scholarly journals Preferensi, Persepsi, dan Harapan Pengguna Terhadap Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA)

2021 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 26-41
Author(s):  
Intan Reyndan Fananti ◽  
Annisa Safira Riska ◽  
Hanson Endra Kusuma

Bangunan rumah sakit dirancang untuk memenuhi dan mengakomodasi seluruh kebutuhan penggunanya. Pengguna yang dibahas dalam penelitian ini adalah pasien dan pengunjung umum. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui preferensi (alasan memilih), persepsi (kelebihan dan kekurangan), dan harapan pengguna (pasien dan pengunjung) terhadap Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA). Penelitian dilakukan secara kualitatif dengan menggunakan pendekatan grounded theory. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner daring yang berisi pertanyaan utama yang bersifat terbuka (open-ended) dan dibagikan secara bebas (non-random sampling). Kemudian data yang terkumpul dianalisis secara kualitatif menggunakan metode analisis isi. Hasil menunjukkan perbedaan preferensi, persepsi, dan harapan pasien dan pengunjung RSIA terhadap aspek visual arsitektural, aspek non-visual arsitektural, dan aspek non-arsitektural. Kecenderungan preferensi, persepsi, dan harapan pasien maupun pengunjung umum adalah pada aspek non arsitekturalnya. Hanya terdapat satu perbedaan, yaitu pada persepsi pengunjung umum terhadap kekurangan RSIA, di mana persepsi terletak pada aspek visual arsitekturalnya. Kecenderungan pasien maupun pengunjung terdapat pada kategori pelayanan, fasilitas, kualitas tenaga medis, lokasi, dan parkir.

2020 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 9-20
Author(s):  
Auliya Maula Alqadrie ◽  
Laras Primasari ◽  
Hanson Endra Kusuma

Preferensi merupakan pilihan terhadap sesuatu objek yang mencerminkan persepsi dan sikap individu. Persepsi dan sikap ini cenderung konstan sehingga terdapat kemungkinan kemiripan dalam preferensi individu terhadap pakaian dan rumah rumah tinggal. Penelitian ini merupakan studi awal untuk mengeksplorasi hubungan persamaan antara fashion dan arsitektur dari sudut pandang preferensi pakaian dan rumah tinggal. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bersifat eksploratif dengan pendekatan grounded theory. Pengumpulan data menggunakan kuesioner daring dengan metode non-random sampling. Data teks yang terkumpul dianalisis dengan analisis isi (open coding). Hasilnya telah mengungkap kemiripan berbagai faktor yang menjadi pertimbangan dalam memilih pakaian dan rumah tinggal. Hasil studi juga telah berhasil mengidentifikasi delapan kategori faktor, yaitu citra, kenyamanan, suasana hati, materialitas, kebersihan, ekonomi, kemudahan, dan fungsi, serta berbagai kata kunci baru yang mempengaruhi preferensi individu terhadap pakaian dan rumah tinggal.


2021 ◽  
Vol 13 (2) ◽  
pp. 54-60
Author(s):  
Riyad Maulana ◽  
Annisa Safira Riska ◽  
Hanson Endra Kusuma

Intensitas kegiatan di perkotaan yang tinggi, cenderung membuat masyarakat butuh melakukan kegiatan rekreasi. Salah satu fungsi hutan kota merupakan tempat rekreasi untuk melepas kepenatan masyarakat kota dari tingginya intensitas kegiatan sosial dan ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap hubungan antara motivasi berkunjung dengan kegiatan yang dilakukan di hutan kota berdasarkan preferensi masyarakat. Penelitian dilakukan melalui pendekatan grounded theory dengan metode kualitatif yang bersifat eksploratif. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner daring yang bersifat terbuka (open-ended) dan tertutup (close-ended), serta pemilihan sampel secara bebas (non-random sampling). Data teks yang terkumpul dianalisis dengan analisis isi. Hasil analisis korespondensi motivasi berkunjung dan kegiatan ini mengungkap dua fungsi hutan kota, yaitu wisata interaktif dan wisata edukatif. Wisata interaktif merupakan pengunjung datang dengan motivasi kualitas tempat, kegiatan yang dilakukan bersifat afektif dan psikomotorik. Sedangkan wisata edukatif merupakan pengunjung datang dengan motivasi informasi, kegiatan yang dilakukan bersifat kognitif.


