scholarly journals Perencanaan Model Bisnis pada UMKM dalam Mengembangkan Oleh-oleh Khas Bekasi

2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 75
Author(s):  
Jati Paras Ayu

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi model bisnis yang digunakan oleh bisnis kuliner Bekasi Salaku dengan menggunakan business model canvas. Identifikasi dilakukan dalam 9 elemen dalam business model canvas yaitu customer segments, value proposition, channels, customer relationship, revenue streams, key resources, key activities, key partnership, dan cost structure. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode penelitian ini adalah studi kasus. Pengumpulan data primer pada penelitian ini dilakukan yaitu dengan menggunakan wawancara. Hasil penelitian yang ditemukan ialah belum adanya perencanaan Business Model Canvas yang memenuhi 9 elemen model bisnis, oleh karena itu peneliti membantu membuatkan atau merencanakan usaha kuliner khas Bekasi Salaku ke dalam 9 elemen model bisnis. Setelah merancang dari 9 elemen model bisnis Salaku miliki maka hasil simpulan dan saran yang dapat diberikan yaitu, Salaku perlu membuat strategi marketing yang lebih gencar dan menarik untuk memasarkan produk yang spesifik kepada pasar yang potensial. Strategi marketing yang lebih gencar seperti membuat suatu jadwal posting Sosial Media dalam satu timetable lalu bekerja sama dengan banyak Lembaga terkait seperti Dinas Pariwisata daerah, lalu memasarkan produk yang menarik yaitu membuat design postingan sosial media yang lebih atraktif dari warna dan angle foto lalu mengemas produk yang sesuai pada tren saat ini.

2020 ◽  
Vol 18 (1) ◽  
pp. 95
Author(s):  
Husoen Mans Sovei

Berkembangnya barbershop membuat persaingan bisnis ini menjadi semakin ketat, bahkan di Kota Yogyakarta semakin banyak bermunculan barbershop. Tujuan utama dalam penelitian ini untuk menciptakan perancangan model bisnis berkelanjutan dalam mengembangkan bisnis usaha barbershop dengan menggunakan metode SWOT, dan BMC (Business Model Canvas). Penelitian ini difokuskan untuk perancangan model bisnis baru dengan pendekatan Business Model Canvas (BMC) sembilan blok, yaitu: (1) Customer Segmentations, (2) Value Propositions, (3) Channels, (4) Customer relationship, (5) Revenue Streams, (6) Key Resources, (7) Key Activities, (8) Key Partnerships, dan (9) Cost Structure. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model bisnis yang selama ini dilakukan dalam usaha Unick Barbershop Yogyakarta ditemukan kelemahan beberapa elemen BMC, oleh karena itu perlu dilakukan perbaikan pada 4 elemen yaitu; Blok Key Activities, Blok Value Propositions, Blok Customer Segmentations, dan Blok Key Resources


2016 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
Author(s):  
Eius Solihah ◽  
Aida Vitayala S. Hubeis ◽  
Agus Maulana

Usaha di bidang perikanan menghadapi berbagai kendala, sehingga untuk menjaga keberlangsungan usahanya, menuntut KNM Fish Farm yang merupakan usaha keluarga yang bergerak di bidang budidaya perikanan air tawar agar meningkatkan kinerja dengan cara memperbaiki model bisnis yang selama ini digunakan dalam menjalankan bisnisnya. Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Mengidentifikasi model bisnis di KNM Fish Farm menggunakan BMC, (2) Menciptakan model bisnis perbaikan pada KNM Fish Farm. Data dikumpulkan dari Desember 2013 hingga Februari 2014 dan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus pada KNM Fish Farm. Alat analisis yang digunakan yaitu Business Model Canvas (BMC) dan Analisis SWOT. Penelitian ini difokuskanuntuk membuat model bisnis baru dengan pendekatan Business Model Canvas (BMC) yang melihat perusahaan melalui sembilan elemen, yaitu: (1) Customer segmentations, (2) Value Propositions, (3) Channels, (4) Customer relationship, (5) Revenue streams, (6) Key Resources, (7) Key Activities, (8) Key Partnerships, dan ( 9) Cost Structure. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model bisnis yangselama ini dilakukan oleh KNM Fish Farm ditemukan kelemahan pada ke-9 elemen BMC, oleh karena itu perlu dilakukan perbaikan pada semua elemen.


