scholarly journals PENERAPAN GROUP ART THERAPY BAGI ANAK-ANAK MASA PERTENGAHAN YANG MEMILIKI KECENDERUNGAN AGRESI VERBAL

2018 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 97
Author(s):  
Fidia Hanan Zahara ◽  
Debora Basaria Yulianti ◽  
Santy Yanuar Pranawati

Rumah singgah X adalah sebuah rumah singgah yang berada di lokasi perkampungan nelayan Cilincing, Tanjung Priok, Jakarta Utara yang memberikan bimbingan belajar gratis bagi anak-anak dari kalangan masyarakat pra sejahtera dimana sebagian besar pekerjaan orangtuanya seperti nelayan, pemulung, pengemis, sopir, pekerja kasar/buruh dan keluarga dengan pendapatan minim. Berbagai kesulitan hidup dan lingkungan yang kurang kondusif di rumah singgah X menimbulkan dampak beraneka ragam dalam diri anak-anak tersebut, salah satunya adalah munculnya perilaku agresi verbal. Oleh sebab itu, group art therapy diterapkan untuk mengurangi agresi verbal dari 5 orang anak di rumah singgah X. Penelitian ini menggunakan mixed method one group pre-test, post-test design dengan menggunakan alat ukur agresivitas, tes CFIT, draw a person test dan wawancara semi terstruktur yang dianalisa untuk mengetahui perbandingan hasil sebelum dan sesudah pemberian intervensi. Setelah intervensi, berdasarkan hasil observasi, draw a person test dan skala agresivitas menunjukkan adanya penurunan skor agresi verbal pada kelima partisipan. Hal ini menunjukkan bahwa group art therapy cukup efektif untuk mengurangi kecenderungan agresi verbal pada kelima anak di rumah singgah X.

2018 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 173
Author(s):  
Renny Magdalena ◽  
Titi Prantini Natalia

Pada masa remaja seseorang rentan mengalami penurunan self-esteem. Remaja yang lebih rentan mengalami penurunan self-esteem adalah remaja perempuan, hal ini disebabkan remaja perempuan cenderung kurang puas dengan body imagenya. Self-esteem yang kurang baik berkaitan dengan tingkat depresi yang tinggi. Oleh karena itu, art therapy diterapkan untuk meningkatkan self-esteem dari 5 remaja perempuan di lembaga bimbingan belajar X. Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa art therapy efektif untuk meningkatkan self-esteem, karena art therapy dapat membantu seseorang untuk mengeksplorasi perasaan, sehingga dapat membantu mereka mengungkapan perasaan dan emosi yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata. Penelitian ini menggunakan mixed method one group pre-test post-test design dengan menggunakan alat ukur State Self-Esteem Scale, wawancara semi terstruktur, dan draw a person test yang dianalisa untuk mengetahui perbandingan hasil sebelum dan sesudah pemberian intervensi. Berdasarkan hasil observasi dan draw a person test menunjukkan adanya peningkatan selfesteem dari kelima partisipan, namun berdasarkan alat ukur State Self-Esteem Scale hanya empat partisipan yang menunjukkan peningkatan skor total. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa art therapy cukup efektif untuk meningkatkan self-esteem dari lima remaja perempuan di lembaga bimbingan belajar X.


2018 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 198
Author(s):  
Alvina Wong ◽  
Woro Kurnianingrum

