scholarly journals Pengaruh Penerapan SNI 1726:2019 Terhadap Desain Struktur Rangka Momen Beton Bertulang Di Indonesia

2021 ◽  
Vol 17 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Ahmad Sobah Nurul Sodik ◽  
Relly Andayani

Telah diterbitkan peraturan gempa yang terbaru, yaitu tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur gedung dan non gedung SNI 1726:2019 menggantikan peraturan gempa sebelumnya, SNI 1726:2012. Dalam penelitian ini spektra desain yang ada dalam SNI 1726:2019 dibandingkan dengan spektra desain dalam SNI 1726:2012 dengan mengambil sampling 21 kota besar yang dianggap mewakili seluruh wilayah Indonesia. Dari hasil perbandingan tampak sebagian besar mengalami kenaikan walaupun tidak sedikit yang mengalami penurunan dan ada pula yang tetap. Penerapan faktor amplifikasi Fa menurut SNI 1726:2019 menyebabkan adanya fenomena anomali di daerah-daerah rawan gempa, dimana nilai spektra desain untuk perioda pendek di situs Tanah Lunak (SE) dapat lebih rendah daripada nilai untuk Tanah Sedang (SD) dan Tanah Keras (SC). Fenomena anomali tersebut terjadi di kota-kota dengan SS di atas 0,75 g. Penelitian dilanjutkan dengan melakukan studi komparasi dengan membandingkan besaran gaya gempa yang dihitung menggunakan SNI 1726:2012 dan SNI 1726:2019 terhadap suatu sampel model struktur gedung yang diasumsikan terletak di Jakarta pada kondisi tanah lunak (SE). Terjadi kenaikan base shear desain pada gedung yang dihitung menggunakan SNI 1726:2019 dibandingkan gedung yang dihitung menggunakan SNI 1726:2012 sebesar 128,93% untuk arah x dan 131,23% untuk arah y. Sampel model struktur gedung memiliki level kinerja life safety jika dievaluasi terhadap peraturan gempa SNI 1726:2012 dan mengalami penurunan kinerja dari level life safety ke collapse prevention jika dievaluasi terhadap gempa peraturan baru, SNI 1726:2019.

2018 ◽  
Vol 4 (9) ◽  
pp. 2034 ◽  
Author(s):  
Mohammed Ismaeil

The infrastructure, existing in Sudan, is mostly not structured or designed to resist seismic forces accordingly. The study investigated the seismic damage of a 5 storey existing reinforced concrete building in Khartoum, Sudan. Three performance levels were considered in the study, which included immediate occupancy, life safety, and collapse prevention. The gravity push was carried out using force control method and lateral push with displacement control, using SAP2000. Pushover analysis produces push curve, consisting of capacity spectrum, demand spectrum, and performance point. It showed the performance level of building components along with maximum base shear carrying capacity. It has been observed that demand curve intersected the capacity curve between the points B and C at the X direction that is life safety level; and between the points B and C at the Y direction that is life safety and collapse prevention level. Therefore, some building elements are needed to be strengthened.


2016 ◽  
Vol 46 (6) ◽  
pp. 1003-1021 ◽  
Author(s):  
Francesca Barbagallo ◽  
Ikumi Hamashima ◽  
Hongsong Hu ◽  
Masahiro Kurata ◽  
Masayoshi Nakashima

2020 ◽  
Vol 8 (5) ◽  
pp. 5153-5160

Numerous studies are reported in literature on performance evaluation and rehabilitation of building however, limited studies are reported on performance based design of new buildings. Displacement based design procedure is a new method which is not available in Indian building design codes. An effort has been done to investigate the Direct Displacement Based Design (DDBD) for four, eight and twelve story regular RC frame buildings proposed by Priestley et al, using Indian code Response Spectrum for Zone V which is considered as a very high intensity seismic risk zone for life safety and collapse prevention performance levels. Nonlinear time history analysis is carried out for available ground motion and compared with the performance levels (in terms of drift, displacement). Observations show that design displacement reduction factor should be different for life safety and collapse prevention levels. The effective damping increases as the height of the building increases and is higher for collapse prevention.


