scholarly journals ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BERDASARKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) PADA PERUSAHAAN OBOR MAS (ROTI AMIN) BANDAR LAMPUNG

2021 ◽  
Author(s):  
Iskandar Ali Alam ◽  
Vera Anggraini

Setiap perusahaan memiliki tujuan utama yaitu memperoleh laba yang optimal dan mengawasi berjalanya perusahaan serta berkembangnya perusahaan. Salah satu cara agar perusahaan memperoleh laba yang optimal adalah menerapkan suatu kebijakan manajemen dengan memperhitungkan persediaan yang optimal salah satunya yaitu persediaan bahan baku. Persediaan bahan baku yang optimal merupakan faktor penting dalam proses kelancaran produksi pada suatu perusahaan. Bahan baku ini dapat dikendalikan dengan menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ) yang memilki tingkat keakuratan perhitungan yang lebih baik dibandingkan dengan metode konvensional.Penelitian ini memiliki jenis penelitian kuantitaif dengan desain berupa penelitian penelusuran. Desain penelitian yang digunakan adalah peneletian kuantitatif yang memiliki tujuan untuk mengakaji lebih dalam tentang penggunaan metode Economic Order Quantity (EOQ) dalam mengendalikan bahan baku Perusahaan Obor Mas (Roti Amin) Bandar Lampung. Objek penelitian ini adalah jumlah pembelian, jumlah persediaan, jumlah pemakaian bahan baku yang digunakan dalam proses produksi, serta biaya pemesanan dan biaya penyimpanan bahan baku. Yang bertujuan mencari pembelian bahan baku yang optimal, frekuensi pembelian yang optimal, persediaan pengaman Safety Stock, titik pemesanan kembali Reorder Point, dan total biaya persediaan yang efisien.Hasil penelitian didapatkan persediaan optimal bahan baku tepung terigu menggunakan metode EOQ sebesar 3.118 kg dengan frekuensi pembelian sebanyak 21 kali, Safety Stock sebesar 1.290 kg dan ROP dilakukan pada saat bahan baku digudang sebesar 1.521 kg denganTIC Rp 3.803.993. Kesimpulan dari penelitian ini adalah perhitungan menggunakan metode EOQ pada bahan baku tepung terigu lebih efisien dibandingkan dengan metode konvensional. Saran yang dianjurkan bagi manajemen Perusahaan Obor Mas (Roti Amin) Bandar Lampung adalah untuk menggunakan metode EOQ dalam proses pengendalian bahan baku perusahaan.

2018 ◽  
Vol 1 (01) ◽  
pp. 41
Author(s):  
Wartoyo Hadi

The purpose of the implementation of this research is to find the effectiveness of supplies raw materials, the method of analysis data used in the square is the smallest trend for planning raw materials and controling supplies use method of economic order quantity (EOQ) analyze reorder point. Analysis reorder point and safety stock. And analyzes efficiency cost of raw materials. Forecasting raw materials years 20x7 according to the smallest trend, cloth and dakron happened the difference is greater than of the target needed (according to a company); controling supplies raw materials with the methods eoq in 20x7 more effective than reservations raw materials cloth and dakron and more efficient than cost raw materials. The company should review the policy of forecasting raw material supplies that had been undertaken and make planning supplies the raw material that more accurate using the firm’s historical data and not only targeting the output production next year, so that machines production can be optimized. Considering the use of control supplies with the methods economic order quantity to companies, so this analysis can determine material reservations, supplies safety, maximum supplies to avoid the risk of running out of raw materials, because the companies often happened less dressed up a result of reservations that time is inaccurate, the lack of safety stock and the deferred the delivery of goods which often disturb the production process, by this method can prevent these things, so that the production process can run smoothly and minimize the cost of raw materials supplies.