Self-esteem merupakan salah satu aspek pada diri yang memiliki peran penting pada tiap tahap kehidupan seseorang. Pembentukkan self-esteem pada seorang anak dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, salah satunya adalah teman sebaya, di mana anak-anak menjalin interaksi dengan teman sebayanya, sehingga pengalaman-pengalaman yang didapatkan selama interaksi tersebut menjadi salah satu faktor yang cukup berpengaruh pada anak usia sekolah ini dalam hal pembentukkan self-esteem mereka. Di usia middle childhood, anak memasuki tahap industry versus inferiority, di mana anak harus mempelajari kemampuan produktif yang dibutuhkan atau anak akan menghadapi inferioritas. Oleh sebab itu, art therapy diterapkan dalam penelitian ini sebagai upaya untuk meningkatkan selfesteem dari lima anak usia middle childhood. Kelima partisipan menunjukkan perilaku tidak percaya diri yang dikeluhkan oleh guru kelas. Penelitian ini menggunakan quantitative one group pre-test post-test design, di mana alat ukur self-esteem dan grafis dianalisa untuk mengetahui perbandingan hasil sebelum dan sesudah pemberian intervensi. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa art therapy tergolong efektif untuk meningkatkan selfesteem pada anak usia middle childhood.


Author(s):  
Maurianne Reade ◽  
Marion Maar ◽  
Nicole Cardinal ◽  
Lisa Boesch ◽  
Sara Lacarte ◽  
...  

Background: The purpose of this study was to determine if interprofessional skills, attitudes, and behaviours could be learned during an austere medicine educational activity where interprofessionalism remained within the informal and hidden curriculum.Methods and Findings: We used a mixed-methods approach to examine the potential acquisition of interprofessional competencies during wilderness medicine educational events. Thirty-four participants, over two events, completed interprofessional learner contracts, audio diary entries between patient scenarios, and the Interprofessional Collaborative Competency Attainment Survey (ICCAS) using a retrospective pre-test/post-test design. Audio diary entries showed the reflection that took place between scenarios during the orienteering portion of the event and the adjustments toward interprofessionalism that took place. Both the survey and audio diaries confirmed that participants perceived an improvement of their interprofessional competencies after the WildER Med event.Conclusions: The outcomes confirm that interprofessional competencies can be developed during a learning event such as WildER Med, where the interprofessional curriculum is hidden. Austere medicine, which is at the base of this learning event, represents an opportunity for the further understanding and exploration of interprofessional education.


2018 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 144
Author(s):  
Grace Eugenia Sameve ◽  
Debora Basaria ◽  
Santy Yanuar Pranawati

Self-esteem merupakan satu aspek diri yang mengalami perubahan yang berarti pada masa remaja. Selain perkembangan kognitif dan pembentukan self-identity, self-esteem pada remaja juga dipengaruhi oleh kondisi ekonomi serta dukungan yang diterima dari orang tua. Mengingat dampak yang dikontribusikan self-esteem terhadap berbagai aspek kehidupan remaja, diperlukan suatu intervensi untuk memastikan bahwa individu tidak memiliki tingkat self-esteem yang rendah selama masa ini. Oleh sebab itu, Solution-Focused Brief Group Therapy (SFBGT) diterapkan untuk meningkatkan level self-esteem dari 5 remaja putra di panti asuhan X yang berasal dari keluarga dengan kondisi ekonomi rendah dan mendapatkan dukungan yang terbatas baik dari keluarga maupun pengasuh. Kelima remaja ini, secara spesifik, memiliki keyakinan yang kurang akan diri sendiri yang berdampak pada performa mereka sehari-hari dan memerlukan dorongan yang lebih sebelum akhirnya menunjukkan beberapa perilaku yang sebenarnya dapat dilakukan tanpa kesulitan yang berarti. Penelitian ini menggunakan mixed method one group pre-test post-test design dimana alat ukur State Self-Esteem Scale dan Machover’s Draw-A-Person Test dianalisa untuk mengetahui perbandingan hasil sebelum dan sesudah pemberian intervensi. Berdasarkan hasil, dapat disimpulkan bahwa efektivitas dari Solution-Focused Brief Group Therapy untuk meningkatkan self-esteem dari lima remaja putra di Panti Asuhan X tergolong kurang. 


