scholarly journals UJI KEMAMPUAN RENDAMAN KULIT BUAH JERUK NIPIS (CITRUS AURANTIFOLIA) TERHADAP PENGENDALIAN KECOA

2021 ◽  
Vol 12 (2) ◽  
pp. 71
Author(s):  
Anisa Filanita

<p>Kecoa merupakan serangga yang seringkali mengganggu kenyamanan hidup manusia serta menyebarkan berbagai patogen penyakit. Beberapa penyakit yang ditularkan oleh kecoa diantaranya tipus, diare, hepatitis, asma, dan kolera. Pada umumnya pengendalian kecoa dilakukan dengan menyemprot insektisida sintesis. Penggunaan insektisida sintesis memang memiliki beberapa keuntungan seperti kemudahan dalam mengoprasikannya, efektivitas yang tinggi, daya kerja yang cepat, dapat digunakan setiap waktu, serta mudah diperoleh. Namun penggunaan insektisida yang tidak tepat dan berlebihan secara terus menerus dapat menimbulkan resistensi dan pencemaran lingkungan. Oleh karena itu, diperlukan insektisida alternatif untuk mengendalikan kecoa agar tidak mencemari lingkungan dan dapat mengurangi resiko kontaminasi residu pestisida. Insektisida alternatif yang sedang dikembangkan adalah pemanfaatan tumbuh-tumbuhan seperti bunga, daun, akar, kulit dan biji dihancurkan dan kemudian langsung digunakan sebagai insektisida atau bahan beracun yang diektraksi terlebih dahulu kemudian baru digunakan sebagai insektisida botani.</p><p>Penelitian ini merupakan penelitian <em>true </em>eksperimen dengan melakukan pengamatan terhadap pemanfaatan rendaman kulit jeruk nipis (<em>Citrus aurantiifolia</em>) terhadap pengendalian kecoa. Pada penelitian ini dilakukan pengamatan terhadap jumlah kematian kecoa yang telah disemprot menggunakan berbagai konsentrasi kulit jeruk nipis, yaitu 0% (kontrol), 40%, 50%, 60% dan 70% pada setiap kotak.</p>Dari hasil penelitian efektifitas rendaman kulit jeruk nipis (<em>Citrus aurantiifolia</em>) terhadap pengendalian kecoa dengan masing-masing konsetrasi), 40%, 50%, 60% dan 70% menujukkan hasil presentase dimana pada konsentrasi 40% jumlah kecoa yang mati sebesar 57%, konsentrasi 50% jumlah kecoa yang mati sebesar 71%, konsentrasi 60% jumlah kecoa yang mati sebesar 86%  dan konsentrasi 70% jumlah kecoa yang mati sebesar 100%. Sehingga semakin tinggi konsentrasi yang digunakan maka semakin tinggi kematian kecoa yang dihasilkan

2021 ◽  
Vol 1 ◽  
pp. 11-20
Author(s):  
Lina Rahamwati Rizkuloh ◽  
Kamiel Roesman Bachtiar ◽  
Susanti Susanti ◽  
Srie Rezeki Nur Endah

Berbagai jenis tanaman di Indonesia telah diketahui mengandung senyawa bioaktif yang dapat dimanfaatkan sebagai biopestisida. Salah satumya adalah penggunaan minyak atsiri jeruk nipis yang mengandung limonoida yang dapat berfungsi sebagai larvasida. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui efektifitas daya bunuh minyak atsiri jeruk nipis (Citrus aurantifolia) terhadap kematian larva nyamuk Aedes aegypti. Objek dalam penelitian ini adalah semua larva Aedes aegypti instar III yang berumur 3-4 hari Sampel total yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 360 larva, yang di tentukan dengan teknik Purposive Sampling. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh minyak atsiri jeruk nipis (Citrus aurantifolia) terhadap kematian larva nyamuk Aedes aegypti. Diperolah konsentrasi minyak atsiri jeruk nipis (Citrus aurantifolia) yang efektif dalam membunuh larva nyamuk Aedes aegypti dalam waktu 24 jam adalah konsentrasi 80 ppm yang merupakan konsentrasi terkecil yang dapat membunuh larva sebanyak 100%. Hasil estimasi LC50 melalui Analisis Probit adalah pada konsentrasi 46 ppm. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa konsentrasi efektif minyak atsiri jeruk nipis (Citrus aurantifolia) yang dapat membunuh 50% (LC50) dalam mematikan larva instar III nyamuk Aedes aegypti adalah konsentrasi 46 ppm dalam waktu 24 jam.


2016 ◽  
pp. 404
Author(s):  
بهاء عبدالله لفتة الربيعى ◽  
هند حسين عبيد ◽  
تحرير هادى صالح

Author(s):  
E. Punithalingam

Abstract A description is provided for Diaporthe citri. Information is included on the disease caused by the organism, its transmission, geographical distribution, and hosts. HOSTS: On Citrus aurantifolia, C. aurantium, C. grandis, C. limon, C. parasisi, C. reticulata and C. sinensis. DISEASE: Melanose of Citrus spp. and stem end rot of the fruit. Symptoms occur on the immature leaves, young branches, stalks and fruit. The very small spots enlarge, become water-soaked, sunken, dark with chlorotic halos and develop raised, corky, superficial, necrotic areas up to 1 mm diam. ; this spotting is frequently very abundant and scar-like, necrotic aggregations are formed; on the fruit the spots are sometimes arranged in rings, lines or curves. Leaves are distorted and may fall prematurely. The small, dying branches bear the same raised spots in which both spore stages are found. Diaporthe citri is one of the citrus pathogens which penetrates the fruit at the stem end and causes a rot in storage (7, 713; 23, 386; 50, 679). GEOGRAPHICAL DISTRIBUTION: Widespread in citrus growing areas (CMI Map 126, ed. 2, 1966). TRANSMISSION: Water-borne through the conidia.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document