2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 69-74
Author(s):  
Fildzah Zatalini Zakirah ◽  
Hafshah Salamah ◽  
Hanson Endra Kusuma

Lingkungan kerja memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap motivasi, kinerja, dan kebetahan seseorang di ruangan kerja. Hal tersebut akan mempengaruhi keinginan seseorang untuk berpindah ke tempat yang lebih baik menurut orang tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor-faktor ketidaknyamanan lingkungan kerja dengan keinginan untuk pindah ruang kerja berdasarkan persepsi responden yang bekerja di ruangan tertutup. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan pendekatan grounded theory. Pengumpulan data menggunakan kuesioner daring yang dibagikan secara bebas (non-random sampling). Hasil analisis korespondensi menunjukkan lima kategori ketidaknyamanan utama yang sangat berpengaruh terhadap kebetahan seseorang di ruangan kerja yaitu faktor kondisi termal tidak nyaman, interior ruang yang tidak baik, suasana kerja yang tidak mendukung, fasilitas dalam ruang yang kurang mendukung, dan pencahayaan ruang yang tidak sesuai. Diantara lima kategori utama tersebut, ketidaknyamanan termal merupakan faktor yang paling memiliki korespondensi dengan keinginan pindah ruang kerja. Dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga kelompok faktor yang mewakili ketidaknyamanan kerja yaitu: faktor yang sangat berpengaruh, cenderung berpengaruh dan kurang berpengaruh terhadap ketidakbetahan individu terhadap lingkungan kerja mereka.


2021 ◽  
pp. 77-87
Author(s):  
Lailati Nazula ◽  
Erni Munastiwi

Situasi  pendemi  Covid-19  mengharuskan  orang  untuk  beraktivitas  dari  rumah  termasuk  proses pembelajaran. Pembelajaran dari rumah menjadi peluang besar bagi keluarga untuk memanfaatkan  situasi  ini  sebagai  sarana  penguatan  karakter  anak.  Penguatan  karakter  atau  disebut  juga  pendidikan karakter merupakan hal yang sangat penting agar mencetak manusia yang terpuji, baik  untuk dirinya maupun lingkungannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pemanfaatan  situasi  pandemi  sebagai  sarana  penguatan  karakter  anak  yang  dilakukan  oleh  orang  tua.  Dengan  metode kualitatif, melalui pendekatan grounded theory penelitian ini mengikutsertakan tiga partisipan  yang dipilih secara acak (random sampling). Data dalam penelitian dikumpulkan melalui wawancara  dengan menggunkakan pertanyaan terbuka. Sebelum dilakukan analisis data, terlebih dahulu dilakukan  pengecekan  keabsahan  data  menggunakan  teknik  member  checking,  yang  dilanjutkan  dengan  analisis menggunakan teknik coding. Dari penelitian yang dilakukan ditemukan hasil bahwa situasi  pandemi ini dapat menjadi sarana penguatan karakter anak. Hal ini dilakukan orang tua dengan cara  menciptakan  nilai  mandiri,  tanggung  jawab,  religius,  gotong-royong,  dan  nasionalis  menjadi  momentum  bagi  keluarga  untuk  terlibat  dalam  pendidikan  karakter  dan  membangun  harmonisasi  dengan anak, menjadikan anak belajar pola hidup bersih dan sehat, dan anak berkurang dari aktivitas  lingkungan luar yang kurang bermanfaat.  STRENGTHENING CHILDREN'S CHARACTER IN THE FAMILY IN THE COVID-19  PANDEMIC SITUATION  The  Covid-19  pandemic  situation  requires  people  to  be  active  from  home,  including  the  learning process. Learning from home  is a great opportunity for  families to take  advantage of this  situation as a means of strengthening children's characters. Strengthening character or also called character education is very important in order to produce commendable human beings, both for themselves and their environment. This study aims to explore the use of the pandemic situation as a means  of  strengthening  children's  characters  by  parents.  With  a  qualitative  method,  through  a  grounded  theory approach, this study included three participants who were selected at random (random sampling). The data were collected through interviews using open-ended questions. Prior to data analysis,  the validity of the data was checked using the member checking technique, followed by analysis using  coding techniques. From the research conducted, it was found that this pandemic situation can be a  means  of  strengthening  children's  characters.  This  is  done  by  parents  by  creating  independent,  responsible, religious, mutual cooperation, and nationalist values to become a momentum for families  to be involved in character  education and build harmonization with children,  made  children learn  clean and healthy lifestyles, and reduced from activities outside the environment that are less useful. 