2020 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 29
Author(s):  
Linda Widyarani ◽  
Wiwi Kustio Priliana ◽  
Cecilya Kustanti
Keyword(s):  

Art therapy merupakan salah satu strategi dalam upaya promosi kesehatan yang efektif diaplikasikan pada anak-anak. Salah satu art therapy yang efektif diterapkan pada anak-anak adalah terapi seni dengan mewarnai gambar dan bercerita atau mendongeng. Art therapy mempermudah anak-anak mempelajari hal-hal baru dan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Art therapy dapat menggiring anak-anak memahami mekanisme sebab akibat secara rasional. Pembelajaran pada anak dengan art therapy bermedia mewarnai gambar dan bercerita atau mendongeng dapat diaplikasikan sebagai upaya promosi kesehatan dalam meningkatkan pengetahuan dan praktik anak-anak tentang pemeliharaan kesehatan gigi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh art therapy terhadap pengetahuan dan praktik pemeliharaan kesehatan gigi pada anak usia prasekolah. Metode: Desain penelitian ini adalah quasi eksperiment dengan one group pre-post test design. Teknik pengumpulan data adalah total sampling. Responden pada penelitian ini adalah anak-anak usia prasekolah yaitu usia 4-6 tahun. Variabel independent pada penelitan ini adalah art therapy, sedangkan variabel dependent adalah pengetahuan dan praktik pemeliharaan kesehatan gigi pada anak usia prasekolah. Instrument penelitian adalah kuesioner, checklist, alat peraga berupa phantom gigi, sikat gigi, pasta gigi, media gambar dan oil pastel. Analisis data menggunakan uji wilcoxon. Hasil dan Analisis: Terdapat perbedaan yang bermakna (p = 0,000) antara pengetahuan responden sebelum dan sesudah pemberian art therapy dengan metode bermain mewarnai gambar dan bercerita atau mendongeng. Terdapat perbedaan yang bermakna (p = 0,000) antara praktik pemeliharaan kesehatan gigi sebelum dan pemahaman sesudah pemberian intervensi. Kesimpulan: Art therapy terbukti efektif meningkatkan pengetahuan dan praktik pemeliharaan kesehatan gigi pada anak usia prasekolah


2021 ◽  
Vol 12 (2) ◽  
pp. 114
Author(s):  
Indra Kurniawan Saputra ◽  
Sakinah Vinda Putri Kinasih ◽  
Nurul Alfi'ah ◽  
Claresia Tsany Kusmayadi ◽  
Eliza Fitri Kamaliya ◽  
...  

Abstrak. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektifitas rancangan media Genetic Pop Up Book sebagai media pembelajaran yang meningkatkan daya ingat siswa terhadap materi genetika. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah systematic review kualitatif dengan 6 langkah, yaitu 1) memformulasikan pertanyaan penelitian. 2) melakukan pencarian literatur systematic review. 3) melakukan skrining dan seleksi artikel penelitian yang cocok. 4) melakukan analisis dan sintesis temuan-temuan kualitatif.  5)  memberlakukan kendali mutu. 6) menyusun artikel narrative. Rancangan Genetic Pop Up Book merupakan rancangan media pembelajaran yang menggunakan 3 dimensi dan interaktif dalam setiap halamannya.  Materi genetika yang dimuat yaitu sub bab centraldogma yang terdiri atas pengertian genetika, penemu struktur double helix DNA, sejarah penemuan struktur double helix, DNA, RNA, replikasi, transkripsi, translasi serta latihan soal. Rancangan Genetic Pop Up Book dapat meningkatkan daya ingat siswa terhadap materi genetika melalui pengalaman belajar khusus dengan menggeser, membuka, dan melipat bagian buku pop up.Abstract. This paper sheds a new light on the strategies to foster student’s entrepreneurial skills by administering creative thinking infusion learning as the learning framework in a biology classroom. Creative thinking infusion learning is construed as bringing or showing the stages of creative problem solving’s thinking of student thinking in the classroom. To assist student engaging with the infusion in the classroom, we utilised creative thinking diagram to generate entrepreneurial ideas that apply the concept of Biology in solving a problem. Student’s entrepreneurial skills were gauged by six creative entrepreneurship indicators. To investigate those indicators, this paper administrated one group pre-test post-test design and mixed-method approach by using diagram thinking, questionnaires, reflective essays, and interview. The analysis did not show any significant impact of the creative thinking infusion learning towards entrepreneurial skills. This result was demonstrated by no significance differences were seen in the sixth indicators.


