Idarah Tarbawiyah: Journal of Management in Islamic Education
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

15
(FIVE YEARS 15)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By LPPM Universitas Ibn Khaldun Bogor

2723-5386

Author(s):  
Samanhudi Samanhudi

<p class="15bIsiAbstractBInggris">Adolescence is a transition from childhood to adulthood. At this time, youth have a great desire to find the most suitable lifestyle and gain recognition from family and the environment. In these searches, sometimes teenagers are caught up in deviant behaviours that lead to delinquency, among the factors that cause juvenile delinquency in vocational schools in the absence of positive activities that can channel adolescents' talents, interests, and creativity so that they express their desires with activities that violate norms, both legal, social, and religious norms. This study tries to describe and analyze the management of student activities in tackling juvenile delinquency with a library research approach from various sources. This study found that juvenile delinquency is caused by various factors, including internal factors, family, community environment, and school environment. From these factors, psychiatric factors play an essential role concerning juvenile delinquency in vocational school students. At the same time, the model of youth activities that can be done is teaching and learning activities, activities commemorating Islamic holidays, activities of Ramadan huts or flash boarding schools, flag ceremony activities, congregational prayers and worship, extra-curricular activities, and report card sharing activities.</p><p class="16aJudulAbstrak"><strong>Abstrak</strong></p><p class="16bIsiAbstrak">Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa. Pada masa ini, remaja memiliki keinginan yang besar untuk menemukan pola hidup yang paling sesuai dengan dirinya dan mendapat pengakuan dari keluarga serta lingkungan. Dalam pencarian tersebut terkadang remaja terjebak pada perbuatan perilaku menyimpang yang mengarah pada kenakalan. Di antara faktor penyebab kenakalan remaja di SMK adalah tidak adanya kegiatan positif yang dapat menyalurkan bakat, minat dan kreativitas remaja, sehingga mereka mengekspresikan keinginannya dengan kegiatan-kegiatan yang melanggar norma, baik norma hukum, sosial, maupun norma agama. Penelitian ini mencoba untuk mendeskripsikan dan menganalisis secara mendalam manajemen kegiatan siswa dalam menanggulangi kenakalan remaja dengan pendekatan penelitian Pustaka dari berbagai sumber. Hasil dari penelitian ini menemukan adanya kenakalan remaja disebabkan oleh berbagai faktor, di antaranya: faktor intern, keluarga, lingkungan masyarakat, dan lingkungan sekolah. Dari faktor-faktor tersebut, faktor kejiwaan memegang peranan penting dalam kaitannya dengan kenakalan remaja pada siswa SMK. Sedangkan model kegiatan remaja yang bisa dilakukan yaitu: kegiatan belajar mengajar, kegiatan peringatan hari-hari besar Islam, kegiatan pondok Ramadhan atau pesantren kilat, kegiatan upacara bendera, shalat berjamaah dan beribadah, kegiatan ekstra kurikuler, dan kegiatan pembagian rapor.</p>


