scholarly journals A ANALISIS PERBANDINGAN BIAYA MINE DEWATERING DENGAN METODE LOAD AND HAUL DAN METODE MUD PUMPING PADA ANNUAL PLAN PT ABC

2020 ◽  
Vol 11 (01) ◽  
pp. 57-63
Author(s):  
Tri Dedi Gunawan

Batubara adalah sumberdaya alam yang melimpah di Indonesia dan menjadi sumber energi alternatif yang saat ini sangat berkembang. Kegiatan penambangan batubara memiliki dampak positif bagi perkembangan ekonomi daerah sekitarnya. Namun kegiatan penambangan batubara juga memiliki dampak yang besar terhadap lingkungan, khususnya pada penambangan dengan metode open pit. Salah satu permasalahan besar dari kegiatan penambangan dengan metode open pit adalah penanganan air dan lumpur oleh air limpasan hujan maupun air tanah. Khususnya di PT ABC pada sump pit Z memiliki volume lumpur aktual yang besar, yaitu 147,412 m3 dengan luas area tangkapan hujan sebesar 1,99 km2 pada bulan Juni 2020. Perbedaan ketinggian antara Sump Pit Z dengan kolam pengolahan hingga akhir tahun 2020 adalah 132 m sehingga dibutuhkan 1 pompa lumpur ditambah 2 booster untuk memompa lumpur dari sump hingga ke kolam pengendapan. Dengan SG aktual sump adalah 1,4 dan head hingga akhir tahun 132 m, maka dibutuhkan pompa lumpur dengan spesifikasi yang sesuai yaitu menggunakan pompa Dragflow HY85-160B dan 2 booster pump Medso 150. Kapasitas pemompaan per bulan adalah 148,800 m3 dengan total biaya sebesar $ 842,403. Biaya ini lebih rendah jika dibandingkan terhadap total biaya yang dibutuhkan jika menggunakan metode load and haul dengan penghematan mencapai 57%.

2018 ◽  
Vol 9 (01) ◽  
pp. 91-100
Author(s):  
Sepriadi Sepriadi ◽  
Sudarman Sudarman

Batubara merupakan sumber energi yang tak terbaharukan yang banyak digunakan pada saat ini. Sehingga menjadikan batubara sangat diminati oleh para investor ataupun pengusaha untuk mendirikan perusahaan khususnya pertambangan batubara. PT Satria Bahana Sarana mulai beroperasi bulan Maret tahun 2015 sebagai mining contractor PT Bukit Asam (Persero), Tbk. dengan menggunakan metode penambangan terbuka (open pit) dengan wilayah operasi di pit 1 Banko Barat. Penambangan secara open pit akan membentuk cekungan pada permukaan tanah dan menjadi salah satu tempat berkumpulnya air hujan akibat modifikasi kontur topografi permukaan. Air yang masuk kedalam pit bisa berasal dari air hujan ataupun airtanah. Dalam penambangan yang ada pada PT Satria Bahana Sarana, masalah teknis untuk penyaliran air yang ada pada pit penambangan masih jadi permasalahan. Terutama dalam pengeringan sump pada pit 1 Utara dengan volume aktual air 507786,46 m3 dan catchment area seluas 74,61 ha yang sekarang masih jadi perhitungan untuk rencana penambangan kuartal III. Sehubungan dengan permasalahan yang ada, Penulis melakukan tugas akhir (TA) yang dilakukan secara langsung pengamatan dilapangan. Mine dewatering merupakan upaya untuk mengeluarkan air yang telah masuk ke daerah penambangan yang biasanya dilakukan dengan cara pemompaan. Pengeringan sump pit Utara dapat dikeringkan selama 122 hari apabila menggunakan satu pompa DND 200 (Q = 892,5 m3/jam) dan 51 hari dengan sisa air -2,242 m3 dari volume aktual sump 507786,46 m3 apabila menggunakan dua pompa dengan diameter pipa 8 inch.