Author(s):  
C. C. Clawson ◽  
L. W. Anderson ◽  
R. A. Good

Investigations which require electron microscope examination of a few specific areas of non-homogeneous tissues make random sampling of small blocks an inefficient and unrewarding procedure. Therefore, several investigators have devised methods which allow obtaining sample blocks for electron microscopy from region of tissue previously identified by light microscopy of present here techniques which make possible: 1) sampling tissue for electron microscopy from selected areas previously identified by light microscopy of relatively large pieces of tissue; 2) dehydration and embedding large numbers of individually identified blocks while keeping each one separate; 3) a new method of maintaining specific orientation of blocks during embedding; 4) special light microscopic staining or fluorescent procedures and electron microscopy on immediately adjacent small areas of tissue.


Pflege ◽  
2000 ◽  
Vol 13 (1) ◽  
pp. 53-63 ◽  
Author(s):  
Doris Arnold
Keyword(s):  

Der Theorie-Praxis-Konflikt in der Pflege ist ein bekanntes Phänomen. Bisher liegen jedoch, insbesondere auf die Verhältnisse in der BRD bezogen, kaum fundierte Pflegeforschungsergebnisse zu diesem Thema vor. So wurde ein an den Methoden der Grounded Theory orientiertes qualitatives Forschungsprojekt zur Theorie-Praxis-Vermittlung am Beispiel einer innerbetrieblichen Fortbildungsveranstaltung zu Kinästhetik in der Pflege durchgeführt, das näher untersuchen sollte, was die Umsetzung von Kinästhetik in die Pflegepraxis beeinflußt. Die Forscherin hat dazu nach der Schulung mit den TeilnehmerInnen unter anderem halbstrukturierte Interviews zu deren Erlebnissen bei der Anwendung des Gelernten in ihrer täglichen Arbeit auf Station durchgeführt. Als Ausschnitt aus den Ergebnissen wird der Einfluß der Kategorie «Eigenschaften von Kinästhetik» auf die Umsetzung durch die TeilnehmerInnen an einer Fortbildungsveranstaltung zu diesem Thema dargestellt. Damit wird etwas darüber ausgesagt, inwiefern die Tatsache, daß Kinästhetik als etwas Praktisches, etwas Fremdes und Exotisches, als mit Nähe verbunden, schwierig oder riskant wahrgenommen wird, Auswirkungen auf die Anwendung des neu gelernten Wissens in der Praxis hat. Der Bezug dieser Kategorie zur Schlüssel-Kategorie «Einbau von Wissen und von Neuem» wird abschließend aufgezeigt. Die Ergebnisse der Studie machen deutlich, daß die ausschließliche Konzentration auf Wissensvermittlung der Komplexität des Umsetzungsprozesses nicht gerecht wird.


2009 ◽  
Vol 22 (4) ◽  
pp. 169-174
Author(s):  
Andrea Zielke-Nadkarni
Keyword(s):  