Author(s):  
Anissa Maila Rahayu ◽  
Endin Mujahidin ◽  
Budi Handrianto

<p class="15bIsiAbstractBInggris">The planning preparation of an activity is highly recommended in Islamic perspective. The completion of university’s study program does not make the university complete its planning task. The existence of alumni as a necessity of the educational process has an important position and role in Islamic civilization and requires seriousness in planning its development. Currently, exploring concepts from an Islamic perspective is still limited, especially in terms of alumni development. The purpose of this study is to describe the concept of alumni in an Islamic perspective and to explain the planning of alumni development in the university. This study uses a qualitative approach with library research. The results of this study are (1) the term ‘alumni’ in the Islamic perspective refers to a monumental event and (2) alumni development planning can use the POAC (planning, organizing, actuating, controlling) concept by George Robert Terry where the stages of the flow start from planning, then organizing, then mobilizing and finally monitoring. After knowing the role of alumni is very strategic, it is hoped that alumni development planning in the future will be managed properly and seriously.</p><p class="16aJudulAbstrak"><strong>Abstrak</strong></p><p class="16bIsiAbstrak">Penyusunan suatu perencanaan kegiatan sangatlah dianjurkan dalam perspektif Islam. Selesainya program pendidikan tinggi tidaklah menjadikan perguruan tinggi tersebut selesai dalam tugas perencanaannya. Keberadaan alumni sebagai satu keniscayaan dari adanya proses pendidikan mempunyai posisi dan peran penting terhadap peradaban Islam dan perlu keseriusan dalam perencanaan pengembangannya. Saat ini, penggalian konsep dari perspektif Islam masih terbatas khususnya dalam hal pengembangan alumni. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan konsep alumni dalam perspektif Islam dan menjelaskan perencanaan pengembangan alumni di perguruan tinggi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan kepustakaan. Hasil dari penelitian ini adalah (1) istilah ‘alumni’ dalam perspektif Islam merujuk kepada kejadian yang monumental dan (2) perencanaan pengembangan alumni dapat menggunakan konsep POAC (planning, organizing, actuating, controlling) oleh George Robert Terry yang mana tahapan alurnya dimulai dari perencanaan, lalu pengorganisasian, kemudian penggerakan dan terakhir pengawasan. Setelah mengetahui peran alumni sangat strategis, maka diharapkan perencanaan pengembangan alumni kedepannya dikelola dengan baik dan serius.</p>


Author(s):  
Juhaepa Juhaepa ◽  
Wido Supraha

<p class="15bIsiAbstractBInggris"><span lang="EN-US">This paper aims to know the adab of teachers when doing teaching activities according to the thinking of Imam al-Nawawi in his work Adab Al-'Alim Wa Al-Muta'alim, which is also obtained other adab-adab for a teacher in this study consisting of adab as a teacher against himself, and adab teacher to his lessons and busyness. This research method uses descriptive methods whose analysis is done qualitatively. The technique of data collection is done through library research by reading, recording and processing research materials. The results of this study summarized four important points about a teacher's adab against him, then adab teacher to the lesson and his busyness consists of important issues that were successfully formulated by researchers, as well as approximately 14 adab that must be applied by a teacher when doing the process of teaching knowledge to his students.</span></p><p class="16aJudulAbstrak"><span lang="IN"><strong>Abstrak</strong> </span></p><p class="16bIsiAbstrak"><span lang="IN">Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui adab guru ketika melakukan aktivitas pengajaran menurut pemikiran Imam al-Nawawi dalam karyanya Adab Al-'Alim Wa Al-Muta'alim, yang mana didapatkan pula adab-adab yang lain bagi seorang guru dalam kajian ini yang terdiri dari adab seornag guru terhadapa dirinya, dan adab guru terhadap pelajaran dan kesibukannya. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang analisisnya dilakukan secara kualitatif. Tekhnik pengumpulan datanya dilakukan melalui studi kepustakaan (library research) dengan cara membaca, mencatat serta mengolah bahan penelitian. Hasil dari penelitian ini dirangkum empat poin penting mengenai adab seorang guru terhadap dirinya, kemudian adab guru terhadap pelajaran dan kesibukannya terdiri dari tuju poin penting yang berhasil dirumuskan oleh peneliti, serta kurang lebih 14 adab yang mesti diterapkan oleh seornag guru ketika melakukan proses mengajarkan ilmu kepada peserta didiknya.</span></p>