2017 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
Author(s):  
Anggriano Sagar ◽  
Agus Triantoro ◽  
Uyu Saismana ◽  
Zuan Eka Prawita

PT Multi Harapan Utama (PT MHU) selaku pemegang PKP2B untuk melakukan kegiatan penambangan batubara yang beroperasi pada daerah tambang di Teluk Dalam. Penambangan batubara PT MHU menggunakan sistem tambang terbuka (open pit) yang pada kegiatan penambangan akan menghasilkan daerah bukaan tambang pada permukaan kerja (front) penambangan, sehingga selama kegiatan penambangan akan menghadapi masalah air, kondisi inilah yang mengharuskan PT MHU melakukan penanganan masalah air tambang (mine drainage dan mine dewatering). Salah satu cara yang digunakan untuk mengeluarkan air dari dalam tambang ialah dengan sistem pemompaan akan tetapi air yang akan dipompakan sudah bercampur dengan material lumpur. Sedangkan cara untuk mencegah air limpasan masuk ke area penambangan dapat diatasi dengan pembuatan saluran.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menganalisis kemampuan pompa berdasarkan Head atau julang yang ada di tiap triwulan penambangannya yang berbeda-beda sehingga dapat memberikan rekomendasi pemilihan unit pemompaan yang baik atau sesuai dengan kebutuhan tambangnya. Pemilihan unit pompa dilakukan terhadap 6 (Enam) tipe pompa merek Multiflo, meliputi Mf-120, Mf-140, Mf-160, Mf-180, Mf-290, Mf-360. Setelah dilakukan penelitian dan perhitungan pemilihan unit pompa yang digunakan, maka hasil yang diperoleh adalah pada Triwulan I menggunakan pompa tipe MF-140 dengan lama waktu pemompaan 3 hari, Triwulan II menggunakan pompa tipe MF-180 dengan lama waktu pemompaan 2 hari, Triwulan III menggunakan pompa tipe MF-180 dengan lama waktu pemompaan 2 hari, dan Triwulan IV menggunakan pompa tipe MF-180 dengan lama waktu pemompaan 2 hari. Selain itu pembuatan dimensi sumuran yang di asumsikan mampu dalam menampung jumlah debit air hariannya selama 1 tahun penambangan atau 4 (empat) triwulan. Kata-kata kunci: Mine Dewatering, Debit, Pompa, Dimensi   


PROMINE ◽  
2020 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 28-33
Author(s):  
A.A Inung Arie Adnyano ◽  
Muhammad Bagaskoro

Coal mining by PT. Tambang Bukit Tambi uses an open pit mining system where one of the factors that can affect mining is water that entering the mining area, so water control must be carried out, one of the ways is by using mine dewatering system. The purpose of this study is 1) To know the debit of water entering the mining area. 2) To design a pumping plan 3) To create an ideal sump design for handling water that entering the mining area. Based on the research, the daily discharge is 32,243.36 m3 / day where the water discharge that can be released by 2  Kenflo XA 125 / 40B pumps is 640 m3 / hour in 50.38 hours and the water control effort is made a sump that must accommodate water amounting to 19,427.26 m3 and after the calculation is obtained a trapezoid-shaped sump design with size length and surface width of 63.7 m, length and width of the base of the sum of 60.9 m and depth of 5 meters.


Water ◽  
2019 ◽  
Vol 11 (4) ◽  
pp. 848 ◽  
Author(s):  
Jacek Szczepiński

Simulations of open pit mines dewatering, their flooding, and environmental impact assessment are performed using groundwater flow models. They must take into consideration both regional groundwater conditions and the specificity of mine dewatering operations. This method has been used to a great extent in Polish opencast mines since the 1970s. However, the use of numerical models in mining hydrogeology has certain limitations resulting from existing uncertainties as to the assumed hydrogeological parameters and boundary conditions. They include shortcomings in the identification of hydrogeological conditions, cyclic changes of precipitation and evaporation, changes resulting from land management due to mining activity, changes in mining work schedules, and post-mining void flooding. Even though groundwater flow models used in mining hydrogeology have numerous limitations, they still provide the most comprehensive information concerning the mine dewatering and flooding processes and their influence on the environment. However, they will always require periodical verification based on new information on the actual response of the aquifer system to the mine drainage and the actual climate conditions, as well as up-to-date schedules of deposit extraction and mine closure.


2018 ◽  
Vol 471 ◽  
pp. 23-32
Author(s):  
Janusz Fiszer

Due to the planned exploitation of the Gubin lignite deposit by opencast method, a numerical hydrogeological model was built. The main goal of the model was to forecast the development of the cone of depression caused by the future mine dewatering. Due to the location of the mine near the Nysa Łużycka River, a drainage system will be developed. The main task of this system is to eliminate the development of the cone of depression in the upper Quaternary aquifer in Germany, as well as to protect the Natura 2000 areas located in the immediate vicinity of the mine against harmful effects on groundwater-dependent ecosystems. The modelling studies allowed analyzing the efficiency of slurry walls, deep barriers of recharge wells, and shallow soakaway systems for water from the future mine dewatering. It has been shown that in case of dewatering of a multi-layer aquifer complex with many hydraulic contacts, the use of slurry walls may be insufficient to limit the development of the cone of depression. However, the combination of slurry walls with the systems recharging the aquifers enables effective counteracting the negative impact of dewatering on the environment.


