan pada tahun 2014 dengan metode survei dan dianalisis secara diskriptif kualitatif dan kuantitatif melalui pendekatan analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) dan kelayakan finansial proyek menurut empat kriteria investasi yaitu Nett Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Benefit Cost Ratio (B/C Ratio), dan Payback Period (PBP). Hasil analisis menunjukkan bahwa pengembangan perkebunan karet di kedua kecamatan sampel seluas ±5.620 Ha di Kecamatan Kusan Hulu sebagai Satuan Lahan I dan ±11.261 Ha di Kecamatan Satui sebagai Satuan Lahan II mendapatkan respon positif dari 90% responden. Secara finansial besaran nilai dari empat kriteria investasi masing-masing adalah NPV sebesar IDR 243 Milyar dan IDR 187Milyar, B/C ratio sebesar 2,08 dan 1,99, selanjutnya IRR sebesar 27,20% dan 17,53%, dan PBP selama 8 tahun 3 bulan dan 13 tahun 9 bulan. Berdasarkan keempat kriteria tersebut maka program pengembangan perkebunan karet di Kabupaten Tanah Bumbu dinilai layak.    Diterima : 4 Agustus 2015 / Direvisi : 15 Juli 2016 / Disetujui : 26 Juli 2016 How to Cite : Fauzi, I., Bukit, E., Andriyanto, M., & Istianto, I. (2016). Kelayakan pengembangan perkebunan karet di Kabupaten Tanah Bumbu Kalimantan Selatan. Jurnal Penelitian Karet, 34(1), 107-118. Retrieved from http://ejournal.puslitkaret.co.id/index.php/jpk/article/view/229


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document