Author(s):  
Nuraeni Nuraeni ◽  
Endin Mujahidin

<p class="15bIsiAbstractBInggris">Education is an effort to educate by educator to his students that need a very long process. Therefore, an education requires a strong foundation and strong principles to strengthen the foundation. An educational institution is a device to humanize people in an effort to form and empower people in the midst of society, especially in Islamic education. Islamic education aims to make Muslims who have a good &amp; correct understanding of  in accordance with the guidance of the Messenger of Allah. Therefore religion becomes the basis for forming a prosperous society in the world and success in the hereafter that is supported by principles that strengthen the foundation. The educational process requires good planning to support the scholastic journey into the future. A plan also requires a strong foundation and support of principles that can strengthen the foundation of education. The principle of comprehensive education planning and solid cooperation among all elements of education will facilitate the course of the educational process until the future in achieving the goal of education that is to make Indonesian people obey God almighty.</p><p class="16aJudulAbstrak"><strong>Abstrak</strong></p><p>Pendidikan merupakan upaya untuk mendidik yang dilakukan oleh seorang pendidik kepada peserta didiknya yang membutuhkan proses yang sangat panjang. Oleh karenanya sebuah pendidikan membutuhkan landasan yang kuat serta prinsip-prinsip yang kuat pula untuk mengokohkan landasan tersebut. Sebuah lembaga pendidikan adalah perangkat untuk memanusiakan manusia dalam upaya membentuk dan memberdayakan manusia ditengah-tengah masyarakat, khususnya dalam pendidikan Islam. Pendidikan Islam bertujuan menjadikan ummat Islam beragama dengan baik dan benar sesuai tuntunan Rasulullah SAW. Oleh karenanya agama menjadi landasan untuk membentuk masyarakat yang sejahtera di bumi dan sukses di akhirat kelak yang ditopang oleh prinsip-prinsip yang mengokohkan landasan tersebut. Proses pendidikan membutuhkan perencanaan yang baik untuk mendukung perjalanan pendidikan tersebut hingga masa yang akan datang. Sebuah perencanaan juga membutuhkan landasan yang kuat serta topangan dari prinsip-prinsip yang dapat mengokohkan landasan pendidikan tersebut. Prinsip perencanaan pendidikan yang menyeluruh serta kerja sama yang solid diantara seluruh elemen pendidikan akan mempermudah perjalanan proses pendidikan hingga masa yang akan datang dalam mencapai tujuan pendidikan yaitu menjadikan manusia Indonesia bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.</p>


Author(s):  
Zayyanatun Zulfa ◽  
Wido Supraha ◽  
Abas Mansur Tamam

<p class="15bIsiAbstractBInggris">The learning process is a process carried out to change the various potentials possessed by humans into something actual and have clear benefits. There are three main elements that must be present and considered during learning process which are process of planning, implementing, and evaluating. In carrying out the learning process, teachers very often face obstacles that can affect the whole learning process. To overcome this obstacle requires supervision and guidance so that teachers are able to solve learning problems and develop their competences; both are personal, professional and social competences. This research focuses on developing a learning supervision instrument so that it can be a guide for related parties in conducting supervision in order to create a learning process that is better and in accordance with the goals of Islamic education. This research uses qualitative research methods with library research techniques. As the research results, a supervision instrument design containing forty questions was produced which is in accordance with the principles of Islamic education and technical matters that have been described in the regulations of the ministry of education and culture. The design of this supervision instrument contains questions aimed at assessing the entire learning process which includes planning, implementing, and assessing the learning process.</p><p class="16aJudulAbstrak"><strong>Abstrak</strong></p><p class="16bIsiAbstrak">Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan untuk mengubah berbagai potensi yang dimiliki manusia menjadi sesuatu yang aktual dan tampak jelas nilai manfaatnya. Dalam pembelajaran terdapat tiga unsur utama yang harus ada dan diperhatikan yaitu proses perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran. Dalam melaksanakan proses pembelajaran, guru sangat sering menghadapi hambatan yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran secara keseluruhan. Untuk mengatasi hambatan ini diperlukan adanya usaha supervisi serta pembinaan agar guru mampu menyelesaikan masalah pembelajaran serta mengembangkan kompetensinya baik itu kompetensi personal, profesional, maupun kemasyarakatan. Penelitian ini berfokus pada pengembangan instrumen supervisi pembelajaran agar dapat menjadi sebuah panduan bagi pihak terkait dalam melakukan supervisi agar tercipta proses pembelajaran yang lebih baik dan sesuai dengan tujuan-tujuan pendidikan Islam. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teknik penelitian pustaka. Dari hasil penelitian yang dilakukan, dihasilkan rancangan instrumen supervisi yang berisikan empat puluh pertanyaan yang sesuai dengan prinsip-prinsip pendidikan Islam, namun tidak terlepas dari hal teknis yang telah dijabarkan dalam peraturan kementerian pendidikan dan kebudayaan.  Rancanangan instrumen supervisi ini memuat pertanyaan yang ditujukan untuk menilai keseluruhan proses pembelajaran yang mencakup perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian proses pembelajaran.</p>


