USAHA PENINGKATAN PRODUKSI TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill) DENGAN PUPUK ORGANIK CAIR (POC)

Author(s):  
Junaidi Junaidi ◽  
Bambang Dwi Moeljanto

           Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah perbedaan dosis pupuk organic cair (POC) yang digunakan akan menghasilkan produksi dan pertumbuhan tomat yang tidak sama pula. Hipotesisnya yakni perbedaan perlakuan pemberian dosis pupuk organik cair akan berpengaruh nyata terhadap produksi dan pertumbuhan tomat.           Penelitian ini dilakukan dibawah rumah plastik dengan menggunakan polibag untuk tempat media tanam, sehingga lingkungan dapat dibuat homogen.  Oleh karena itu rancangan lingkungan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL).  Macam-macam dosis POC yang dicoba dalam penelitian ini adalah : D0 : Dosis 0 ml (tanpa POC); D1 : Dosis 5 ml / tanaman;  D2 : Dosis 10 ml / tanaman; D3 : Dosis 15 ml / tanaman; D4 : Dosis 20 ml / tanaman; D5 : Dosis 25 ml / tanaman.  Dari keenam dosis POC ini masing-masing diulang 4 kali, dan masing-masing ulangan terdiri  dari 2 tanaman dalam polibag (Duplo).           Hasil pengamatan terhadap parameter pertumbuhan dan produksi dianalisis dengan analisis ragam untuk mengetahui adanya pengaruh perlakuan dosis POC.  Bila terjadi perbedaan yang nyata maka untuk mengetahui perlakuan-perlakuan yang berbeda nyata dilakukan pengijian dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT 5%).  Penelitian ini menghasilkan kesimpulan Bahwa pemberian dosis POC dari bahan baku sampah dapur berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman tomat, tetapi tidak berpengaruh terhadap produksi tomat.Kata Kunci: POC, Tomat.

2018 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 157
Author(s):  
Syamsuwirman Syamsuwirman ◽  
Sari Susanti ◽  
Frengki Pradinata

Penelitian yang bertujuan untuk membandingkan penggunaan pupuk organik dengan limbah pasar dari limbah bokashi, dan untuk melihat pengaruh terbaik baik pada pertumbuhan dan hasil tanaman tomat, dilakukan di Kelurahan Kelurahan Cupak Tangah, Kabupaten Pauh Padang, Provinsi Sumatera Barat, 250 meter di atas permukaan laut dari Februari sampai Mei 2018. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan, 4 ulangan, sehingga ada 24 unit percobaan, dan setiap unit eksperimen memiliki 6 polibag tanaman, jadi ada 144 polibag tanaman. Semua tanaman menjadi objek pengamatan untuk mengamati pertumbuhan dan produksi. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan uji F. Jika F-count > F-table, maka dilanjutkan dengan Duncan's New Multiple Range Test (DNMRT) pada tingkat nyata 5%. Perlakuan yang diberikan adalah sejumlah kompos dan limbah pasar bokashi, yaitu: A = 0 ton/hektar (kontrol); B = 5 ton/hektar (200 gram/tanaman); C = 10 ton/ha (400 gram/tanaman); D = 15 ton/hektar (600 gram/tanaman); E = 20 ton/hektar (800 gram/tanaman). Hasil panen untuk pertumbuhan umumnya lebih baik dari pada kompos dibandingkan dengan bokashi, kecuali untuk tinggi tanaman, sedangkan hasil tanaman tomat, tanaman yang mendapatkan perlakuan kompos menunjukkan pengaruh yang lebih baik. Disarankan untuk menggunakan kompos limbah pertanian dengan dosis 20 ton/hektar (800 gram/tanaman) untuk budidaya tomat.


2017 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 134
Author(s):  
Elmitra Elmitra ◽  
Luky Dharmayanti ◽  
Herlina Herlina ◽  
Setya Enti Rikomah

1984 ◽  
Vol 62 (6) ◽  
pp. 1149-1157 ◽  
Author(s):  
D. Driss-Ecole ◽  
G. Perbal ◽  
Y. Leroux

[3H]indoleacetic acid (AIA) was applied to the shoot tip of intact young plants of Tomato (Lycopersicum esculentum Mill.) for 10, 60, or 120 min. Autoradiograms of whole plants were prepared and liquid scintillation counts of stem segments and principal root segments were performed. Chromatographic analysis showed that 66% of the radioactivity was associated with AIA after 120 min of contact with [3H]AIA. Autoradiographs of semithin and ultrathin sections were prepared after treatment by DCC (1-(3-dimethyl-aminopropyl)-3-ethylcarbodiimide hydrochloride). The quantity of label per cell and the density of label were determined for all tissues of the apical bud. The density of label was greater for meristematic cells than for differentiated cells. The observed homogeneity of label distribution in the apical meristem shows that auxin levels do not play a prominent role in distinguishing between its lateral and axial zones. The density of label was similar in the apical and in the axillary bud of leaf 4. The cells of the rib meristem, which elongate to produce pith, were more intensely labelled than the other meristematic cells. The percentage of label was calculated for each tissue in a transverse section of the stem just below the apex. The amount of auxin was greatest in the parenchyma (axial and cortical) with lesser amounts in the procambium, phloem parenchyma, and xylem parenchyma. Vessels, which had the greatest density of label, did not contain more than about 3% of total radioactivity of the stem section, while sieve tubes had only 0.5%. Pathways of auxin transport and the role of AIA in regulating meristematic activity in the apical bud are discussed.


2007 ◽  
Vol 6 (24) ◽  
pp. 2792-2802 ◽  
Author(s):  
Bakrim Ahmed ◽  
Lamhamdi Mostapha ◽  
Sayah Fouad ◽  
Chibi Fatiha

2011 ◽  
Vol 31 (2) ◽  
pp. 308-312 ◽  
Author(s):  
Eliana Janet Sanjinez-Argandoña ◽  
Ivanise Guilherme Branco ◽  
Tiemi Umebara Bittencourt ◽  
Cláudia Leite Munhoz

1983 ◽  
Vol 57 (1) ◽  
pp. 143-148 ◽  
Author(s):  
J. C. Vallee ◽  
G. Vansuyt ◽  
J. Negrel ◽  
E. Perdrizet ◽  
J. Prevost

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document