2019 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 115-129
Author(s):  
Rahmatang Rahmatang ◽  
Evahelda Evahelda ◽  
Fournita Agustina

UMKM Toko Pelawan merupakan salah satu UMKM penghasil madu yang telah memiliki brand image. Meskipun usaha ini telah beriri cukup lama, akan tetapi masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki terutama pada inovasi serta permasalahan yang dialami berkaitan dengan banyaknya pesaing yang membuat produk serupa dan strategi yang diterapkan kurang efektif. Tujuan dalam penelitian ini, yaitu 1) mengidentifikasi model bisnis yang diterapkan di UMKM Toko Pelawan dengan pendekatan sembilan elemen business model canvas, yaitu customer segments, value propositions, channels, customer relationship, revenue streams, key resources, key activities, key partnership, cost structure. 2) Merumuskan alternatif strategi yang paling tepat di UMKM Toko Pelawan untuk mengembangkan usahanya dengan pendekatan business model canvas. Metode penelitian ini adalah analisis kualitatif yang terdiri analisis deskriptif dan analisis SWOT. Hasil dari penelitian ini bahwa UMKM Toko Pelawan telah memenuhi kesembilan elemen dari business model canva.  Namun, model bisnis di UMKM Toko Pelawan saat ini masih memiliki kelemahan, sehingga menciptakan strategi yang dihasilkan dari perbaikan business model canvas seperti menambah agen, perlu menambah jenis lebah madu dan menambah rumah sarang lebah madu, membuat gerai yang lebih menarik dan nyaman, membuat kartu member, penambahan modal usaha, perlu memodifikasi bentuk dan ukuran kemasan yang bervariasi, melakukan pelatihan bagi anggota atau karyawan, perlu adanya kerja sama tertulis yang sah secara hukum.


2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 85-91
Author(s):  
Doni Sahat Tua Manalu ◽  
Indah Maulina Utami

Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan dan menyusun ide perencanaan bisnis yaitu strategi pemasaran buah naga dengan pendekatan Business Model Canvas (BMC) di PT Trisna Naga Asih, yang ditinjau berdasarkan 9 elemen Business Model Canvas. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deksriptif kualitatif dan kuantitatif. Data primer dan data sekunder yang diperlukan, dikumpulkan dengan teknik wawancara dan pencatatan. Hasil penelitian memberikan gambaran tentang kondisi bisnis PT Trisna Naga Asih saat ini dan beberapa rekomendasi yang disarankan dilihat dari perubahan 9 elemen yang terjadi Customer segments berupa perluasan pasar pada konsumen Jawa Barat, dengan menambahkan media website dalam proses kegiatan pemasaran pada Key Acitvites, penggunaan media sosial dan website pada Channels, mempermudah konsumen dalam mengakses informasi dan promosi produk pada Value Proposition, bertambahnya wadah untuk memberi infomasi dan promosi pada Customer Relationships, penambahan tenaga kerja pada Key Resources, penambahan serta peningkatan mitra pada Key Partenrships, peningkatan penjualan komoditas buah naga merah dan buah naga kuning pada Revenue Streams, adanya pembukuan keuangan yang digunakan yaitu analisis laba rugi dan R/C Ratio pada Cost Structure.


2020 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 180-196
Author(s):  
Maziyah Mazza Basya ◽  
Rafi Setya Iqbal Pratama ◽  
Muhammad Iqbal Surya Pratikto

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan strategi pengembangan Fintech syariah dalam menghadapi persaingan bisnis dengan kompetitor lain. Peneliatian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan Business Model Canvas (BMC) yang membahas teori atau mencari referensi yang relevan dengan topik yang di angkat. Peneliti ini menemukan bahwa dalam mengembangkan perusahaan fintech syariah di era disruptif saat ini, harus mempunyai model bisnis yang akan menjadi pondasi dasar dalam menjalankan bisnis berbasis teknologi. Model bisnis tersebut adalah model bisnis kanvas yang memiliki sembilan bagian bangunan, diantaranya: key partnership, key resources, key activities, value proposition, customer segment, customer relationship, channels, cost structure, revenue stream. Namun dalam syariah menambah satu bagian bangunan yaitu syariah compliance. Berdasarkan dari pengelohaan atas pembagian bangunan meemberikan hasil atas strategi pengembangan fintech syariah.