Author(s):  
Muhammad Abdul Latif

<p>Characters that are often discussed as part of educational goals are still overlapping. The values of the characters that want to be instilled are still not raised, and there needs to be developed. The value of Islamic characters can be taken from the previous Saheeh stories told directly by the Prophet Muhammad. Researchers tried to explore other Islamic characters by using descriptive methods using the library research approach. The primary data source of this research is a book by Umar Sulaiman al-Asyqor, titled The Stories of Shahih in the Qur'an and As-Sunnah, curriculum 2013 pai elementary school subjects, related books, thesis, and articles relevant to the theme studied. This study found many Islamic characters that have not been listed in the competency standards of the PAI 2013 curriculum. Of the 18 character values and 61 characters determined, there are still character values that have not been listed if they are based on Islamic values. Among the characters that do not exist and need to be used as development are: tawhid, analytical, exemplary, prudence, qana'ah, produce work, firm, admit mistakes, obey, love animals, benefactors, shame, hospitality, meticulous, cooperation, help, curiosity, rukun, good guess, tabligh, fathanah, and straightforward. </p><p class="16aJudulAbstrak"><strong>Abstrak</strong></p><p class="16cKataKunci">Karakter yang sering dibahas sebagai bagian dari tujuan pendidikan masih mengalami timpang tindih. Nilai-nilai karakter yang ingin ditanamkan masih belum dimunculkan serta perlu adanya pengembangan. Nilai karakter islami dapat diambil dari kisah-kisah shahih terdahulu yang diceritakan langsung oleh Rasulullah Muhammad saw. Peneliti mencoba menggali lebih jauh karakter Islami dengan menggunakan metode deskriptif dengan menggunakan pendekatan library research. Sumber data utama dari penelitian ini adalah buku karya Umar Sulaiman al-Asyqor, dengan judul Kisah-Kisah Shahih dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah, kurikulum 2013 mata pelajaran PAI sekolah dasar, buku-buku terkait, tesis, serta artikel yang relevan dengan tema yang diteliti. Hasil penelitian ini menemukan banyak karakter Islami yang belum tercantum dalam standar kompetensi kurikulum PAI 2013. Dari 18 nilai karakter dan 61 karakter yang sudah ditentukan, masih ada nilai karakter yang belum tercantum jika dilandaskan kepada nilai-nilai keislaman. Di antara karakter yang belum ada dan perlu dijadikan pengembangan adalah: tauhid, analitis, teladan, kehati-hatian, qana’ah, menghasilkan karya, teguh, mengakui kesalahan, taat, menyayangi hewan, dermawan, rasa malu, silaturahmi, teliti, kerja sama, tolong-menolong, rasa ingin tahu, rukun, baik sangka, tabligh, fathanah, dan sederhana.</p>


