scholarly journals RANCANGAN KEMASAN CAMILAN AKAR KELAPA PADA UD. ANGSA DUA DENGAN MENGUNAKAN METODE VALUE ENGINEERING

2021 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
Author(s):  
Amri Amri ◽  
Fatimah Fatimah ◽  
Khairul Inda

Camilan akar kelapa merupakan makanan ringan yang diproduksi oleh UD. Angsa Dua sejak tahun 1995. Produk camilan ini perlu mendapat perhatian terutama berhubungan dengan kemasannya, dikarenakan selama ini kemasan yang digunakan kurang menarik, sehingga berpengaruh terhadap nilai jual.  Penelitian ini bertujuan merancang kemasan camilan akar kelapa untuk meningkatkan daya tarik konsumen yang nantinya akan berdampak kepada pertambahan nilai jual.  Metode yang digunakan dalam rancangan kemasan adalah value engineering dan analytical hierarchy process (AHP). Metode value engineering diterapkan pada perbaikan nilai, performansi dan biaya dari desain kemasan dengan kriteria: merek dagang, ukuran berat bersih, identitas produk, menarik, kesesuaian warna, tipografi dan ukuran huruf. Metode analytical hierarchy process (AHP) diterapkan pada fase analisis untuk membantu mengetahui prioritas dari kriteria yang sesuai dengan keinginan konsumen. Hasil penelitian menunjukkan desain alternatif dengan nilai performansi tertinggi adalah alternatif 1 (A-B-D-F), yaitu desain dengan material kemasan terbuat dari aluminium foil standing pouch, menggunakan stiker cromo, warna yang digunakan bernuansa terang dan menggunakan huruf yang sesuai. Desain alternatif yang terpilih ini memiliki nilai (value) sebesar 0,1568. Nilai ini diperoleh dari performansi sebesar 41,7 dan biaya untuk ukuran ¼ kg Rp.3.100 per kemasan, biaya untuk ukuran ½ kg Rp.3.600 per kemasan dan biaya untuk ukuran 1 kg Rp.400 perkemasan.

2021 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
Author(s):  
Kurniawan Suprobo ◽  
Muhammad Zakaria ◽  
Amri Amri

Camilan akar kelapa merupakan makanan ringan yang diproduksi oleh UD. Angsa Dua sejak tahun 1995. Produk camilan ini perlu mendapat perhatian terutama berhubungan dengan kemasannya, dikarenakan selama ini kemasan yang digunakan kurang menarik, sehingga berpengaruh terhadap nilai jual.  Penelitian ini bertujuan merancang kemasan camilan akar kelapa untuk meningkatkan daya tarik konsumen yang nantinya akan berdampak kepada pertambahan nilai jual.  Metode yang digunakan dalam rancangan kemasan adalah value engineering dan analytical hierarchy process (AHP). Metode value engineering diterapkan pada perbaikan nilai, performansi dan biaya dari desain kemasan dengan kriteria: merek dagang, ukuran berat bersih, identitas produk, menarik, kesesuaian warna, tipografi dan ukuran huruf. Metode analytical hierarchy process (AHP) diterapkan pada fase analisis untuk membantu mengetahui prioritas dari kriteria yang sesuai dengan keinginan konsumen. Hasil penelitian menunjukkan desain alternatif dengan nilai performansi tertinggi adalah alternatif 1 (A-B-D-F), yaitu desain dengan material kemasan terbuat dari aluminium foil standing pouch, menggunakan stiker cromo, warna yang digunakan bernuansa terang dan menggunakan huruf yang sesuai. Desain alternatif yang terpilih ini memiliki nilai (value) sebesar 0,1568. Nilai ini diperoleh dari performansi sebesar 41,7 dan biaya untuk ukuran ¼ kg Rp.3.100 per kemasan, biaya untuk ukuran ½ kg Rp.3.600 per kemasan dan biaya untuk ukuran 1 kg Rp.400 perkemasan.


Author(s):  
Amri Amri ◽  
Saifuddin Muhammad Jalil ◽  
Syamsul Bahri ◽  
Fatimah Fatimah

One of the products that need attention, especially related to packaging, is the Talang Salted Fish product, which has been selling Talang Salted Fish without using packaging. So that this study aims to design the packaging of talang salted fish to add selling value which can later be an attraction for consumers to buy it. The method used is value engineering and the analytical hierarchy process (AHP). The value engineering method is applied to increase the value, performance, and cost of packaging design consisting of brand criteria, net weight measurement, product identity, attractiveness, color suitability, typography, and font size. The Analytical Hierarchy Process  method is applied at the analysis stage to help determine the priority criteria in accordance with the wishes of consumers. The results showed that the alternative design with the highest performance value was alternative 1 (A-B-D-E), namely the design with packaging materials made of transparent plastic, the colors used were bright, the packaging was rectangular and all capital letters were used. This selected alternative design has a value of 0.039. This value is obtained from the performance of 38.9 and the cost of Rp. 1000 per pack.