2020 ◽  
Vol 20 (1) ◽  
pp. 39
Author(s):  
Ayu Fitriani Putri ◽  
Agus Santosa ◽  
Ni Made Suyastiri Yani Permai

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemesanan bahan baku madu optimal, menganalisis pengaruh biaya pemesanan, biaya penyimpanan, jumlah pemakaian dan waktu tunggu terhadap persediaan bahan baku madu, menganalisis trend kebutuhan bahan baku madu bulan Juli sampai dengan Desember 2018, menganalisis persediaan pengaman (safety stock) bahan baku madu, menganalisis titik pemesanan ulang (reorder point) bahan baku madu. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan metode pelaksanaan penelitian yaitu studi kasus. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis model EOQ (Economic Order Quantity), analisis regresi linier berganda, analisis trend, analisis safety stock dan analisis reorder point. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemesanan bahan baku madu yang optimal sebesar 6.524 kg/pesanan dengan frekuensi 17 kali pemesanan. Faktor biaya penyimpanan dan jumlah pemakaian mempengaruhi persediaan bahan baku sedangkan faktor biaya pemesanan dan waktu tunggu tidak mempengaruhi persediaan bahan baku di PT. Aksamala Adi Andana. Trend kebutuhan bahan baku madu di PT. Aksamala Adi Andana pada Bulan Juli sampai dengan Desember 2018 cenderung meningkat. Persediaan pengaman (safety stock) bahan baku madu yang harus tersedia di PT. Aksamala Adi Andana yaitu sebesar 766 kg. Reorder point bahan baku madu di PT. Aksamala Adi Andana sebesar 2.915 kg.


2019 ◽  
Vol 18 (2) ◽  
Author(s):  
Siti Husnul Hotima ◽  
Dini Hayati

Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah ingin menganalisis persediaan bahan baku optimal yang dibutuhkan dengan menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ), menganalisis berapa besar persediaan pengaman (Safety stock), menganalisis kapan waktu yang tepat untuk melakukan pemesanan kembali (reorder point), menganalisis total persediaan bahan baku atau Total Inventory Cost (TIC). Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Penelitian dan hasil perhitungan yang dilakukan menunjukkan bahwa persediaan bahan baku setiap tahunnya tidak stabil. Bahan baku yang dibutuhkan oleh perusahaan apabila dihitung menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ) pada tahun 2016 adalah sebesar 11,52 m3 dengan frekuensi pembelian 6 kali per periode (1 tahun). Tahun 2017 sebesar 9,90 m3 dengan frekuensi pembelian 6 kali per periode (1 tahun). Persediaan pengaman (safety stock) pada tahun 2016 adalah sebesar 16,48 m3. Pada tahun 2017 sebesar 11,25 m3. Titik pemesanan kembali (reorder point) pada tahun 2016 adalah sebesar 17,18 m3. Pada tahun 2017 sebesar 13,1 m3. Total biaya persediaan bahan baku yang dihitung menurut Economic Order Point (EOQ) lebih sedikit dibandingkan dengan yang dikeluarkan oleh perusahaan, maka ada penghematan biaya persediaan. Pada tahun 2016 sebesar Rp.110.499.402 dan pada tahun 2017 sebesar Rp.81.655.306. Kata Kunci: Economic Order Quantity (EOQ), Persediaan Pengaman (Safety Stock), Titik Pemesanan Kembali (Reorder Point), Total Biaya Persediaan atau Total Inventory Cost (TIC).