2019 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 166-184
Author(s):  
Johnny Setiawan ◽  
Iswandi Imran

Terdapat cukup banyak perubahan pada SNI 1726-2012, salah satunya adalah adanya persyaratanbatas geser dasar minimum (minimum base shear) yang tidak ada pada peraturan sebelumnya.Metode yang akan dilakukan adalah bangunan gedung dengan klasifikasi ketinggian rendah,sedang dan tinggi akan dianalisis dengan menerapkan geser dasar minimum dan tanpa geser dasarminimum. Analisis yang akan digunakan adalah analisis ragam spektrum respons (ResponsSpectrum Analysis, RSA), analisis respons riwayat waktu (Time History Analysis, THA) dananalisis respons riwayat waktu non linier (Non Linear Time History Analysis, NLTHA). Hasilanalisis menunjukkan bahwa pada peraturan SNI 1726-2012 dengan adanya persyaratan batasangeser dasar minimum dapat menjamin kinerja struktur sesuai dengan yang diharapkan.Kekhawatiran adanya batasan geser dasar minimum pada SNI 1726-2012 akan membuat desainmenjadi tidak ekonomis, ternyata tidak terbukti karena tidak memberikan pengaruh signifikanpada hasil desain, khususnya untuk bangunan dengan kategori ketinggian rendah dan sedang.Untuk bangunan dengan klasifikasi bangunan tinggi, analisis dan desain dengan memperhitungansyarat batasan geser dasar minimum dan tanpa memperhitungkan geser dasar minimum dapatmemberikan hasil desain yang baik, tetapi pengecekan pada Level Kinerja (Performance Level)sesuai dengan story drift menunjukkan bahwa analisis dengan memperhitungkan syarat geser dasarminimum memberikan hasil dengan level kinerja yang cukup baik yaitu Immediate Occupancy(IO) hingga Damage Control (DO), sedangkan tanpa memperhitungkan geser dasar minimummemberikan hasil dengan level kinerja yang kurang baik yaitu Life Safety (LS) hingga StructuralStability (SS). Sedangkan pada level kinerja elemen struktur, analisis tanpa memperhitungkangeser dasar minimum menyebabkan banyak elemen struktur yang berada pada level kinerjaCollapse Prevention (CP).


2017 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 181
Author(s):  
Sapta Sapta

Pada penelitian  ini penulis melakukan peninjauan Kapaitas menara air dengan kapasitas 100m3 yang digunakan pada Pabrik Karet PT. Mardec Siger Waykanan yang berlokasi di jalan lintas sumatera Kabupaten Waykanan Provinsi Lampung, dimana menara air ini berfungsi untuk menampung air yang dibutuhkan dalam proses pengolahan karet. Mengingat daerah Lampung merupakan daerah yang mempunyai potensi gempa cukup besar, dan juga dalam peraturan gempa telah mengalami perubahan dari SNI 03-1726-2002 ke peraturan pengganti SNI 03-1726 2012, dimana peraturan SNI 03-1726-2012 mengacu pada peraturan-peraturan gempa modern sepeti ASCE 7-10 dan IBC2009, yang menggunakan gempa perioda ulang 2500 tahun dengan probabilitas terlampui 2% dalam 50 tahun umur bangunan yang menggambarkan kondisi collapse prevention, sedangkan pada SNI 03-1726-2002 menggunakan perioda ulang gempa 500 tahun yang menggambarkan kondisi  life safety yang mengacu pada UBC 1997. Dari hasil analisa didapatkan demand/capacity < 1, Story drift= 11,72mm < 0,02hsx = 180mm arah-x dan story drift = 12,04mm < 0,02hsy = 180mm arah-y. Kata kunci : displacement, story drift, demand, capacity


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document