Author(s):  
Imam Kurniawan ◽  
Anung Al Hamat ◽  
Abdul Hayyie Al Kattani

<p class="15bIsiAbstractBInggris">Creative Learning Methods in Arabic Language Subjects For Grade 1 Elementary School is a strategic step in fostering students' learning interest and minimizing student saturation when learning a foreign language. This research aims to produce Creative Learning Methods in Arabic Language Subjects for Grade 1 Elementary School (SD). The research method used in this research is qualitative field research—data collection tools through observation, interviews, and documentation. The formulation of Creative Learning Method in the Arabic Language For Grade 1 elementary school was conducted validity test through Focus Group Discussion (FGD) with four experts, namely: religious experts, linguists, psychologists and education experts. This study's results can be described that the Arabic Language Learning Method for Grade 1 Elementary School at Ibnu Hajar Bogor Islamic School in a structured manner has not looked neat. In its implementation, learning Arabic in grade 1 elementary school at Ibnu Hajar Bogor Islamic School uses Arabic manuals for grade 1 elementary school ordered by the school with exciting methods in its delivery. While in Pioneer School Depok Arabic Language Learning For Grade 1 Elementary School is held once a week, namely on Tuesdays, starting at 09:00- 09:30 by using learning modules created by the school based on students' needs namely lughotuna Arabic language books. The methods used by the two institutions studied in Arabic language learning are very diverse, he said; direct methods, Q&amp;amp; A, Qowa'id, and Game</p><p class="16aJudulAbstrak"><strong>Abstrak</strong></p><p class="16bIsiAbstrak">Metode Pembelajaran Kreatif pada mata pelajaran Bahasa Arab Untuk Kelas 1 Sekolah Dasar merupakan langkah strategis dalam menumbuhkan minat belajar siswa dan meminimalisir kejenuhan siswa saat belajar bahasa asing.  Tujuan dalam penelitian ini Untuk menghasilkan Metode Pembelajaran Kreatif pada mata pelajaran Bahasa Arab Untuk Kelas 1 Sekolah Dasar (SD). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif field research. Alat pengumpul data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil rumusan Metode Pembelajaran Kreatif pada mata pelajaran Bahasa Arab Untuk Kelas 1 SD dilakukan uji keabsahan melalui Focus Group Discusion (FGD) dengan 4 ahli yaitu: ahli agama, ahli bahasa, ahli psikologi dan ahli pendidikan. Hasil penelitian ini dapat dideskripsikan bahwa Metode Pembelajaran Bahasa Arab Untuk Kelas 1 Sekolah Dasar di Sekolah Islam Ibnu Hajar Bogor secara terstruktur belum terlihat rapi. Dalam pelaksanaannya, pembelajaran bahasa Arab kelas 1 SD di Sekolah Islam Ibnu Hajar Bogor menggunakan buku panduan bahasa Arab untuk kelas 1 SD yang dipesan oleh pihak sekolah dengan penambahan metode menarik dalam penyampaiannya. Sedangkan di Sekolah Pioneer Depok  Pembelajaran Bahasa Arab Untuk Kelas 1 Sekolah Dasar dilaksanakan satu kali dalam sepekan, yaitu di hari Selasa, mulai pukul 09:00- 09:30 dengan menggunakan modul pembelajaran yang dibuat oleh sekolah berdasarkan kebutuhan peserta didik yaitu buku bahasa Arab Lughotuna. Metode yang digunakan oleh dua lembaga yang diteliti dalam pembelajaran bahasa Arab sangat beragam, di antaranya; metode langsung, tanya jawab, Qowa’id, dan metode Game.</p>