2018 ◽  
Vol 26 (2) ◽  
pp. 217-229
Author(s):  
Ono Tarsono ◽  
Siti Khotimah

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui jumlah safety stock yang sudah ditetapkan oleh manajemen perusahaan apakah sudah optimal (2) mengetahui jumlah pembelian bahan baku yang optimal, dan mengetahui total biaya persediaan yang optimal, dan (3) mengetahui waktu pemesanan kembali (reorder point). Data yang dipelajari berupa data  tentang (1) kebutuhan bahan baku tahun 2015 (2) biaya pemesanan setiap kali pesan tahun 2015 (3) harga faktur bahan yang dibeli tahun 2015 (4) biaya penyimpanan variabel tahun 2015. Metode penelitiaan yang digunakan adalah (1) Metode Economic Order Quantity (EOQ) (2) Metode Safety Stock (SS)  (3) Metode Reorder Point (ROP). Dengan diperoleh kesimpulan sebagai berikut : (1) Besarnya safety stock ditentukan oleh perusahaan sebesar 30% dari kebutuhan bulan berikutnya (2) Kuantitas pembelian optimal bahan baku alcohol sebesar 15,6 ton, dengan frekuensi pembelian sebanyak 12 kali, bahan baku Texapon N-70 sebesar 10 ton, dengan frekuensi pembelian sebanyak 8 kali, bahan baku Whimol 15 sebesar 9 ton, dengan frekuensi pembelian sebanyak 7 kali, bahan baku Euperlan PK771 sebesar 7 ton, dengan frekuensi pembelian sebanyak 5 kali, dan bahan baku Edenor C12-99 MY sebesar 7 ton, dengan frekuensi pembelian sebanyak 5 kali, dan besarnya total biaya persediaan untuk 5 (lima) jenis bahan baku utama sebesar 3.708.967.727. (3) Titik pemesanan kembali untuk bahan baku alcohol dilakukan apabila mencapai 14 ton, bahan baku Texapon mencapai 5.8 ton, bahan baku Whimol 15 mencapai 4.6 ton, bahan baku Euperlan PK771 mencapai 2.3 ton , dan bahan baku Edenor C12-99 MY mencapai 3.35 ton. Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis memberikan saran kepada perusahaan PT. Martina Berto Tbk. Agar mempertimbangkan penggunaan metode EOQ dan kapan perusahaan harus melakukan pemesanan kembali, agar pengendalian persediaan yang efektif dan efisien dapat tercapai.


Author(s):  
Diasicha Valensio Violenta ◽  
Sri Marwanti ◽  
RR Aulia Qonita

ABSTRACTThis study aims to determine the quantity and frequency of ordering fresh fish, total inventory cost, safety stock and reorder points based on the method Economic Order Quantity  the exactand knowing the ratio of total costs of fresh fish inventory if the traders at the Depo Ikan Segar use their own policies using the method Economic Order Quantity. The basic method used in this research is descriptive method. The location was determined by purposive sampling and selected the Depo Ikan Segar in Surakarta City because it was the whole sale center for fresh fish in Surakarta City. Determination of the sample using random sampling technique by proporsive sampling. Data analysis methods used are: (1) optimal quantity and ordering frequency (2) total inventory costs (3) calculation of safety stock and reorder points. The results of the analysis show that the calculation of the quantity, frequency of ordering fresh fish, total inventory cost, safety stock and reorder point will be optimal if using the method Economic Order Quantity compared to the merchant policy at Depo Ikan Segar.Keywords: Economic Order Quantity, Optimal Ordering Frequency, Reorder Point, Safety Stock, Total Inventory Cost INTISARIPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar kuantitas dan frekuensi pemesanan ikan segar, total biaya persediaan, safety stock dan reorder point yang tepat berdasarkan metode Economic Order Quantity, serta mengetahui perbandingan total biaya persediaan ikan segar jika pedagang di Depo Ikan Segar menggunakan kebijakannya sendiri dengan menggunakan metode Economic Order Quantity. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Penentuan lokasi secara purposive sampling dan terpilih Depo Ikan Segar Kota Surakarta karena merupakan pusat grosir ikan segar di Kota Surakarta. Penentuan sampel menggunakan teknik random sampling dengan cara proporsive sampling. Metode analisis data yang digunakan adalah : (1) kuantitas dan frekuensi pemesanan optimal (2) total biaya persediaan (3) perhitungan safety stock dan reorder point. Hasil analisis menunjukkan bahwa perhitungan kuantitas, frekuensi pemesanan, total biaya persediaan, safety stock dan reorder point akan optimal apabila menggunakan metode Economic Order Quantity dibanding dengan kebijakan pedagang di Depo Ikan Segar.Kata kunci:  Economic Order Quantity, Frekuensi Pemesanan Optimal, Persediaan Pengaman, Titik Pemesanan Kembali, Total Biaya Persediaan


2021 ◽  
Vol 7 (3) ◽  
pp. 203-215
Author(s):  
Hidayatun Nihlah ◽  
Husein Hi. Moh. Saleh