2020 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 26
Author(s):  
Amri Amri ◽  
Sri Meutia ◽  
Mukhlisin Mukhlisin

Salah satu produk yang perlu mendapat perhatian adalah produk peci yang semakin hari penjualannya semakin menurun. Penelitian ini bertujuan untuk merancang pengembangan produk peci dan menghemat biaya produksi serta menambah nilai jual yang nantinya dapat menjadi daya tarik konsumen untuk membelinya. Metode yang digunakan adalah Value Engineering dan Analytical Hierarchy Process (AHP). Metode Value Engineering diterapkan pada perbaikan nilai, performansi dan biaya dari rancangan peci yang terdiri dari identitas produk, ukuran border,tambahan fungsi, warna sesuai dan menarik. Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) diterapkan pada fase analisis untuk membantu mengetahui prioritas dari kriteria yang sesuai dengan keinginan konsumen. Hasil penelitian menunjukkan desain alternatif dengan nilai performansi tertinggi adalah alternatif 1 (A-B-D-E), yaitu desain dengan material utama peci terbuat dari karton ubi dan kain beludru, warna yang digunakan bernuansa gelap, peci berbentuk persegi panjang, dan dengan hiasan semi bordir. Desain alternatif terpilih ini menghabiskan biaya sebesar 20,310,00 untuk satu unit peci.


2015 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 182-190 ◽  
Author(s):  
Ena E. Orugbo ◽  
Babakalli M. Alkali ◽  
Anjali DeSilva ◽  
David K. Harrison

Category1 defects such as potholes significantly accelerate structural deterioration and pose imminent hazards on trunk road networks. Frequent occurrences of category1 defects have increased service disruptions on trunk road networks. Road maintenance agencies are now required to effectively prioritize trunk road network category1 defects maintenance works. However, existing road maintenance prioritization methods such as value engineering and traditional expert judgment methods have limitations. Value engineering is resource and time intensive thus best suited for project level prioritization and traditional expert judgments are subjective and lack audit trails. In an attempt to address the limitations of above methods, this study presents a Reliability Centered Maintenance and Analytical Hierarchy Process based hybrid model for trunk road network maintenance prioritization. The proposed hybrid model is used to establish failure diagnostic and Multi-criteria Decision Making respectively. As a case study, the hybrid model is implemented on a trunk road network in the United Kingdom. Relevant category1 defect failure information linked to trunk road network subassets are extracted from databases and relevant information elicited from maintenance experts. The criticality analysis results presented show the risk priority numbers of category1 defect related failures and cost effective preventative maintenance tasks are proposed. The Analytical Hierarchy Process results are used to address the complex prioritization process. The proposed hybrid model facilitates a systematic prioritization of a large number of trunk road network category1 defect failure maintenance activities consistently.


Author(s):  
Adhe Aji Wirawan ◽  
Lobes Herdiman ◽  
Susy Sumartini

Gangguan dalam mobilitas adalah gangguan yang sering menjadi penyebab seseorang menjadi disabilitas. Salah satu gangguan mobilitas adalah disebabkan oleh penyakit blount disease. Blount disease adalah kelainan proses osifikasi pada proksimal tulang tibialis yang menyebabkan deformitas progresif pada anggota gerak bawah. Taylor Spatial Frame (TSF) merupakan perangkat fiksasi eksternal yang dapat menangani deformitas multiplanar. TSF memiliki harga yang relatif mahal bagi masyarakat Indonesia. Replika TSF dengan harga yang jauh lebih murah telah dibuat. Namun replika TSF ini memiliki kendala penurunan performansi jika dibandingkan dengan aslinya terutama pada akurasi dalam proses rekonstruksi tulang. Kurangnya akurasi dalam proses rekonstruksi dipengaruhi oleh akurasi pergerakan strut. Strut merupakan komponen TSF yang terdiri dari silinder dengan threaded rod dapat dinaikkan atau diturunkan terhadap silinder dengan memutar kepala strut yang memiliki interval 1 mm per 360º. Perbaikan dilakukan dengan metode Value Engineering. Terdapat dua alternatif perbaikan yang diberikan yang kemudian dilakukan evaluasi terkait performansi menggunakan pendekatan Analytical Hierarchy Process. Hasil yang didapatkan adalah alternatif rancangan yang memiliki nilai performansi yang lebih baik dari sebelumnya. Value dari alternatif terpilih jauh meningkat dari yang sebelumnya pada rancangan awal dengan 1.06763E-08 menjadi 2.02079E-08 pada alternatif rancangan terpilih.


