JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

422
(FIVE YEARS 357)

H-INDEX

1
(FIVE YEARS 1)

Published By Universitas Tarumanagara

2622-545x

2021 ◽  
Vol 4 (4) ◽  
Author(s):  
JMTS JMTS

2021 ◽  
Vol 4 (4) ◽  
Author(s):  
JMTS JMTS

2021 ◽  
Vol 4 (4) ◽  
pp. 837
Author(s):  
Hans Hendito ◽  
Anissa Noor Tajudin

The most common causes of road damage are the design life of the road that has been passed, waterlogging on the road due to poor drainage, or even traffic load which can cause the service life of the road to be shorter than planned. To find out the conditions on the Jakarta-Cikampek Toll Road. Calculates the value of road pavement conditions calculated using the Indeks Kondisi Perkerasan (IKP) on the Jakarta-Cikampek Toll Road. To find out what kind of treatment we should do for the damage that occurs. The Indeks Kondisi Perkerasan is a quantitative indicator of pavement conditions that has a range of values ranging from 0 – 100, with a value of 0 representing the worst pavement condition while 100 representing the best pavement condition. The IKP method has a level of handling type for each IKP value. According to the IKP guidelines, the type of handling that must be carried out with an average IKP value of 96,32 is routine maintenance. For further research, it’s necessary to conduct a direct survey, so that accurate results can be obtained. It is necessary to study with various methods to be able to compare the level of accuracy of a method. ABSTRAKPenyebab kerusakan jalan yang paling umum adalah umur rencana jalan yang telah dilewati, genangan air pada jalan yang diakibatkan drainase yang buruk, atau bahkan beban lalu lintas yang berlebihan yang dapat menyebabkan umur pakai jalan akan menjadi lebih pendek daripada perencanaannya. Untuk mengetahui kondisi pada jalan Tol Jakarta-Cikampek. Menghitung nilai kondisi perkerasan jalan jika dihitung dengan Indeks Kondisi Perkerasan (IKP) pada ruas Tol Jakarta-Cikampek. Untuk mengetahui penanganan seperti apa yang harus kita lakukan terhadap kerusakan yang terjadi. Kondisi Perkerasan atau IKP adalah indikator kuantitatif (numerik) kondisi perkerasan yang mempunyai rentang nilai mulai 0 – 100, dengan nilai 0 nya menyatakan kondisi perkerasan paling jelek sementara 100 menyatakan kondisi perkerasan terbaik. Metode IKP memiliki tingkat jenis penanganan tiap nilai IKP. Menurut pedoman IKP, jenis penanganan yang harus dilakukan dengan nilai IKP rata-rata 96,32 adalah pemeliharaan rutin. Untuk penelitian selanjutnya, perlu untuk survei secara langsung, supaya hasil yang didapat lebih maksimal. Perlu diteliti dengan metode yang beragam untuk dapat membandingkan tingkat keakuratan sebuah metode.


2021 ◽  
Vol 4 (4) ◽  
pp. 855
Author(s):  
Yulia Rosaria Kunarti ◽  
Najid Najid

