scholarly journals Mathematical problem solving tasks in the form of high order thinking skill

2019 ◽  
Vol 1318 ◽  
pp. 012110
Author(s):  
M Meryansumayeka ◽  
E Susanti ◽  
A Miswanto ◽  
R I I Putri ◽  
Z Zulkardi
2020 ◽  
Vol 6 (12) ◽  
pp. 3001-3006
Author(s):  
Samsul Hadi ◽  
◽  
Alpi Zaidah ◽  

Problem-solving of High Order Thinking Skill (HOTS) problems Mathematics is a part of the mathematics learning process that requires high-level adversity quotient (AQ) for students. This study aims to analyze the AQ level of students in solving mathematics HOTS problems. This research uses a case study-based qualitative approach. Research participants consisted of 47 students of class XI at an MA in East Lombok, NTB, in the even semester of the 2020-2021 academic year. The research sample was determined by purposive sampling. The instrument used was a diagnostic test consisting of descriptive questions and multiple-choice, AQ questionnaire, and interview guidelines. The results showed that: 1) the AQ level of the students was in the medium category in solving HOTS mathematics questions, 2) there was no relationship between the level of mathematics problem-solving ability and the AQ level of students in solving the HOTS mathematics problems, 3) the students quickly gave up in solving HOTS mathematics questions, and 4) Students have difficulty in the aspects of language, concepts, and strategies in solving HOTS Mathematics problems.


Mangifera Edu ◽  
2019 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 63-72
Author(s):  
Gita Erlangga Kurniawan

Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis untuk memotivasi, membina, membantu dan membimbing seseorang untuk mengembangkan segala potensinya sehingga ia mencapai kualitas diri yang lebih baik. Inti dari pendidikan adalah usaha pendewasaan manusia seutuhnya (lahir dan batin), baik oleh orang lain maupun oleh dirinya sendiri, dalam arti tuntutan agar anak didik memiliki  kemerdekaan berfikir, merasa, berbicara, dan bertindak serta percaya diri dengan penuh rasa tanggung jawab dalam setiap tindakan dan prilaku kehidupannya sehari-hari(Basri, 2007:34). Dalam menghadapi dunia globalisasi siswa dituntut berpikiran Higher Order Thinking Skill (HOTS) atau kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan kemampuan yang mencakup berpikir kritis, logis, reflektif, dan metacognitive dalam segala bidang terutama dalam bidang IPA. Kemampuan yang aktif ketika seorang peserta didik menghadapi permasalahn yang tidak biasa, ketidaktentuan, pertanyaan atau dilema dalam mehami bidang fluida statis. Fulida statsis ini memeiliki peranan  penting dalam siswa memahami teknik fisika Untuk membantu siswa bisa berpikir HOTS Higher Order Thinking Skill maka penulis membuat manejemen pendidikan di bidang modul IPA yang berbasis HOTS (Higher Order Thinking Skill). Perancangan modul ini divalidasi oleh teman sejawat yang berkompeten sehingga menghasilkan modul yang membantu siswa dalam berpikir HOTS dalam bidang fluida statis sehingga siswa memiliki nilai di atas KKM (Kriteria Kelulusan Minimal)


2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 25-36
Author(s):  
Ferdi Chahyadi ◽  
Martaleli Bettiza ◽  
Nola Ritha ◽  
Muhamad Radzi Rathomi ◽  
Nurul Hayaty

Persaingan global yang dihadapi saat ini, menuntut adanya perubahan di dalam pembelajaran agar kecakapan dan keterampilan anak didik semakin berkembang. Kemampuan literasi matematika menjadi salah satu yang harus dimiliki para siswa dalam menghadapi tantangan global tersebut. Kegiatan pelatihan dan pendampingan Computational Thinking dengan menerapkan High Order Thinking Skill (HOTS) yang dilakukan diharapkan dapat menambah wawasan siswa terhadap pemahaman dalam melakukan problem solving. Serta, menumbuhkan kreativitas siswa, budaya informasi, algoritma dan berpikir komputasional dalam menyelesaikan suatu permasalahan dalam bentuk tantangan yang dikenal dengan nama Bebras Challenge. Dalam tahapan pelaksanaannya dilakukan tahapan-tahapan yakni pre-test, pelatihan & pendampingan, serta post-test. Pre-test terhadap 15 siswa menunjukkan rerata siswa dalam menjawab soal secara benar adalah sebanyak 60%. Pelatihan-dan pendampingan dilakukan melalui aplikasi daring. Pertemuan dilaksanakan sebanyak 5 kali pertemuan. Sedangkan hasil dari post-test mengalami peningkatan yakni menjadi 78%. Hal ini menunjukkan tingkat keberhasilan siswa dalam memecahkan persoalan mengalami peningkatan yang baik.