2020 ◽  
Vol 20 (2) ◽  
pp. 95
Author(s):  
Devanny Gumulya

In the 21st century disruptive era, in order to survive a company must innovate their business model constantly. In 2006 – 2017, the number of finish goods produced by base and chemical industry sector compare to agriculture and consumer goods sector were lower. Thus, this research tries to do regression with simultenous approach by analyzing variabel combined from the business model canvas concept by Osterwalter and Pigneur, 2010 and production function Cobb Douglas. The BMC was filled with financial report from Bloomberg. From the data, only several variables from BMC can be analyzed, the variables are value proposition, key resources, revenue and cost structure. This research also tries to analyze the relation between BMC internal variabel with external variabel from macro economy. The research results are revenue positively influence finish goods, while revenue is positively influenced by cost of good sols and external variabel national GDP. ARIMA forecast is done in static and dynamic model. From the static model founded that, from 2017-2018 BRNA and TPIA increase their finish goods significantly. For the longer prediction 2017 – 2025 a dynamic model is used, founded that all companies will not have significant growth in their finish goods production. The basic and chemical industry’s finish goods still going to be lower than agriculture and consumer goods industry. Concluded that manufacture industry that relates directly to human’s primary needs, the finish goods average will always be higher than basic industry and chemical in which this sector is not directly needed by human. Keywords: business model canvas; production function cobb douglas; 2sls


2020 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 59-67
Author(s):  
Desri Yesi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran model bisnis KUB Gunung Gare ditinjau dari 9 aspek pada Business Model Canvas dan untuk menentukan rekomendasi pengembangan bisnis yang sesuai untuk diterapkan pada KUB Gunung Gare. Jenis penelitian yang digunakan  adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menghasilkan gambaran tentang kondisi bisnis KUB Gunung Gare saat ini dan beberapa rekomendasi yang disarankan yaitu dari Customer Segments berupa penambahan segmentasi pada agen-agen ataupun ritel penjualan pakan, penggunaan social media dan website pada Channels, peningkatan kelancaran informasi  pada Customer Relationship, pelatihan bagi tenaga kerja (SDM) serta aktivitas promosi pada Key activities, peningkatan kualitas bahan baku, penambahan jumlah mesin produksi ataupun peningkatan kapasitas mesin,  peningkatan kapabilitas SDM,  pengajuan kredit atau pinjaman dan upgrade teknologi pada Key Resources, peningkatan kualitas kerjasama  pada Key Partner, penarikan biaya pelatihan  pada Revenue Stream, serta perlunya pembukuan/ akuntansi keuangan pada segmen Cost Structure


2018 ◽  
Vol 5 (3) ◽  
Author(s):  
Elfira Febriani

Pengembangan plastik biodegradable dari tepung singkong sangat potensial untuk dikembangkan karena bahan baku yang mudah didapatkan terutama di Indonesia. Plastik yang menggunakan bahan baku tepung singkong merupakan sebuah invensi yang harus dikembangkan untuk mengurangi masalah pencemaran lingkungan sehingga dapat menjadi sebuah bisnis yang dapat berkembang. Oleh sebab itu tujuan dari makalah ini adalah mengusulkan rancangan produk dan bisnis model termoplastik dari tepung singkong. Dalam perancangan produk untuk menghasilkan termoplastik menggunakan beberapa jenis bahan utama yaitu tepung tapioka, magnesium stearat, serta bahan pemlastis berupa gliserol 99% (b/b) serta akuades maka jika dihubungkan dengan teori tepung singkong berpotensi untuk dijadikan termoplastik dikarenakan memiliki kandungan pati (80-90%) dan serat (1.5-3%) yang tergolong cukup tinggi. Pada awalnya target pasar mungkin lebih ditujukan kepada masyarakat yang memiliki konsep back to nature. Rancangan termoplastik tersebut jika dirancang dalam sebuah model bisnis dengan konsep Business Model Canvass (BMC) yang terdiri dari sembilan elemen. Sembilan elemen BMC terdiri atas customer segments, value prepositions, channels, customer relationship, revenue streams, key resources, key activities, key partnership dan cost structure. Kata kunci: Rancangan Produk, Termoplastik, Business Model Canvass