Technological developments and economic growth in the DKI Jakarta area have resulted in increased development in various fields, that the need for transportation facilities is increasing in the center of Jakarta, especially on Jalan Jendral Sudirman, traffic congestion is caused by an imbalance between increased use of vehicles and the growth of available road infrastructure, and the capacity of the existing road is smaller than the capacity of the planned road, all of which result in side obstacles. The purpose of this study was to analyze and evaluate side barriers in determining traffic capacity in various conditions and certain times, based on the 1997 MKJI guidelines. Calculating road capacity using secondary data from research that has been validated by previous researchers. in 2020 by Sarah Haryati, that data is obtained on Jalan Jendral Sudirman, Jakarta. In addition, we also use questionnaire data in the form of a google form to get the perception of these side barriers. The results obtained that the Jalan Jendral Sudirman Jakarta section is in the Very Low class in the morning, afternoon, and evening. For the next research, it is expected to specifically make a questionnaire to focus more on getting more valid data. ABSTRAKPerkembangan teknologi serta pertumbuhan ekonomi di wilayah DKI Jakarta mengakibatkan peningkatan pembangunan di berbagai bidang, sehingga kebutuhan sarana transportasi semakin meningkat pada pusat kota Jakarta terutama pada jalan Jendral Sudirman, kemacetan lalu lintas disebabkan oleh ketidak seimbangan antara peningkatan penggunaan kendaraan dan pertumbuhan prasarana jalan yang tersedia, serta kapasitas ruas jalan yang ada lebih kecil dari kapasitas jalan yang direncanakan, semua itu mengakibatkan adanya hambatan samping. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk menganalisis dan juga mengevaluasi faktor hambatan samping pada penetuan kapasitas lalu lintas di berbagai macam kondisi dan waktu tertentu, dengan berdasarkan dari pedoman MKJI tahun 1997. Dengan menghitung kapasitas jalan menggunakan data sekunder dari penelitian yang sudah di validasi yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya pada tahun 2020 oleh Sarah Haryati, didapatkan data-data pada jalan Jendral Sudirman, Jakarta. Selain itu kita juga menggunakan data kuesioner dalam bentuk google form untuk mendapatkan persepsi hambatan samping tersebut. Hasil yang didapatkan bahwa ruas Jalan Jendral Sudirman Jakarta terdapat dalam kelas Sangat Rendah pada waktu pagi hari, siang hari, dan sore hari. Untuk penelitian berikutnya, diharapkan secara khusus membuat kuesioner agar lebih fokus mendapatkan data yang lebih valid.


2021 ◽  
Vol 4 (4) ◽  
pp. 823
Author(s):  
Dede Oktaferdian ◽  
Sunarjo Leman

The design of the jetty cannot be separated from the use of piles as a foundation that supports the upper structure. The pile configuration affects the strength and stability of the structure. It may consist of only vertical piles or a combination of vertical and batter piles. This study analyzes and compares 10 types of pile configurations intending to determine the best pile configuration among the types analyzed. Type 1 is a pile configuration that is in accordance with the field planning of “SJ” jetty which consists of only vertical piles and type 2 to type 10 is a pile configuration that consists of a combination of vertical and batter piles with a slope ranging from 1H:12V to 1H:4V. The best configuration is determined based on the strength (capacity ratio), stiffness (deflection that occurs), and the axial bearing capacity of the pile. The process of modeling and analyzing the pile configurations are done using Midas Gen. The results showed that pile configuration type 8 with a combination of vertical and batter piles with a slope of 1H:6V is the best configuration with the smallest deflection and the axial forces of the vertical and batter piles are almost equal.ABSTRAKDesain dermaga tidak dapat dipisahkan dari penggunaan tiang sebagai fondasi yang menyangga struktur bagian atas. Konfigurasi tiang berpengaruh pada kekuatan dan stabilitas dari struktur dermaga. Konfigurasi tiang dapat terdiri dari tegak seluruhnya maupun kombinasi antara tiang tegak dan miring. Penelitian ini menganalisis dan membandingkan 10 tipe konfigurasi tiang dengan tujuan mendapatkan konfigurasi tiang terbaik di antara tipe-tipe yang dianalisis. Tipe 1 adalah konfigurasi tiang yang sesuai dengan perencanaan dermaga “SJ” berupa tiang tegak seluruhnya dan tipe 2 hingga tipe 10 adalah konfigurasi kombinasi tiang tegak dan miring dengan kemiringan 1H:12V hingga 1H:4V. Konfigurasi tiang terbaik ditentukan berdasarkan kekuatan (capacity ratio), kekakuan (defleksi yang terjadi), dan daya dukung aksial tiang. Model dan proses analisis dari seluruh konfigurasi tiang menggunakan program Midas Gen. Hasil analisis menunjukkan bahwa konfigurasi tiang tipe 8 dengan kombinasi tiang tegak dan miring dengan kemiringan 1H:6V adalah konfigurasi terbaik dengan defleksi terkecil serta gaya aksial tiang tegak dan miring yang hampir sama.