Mangifera Edu ◽  
2018 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 62-71
Author(s):  
Gita Erlangga Kurniawan

Dalam menghadapi dunia globalisasi siswa dituntut berpikiran Higher Order Thinking Skill (HOTS) atau kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan kemampuan yang mencakup berpikir kritis, logis, reflektif, dan metacognitive dalam segala bidang terutama dalam bidang IPA. Pada penelitian ini dengan menggunakan metode penelitian pengembangan modul pembelajaran berbasis model problem solving untuk meningkatkan High Order Thinking Skill (HOTS) dalam materi fluida statis. Peneliti tertarik membuat modul sederhana dengan pokok pembahasan fluida statis agar siswa tertarik dan memahami materi fluida statis. Di dalam modul tersebut peneliti merancang modul dengan merangsang pemikiran siswa untuk aktif menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang berkaitan fluida statis di sekitar kehidupan sehari-hari. Modul ini di dalamnya terdapat lembar praktikum dan soal-soal yang berkaitan dengan fluida statis. Perancangan modul ini divalidasi oleh teman sejawat yang berkompeten sehingga menghasilkan modul yang berkualitas. Hasil penelitian ini perancangan modul yang dihasilkan adalah kategori bagus dinilai para validator dan positif bisa diterima dikalangan siswa tersebut. Hal tersebut dibuktikan dengan metode perancangan modul yang dihasilkan bisa meningkatkan nilai hasil belajar siswa dengan 28 siswa dengan nilai di atas KKM dan hanya 3 siswa di bawah nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) hal tersebut jauh lebih baik ketika hasil belajar siswa tanpa menggunakan modul yang tidak ada siswa seorang pun yang nilai nya di atas nilai KKM .


2021 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
Author(s):  
Nora Dwijayanti

<p>Keterampilan abad 21 dibedakan menjadi empat atau kita kenal dengan istilah 4C (<em>Critical Thinking and Problem Solving, Creative Thinking and Innovation, Collaboration, Communicatin</em>). Keterampilan berpikir kritis dapat diimplementasikan dengan pembelajaran berbasis HOTS (High Order Thinking Skill). Pembelajaran berbasis HOTS dapat dijadikan sebagai alternatif untuk menghadapi tuntutan abad ke 21. Pembelajaran HOTS tetap dapat diterapkan di masa pandemi ini dengan daring/tatap maya. Guru dapat memanfaatkan berbagai aplikasi digital yang dapat diguakan sebagai penunjang proses belajar mengajar. Sehingga, guru perlu meningkatkan kreativitas dan inovasi agar anak didik tetap fokus memahami materi yang disampaikan. Keadaan ini dapat dijadikan motivasi oleh guru untuk mengemas sajian materi semenarik mungkin dan inovatif, serta kreatif<em>.</em></p>


Bioedusiana ◽  
2020 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 33
Author(s):  
Almira Ulimaz ◽  
Dwi Kameluh Agustina ◽  
Dian Puspita Anggraini ◽  
Devita Sulistiana

Mahasiswa baru di kampus yang berbasis pendidikan vokasi memiliki background pendidikan yang berbeda. Kebanyakan dari mereka berasal dari sekolah menengah atas atau sederajat yang jurusannya bukan IPA. Hal ini menyebabkan mata kuliah Mikrobiologi Dasar di semester satu termasuk ke dalam mata kuliah yang sulit dipahami oleh mahasiswa dengan background di luar IPA. Selain itu, minimnya lembar kerja mahasiswa yang bisa mengasah daya pikir mereka adalah penyebab rendahnya hasil belajar pada mata kuliah ini. Hasil observasi menunjukkan banyak mahasiswa yang cukup kesulitan dalam memahami materi nutrisi mikroorganisme. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan Lembar Kerja Mahasiswa (LKM) pada materi Nutrisi Mikroorganisme berbasis High Order Thinking Skill (HOTS). Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 4-D dari Thiagarajan dengan mengadopsi tiga tahapan yaitu Define (Pendahuluan), Design (Perencanaan) dan Develop (Pengembangan). Hasil pengembangan menunjukkan bahwa 78% LKM dinilai layak. Kebahasaan LKM sebesar 72,5% dikategorikan layak dan penyajiannya sebesar 76,6% dikategorikan layak. Kegrafikan LKM sebesar 82,5% dikategorikan sangat layak. Hasil uji keterbacaan dari LKM adalah 71,78% dengan kriteria layak dan respon mahasiswa dalam menggunakan LKM, 90% menyatakan sangat baik.


