scholarly journals ANALISIS MODEL BISNIS DAN STRATEGI PERUSAHAAN START UP E-COMMERCE

2017 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 98-113
Author(s):  
Nefo Indra Nizar

Perkembangan bisnis dengan platform e-Commerce di Indonesia sudah maju pesat. Pemerintah sangat mendukung pertumbuhan  bisnis dengan platform e-Commerce, dengan paket kebijakan ekonomi dan memberikan panduan dan peta jalan industri e-Commerce. Salah satu transaksi perdagangan yang potensial dapat digarap melalui platform e-Commerce adalah UMKM. Barang dan jasa UMKM memberikan kontribusi besar untuk memenuhi kebutuhan domestik dan ekspor. GerobakOnline.Com sebagai perusahaan start up e-Commerce memiliki visi dan misi untuk menjadi perusahaan marketplace terkemuka melayani UMKM. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana strategi  dan model bisnis GerobakOnline sebagai perusahaan start up e-Commerce. Analisis model bisnis menggunakan kerangka e-model bisnis Osterwalder dan Pigneur. Metode penelitian menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus dan teknik wawancara. Penelitian kualitatif bertujuan untuk mendapatkan pemahaman dan gambaran secara menyeluruh mengenai model bisnis dan strategi GerobakOnline. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa GerobakOnline sebagai perusahaan start up e-Commerce memiliki 6 strategi inti pengembangan bisnis untuk meraih visi dan misi yang memberi solusi dan nilai tambah kepada pasar UMKM. Model bisnis GerobakOnline sejalan dengan 6 strategi inti perusahaan. Tiga pilar model bisnis : Infrastructure Management, Product Innovation, dan Customers Relationship menunjukkan bagaimana perusahaan melalui semua aspek memberikan value sebesar-besarnya kepada UMKM sebagai target mitra bisnis. Financial Aspect sebagai pilar ke empat menunjukkan struktur biaya lebih besar dari aliran pendapatan yang disebabkan oleh beban biaya penyusutan dan biaya pengembangan TI

Author(s):  
Nefo Indra Nizar ◽  
Iman Lubis

Tujuan Penelitian ini untuk menggali lebih dalam mengenai peran fintech  dan e-commerce terhadap pertumbuhan UMKM dan Industri Kreatif melalui penilaian e-bisnis model pada Modalku dan Blanja .com dalam mendorong pertumbuhan UMKM dan industry kreatif. Metode yang digunakan adalah studi pustaka dengan melakukan beberapa paparan mengenai kebijakan, prosedur, pelaksanaan dan evaluasi untuk platform Modalku (fintech) dan Blanja.com (e-commerce). Hasil yang didapat adalah kebijakan pemerintah mendukung dan mempermudah terbentuknya platform fintech dan e-commerce, prosedur perusahaan yang menjaga kerahasiaan dan keamanan untuk e-commerce dan kepastian hukum di fintech  mendukung amannya penggunaan platform tersebut. Pelaksanaan yang dilakukan yang diukur dengan empat kriteria yaitu infrastructure management, product innovation, customer relationship, dan financial aspect sangat membantu UMKM dan Industri kreatif untuk mendapatkan dana dan menyalurkan produk ke pasar.


Author(s):  
Putra Fajar Alam ◽  
Asti Amalia Nur Fajrillah ◽  
Anik Hanifatul Azizah ◽  
Ahmad Almaarif

[Id] Techno Park merupakan salah satu jenis dari organisasi/perusahaan yang membutuhkan inovasi yang berkelanjutan dalam memenuhi fungsinya sebagai lembaga riset dan komersialisasi produk. Namun hingga saat ini proses inovasi produk yang dijalankan Techno Park belum berhasil menciptakan produk yang optimal dan belum memanfaatkan pengetahuan yang tercipta di dalam proses pengembangan produk sebelumnya. Pada penelitian ini diajukan suatu model tata kelola pengetahuan untuk meningkatkan kualitas inovasi produk yang dikembangkan. Perancangan model tata kelola pengetahuan dibentuk berdasarkan sistem tata kelola COBIT 5.0 dan tata kelola pengetahuan berbasis inovasi terbuka. Untuk melihat pencapaian level kapabilitas tata kelola pengetahuan, dilakukan penilaian melalui Process Assesement berdasarkan model tata kelola pengetahuan yang telah disusun. Proses riset dan komersialisasi adalah fokus utama dalam pembentukan model tata kelola pengetahuan pada Techno Park. Proses - proses pendukung seperti peningkatan jejaring serta proses inkubasi start-up juga diperhatikan peranannya dalam mendukung proses riset dan pengembangan bisnis. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah membuat model tata kelola pengetahuan pada proses inovasi produk di Techno Park. Hasil dari penelitian ini berupa model tata kelola dengan 3 komponen berupa: enabler tata kelola pengetahuan; lingkup tata kelola pengetahuan; peran, aktivitas dan tata kelola pengetahuan. Model ini diharapkan dapat membantu Techno Park untuk menciptakan produk inovasi yang lebih optimal dengan memanfaatkan pengelolaan pengetahuan yang tercipta sebelumnya melalui suatu model tata kelola pengetahuan. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk meningkatkan efektifitas model agar semakin relevan dengan tujuan pengembangan produk inovasi pada Techno Park. Kata kunci :Techno Park, riset & komersialisasi, tata kelola pengetahuan [En] Techno Park is an organization in need of continuous innovation because of it functions a research facility and product commercialization. To date, their products of innovations haven successfully been commercialized. Their product isn being optimized properly. They also not utilizing their previous knowledge of developing product fully yet. This research proposed a knowledge governance model to increase the quality of product that being developed. The model is designed based on COBIT 5.0 governance system and an open innovation based of knowledge governance. To see an achievement level of knowledge governance capability a rating is made. The rating made through Assessment Process based on knowledge governance system that has been made earlier. Research process and commercialization is the main focus in making a knowledge governance system on Techno Park. Other supporting process such as networking and start-up incubation is also observed closely of their role in research support and business development. The objective of this research is to create a model of knowledge governance in product innovation process in Techno Park. The result of this research in form of governance model with 3 components: the enablers of knowledge governance; the scope of knowledge governance; role and activity of knowledge governance. This model is expected to help Techno Park to create a more optimized product innovation by utilizing the knowledge management that was created before through a model of knowledge governance. Further research is needed to improve the effectiveness of the model to be more relevant to the purpose of innovation product development in Techno Park.