2019 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 25-39
Author(s):  
Luluk Suryani ◽  
Raditya Faisal Waliulu ◽  
Ery Murniyasih

Usaha Kecil Menengah (UKM) adalah salah satu penggerak perekonomian suatu daerah, termasuk Kota Sorong. UKM di Kota Sorong belum berkembang secara optimal. Ada beberapa penyebab diantaranya adalah mengenai finansial, lokasi, bahan baku dan lain-lain. Untuk menyelesaikan permasalah tersebut peneliti terdorong untuk melakukan pengembangan Aplikasi yang dapat membantu menentukan prioritas UKM yang sesuai dengan kondisi pelaku usaha. Pada penelitian ini akan digunakan metode Analitycal Hierarchy Process (AHP), untuk pengambilan keputusannya. Metode AHP dipilih karena mampu menyeleksi dan menentukan alternatif terbaik dari sejumlah alternatif yang tersedia. Dalam hal ini alternatif yang dimaksudkan yaitu UKM terbaik yang dapat dipilih oleh pelaku usaha sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Penelitian dilakukan dengan mencari nilai bobot untuk setiap atribut, kemudian dilakukan proses perankingan yang akan menentukan alternatif yang optimal, yaitu UKM. Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan yang dikembangkan berbasis Android, dimana pengguna akan mudah menggunakannya sewaktu-waktu jika terjadi perubahan bobot pada kriteria atau intensitas.  Hasil akhir menunjukkan bahwa metode AHP berhasil diterapkan pada Aplikasi Penentuan Prioritas Pengembangan UKM.


2020 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 30-43
Author(s):  
Saras Ayu Faradita ◽  
Vinky Rahman

The fire incident in karaoke buildings in Indonesia which claimed many lives has occurred several times. According to the National Academy of Science US, the smoke toxins that come out of the fire disaster cause 50-80% of deaths. Refers to the data, it is necessary to check further about the building material response to fire during a fire incident. Masterpiece Signature Karaoke is a karaoke building that classified as large and magnificent in the city of Medan which has various material so that it is necessary to study the interior material as passive fire protection. The purpose is to find out how to assess the reliability of fire passive protection regard to the interior materials and recommendations or descriptions of right interior material planning using the Analytical Hierarchy Process (AHP). This method is efficacious to solve the problem of reliability in using interior materials as passive fire protection in Masterpiece Signature Family KTV Medan building with the results of an Adequate Level of reliability. Then, design recommendations were given for the use of interior materials in karaoke building to improve the reliability results to be better.The results are useful as information for other researchers and karaoke buildings regarding passive fire protection systems at the Masterpiece Signature Family KTV Medan.


2018 ◽  
Vol 12 (1) ◽  
pp. 21-31
Author(s):  
Fahrur Razi ◽  
Ainun Mardiyah ◽  
Adang Kasmawijaya

Pengkajian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan desain eksploratori dalam penentuan prioritas terhadap peran dan alternatif strategi pengembangan P2MKP didasarkan atas bobot prioritas atau kepentingannya dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Keterpaduan antara program pelatihan P2MKP dengan penyelenggaraan penyuluhan” merupakan strategi yang paling diprioritaskan dalam membangun sinergitas P2MKP dengan penyelenggaraan penyuluhan perikanan, dengan bobot 31,52%, kemudian strategi “pengikutsertaan koordinator penyuluh daerah sebagai pembina P2MKP”, dengan bobot 28,56% sebagai prioritas kedua, dan strategi “sebagian instruktur berasal dari penyuluh perikanan” dengan bobot 24,17% sebagai strategi prioritas ketiga dalam membangun sinergitas P2MKP dengan penyelenggaraan penyuluhan perikanan. Dari beberapa strategi pengembangan P2MKP yang dapat dilakukan dalam rangka mendukung proses peningkatan kompetensi sumber daya manusia kelautan dan perikanan: Strategi “pengikutsertaan/ peningkatan peran penyuluh perikanan” merupakan strategi pengembangan P2MKP yang paling diprioritaskan, kemudian strategi “optimalisasi penyelenggaraan pelatihan” sebagai prioritas kedua, dan strategi “pembangunan kemitraan strategis” sebagai strategi prioritas ketiga.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document