Author(s):  
Inayah Nurul Fajriati ◽  
Ending Bahruddin

<p class="15bIsiAbstractBInggris">Islamic religious education is one of the factors that influence students' attitudes and behaviours who can transform into characters so that it becomes a habit in people's lives. The writing of this article aims to find out the learning of Islamic religious education, obtain an overview of the character of students and, to find out the extent of the influence of Islamic religious education in shaping the character of students, the research was conducted in March - June 2019 at SMK Izzatul Islam Bogor Regency. The approach used in this study is quantitative, using correlational methods, and collecting data using questionnaires and observations. The result that can be concluded in this study is the existence of a moderate correlation between Islamic religious education in shaping students' character. The result of calculations get a calculated r-value of 0.463, r table 0.244; then it can be interpreted the result into a moderate category. Therefore, it can be said that Ha is received and Ho is rejected so that it can be concluded that there is an influence between Islamic religious education in shaping the character of students. From the data of the calculation of the price of the coefficient of determination obtained by 39.69%, meaning that Islamic religious education as a variable X turns out to contribute to the character of students by 60.31%, this data can be interpreted that the character of students is not only determined by aspects of spiritual value, but 60.31% is influenced by various other aspects such as extracurricular, family, environment and so on.</p><p class="16aJudulAbstrak"><strong>Abstrak</strong></p><p class="16bIsiAbstrak">Pendidikan agama Islam merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi sikap dan perilaku siswa yang dapat menjelma menjadi karakter sehingga menjadi kebiasaan dalam kehidupan bermasyarakat. Penulisan artikel ini bertujuan untuk mengetahui pembelajaran pendidikan agama Islam, memperoleh gambaran tentang karakter siswa dan, untuk mengetahui sejauh mana pengaruh pendidikan agama Islam dalam membentuk karakter siswa, penelitian dilaksanakan pada bulan Maret – Juni 2019 di SMK Izzatul Islam Kabupaten Bogor. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif, menggunakan metode korelasional, dan pengumpulan datanya memakai kuesioner dan observasi. Adapun hasil yang dapat disimpulkan dalam penelitian ini adalah adanya korelasi yang sedang antara pendidikan agama Islam dalam membentuk karakter siswa. Hasil perhitungan mendapatkan nilai r hitung sebesar 0,463, r tabel 0,244, maka dapat diinterpretasikan hasil tersebut masuk ke kategori sedang, oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa Ha di terima dan Ho di tolak, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa adanya pengaruh antara pendidikan agama Islam dalam membentuk karakter siswa. Dari data hasil perhitungan harga koefisien determinasi diperoleh sebesar 39,69%, artinya bahwa pendidikan agama Islam yang dijadikan variabel X ternyata berkontribusi terhadap karakter siswa sebesar 60,31%, data ini dapat ditafsirkan bahwa karakter siswa bukan hanya ditentukan oleh aspek nilai spiritual saja, tapi 60,31% dipengaruhi oleh berbagai aspek lain seperti ektrakurikuler, keluarga, lingkungan dan sebagainya.          </p>


Author(s):  
Baharuddin Baharuddin ◽  
Adian Husaini

<p>Teachers' certification as a medium to improve teacher competence is considered not optimal, so it is necessary to explore a more comprehensive concept. This study aimed to examine the Personality Competency of Islamic Religious Education Teachers (PAI) at Tarakan State High School/Vocational High School in al-Ghazali Perspective. This research is field research that is descriptive qualitative. This research approach is a theological, pedagogical, psychological, and managerial approach. This study's data sources are primary data sources consisting of principals, deputy heads, Islamic Education teachers, learners, and secondary data sources consisting of the necessary documentation. Research instruments use observation guides, interview guidelines, and checklist documentation. Data collection methods use observation, interviews, and documentation. Data processing and analysis techniques through three stages, namely data reduction, data presentation (data display), and conclusion withdrawal (data verification). Through collecting, processing, and analyzing data, it was found that in general aspects of the personality of Islamic Education teachers in Tarakan City in al-Ghazali Perspective still exist that need to be improved from less to good. The implication is: Teachers must have the right criteria, as stated by Al-Ghazali and the Law</p><p class="16aJudulAbstrak">Abstrak</p><p class="16bIsiAbstrak">Sertifikasi guru sebagai media untuk meningkatkan kompetensi guru, dinilai belum optimal, sehingga perlu untuk menggali sebuah konsep yang lebih komprehensif. Tujuan penelitian ini mengkaji Kompetensi Kepribadian Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMA/SMK Negeri Kota Tarakan dalam Perspektif al-Ghazali. Penelitian ini adalah penelitian lapangan yang bersifat deskriptif kualitatif. Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan teologis, pedagogis, psikologis, dan pendekatan manajerial. Sumber data dalam penelitian ini yaitu sumber data primer yang terdiri dari kepala sekolah, wakil kepala, guru Pendidikan Agama Islam, peserta didik, dan sumber data sekunder yang terdiri dari dokumentasi penting. Instrumen penelitian menggunakan panduan observasi, pedoman wawancara, dan <em>check list</em> dokumentasi. Metode pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Adapun teknik pengolahan dan analisis data melalui tiga tahap, yaitu reduksi data, penyajian data (<em>display</em> data), dan penarikan kesimpulan (verifikasi data). Melalui proses pengumpulan, pengolahan, dan analisis data maka ditemukan hasil penelitian bahwa pada umumnya aspek kepribadian guru Pendidikan Agama Islam di Kota Tarakan dalam Perspektif al-Ghazali masih ada yang perlu ditingkatkan dari kurang baik menjadi baik. Implikasinya adalah: Guru harus memiliki kriteria baik sebagaimana telah diungkapkan oleh Al-Ghazali dan Undang-Undang.</p>


