scholarly journals Analysis of Student Quotient Adversity in Problem Solving HOTS (High Order Thinking Skill) Mathematics Problems

2020 ◽  
Vol 6 (12) ◽  
pp. 3001-3006
Author(s):  
Samsul Hadi ◽  
◽  
Alpi Zaidah ◽  

Problem-solving of High Order Thinking Skill (HOTS) problems Mathematics is a part of the mathematics learning process that requires high-level adversity quotient (AQ) for students. This study aims to analyze the AQ level of students in solving mathematics HOTS problems. This research uses a case study-based qualitative approach. Research participants consisted of 47 students of class XI at an MA in East Lombok, NTB, in the even semester of the 2020-2021 academic year. The research sample was determined by purposive sampling. The instrument used was a diagnostic test consisting of descriptive questions and multiple-choice, AQ questionnaire, and interview guidelines. The results showed that: 1) the AQ level of the students was in the medium category in solving HOTS mathematics questions, 2) there was no relationship between the level of mathematics problem-solving ability and the AQ level of students in solving the HOTS mathematics problems, 3) the students quickly gave up in solving HOTS mathematics questions, and 4) Students have difficulty in the aspects of language, concepts, and strategies in solving HOTS Mathematics problems.

Author(s):  
Dzu Mirratin Firda Hidayat ◽  
Abdurahman Adisaputera ◽  
Isda Pramuniati

The purpose of this research is to analyze the development of HOTS (High Order Thinking Skill) based news text assessment instruments for for 7th Grade Students in SMP Muhammadiyah 7 Medan. The study was conducted at SMP Muhammadiyah 7 Medan. This research was conducted in the even semester of the 2018/2019 school year. This type of research is research and development or Research and Development (R&D). This research is called R&D, by adopting eight steps of R&D research according to Sugiyono (2014: 137). The results of this study indicate that students' high-level thinking skills obtained an average score of 51.42. This value is in the medium category because the standard value is met 40 <x total score ≤ 60. The measurement results of the assessment instrument based on Higher Order Thinking Skill in the dimensions of students' persuasive text knowledge obtained superior conceptual ability results with a percentage of 76% in the sufficient category, followed by factual abilities with the percentage of 60% is in the sufficient category, students 'procedural knowledge is 58% with low category, and students' knowledge that is metacognitive there are 59% with enough category. Thus, it can be stated that the eighth grade students of SMP Muhammadiyah 7 Medan have advantages in the conceptual dimension of knowledge and the ability to think at a high level with a medium category, ie students must be accustomed to working on questions based on Higher Order Thinking Skills so that students' abilities increase.


Mangifera Edu ◽  
2019 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 63-72
Author(s):  
Gita Erlangga Kurniawan

Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis untuk memotivasi, membina, membantu dan membimbing seseorang untuk mengembangkan segala potensinya sehingga ia mencapai kualitas diri yang lebih baik. Inti dari pendidikan adalah usaha pendewasaan manusia seutuhnya (lahir dan batin), baik oleh orang lain maupun oleh dirinya sendiri, dalam arti tuntutan agar anak didik memiliki  kemerdekaan berfikir, merasa, berbicara, dan bertindak serta percaya diri dengan penuh rasa tanggung jawab dalam setiap tindakan dan prilaku kehidupannya sehari-hari(Basri, 2007:34). Dalam menghadapi dunia globalisasi siswa dituntut berpikiran Higher Order Thinking Skill (HOTS) atau kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan kemampuan yang mencakup berpikir kritis, logis, reflektif, dan metacognitive dalam segala bidang terutama dalam bidang IPA. Kemampuan yang aktif ketika seorang peserta didik menghadapi permasalahn yang tidak biasa, ketidaktentuan, pertanyaan atau dilema dalam mehami bidang fluida statis. Fulida statsis ini memeiliki peranan  penting dalam siswa memahami teknik fisika Untuk membantu siswa bisa berpikir HOTS Higher Order Thinking Skill maka penulis membuat manejemen pendidikan di bidang modul IPA yang berbasis HOTS (Higher Order Thinking Skill). Perancangan modul ini divalidasi oleh teman sejawat yang berkompeten sehingga menghasilkan modul yang membantu siswa dalam berpikir HOTS dalam bidang fluida statis sehingga siswa memiliki nilai di atas KKM (Kriteria Kelulusan Minimal)