Hintergrund: Dieser Beitrag präsentiert die Ergebnisse verschiedener qualitativ-explorativer Studien zu Biographien von NS-Verfolgten mit Migrationshintergrund (Juden aus der GUS, Roma, Sinti und ehemaligen polnischen Zwangsarbeitern). Ziel ist die Erhebung der spezifischen Pflegebedürfnisse dieser vulnerablen Klientel im Hinblick auf ihre Abhängigkeit von anderen im Alter, wenn sie medizinische und pflegerische Versorgung benötigt. Methode: Semi-strukturierte Interviews auf der Basis der Grounded Theory wurden eingesetzt, um die soziale und familiale Situation der Befragten zu untersuchen. Ergebnisse: Die Angst, offen über ihre Verfolgungserfahrungen zu sprechen, ist das hervorstechendste Merkmal all dieser Migranten. In vielen Fällen hat das Trauma die Verbindung zu ihrer Umgebung gebrochen und ausgeprägte Gefühle der Isolation und Hilflosigkeit hervorgerufen. Obwohl sie aus unterschiedlichen sozialen Milieus stammen, gibt es eine Reihe von Verhaltensweisen, die ihnen gemeinsam sind und auf eine Verfolgungsgeschichte hinweisen. Zugleich enthüllt die Befragung ihren unsicheren Status als Migranten und ihr Leben in einer Gesellschaft, die sie oft als marginalisierend und ausschließend empfinden.


Pflege ◽  
2006 ◽  
Vol 19 (04) ◽  
pp. 0260-0260 ◽  
Author(s):  
Barney Glaser ◽  
Anselm Strauss
Keyword(s):  

Pflege ◽  
2015 ◽  
Vol 28 (6) ◽  
pp. 329-338 ◽  
Author(s):  
Helen Kohlen ◽  
Joan McCarthy ◽  
Regina Szylit Buosso ◽  
Ann Gallagher ◽  
Tom Andrews
Keyword(s):  

Zusammenfassung. Hintergrund: Intensivstationen sind traditionell Settings, die hochtechnisierte Behandlungsverfahren für Menschen in lebensbedrohlichen Situationen einer Krankheit oder eines Unfalls einsetzen. Fragen zur Therapiebegrenzung und Therapiereduktion sowie zum Therapieabbruch sind mit ethischen Dilemmata verbunden. Pflegerische Entscheidungsfindungsprozesse und pflegerische Aktivitäten in unterschiedlichen Ländern sind bisher wenig erforscht. Fragestellung: Welche pflegerischen Entscheidungsfindungsprozesse und Aktivitäten lassen sich am Lebensende in verschiedenen Ländern identifizieren und beschreiben? Ziel: Ziel der Studie ist die Identifikation eines pflegerischen Terrains, wenn es um Entscheidungen und Aktivitäten in der Betreuung und Versorgung von PatientInnen am Lebensende auf der Intensivstation geht. Methode: Semi-strukturierte Interviews wurden mit 51 Pflegenden durchgeführt: zehn in Brasilien, neun in England, zehn in Deutschland, zehn in Irland und zwölf in Palästina. Die Interviews wurden nach dem Verfahren der Grounded Theory aufbereitet und analysiert. Ergebnis: Als Ergebnis der Untersuchung konnte der Prozess des Wechsels von Aktivitäten, die auf Heilung ausgerichtet sind, hin zu Aktivitäten, die auf Sterbebegleitung ausgerichtet sind, als ein dynamischer identifiziert werden. Er wurde mit der Kernkategorie «Dialogisches Realisieren und Reorientieren» begrifflich gefasst: Der Wechsel an Aktivitäten geht einher mit Verhandlungen zwischen Pflegenden und ÄrztInnen, Angehörigen sowie in Zwiegesprächen mit sich selbst. Darüber hinaus ist der Prozess durch stetige Re-Orientierungen gekennzeichnet, die durch wechselnde Patientenbefunde und Realisierung der aktuellen Situation ausgelöst werden. Die zentralen pflegerischen Aktivitäten sind «Konsenssuche» und «Emotionale Stützung» (Subkategorien). Schlussfolgerung: Es lässt sich ein pflegerisches Terrain von Aktivitäten am Lebensende von PatientInnen auf der Intensivstation in allen Ländern identifizieren und beschreiben. Es ist allerdings unklar, ob die pflegerischen Aktivitäten in Bezug auf eine Begleitung der Angehörigen in einer Form dominieren, die Beziehungen zu PatientInnen und Respekt vor ihrer Autonomie in den Hintergrund treten lässt. Eine Feldstudie könnte Antworten auf diese Frage ermöglichen.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document