Author(s):  
Gracia Ivonika ◽  
Roslina Verauli

Aggression is a behavior that includes intention to hurt others both physically and psychologically. Some risk factors that play an important role in aggression are lack of anger control and problem solving. Anger management training and problem solving training can improve the ability to manage and express anger in a socially competent behavior, and solve problems with the right considerations without involving aggressive behavior. Problem solving skills are important for adolescents. This study aims to determine whether the application of group anger management and problem solving training can reduce aggressive behavior among male adolescents in LPKA. The five study participants had records of aggressive behavior from young age to adolescence and often resolved problems through aggressive behavior. The anger management and problem solving training group lasted for 8 sessions. This study uses mixed method one group pre-test post-test design. Evaluations were conducted using Draw-A-Person Test, BAUM, and Aggressive Behavior Scale before and after the intervention. The results of this study indicate that the five participants showed a decrease in aggressive behavior scores. Changes between pre-test and post-test of Draw-A-Person Test and BAUM can be seen from changes in drawing of person made by participants based on the size, location of the drawing, shape, lines, and attributes of the drawing. Perilaku agresi adalah suatu kategori perilaku yang ditunjukkan dengan niat untuk menyakiti orang lain baik secara fisik maupun secara psikologis. Beberapa faktor risiko yang memainkan peran penting dalam perilaku agresi adalah kurangnya kemampuan pengendalian kemarahan dan pemecahan masalah. Pelatihan anger management dan problem solving training dapat meningkatkan kemampuan mengelola dan mengekspresikan kemarahan dalam bentuk perilaku yang kompeten secara sosial, serta memecahkan masalah dengan pertimbangan yang tepat tanpa melibatkan perilaku agresi. Kemampuan pemecahan masalah juga merupakan komponen dalam keterampilan hidup yang penting bagi remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seperti apakah penerapan group anger management dan problem solving training dapat menurunkan perilaku agresi pada remaja pria di LPKA. Kelima partisipan penelitian ini memiliki latar belakang perilaku agresi sejak usia sekolah hingga remaja dan seringkali menyelesaikan masalah dengan melibatkan perilaku agresi. Group anger management dan problem solving training yang dijalankan oleh partisipan berlangsung selama 8 sesi. Penelitian ini menggunakan mixed method one group pre-test post-test design. Evaluasi dilakukan menggunakan Draw-A-Person Test, BAUM, dan Skala Perilaku Agresi sebelum dan sesudah intervensi dilaksanakan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kelima partisipan mengalami penurunan skor perilaku agresi. Perubahan dalam evaluasi pre-test dan post-test Draw-A-Person Test dan BAUM dapat dilihat dari perubahan gambar orang yang dibuat oleh partisipan berdasarkan aspek ukuran, letak gambar, bentuk, coretan garis, dan atribut pada gambar.


2021 ◽  
Vol 12 (2) ◽  
pp. 120
Author(s):  
Rifka Fachrunnisa ◽  
Hadi Suwono ◽  
Safitri Indah Putri Anisa