2019 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 183
Author(s):  
Kartika Chrysti Suryandari ◽  
Sajidan Sajidan

KeterampilanNberpikir tingkat tinggi penelitian ini pada aspek menganalisis, mengevaluasi dan mencipta dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan penelitian ini adalah memberdayakan keterampilan berpikir tingkat tinggi bagi mahasiswa PGSD Kebumen menggunakan model pembelajaran SRBP. Jenis penelitian quasi eksperimen dengan kelas kontrol dan perlakuan, sampel penelitian adalah mahasiswa semester tiga angkatan tahun 2018 sejumlah 76 orang, yang mengikuti mata kuliah Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan 2 PGSD Kebumen, FKIP UNS. Teknik pengambilan data <em>pre test-post test</em>  observasi, wawancara dan kuesioner. Analisis data dengan statistik parametrik dengan bantuan SPSS 21. Teknik dan asumsi pengujian: <em>paired sample t-test </em>untuk beda rerata sebelum dan setelah perlakukan dan <em>independent sample t-test </em> untuk beda rerata antar kelompok dilanjutkan dengan uji <em>effect size</em>.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa keteramoilan berpikir tingkat tinggi pada aspek menganalisis lebih menonjol daripada evaluasi dan mencipta.  Implikasi penelitian model SRBP dapat diterapkan pada jenjang pendidikan dasar dengan memodifikasi sumber literasi.


Author(s):  
Erna Lestari ◽  
Hendarto Cahyono ◽  
Awaluddin Awaluddin

Masalah yang melatarbelakangi penelitian ini, peserta didik mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal High Order Thinking Skill (HOTS) terkait materi lingkaran, ini terjadi karena rata-rata kemampuan berpikir kritis peserta didik tergolong rendah sampai sedang. Salah satu alternatif meningkatkan kemampuan berpikir kritis adalah menerapkan model pembelajaran Group Investigation. Penelitian ini bertujuan meningkatkan kemampuan berpikir kritis dalam memahami materi lingkaran melalui metode pembelajaran Group Investigation. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dengan dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu, tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi dan lembar tes. Bahan ajar adalah Unit Kegiatan Belajar Mandiri (UKBM) dengan materi lingkaran. Pada siklus pertama kemampuan berpikir kritis peserta didik sebesar 48,90% dengan kriteria sedang, pada sikus kedua kemampuan berpikir kritis peserta didik meningkat menjadi 74,34% dengan kriteria tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode pembelajaran Group Investigation dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik sebesar 25,44%.


Author(s):  
Neni Wahyuningtyas ◽  
Nurul Ratnawati

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kompetensi pedagogik guru pada aspek pengembangan evaluasi hasil belajar masih bersifat konvesional. Maka dari itu, pengabdian di masyarakat yang dilakukan berasaskan pada tujuan meningkatkan kemampuan guru dalam membuat soal yang dapat mendorong siswa untuk memiliki kemampuan menganalisis (C4), mengevaluasi (C5), dan mencipta (C6). Program yang dijalankan yaitu Pelatihan Penyusunan Soal High Order Thinking Skill (HOTS) bagi GuruGuru MGMP IPS Kabupaten Malang. Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian ini adalah dengan mengungkap permasalahan yang muncul dikalangan para guru, kemudian dilakukan diskusi pengusul bersama mitra untuk merumuskan akar masalah prioritas yang disepakati, serta menentukan solusi yang tepat. Namun sebelum dilakukan diskusi atau pelatihan, terlebih dahulu pengusul melakukan koordinasi dengan guru-guru MGMP IPS Kabupaten Malang, koordinasi berkaitan dengan kegiatan sosialiasi. Keseluruhan kegiatan pengabdian masyarakat ini dapat dikatakan berhasil, meskipun belum semua peserta pendampingan menguasai cara menyusun soal HOTS.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document