scholarly journals Efisiensi Energi Pada Jaringan Seluler Dengan Teknik Base-Station Sleep-Mode: Studi Literatur

2017 ◽  
Vol 12 (1) ◽  
pp. 19
Author(s):  
Sayekti Harits Suryawan ◽  
Mohammad Al Hafidz ◽  
Deny Hermansyah ◽  
Heri Supriyanto ◽  
Yanuandika Akbar

Penggunaan Teknologi Komunikasi pada dekade ini menunjukkan peningkatan trafik data yang sangat signifikan. Dalam hal ini, operator jaringan seluler melakukan inovasi untuk mengurangi jumlah penggunaan energi yang ditimbulkan dari banyaknya jumlah energi yang digunakan tanpa mengurangi quality of service (QoS) kepada costumer. Tujuan pemanfaatan penggunaan energi ini supaya operator jaringan lebih efisiendan tidak mengurangi tingkat efektifitas dalam pemakaian energi yang dikeluarkan. Paper ini menjelaskan mengenai pemakaian jaringan dengan teknologi teknik Base-Station Sleep-Mode. Metode ini akan menjalankan auto controluntuk menjalankan fungsinya pada pemancar jaringan, sehingga dibutuhkan sebuah pendekatan untuk memproses dengan menggunakan parameter-parameter yang dibutuhkan diantaranya User Association, SON (Self-Organizing Network), Cell Zooming, Traffic Prediction, dan Heterogenous Deployment. Salah satu hasil penelitian dari BS Sleeping mode menunjukkan hasil yaitu didapatkan nilai efisiensi energi hingga 90% pada akhir pekan di area bisnis dan perkantoran, dan 30-40%.

2017 ◽  
Author(s):  
Sayekti Harits Suryawan ◽  
Mohammad Al Hafidz ◽  
Deny Hermansyah ◽  
Heri Supriyanto ◽  
Yanuandika Akbar

Penggunaan Teknologi Komunikasi pada dekade ini menunjukkan peningkatan trafik data yang sangat signifikan. Dalam hal ini, operator jaringan seluler melakukan inovasi untuk mengurangi jumlah penggunaan energi yang ditimbulkan dari banyaknya jumlah energi yang digunakan tanpa mengurangi quality of service (QoS) kepada costumer. Tujuan pemanfaatan penggunaan energi ini supaya operator jaringan lebih efisien dan tidak mengurangi tingkat efektifitas dalam pemakaian energi yang dikeluarkan. Paper ini menjelaskan mengenai pemakaian jaringan dengan teknologi teknik Base-Station Sleep-Mode. Metode ini akan menjalankan auto control untuk menjalankan fungsinya pada pemancar jaringan, sehingga dibutuhkan sebuah pendekatan untuk memproses dengan menggunakan parameter-parameter yang dibutuhkan diantaranya User Association, SON (Self-Organizing Network), Cell Zooming, Traffic Prediction, dan Heterogenous Deployment. Salah satu hasil penelitian dari BS Sleeping mode menunjukkan hasil yaitu didapatkan nilai efisiensi energi hingga 90% pada akhir pekan di area bisnis dan perkantoran, dan 30-40%.


2018 ◽  
Vol 14 (11) ◽  
pp. 155014771881109 ◽  
Author(s):  
Pan Zhao ◽  
Lei Feng ◽  
Peng Yu ◽  
Wenjing Li ◽  
Xuesong Qiu

The explosive demands for mobile broadband service bring a major challenge to 5G wireless networks. Device-to-device communication, adopting side links for user-direct communication, is regarded as a main technical source for offloading large volume of mobile traffic from cellular base station. This article investigates the joint power and subcarrier allocation scheme for device-to-device communication in 5G time division duplex systems. In time division duplex system, instead of utilizing an exclusive portion of the precious cellular spectrum, device-to-device pairs reuse the subcarriers occupied by cellular users, thus producing harmful interference to cellular users in both uplink and downlink communication, and strongly limiting the spectrum efficiency of the system. To this end, we focus on the maximization of device-to-device throughput while guaranteeing both uplink and downlink channel quality of service of cellular users as well as device-to-device pairs. The problem is formulated as a mixed integer non-linear programming (MINLP) problem. To make it tractable, we separate the original MINLP problem into two sub problems: power allocation and sub-carrier reusing. The former is to develop optimal power allocation for each device-to-device pair and each cellular user, with the constraints of maximum power and quality of service. It is solved by geometric programming technique in convex optimization method. The latter is derived as a one-to-many matching problem for scheduling multiple subcarriers occupied by cellulars to device-to-device pairs. It is solved by Hungarian method. Simulation results show that the proposed scheme significantly improves system capacity of the device-to-device underlay network, with quality of service of both device-to-device users and cellular users guaranteed.


2016 ◽  
Vol 7 (3) ◽  
Author(s):  
Setiyo Budiyanto ◽  
Hanifah Diana

Pada saat ini teknologi serat optik menjadi media transmisi yang layak diperhitungkan penggunaannya dalam penyediaan akses karena memiliki kapabilitas dan kapasitas  yang  paling  tinggi  dibandingkan  dengan  media  transmisi  lainnya.  Dalam menyediakan akses informasi dengan volume bandwidth yang besar, serat optik memiliki prospek yang menjanjikan. Akses microwave berbasis sistem multiplexing saat ini mulai digantikan perannya dengan akses serat optik berbasis Internet Protocol (IP) yang disebut dengan Metro Ethernet. Aplikasi  Metro  Ethernet  untuk  akses  ke  menara  Base  Station  Transceiver  (BTS) dan  Radio  Network  Connection  (RNC)  operator  selular  merupakan  salah  satu  tawaran yang  diberikan  oleh  jaringan  Metro  Ethernet  saat  ini.  Penggunaan  Ip  clock  sangat dibutuhkan pada Base Transceiver Station (BTS) untuk sinkronisasi jaringan sebagai jam global yang berasal dari jam GPS diakuisisi oleh sejumlah BTS. IP clock didistribusikan ke pengendali serta acuan  berbagai jaringan, dan dari sana ke jaringan perangkat akses, sehingga  terwujud  sinkronisasi  jaringan  komunikasi  konvergensi  antara  BTS  ke  RNC yang melewati Metro E dengan media transmisi Fiber Optik. Pada penelitian ini, penulis menganalisa permasalahan link BTS dengan IP Clock sebagai alarm monitoring dan kaitannya dengan kesesuaian V-lan pada jaringan tersebut. Perhitungan  dan  analisa  Quality  of  Service  (QOS)  dari  penggunaan  fiber  optik  sebagai media  transmisi  yang  melewati  Metro  E  pada  link  antara  BTS  ke  RNC,  dimana parameter-parameter pandukung yang digunakan seperti Delay, Jitter, Packet Loss, untuk memudahkan dalam mengetahui performansinya.Kata Kunci : Fiber Optik, Metro E, BTS, IP Clock, QoS


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document