2016 ◽  
Vol 1 (01) ◽  
Author(s):  
Muhammad Roghfirli Handayani ◽  
Nurhakim Nurhakim ◽  
Adip Mustofa ◽  
Syahraz Maghribi

PT Sapta Indra Sejati merupakan salah satu kontraktor PT Adaro Indonesia selaku pemegang PKP2B untuk melakukan kegiatan penambangan batubara yang beroperasi pada daerah tambang tutupan. Penambangan batubara PT SIS menggunakan sistem tambang terbuka (open pit) yang pada kegiatan penambangan akan menghasilkan daerah bukaan tambang pada permukaan kerja (front) penambangan, sehingga selama kegiatan penambangan akan menghadapi masalah air, kondisi inilah yang mengharuskan PT SIS melakukan penanganan masalah air tambang (mine dewatering). Salah satu cara yang digunakan untuk mengeluarkan air dari dalam tambang ialah dengan sistem pemompaan akan tetapi air yang akan dipompakan sudah bercampur dengan material lumpur. Untuk mengetahui kinerja pompa tersebut maka dilakukan penelitian berdasarkan RPM yang berbeda-beda agar mengetahui debit optimal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menganalisis kemampuan pompa berdasarkan RPM yang berbeda-beda sehingga dapat memberikan rekomendasi teknik pemompaan yang baik agar kinerja pompa dapat bekerja secara optimal.Kinerja pompa Multiflow 420 berdasarkan plotting pada grafik yaitu nilai total head dan debit yang dihasilkan, pada RPM 1100 nilai effisiensi kinerja pompa sebesar 47% dan merupakan nilai effisiensi terkecil sedangkan nilai effisiensi kinerja terbesar pada RPM 1300 yaitu 57.5%.


2012 ◽  
Vol 57 (2) ◽  
pp. 363-373
Author(s):  
Jan Macuda

Abstract In Poland all lignite mines are dewatered with the use of large-diameter wells. Drilling of such wells is inefficient owing to the presence of loose Quaternary and Tertiary material and considerable dewatering of rock mass within the open pit area. Difficult geological conditions significantly elongate the time in which large-diameter dewatering wells are drilled, and various drilling complications and break-downs related to the caving may occur. Obtaining higher drilling rates in large-diameter wells can be achieved only when new cutter bits designs are worked out and rock drillability tests performed for optimum mechanical parameters of drilling technology. Those tests were performed for a bit ø 1.16 m in separated macroscopically homogeneous layers of similar drillability. Depending on the designed thickness of the drilled layer, there were determined measurement sections from 0.2 to 1.0 m long, and each of the sections was drilled at constant rotary speed and weight on bit values. Prior to drillability tests, accounting for the technical characteristic of the rig and strength of the string and the cutter bit, there were established limitations for mechanical parameters of drilling technology: P ∈ (Pmin; Pmax) n ∈ (nmin; nmax) where: Pmin; Pmax - lowest and highest values of weight on bit, nmin; nmax - lowest and highest values of rotary speed of bit, For finding the dependence of the rate of penetration on weight on bit and rotary speed of bit various regression models have been analyzed. The most satisfactory results were obtained for the exponential model illustrating the influence of weight on bit and rotary speed of bit on drilling rate. The regression coefficients and statistical parameters prove the good fit of the model to measurement data, presented in tables 4-6. The average drilling rate for a cutter bit with profiled wings has been described with the form: Vśr= Z ·Pa· nb where: Vśr- average drilling rate, Z - drillability coefficient, P - weight on bit, n - rotary speed of bit, a - coefficient of influence of weight on bit on drilling rate, b - coefficient of influence of rotary speed of bit on drilling rate. Industrial tests were performed for assessing the efficiency of drilling of large-diameter wells with a cutter bit having profiled wings ø 1.16 m according to elaborated model of average rate of drilling. The obtained values of average rate of drilling during industrial tests ranged from 8.33×10-4 to 1.94×10-3 m/s and were higher than the ones obtained so far, i.e. from 181.21 to 262.11%.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document