scholarly journals METODE KERJA KELOMPOK SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DALAM MENYUSUN SOAL TES SEMESTER DI SDN KALIBANTENG KULON 02 SEMARANG

2021 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 195-208
Author(s):  
Sugiwanti Sugiwanti
Keyword(s):  

Tindakan membuat soal sebagai instrumen penilaian tidak bisa dilaksanakan secara sembarangan, untuk meningkatkan kualitas guru dalam membuat soal maka perlu pengetahuan tentang pembuatan tes. Namun ditemukan banyak soal tes tertulis untuk semester yang buat guru SDN Kalibanteng Kulon 02 Kota Semarang belum sesuai dengan kaidah penulisan soal. Dari 18 guru hanya ada 5 guru atau 28% guru yang mampu membuat soal tes tertulis yang sesuai auturan.  Butir soal tes tertulis yang belum benar dari sudut pandang kaidah penulisan soal harus segera diperbaiki atau diganti dengan butir soal yang baru. Hal ini tentunya membutuhkan peran dari kepala sekolah denan melakukan kegiatan supervisi akademik yang dapat dilakukan dengan teknik kelompok melalui metode Kerja Kelompok yang bisa dilakukan dengan mengadakan diskusi kelompok (group discussion). Ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan 1) Bagaimanakah pelaksanaan metode kerja kelompok sebagai upaya peningkatan kompetensi guru dalam menyusun soal tes semester di SDN Kalibanteng Kulon 02 Kota Semarang tahun pelajaran 2020/2021?. 2) Apakah pelaksanaan metode kerja kelompok dapat meningkatkan kompetensi guru dalam menyusun soal tes semester di SDN Kalibanteng Kulon 02 Kota Semarang tahun pelajaran 2020/2021? Permasalahan tersebut di bahas melalui penelitian tindakan sekolah yang dilakukan melalui 2 siklus dengan setiap siklus tahapannya adalah perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan: 1) Pelaksanaan metode kerja kelompok sebagai upaya peningkatan kompetensi guru dalam menyusun soal tes semester dilakukan dengan melakukan pembagian kelompok pada guru dalam supervisi yang dilakukan kepala sekolah, setiap kelompok diberikan bahan tentang penyusunan tes semester yang baik dan sesuai kaidah dengan sebelumnya diberikan penjelasan oleh supervisor, setiap kelompok mengjkaji dan berdiskusi tentang cara menyusun tes semester yang baik didasarkan hasil penyusan tes yang telah dibuat anggota masing, hasil diskusi kelompok kemuadian diperesentasikan dan dikomentari oleh kelompok lain. 2) Pelaksanaan metode kerja kelompok dapat meningkatkan  kompetensi guru dalam menyusun soal tes semester, hal ini dapat dilihat dari peningkatan hasil profesionalias guru dalam pengelolaan administrasi kelas per siklus dimana pada siklus I ada 12 guru atau 66% dan pada siklus II ada 17 guru atau 94%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa hasil tersebut sesuai dengan yang diharapkan. Peningkatan juga terjadi pada aktivitas guru dalam mengikuti mini worskhsop dimana pada siklus I ada 11 guru atau 61% dan siklus II ada 16 guru atau 89%. Peningkatan tersebut pelaksanaan mini workshop menjadi salah satu cara yang efektif bagi kepala sekolah dalam meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun perangkat pembelajaran.

2018 ◽  
Vol 17 (3) ◽  
pp. 155-160 ◽  
Author(s):  
Daniel Dürr ◽  
Ute-Christine Klehe

Abstract. Faking has been a concern in selection research for many years. Many studies have examined faking in questionnaires while far less is known about faking in selection exercises with higher fidelity. This study applies the theory of planned behavior (TPB; Ajzen, 1991 ) to low- (interviews) and high-fidelity (role play, group discussion) exercises, testing whether the TPB predicts reported faking behavior. Data from a mock selection procedure suggests that candidates do report to fake in low- and high-fidelity exercises. Additionally, the TPB showed good predictive validity for faking in a low-fidelity exercise, yet not for faking in high-fidelity exercises.


1969 ◽  
Author(s):  
Carl J. Lange ◽  
Carl H. Rittenhouse ◽  
Richard C. Atkinson
Keyword(s):  

2007 ◽  
Author(s):  
Carol Werner ◽  
Christina Stanley
Keyword(s):  

1967 ◽  
Vol 7 (2, Pt.1) ◽  
pp. 177-180 ◽  
Author(s):  
Salomon Rettig ◽  
Stuart J. Turoff
Keyword(s):  

Author(s):  
Mela Susanti ◽  
Imas Kania Rahman ◽  
Ibdalsyah Ibdalsyah

<p class="15bIsiAbstractBInggris">The purpose of this research is to find out how parents were coaching activities in Raudatul Atfal (RA). Darul Muttaqien and RA. Ibn Sina. The research method used in this study is qualitative field research—data collection tool through observation, interviews and documentation. The Parenting Meeting (KPO) coaching module has been tested for validity through a Focus Group Discussion (FGD) with four experts: religious experts, linguists, psychologists and education experts. The results of this study are coaching parents in RA. Darul Muttaqien Parung has not been systematically planning on an activity program sheet. 80% of parents state that the child's development at home is the same as the school. While fostering parents in RA. Ibnu Sina Pamijahan has been going well, planned and systematic; 50% of parents statements is that the development of morals at home is not the same as the school.</p><p class="16aJudulAbstrak"><strong>Abstrak</strong></p><p>Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana orang tua pembinaan kegiatan di Raudatul Atfal (RA). Darul Muttaqien dan RA. Ibnu Sina. Metode penelitian yang digunakan dalam studi ini adalah penelitian lapangan kualitatif. Alat pengumpulan data melalui pengamatan, wawancara dan dokumentasi. The Parenting Meeting (KPO) modul pembinaan telah diuji untuk validitas melalui Focus Group diskusi (FGD) dengan 4 ahli: ahli agama, linguis, psikolog dan ahli pendidikan. Hasil penelitian ini adalah pembinaan orang tua di RA. Darul Muttaqien Parung belum direncanakan secara sistematis pada lembar program kegiatan. 80% orang tua menyatakan bahwa perkembangan anak di rumah sama dengan sekolah. Sementara, membina orang tua di RA. Ibnu Sina Pamijahan telah berjalan dengan baik, terencana dan sistematis, 50% dari pernyataan orang tua adalah bahwa perkembangan moral di rumah tidak sama dengan sekolah</p>


1970 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 09
Author(s):  
Shinta Kristianti

Transmission of HIV-AIDS in Indonesia is growing fast, one of the triggers are due to risky sexual behavior, including sexual behavior in FSW’s clients. This study aimed to analyze the factors that influence the behavior of condom use on the FSW’s clients in Semampir Kediri. This study used quantitative methods to the design of explanatory research with cross sectional approach. A triangulation of qualitative data used to support the results of quantitative analysis were excavated from WPS and pimps as a cross check answers FSW’s clients, the means used was to in-depth interviews and FGDs (Focus Group Discussion) on the FSW and pimps. Sample size was 66 people. Univariate data analysis, with chi-square bivariate and multivariate logistic regression. Results showed most respondents (71.2%) behave consistent in using condoms.Variables related to condom use behavior in FSW were knowledge, perception of vulnerability, severity perceived, benefits perceived, barriers perceived and perceived ability to self (self-efficacy), the availability of condoms, condom regulation, support of friends and support of FSW. Support of friend was the most influential variable on the practice of using condoms to FSW’s clients and the OR value was 19.218.; Key words: female sex workers (FSW), FSW’s clients, condom, consistent 


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document