Author(s):  
Umi Muharyani

<p class="15bIsiAbstractBInggris">The school's low quality is strongly influenced by the quality of the leaders who manage the institution. Therefore, to create a quality school, a leader who understands his leadership duties is needed. This research discusses leadership in the book Adabud Dunya wad Din by Abu Al Hasan Ali bin Muhammad bin Habib Al Mawardi and its implementation at Muhammadiya High School 2 Balikpapan.  The research method used is a qualitative research method, which starts from deepening leadership in 2 books by Al Mawardi and field observation at SMA Muhammadiyah 2 Balikpapan School. The study results explained that the leadership of Islamic principals should have the criteria of leaders and the attributes of Islam. First, Muslims, believers and pious. The second follows the leadership of the Messenger of Allah. that brings grace. The three principals should be toddlers, fourth, knowledgeable and practising religion. The five compassions have good morality, are commendable morals, firmly hold the trust, and will not have the Sixth, fair. Seventh, Honestly, the Eighth has power, the Ninth. Competence and knowledge, Tenth, perfect. Eleventh has the science of school administration. Twelfth, bring the people he leads to be good human beings, namely servants and ready to become caliphs on this earth</p><p class="16aJudulAbstrak"><strong>Abstrak</strong></p><p class="16cKataKunci">Rendahnya kualitas sekolah sangat dipengaruhi oleh kualitas pemimpin yang mengelola lembaga tersebut. Sehingga, untuk menciptakan sekolah yang berkualitas maka diperlukan pemimpin yang memahami tugas kepemimpinannya. Penelitian ini membahas konsep kepemimpinan dalam kitab <em>Adabud Dunya wad Din </em>karya Abu Al Hasan Ali bin Muhammad bin habib Al Mawardi dan implementasinya di Sekolah SMA Muhammadiya 2 Balikpapan.  Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif, yang dimulai dari pendalaman konsep kepemimpinan dalam 2 kitab karya Al Mawardi dan observasi lapangan di Sekolah SMA Muhammadiyah 2 Balikpapan. Hasil penelitian menjelaskan bahwa kepemimpinan kepala sekolah Islam hendaknya memiliki kriteria pemimpin dan sifat-sifat Islam. Pertama, muslim, beriman dan bertaqwa. Kedua mengikuti kepemimpinan Rasulullah. yang membawa rahmat. Ketiga kepala sekolah hendaknya baligh, Keempat, berilmu dan mengamalkan agama. Kelima kasih sayang memiliki moralitas yang baik, berakhlaq terpuji, teguh memegang amanah, dan tidak akan bermaksiat Keenam, adil. Ketujuh, Jujur, Kedelapan memiliki power (kekuasaan), Kesembilan. Kompetensi dan berilmu, Kesepuluh, sempurna. Kesebelas, memiliki ilmu administrasi sekolah. Keduabelas, membawa orang-orang yang dipimpinya menjadi manusia yang baik yaitu sebagai hamba dan siap menjadi khalifah di bumi ini. </p>


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document