2018 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 352-373
Author(s):  
Humam Mahmudi

Beberapa tahun terkahir PT Sasakura Indonesia mengalami penurunan keuntungan selama tahun 2016-2017. sehingga yang semula setahun dapat menghasilkan keuntungan perusahaan sebesar 3 milyar Rupiah, namun pada saat itu perusahaan justru merugi sebesar 2,19 milyar Rupiah. Kerugian ini sebagai dampak dari kondisi global dan kondisi ekonomi dalam negeri. Dalam kondisi profit yang terus merosot ini PT Sasakura Indonesia patut mengadakan perubahan. Sehingga dalam menghadapi permasalahan yang ada tersebut, PT Sasakura Indonesia perlu melakukan penyesuaian Bussines Model Canvas (BMC) yang baru. Perusahaan perlu menelaah kembali posisi SWOT perusahaan saat ini, kemudian membuatkan business model canvas dalam upaya memperbaiki model bisnisnya. Business Model Canvas ini juga dapat membantu perusahaan untuk mengenali apa yang menjadi value proposition perusahaan, serta bagaimana membangun dan menjalankan key activities dan key resources dalam menciptakan value proposition dan mendapatkan revenue streams, memahami bagaimana produk dan jasa yang ditawarkan perusahaan dapat dikomunikasikan dengan baik kepada konsumen. Data dari dokumen laporan dalam bentuk hard copy maupun soft copy yang ada di PT Sasakura Indonesia sekaligus sebagai perusahaan yang di teliti. Jenis data primer yaitu data yang berasal langsung dari sumber data yang dikumpulkan secara khusus dan berhubungan langsung dengan permasalahan yang di teliti dengan cara observasi, wawancara, Sedangkan jenis data sekunder diperoleh melalui kajian pustaka, review penelitian relevan sebelumnya, dokumen dan laporan rutin perusahaan. Hasilnya dapat diketahui posisi perusahaan berdasarkan review SWOT, yang menunjukkan bahwa perusahaan PT Sasakura Indonesia masih memiliki peluang cukup baik untuk merebut pasar atau konsumen, dimana strategi yang dapat digunakan yaitu kombinasi strategi Strength-Opportunity. Denggan begitu dapat dibuatkan remodelling business model canvas baru yang selaras dengan posisi SWOT dan strategi baru yang mendukung terlaksananya business model canvas baru yang dibuat.  


PERSPEKTIF ◽  
2021 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 169-178
Author(s):  
Agung Prawijaya ◽  
R. Hamdani Harahap ◽  
Erika Revida

The purpose of this study was to see modern market development with the Franchise concept and in collaboration with third parties opens a partnership space in the management of Village Business Stores carried out by BUMDes managers. This study aims to analyze the implementation of the business strategy developed by BUMDes-Mart Berkah Jatimulyo Village, Pegajahan District, Serdang Bedagai Regency, using the business model canvas as a tool to identify existing business models. This research uses descriptive qualitative research methods, data collection techniques by conducting literature studies and research in the field. Data analysis was carried out by collecting data, reducing data, presenting data and drawing conclusions. The results obtained are in the form of a description of the nine elements in the business model consisting of customer segments, value proposition, customer relationships, customer segments, channels, revenue streams, cost structure, key activities, key resources, key partners. This business model will find out the weaknesses and strengths of a business that is being run and to find out what strategies can be implemented in the future. In addition to these aspects, the findings in this study are that there are factors that influence the business model canvas on BUMDes-Mart, namely in terms of market and financial segments.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document