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sistem pengendalian persediaan bahan baku yang harus dilakukan oleh Rumah Cokelat dalam produksi cokelat.. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, dengan menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ), Safety Stock dan Reorder Point. Berdasarkan analisi pembelian bahan baku fermentasi biji cokelat untuk produksi cokelat yang optimal menurut metode Economic Order Quantity (EOQ) selama tahun 2018 di Rumah Cokelat yaitu sebanyak 166,7 kg dengan frekuensi pembelian sebanyak 6 kali. Kuantitas persediaan pengaman atau Safety tock tahun 2018 sebesar 7.586 kg. Untuk jumlah Reorder Point tahun 2018 yaitu 7.594 kg. Dari hasil analisis diketahui total biaya persediaan menurut metode Economic Order Quantity (EOQ) sebesar Rp. 13.732.035,2, sedangkan  berdasarkan kebijakan perusahaan total biaya persediaan sebesar Rp. 17.889.726,2. Sehingga jika Rumah Cokelat menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ) dapat menghemat biaya persediaan sebesar Rp. 4.157.691.


2018 ◽  
Vol 13 (02) ◽  
Author(s):  
Melinda Miranda Wijaya ◽  
David P. E. Saerang ◽  
Meily Y. B. Kalalo

            The cost of raw material inventory is a sacrifice of economic resources, measured in units of money, which have occurred or are likely to occur for raw material inventory, consisting of purchase costs, storage costs, and inventory shortage. This study aims to determine (1) Total Inventory Cost (TIC) based on RM policy. Kinamang Fuel Fish and Economic Order Quantity (EOQ) method during 2017 (2) Frequency of ordering of efficient fish raw material during 2017 (3) Quantity of safety stock and when to reorder point of raw materials fish in RM. Ikan Bakar Kinamang during 2017. This research is a descriptive research with qualitative approach. And use case study method. The result of the research shows that the Cost of Fish Raw Material Supplies at Kinamang Fuel Fish Restaurant is still not economical because the purchase (order) is only based on the previous sales estimate, and does not take into account economically the expenses incurred for the purchase and storage of fish raw materials the. Precisely with the calculation of Economic Order Quantity (EOQ), the cost of raw materials inventory of fish is much less, and can determine properly and correctly about the safety stock (safety stock), and reorder (reorder point).Keywords: Inventory Cost, EOQ, Frequency, Safety Stock, ROP


Author(s):  
Irham Fauzi ◽  
Qurtubi ◽  
Dwi Handayani

Artikel membahas pengendalian persediaan crude oil di sebuah perusahaan yang mengolah crude oil menjadi produk bahan bakar minyak, non-bahan bakar minyak, dan bahan bakar khusus. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengendalikan pasokan bahan baku yang terdiri dari heavy crude dan super heavy crude guna mempertahankan kelangsungan proses pengolahan perusahaan. Metode yang digunakan adalah Economic Order Quantity (EOQ). Berdasarkan hasil perhitungan disimpulkan pemesanan bahan baku berupa crude oil yang ekonomis bagi perusahaan yaitu heavy crude sebesar 183.366 barrel dengan jumlah pemesanan dalam satu tahun sebanyak 76 kali, sehingga interval pemesanannya adalah setiap 5 hari. Super heavy crude sebesar 251.719 barrel dengan jumlah pemesanan dalam satu tahun sebanyak 104 kali, sehingga interval pemesanannya adalah setiap 4 hari. Jumlah safety stock dari heavy crude adalah sebesar 259.713 barrel, sehingga Reorder Point (ROP) dari heavy crude adalah sebesar 528.392 barrel. Super heavy crude sebesar 429.065 barrel, sehinnga Reorder Point (ROP) super heavy crude adalah sebesar 929.449 barrel.   The article discusses controlling crude oil inventories in a company that processes crude oil into fuel products, non-fuel oil, and special fuels. The purpose of this study is to control the supply of raw materials consisting of heavy crude and super heavy crude in order to maintain the continuity of the company's processing. The method used is Economic Order Quantity (EOQ). Based on the calculation results, it is concluded that the ordering of raw materials in the form of crude oil which is economical for the company is heavy crude of 183,366 barrels with the number of orders in one year as much as 76 times, so the order interval is every 5 days. Super heavy crude amounted to 251,719 barrels with the number of orders in one year as many as 104 times, so the order interval is every 4 days. The total safety stock of heavy crude is 259,713 barrels, so the Reorder Point (ROP) of heavy crude is 528,392 barrels. Super heavy crude is 429,065 barrels, so the super heavy crude Reorder Point (ROP) is 929,449 barrels.