2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 25-36
Author(s):  
Ferdi Chahyadi ◽  
Martaleli Bettiza ◽  
Nola Ritha ◽  
Muhamad Radzi Rathomi ◽  
Nurul Hayaty

Persaingan global yang dihadapi saat ini, menuntut adanya perubahan di dalam pembelajaran agar kecakapan dan keterampilan anak didik semakin berkembang. Kemampuan literasi matematika menjadi salah satu yang harus dimiliki para siswa dalam menghadapi tantangan global tersebut. Kegiatan pelatihan dan pendampingan Computational Thinking dengan menerapkan High Order Thinking Skill (HOTS) yang dilakukan diharapkan dapat menambah wawasan siswa terhadap pemahaman dalam melakukan problem solving. Serta, menumbuhkan kreativitas siswa, budaya informasi, algoritma dan berpikir komputasional dalam menyelesaikan suatu permasalahan dalam bentuk tantangan yang dikenal dengan nama Bebras Challenge. Dalam tahapan pelaksanaannya dilakukan tahapan-tahapan yakni pre-test, pelatihan & pendampingan, serta post-test. Pre-test terhadap 15 siswa menunjukkan rerata siswa dalam menjawab soal secara benar adalah sebanyak 60%. Pelatihan-dan pendampingan dilakukan melalui aplikasi daring. Pertemuan dilaksanakan sebanyak 5 kali pertemuan. Sedangkan hasil dari post-test mengalami peningkatan yakni menjadi 78%. Hal ini menunjukkan tingkat keberhasilan siswa dalam memecahkan persoalan mengalami peningkatan yang baik.


2021 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 154-174
Author(s):  
Qania Agustika Siagian ◽  
Prihatin Ningsih Sagala

The test instrument given by the teacher to students has not required students to think at a high level in mathematics, the important thing is that students must be familiar with questions that require High Order Thinking Skill (HOTS) to compete with other countries which can be seen in the TIMSS and PISA scores. The purpose of this study was to determine the students' high-order mathematical thinking skills, as well as to determine the validity, reliability, difficulty level, and differentiating power of the High Order Thinking Skill (HOTS) oriented test instrument. This developmental research uses the ADDIE type.. There were 57 students who were used as subjects in this study. The results showed that 15 questions that were considered successful and valid were developed, this is the average score of the test instrument assessment by experts of 91% and the validity of each test item is declared "valid" because tcount ≥ ttable. The reliability of the test instrument for each package of questions was rated as reliable in the high category. In the analysis of the level of difficulty, it appears that the results are in the easy and medium categories. In the analysis of discriminatory power, it appears that the results are quite good and good. The average results of students' high-order mathematical thinking skills are insufficient category.


Mangifera Edu ◽  
2018 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 62-71
Author(s):  
Gita Erlangga Kurniawan

Dalam menghadapi dunia globalisasi siswa dituntut berpikiran Higher Order Thinking Skill (HOTS) atau kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan kemampuan yang mencakup berpikir kritis, logis, reflektif, dan metacognitive dalam segala bidang terutama dalam bidang IPA. Pada penelitian ini dengan menggunakan metode penelitian pengembangan modul pembelajaran berbasis model problem solving untuk meningkatkan High Order Thinking Skill (HOTS) dalam materi fluida statis. Peneliti tertarik membuat modul sederhana dengan pokok pembahasan fluida statis agar siswa tertarik dan memahami materi fluida statis. Di dalam modul tersebut peneliti merancang modul dengan merangsang pemikiran siswa untuk aktif menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang berkaitan fluida statis di sekitar kehidupan sehari-hari. Modul ini di dalamnya terdapat lembar praktikum dan soal-soal yang berkaitan dengan fluida statis. Perancangan modul ini divalidasi oleh teman sejawat yang berkompeten sehingga menghasilkan modul yang berkualitas. Hasil penelitian ini perancangan modul yang dihasilkan adalah kategori bagus dinilai para validator dan positif bisa diterima dikalangan siswa tersebut. Hal tersebut dibuktikan dengan metode perancangan modul yang dihasilkan bisa meningkatkan nilai hasil belajar siswa dengan 28 siswa dengan nilai di atas KKM dan hanya 3 siswa di bawah nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) hal tersebut jauh lebih baik ketika hasil belajar siswa tanpa menggunakan modul yang tidak ada siswa seorang pun yang nilai nya di atas nilai KKM .