Abstrak. Artikel ini menyoroti strategi baru untuk menumbuhkan keterampilan kewirausahaan siswa dengan menerapkan pembelajaran infusi berpikir kreatif sebagai kerangka pembelajaran di kelas biologi. Pembelajaran infusi berpikir kreatif diartikan sebagai usaha membawa atau menunjukkan tahapan berpikir kreatif pemecahan masalah pemikiran siswa di dalam kelas. Untuk membantu siswa terlibat dengan infusi di kelas, kami menggunakan diagram berpikir kreatif untuk menghasilkan ide-ide kewirausahaan yang menerapkan konsep Biologi dalam memecahkan masalah. Keterampilan kewirausahaan siswa diukur dengan enam indikator kewirausahaan kreatif. Untuk mengetahui indikator-indikator tersebut, artikel ini menggunakan rancangan one group pre-test post-test design dan pendekatan metode campuran dengan menggunakan diagram thinking, angket, esai reflektif, dan wawancara. Hasil analisis tidak menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan dari pembelajaran infusi berpikir kreatif terhadap keterampilan kewirausahaan. Hasil ini ditunjukkan dengan tidak terlihatnya perbedaan signifikansi pada keenam indikator.Abstract. This paper sheds a new light on the strategies to foster student’s entrepreneurial skills by administering creative thinking infusion learning as the learning framework in a biology classroom. Creative thinking infusion learning is construed as bringing or showing the stages of creative problem solving’s thinking of student thinking in the classroom. To assist student engaging with the infusion in the classroom, we utilised creative thinking diagram to generate entrepreneurial ideas that apply the concept of Biology in solving a problem. Student’s entrepreneurial skills were gauged by six creative entrepreneurship indicators. To investigate those indicators, this paper administrated one group pre-test post-test design and mixed-method approach by using diagram thinking, questionnaires, reflective essays, and interview. The analysis did not show any significant impact of the creative thinking infusion learning towards entrepreneurial skills. This result was demonstrated by no significance differences were seen in the sixth indicators.


2021 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 56-66
Author(s):  
Jigme Dorji

An action research was conducted with class 12 science students (n=15) for three months with an aim of helping students improve their academic writing skill through mini revision lessons and feedback. The study was conducted based on pre-test-intervention-post-test design using mixed method. Test scores and interview were two main data collection tools. Data collected from test scores were analysed descriptively in percentage and average. Answers to interview questions were analysed thematically. Finding from the study revealed that students’ quality of writing improved proving the effectiveness of mini revision lessons and feedback.


2019 ◽  
Vol 26 (1) ◽  
pp. 105
Author(s):  
Abdullah Tamrin ◽  
Hikmawati Masud ◽  
Indah Suci Ramadani
Keyword(s):  

ABSTRAK Berbagai masalah gizi diderita oleh sebagian besar masyarakat Indonesia dan salah satu masalah gizi utama adalah anemia gizi besi. Salah satu upaya untuk memperbaiki pola konsumsi pangan dan pola kebiasaan yang bertujuan untuk menanggulangi anemia dikalangan masyarakat terutama ibu hamil dengan melalui peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku seseorang dengan penyuluhan gizi dan mengonsumsi tablet tambah darah. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh penyuluhan gizi, asupan gizi dan pemberian tablet tambah darah terhadap kadar hemoglobin ibu hamil di Puskesmas Paccerakkang Kota Makassar. Jenis penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan rancangan one-group pre-test and post-test design. Data diperoleh dari hasil Pre test dan Post test menggunakan kuesioner, pengambilan Hb, recall 24 jam dan data tablet tambah darah yang di konsumsi. Kadar hemoglobin ibu hamil pada awalnya anemia (100%) dan pada akhir terdapat sebanyak 8 orang (53,33%). Hasil pre dan post test ibu hamil yang memiliki criteria baik sebelum mendapatkan penyuluhan gizi sebanyak 2 orang (13,33 %) dan setelah mendapatkan penyuluhan gizi sebanyak 4  orang (26,67%). Asupan gizi (energi) ibu hamil yang memiliki criteria asupan baik di awal sebanyak 1  orang (6,67 %) dan di akhir sebanyak 9  orang (60%). Asupan gizi (protein) baik di awal sebanyak 3 orang (20 %) dan di akhir sebanyak 4  orang (26,67%). Pada umumnya asupan Fe di awal dan di akhir dari 15 ibu hamil 100% tergolong kurang. Ibu hamil yang mengkonsumsi tablet tambah darah dengan baik sebanyak 6 orang (40%). Disarankan ibu hamil turut berpartisipasi setiap pemeriksaan rutin yang diadakan oleh Puskesmas guna mencegah terjadinya masalah gizi.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document