2021 ◽  
Vol 4 (4) ◽  
Author(s):  
JMTS JMTS

2021 ◽  
Vol 4 (4) ◽  
Author(s):  
JMTS JMTS

2021 ◽  
Vol 4 (4) ◽  
pp. 875
Author(s):  
Alida Danar Saputra ◽  
Anissa Noor Tajudin

Steel waste is waste generated from a large or small amount of steel production process. The results of steel waste disposal can pollute the environment if not done a good treatment and countermeasure so that it has value benefits. This study uses steel lathe waste additives to determine the self-healing ability of asphalt in the AC-WC mixture. Steel lathe waste used with varying degrees of steel lathe 0%, 0,25%, 0,5%, 0,75%, 1% and asphalt content used by 5,5%. After obtaining the data used in the study, samples were made for asphalt mixtures with varying degrees. Then the finished sample is divided into 4 parts to be tested for temperature rise on each steel lathe mixture using a thermal camera. And tested using a threepoint bending test to determine the ability of asphalt selfhealing in the AC-WC mixture that occurs for 5 cycles with a heating duration of 20 seconds, 40 seconds, 60 seconds. From the results of the research on the content of a mixture of 0% steel lathe proved the sample can do self-healing but the results obtained are not as good as when using variations in the added ingredients of steel fiber mixture 0,25%, 0,5%, 0,75% and 1%. ABSTRAKLimbah baja adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baja baik dalam jumlah yang besar atau sedikit. Hasil buangan limbah baja dapat mecemari lingkungan apabila tidak dilakukan pengolahan dan penanggulangan yang baik sehingga memiliki nilai manfaat. Penelitian ini menggunakan bahan tambahan limbah bubutan baja untuk dapat mengetahui kemampuan self healing aspal pada campuran AC-WC. Limbah bubutan baja yang digunakan dengan kadar variasi bubutan baja 0%, 0,25%, 0,5%, 0,75%, 1% dan kadar aspal yang dipakai sebesar 5,5%. Setelah didapatkan data yang dipakai dalam penelitian dilakukan pembuatan sampel terhadap campuran aspal dengan variasi kadar. Kemudian sampel yang telah jadi di belah menjadi 4 bagian untuk diuji kenaikan temperatur pada setiap campuran bubutan baja dengan menggunakan kamera thermal. Serta diuji dengan menggunakan alat threepoint bending test untuk mengetahui kemampuan selfhealing aspal pada campuran AC-WC yang terjadi selama 5 siklus dengan durasi pemanasan 20 detik, 40 detik, 60 detik. Dari hasil penelitian pada kadar campuran bubutan baja 0% terbukti sampel dapat melakukan self healing tetapi hasil yang didapatkan tidak sebaik ketika menggunakan variasi bahan tambah campuran serat baja 0,25%, 0,5%, 0,75% dan 1%.