2021 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
Author(s):  
Nora Dwijayanti

<p>Keterampilan abad 21 dibedakan menjadi empat atau kita kenal dengan istilah 4C (<em>Critical Thinking and Problem Solving, Creative Thinking and Innovation, Collaboration, Communicatin</em>). Keterampilan berpikir kritis dapat diimplementasikan dengan pembelajaran berbasis HOTS (High Order Thinking Skill). Pembelajaran berbasis HOTS dapat dijadikan sebagai alternatif untuk menghadapi tuntutan abad ke 21. Pembelajaran HOTS tetap dapat diterapkan di masa pandemi ini dengan daring/tatap maya. Guru dapat memanfaatkan berbagai aplikasi digital yang dapat diguakan sebagai penunjang proses belajar mengajar. Sehingga, guru perlu meningkatkan kreativitas dan inovasi agar anak didik tetap fokus memahami materi yang disampaikan. Keadaan ini dapat dijadikan motivasi oleh guru untuk mengemas sajian materi semenarik mungkin dan inovatif, serta kreatif<em>.</em></p>


Bioedusiana ◽  
2020 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 33
Author(s):  
Almira Ulimaz ◽  
Dwi Kameluh Agustina ◽  
Dian Puspita Anggraini ◽  
Devita Sulistiana

Mahasiswa baru di kampus yang berbasis pendidikan vokasi memiliki background pendidikan yang berbeda. Kebanyakan dari mereka berasal dari sekolah menengah atas atau sederajat yang jurusannya bukan IPA. Hal ini menyebabkan mata kuliah Mikrobiologi Dasar di semester satu termasuk ke dalam mata kuliah yang sulit dipahami oleh mahasiswa dengan background di luar IPA. Selain itu, minimnya lembar kerja mahasiswa yang bisa mengasah daya pikir mereka adalah penyebab rendahnya hasil belajar pada mata kuliah ini. Hasil observasi menunjukkan banyak mahasiswa yang cukup kesulitan dalam memahami materi nutrisi mikroorganisme. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan Lembar Kerja Mahasiswa (LKM) pada materi Nutrisi Mikroorganisme berbasis High Order Thinking Skill (HOTS). Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 4-D dari Thiagarajan dengan mengadopsi tiga tahapan yaitu Define (Pendahuluan), Design (Perencanaan) dan Develop (Pengembangan). Hasil pengembangan menunjukkan bahwa 78% LKM dinilai layak. Kebahasaan LKM sebesar 72,5% dikategorikan layak dan penyajiannya sebesar 76,6% dikategorikan layak. Kegrafikan LKM sebesar 82,5% dikategorikan sangat layak. Hasil uji keterbacaan dari LKM adalah 71,78% dengan kriteria layak dan respon mahasiswa dalam menggunakan LKM, 90% menyatakan sangat baik.


2019 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 183
Author(s):  
Kartika Chrysti Suryandari ◽  
Sajidan Sajidan

KeterampilanNberpikir tingkat tinggi penelitian ini pada aspek menganalisis, mengevaluasi dan mencipta dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan penelitian ini adalah memberdayakan keterampilan berpikir tingkat tinggi bagi mahasiswa PGSD Kebumen menggunakan model pembelajaran SRBP. Jenis penelitian quasi eksperimen dengan kelas kontrol dan perlakuan, sampel penelitian adalah mahasiswa semester tiga angkatan tahun 2018 sejumlah 76 orang, yang mengikuti mata kuliah Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan 2 PGSD Kebumen, FKIP UNS. Teknik pengambilan data <em>pre test-post test</em>  observasi, wawancara dan kuesioner. Analisis data dengan statistik parametrik dengan bantuan SPSS 21. Teknik dan asumsi pengujian: <em>paired sample t-test </em>untuk beda rerata sebelum dan setelah perlakukan dan <em>independent sample t-test </em> untuk beda rerata antar kelompok dilanjutkan dengan uji <em>effect size</em>.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa keteramoilan berpikir tingkat tinggi pada aspek menganalisis lebih menonjol daripada evaluasi dan mencipta.  Implikasi penelitian model SRBP dapat diterapkan pada jenjang pendidikan dasar dengan memodifikasi sumber literasi.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document