2018 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 1-12
Author(s):  
Gun Gumelar Somantri ◽  
Arif Satria ◽  
Budhi Hascaryo Iskandar

Model Bisnis Kanvas (BMC) membantu perusahaan menciptakan model bisnis berdasarkan sembilan blok. Penelitian ini bertujuan menganalisa desain pengembangan model bisnis industri tuna di PT. Pahala Bahari Nusantara (PBN). Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan BMC, Metode Delphi, SWOT, dan Blue Ocean Strategy. Pemetaan model bisnis PBN memperlihatkan costumer segment, value proposition, channels, revenue streams, key resources, key activities, key partnership, dan cost structure. Analisis lingkungan eksternal dengan Metode Delphi menunjukkan nilai kekuatan pasar 25,76%, kekuatan industri 24,82%, tren kunci 24,21% dan kekuatan ekonomi makro 25,21%. Lingkungan internal yang mempengaruhi model bisnis PBN dipengaruhi oleh produk, infrastructure management, customer interface, dan financial aspect. Berdasarkan hasil evaluasi SWOT, elemen dengan kekuatan tertinggi adalah key partnership dan terendah adalah customer relationship. Probabilitas tertinggi adalah customer segment dan terendah adalah key resource. Ancaman tertinggi adalah value proposition dan terendah adalah customer relationship. Berdasarkan hasil identifikasi sembilan elemen tersebut maka pola model bisnis yang digunakan PBN termasuk dalam pola model bisnis unbundling (terurai) dengan mengintegrasikan bisnis tiga inti yaitu, hubungan pelanggan, inovasi produk, dan insfrastruktur. Elemen yang harus dikembangkan berdasarkan pendekatan Blue Ocean Strategy adalah elemen value proposition. Perusahaan harus bisa menciptakan nilai baru bagi pelanggan.Kata kunci: BMC, pengembangan bisnis, tuna.


2013 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 44-48
Author(s):  

Abstract Product innovation has become increasingly important as a means for ensuring a competitive advantage, growth and financial success in today’s ultracompetitive business environment. To build a competitive advantage, pay off development and start-up costs and to generate cash, it is desirable to be successful from the start. In B2B markets, in particular, the sales force plays a key role in making sales grow quickly and generating cash to fuel further growth. It is therefore in companies’ interest to support their sales force as effectively as possible to enable them to fulfill this key task. According to a study on the sales of two different innovations at a global industrial company, the recipe for high sales performance is fairly straightforward: if salespeople are willing to try harder, their higher levels of effort lead to higher performance. But the simplest and most frequently used attempt to motivate is not the most effective: producing considerable management attention and promotion opportunities for salespeople who meet and exceed established expectations both show limited success. Rather, increased sales are facilitated by an approach that builds on the principle of intrinsic motivation. If management puts emphasis on increasing the inherent attractiveness of selling the new product, as well as on increasing a salesperson’s belief in his or her ability to sell the product, the positive impact on sales is stronger. Therefore, managers should apply normative incentives judiciously. For better new product performance, it seems more advisable to treat salespeople as the first “customers” and reinforce a positive attitude towards the task in early selling attempts.


2021 ◽  
Vol 1 (3) ◽  
pp. 365-374
Author(s):  
Agus Sukarno ◽  
Yuni Istanto ◽  
Gunawan Nusanto ◽  
Iwan Kresna Setiadi ◽  
Nuruni Ika Kusuma Wardani

The Covid-19 pandemic has destroyed many SMEs throughout Indonesia, even in Sleman. This study aims to test the product innovation model on start-up SMEs in Sleman in overcoming the challenges of digital transformation. The technology analyzed in this study is digital technology in start-up SMEs for product marketing and creating new innovative products. The population in this study were all start-up SMEs in Sleman. Sampling using purposive sampling. The number of samples in this study was 75 respondents. This study uses a respondent survey approach. The data analysis technique used qualitative and quantitative analysis. Qualitative analysis was conducted to create a cluster map of the distribution of start-ups and technology clusters used by start-ups in Sleman. Quantitative analysis is used to test the product innovation model at start-ups in Sleman.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document