2021 ◽  
Vol 4 (4) ◽  
pp. 811
Author(s):  
Hendi Wijaya ◽  
Basuki Anondho

ABSTRACTOverhead costs are one of the cost components that play an important role in the company's performance in maintaining good quality work. However, the overhead costs in a project are different and are influenced by several factors. One of the factors that influence it is the external factor of the project. The external factors of each project are different. This is because each project must adapt the workplace environment to certain functions, designs, and preferences. On that basis, to be able to better estimate the overhead in a project, further costs are needed for any external factors that affect construction overhead project costs, and a few percent of the direct costs of construction projects to anticipate the risks caused by overhead costs. . Data was collected through a structured questionnaire distributed to some people working in the construction sector from contractors in several regions in Indonesia. The analysis results obtained as many as 3 groups of external factors that affect construction project overhead costs, namely economic factors, legal factors, and sociocultural factors related to the COVID-19 pandemicABSTRAKBiaya overhead merupakan salah satu komponen biaya yang berperan dan berpengaruh penting terhadap kinerja perusahaan konstruksi dalam menjaga kualitas pekerjaan yang baik. Akan tetapi biaya overhead dalam suatu proyek berbeda-beda, dan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satu faktor yang mempengaruhinya ialah faktor eksternal proyek. Faktor eksternal dari setiap proyek berbeda-beda. Hal ini dikarenakan setiap proyek harus menyesuaikan lingkungan tempat kerja dengan fungsi, desain, serta prefensi tertentu. Atas dasar itu, untuk dapat lebih baik dalam mengestimasi biaya overhead dalam sebuah proyek maka diperlukan identifikasi lebih jauh terhadap faktor-faktor eksternal apa saja yang dominan berpengaruh terhadap biaya overhead proyek konstruksi, dan menyisihkan beberapa persen dari biaya langsung proyek konstruksi untuk mengantisipasi resiko yang disebabkan oleh biaya overhead.  Data dikumpulkan melalui kuesioner terstruktur  yang disebarkan kepada sejumlah orang yang bekerja di bidang konstruksi dari pihak kontraktor di beberapa wilayah di Indonesia. Dari hasil analisis diperoleh sebanyak 3 kelompok faktor eksternal yang dominan mempengaruhi biaya overhead proyek konstruksi, yaitu  faktor ekonomi, faktor legal, dan faktor sosial-budaya yang juga berkenaan dengan adanya pandemi COVID-19. 


2021 ◽  
Vol 4 (4) ◽  
pp. 845
Author(s):  
Ricky Hermawan ◽  
Anissa Noor Tajudin

Large vehicles that repeatedly pass a road cause damage to the pavement of the Jatisari National Road, Karawang. Various pavement damage that occurs such as holes, patches, crocodile skin cracks, groove cracks, sungkur, roadside cracks, and subsidence. Pavement Condition Index (PCI) is a method commonly used to indicate the condition of road pavement, so that it can be known good handling to maintain the pavement. The Surface Distress Index (SDI) method can also be used to indicate the condition of the road surface. With the PCI method, the results of the calculation in the Pamanukan direction are classified as perfect at 78%, very good 14%, good 4% and moderate 4%. while the Cikampek direction is classified as perfect at 74%, very good 12%, good 8%, moderate 4%, and bad 2%. Using the SDI method, good results were obtained for both directions. Based on the results of the analysis, research using the PCI and SDI methods showed different results, because the PCI method observed all the damage that occurred on the pavement, while the SDI method only observed 4 elements of damage, so the results displayed were different. ABSTRAKKendaraan besar yang berulang kali melewati sebuah jalan menyebabkan kerusakan pada perkerasan Jalan Nasional Jatisari, Karawang. Berbagai Kerusakan perkerasan yang terjadi seperti, lubang, tambal, retak kulit buaya, retak alur, sungkur, retak tepi jalan, dan amblas. Pavement Condition Index (PCI) merupakan metode yang biasa digunakan untuk menunjukkan kondisi perkerasan jalan, sehingga bisa diketahui penanganan yang baik untuk memelihara perkerasan jalan tersebut. Selain itu, digunakan metode Surface Distress Index (SDI) untuk menunjukkan kondisi permukaan jalan. Dengan Metode PCI, hasil perhitungan pada arah Pamanukan digolongkan sempurna sebesar 78%, sangat baik 14%, baik 4% dan sedang 4%. sedangkan pada arah Cikampek digolongkan sempurna sebesar 74%, sangat baik 12%, baik 8%, sedang 4%, dan buruk 2%. Dengan metode SDI, diperoleh hasil Baik untuk kedua arah jalan. Berdasarkan hasil analisis, penelitian menggunakan metode PCI dan SDI menunjukkan hasil yang berbeda, dikarenakan dalam metode PCI mengamati semua kerusakan yang terjadi pada perkerasan jalan, sedangkan untuk metode SDI hanya mengamati 4 unsur kerusakan, sehingga hasil yang ditampilkan berbeda.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document