2017 ◽  
Vol 1 (4) ◽  
pp. 271
Author(s):  
Khoirun Nissa ◽  
M Tirtana Siregar

PT.Bina Busana Internusa adalah perusahaan yang bergerak dibidang garmen dengan memproduksi kemaja pria & wanita dan seragam kerja khususnya pada Kain kemeja poloshirt yang membutuhkan pengendalian persediaan bahan baku yang baik dan tepat. Produk yang akan diteliti adalah kain kemeja poloshirt. Permasalahan yang terjadi di kain kemeja poloshirt adalah keterlambatan datangnya bahan baku selama 4 hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengendalikan persediaan bahan baku menggunakan metode EOQ di PT Bina Busana Internusa. Penelitian ini menggunakan metode EOQ untuk mengetahui total biaya persediaan. Data yang dibutuhkan pada penelitian ini yaitu jumlah pembeliaan bahan baku, jumlah penggunaan bahan baku, biaya simpan, biaya pemesanan, lead time dan frekuensi pemesanan . Hasil yang diperoleh dari metode EOQ yaitu terjadi perbaikan pada pembelian bahan baku, total biaya persediaan bahan baku, frekuensi pemesanan, safety stock dan reorder point. Nilai pembeliaan bahan baku sebesar 1.313,167 kg menjadi 1.837 kg. Nilai total biaya persediaan bahan baku sebesar Rp 2.447.395 menjadi Rp. 2.315.356. Nilai Frekuensi pemesanan sebesar 24 kali menjadi 17 kali. Safety stock yang di hasilkan dari metode EOQ sebesar 749,91 kg. Reorder point yang dihasilkan dari metode EOQ sebesar 969 kg. Oleh karena itu, perusahaan disarankan untuk menimasi total biaya persediaan bahan baku.


2020 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 22
Author(s):  
Sandi Wardani ◽  
Sri Rahayuningsih ◽  
Ana Komari

This study aims to analyze the availability of raw materials at PT. Akasha Wira Internasional Tbk, analyzes the total cost of raw material inventories, analyzes to reorder point raw materials, analyzes the amount of safety stock of raw materials, analyzes raw material inventory control. The analytical method used is the Economic Order Quantity method, which is to find out the optimal order or purchase quantity with the aim of minimizing inventory costs consisting of ordering costs and storage costs. The results showed that the purchase of optimal ades 1500 ML label raw materials according to the Economic Order Quantity method during the 2017 period for each message was greater than what the company did. The optimal purchase of raw materials that must be done by the company in 2017 is 397 m with the frequency of ordering that must be done as much as 2 times. The safety stock quantity that must be available in the warehouse is 480.15 m and the Re Order Point according to the Economic Order Quantity is at the time of the inventory in the warehouse is 512.91 m. The total inventory cost for the production process incurred according to the Economic Order Quantity method is smaller than the total inventory cost incurred by the company. Keywords: Inventory, Raw Materials, Economic Order Quantity  Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ketersediaan bahan baku di PT. Akasha Wira Internasional Tbk, menganalisis total biaya persediaan bahan baku, menganalisis untuk melakukan pemesanan kembali (reorder point) bahan baku, menganalisis jumlah persediaan pengamanan barang  (safety stock) bahan baku, menganalisis pengendalian persediaan bahan baku. Penggunaan pendekatan yaitu metode Economic Order Quantity sebagai cara menyimpan bahan baku untuk ketersediaan biaya pesan dan biaya simpan bahan baku. Data yang diperoleh adalah data primer dan data sekunder. Pada bahan baku  ades 1500 ML tahun 2017 memiliki tingkat pemesanan yang lebih tinggi. Pembelian bahan baku optimal yang harus dilakukan perusahaan pada tahun 2017 adalah sebesar 397 m dengan frekuensi pemesanan yang harus dilakukan adalah sebanyak 2 kali. Kuantitas persediaan pengaman yang harus tersedia digudang adalah sebesar 480,15 m dan titik pemesanan kembali menurut Economic Order Quantity yaitu saat persediaan digudang tinggal 512,91 m. Maka dalam proses produksi menurut EOQ lebih kecil diabnding dengan total pembiayaan dari perusahaan.  Kata Kunci :  Persediaan , Bahan Baku, Economic Order Quantity


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document