Freeing us from pandemic alienation: Tea-based online expressive arts therapy

This article creatively presents a framework of conducting expressive arts therapy online during the COVID-19 pandemic. The aim is to help people tap into the four modes of being through multimodal arts to respond to the alienation in each of them due to the pandemic. Tea, which has similarities with watercolour but is more natural and easily accessible, serves as the core art material in the creative process. This article includes experience of the participants who voluntarily joined a one-off online workshop, giving a clearer picture of the therapeutic process and changes. The relevance of tea to the four modes of being is discussed, and the ways in which the framework can be implemented are explored.

Strokes of Strength: An Expressive Arts-based Intervention with Adolescents

In order to explore how adolescents who have been affected by traumaticexperiences would respond to an expressive arts-based intervention, amodule was designed, implemented and its effect on certain behavioraland emotional constructs was evaluated. The sample included 10 femaleadolescents between the ages of 12 and 17 who underwent a 2-month longgroup expressive arts therapy in their institutional home, namely, PrayasJuveline Aid Centre, New Delhi, India. The tools which were used toassess the changes in the pre – post intervention scores in self – reportedbehavioral and emotional difficulties were: The Youth Self Report Form(YSR Form 11-18, CBCL; ASEBA, 2001) and the ‘Severity of Post –Traumatic Stress Scale’ (NSESSS; APA, 2013). The tools used to assessthe changes in the pre – post intervention ratings of the caregiver were,the ‘DSM – 5 Parent / Guardian Rated Level 1 Cross Cutting SymptomMeasure’ (APA, 2013) and the ‘Caregiver’s Observation Checklist:Children at – risk’ (WCCL, 2013). The results revealed that 4-weekexpressive arts -based intervention elicited a statistically significantdifference in the self – reported behavioural and emotional difficultiesby the participants. The verbatim reports, diary excerpts and paintings ofthe participants were qualitatively analysed. In future, there is room toinvestigate how an intervention with a longer duration and a representativesample would explain the effectiveness of expressive – arts-based therapywith such populations.

Music Therapy dan Keterkaitannya dengan Teori Tingkah Laku

Music in Counseling atau Music Therapy merupakan salah satu jenis teknik yang ada di dalam expressive arts therapy, biasanya digunakan oleh konselor di dalam sesi konseling yang sedang berlangsung. Perilaku Maladaptif biasanya ditunjukkan oleh seseorang yang mengalami kesulitan karena tingkah laku yang kurang atau berlebihan dari kelaziman. Hal inilah yang biasanya dapat ditemui di dalam konseling tingkah laku atau berkaitan secara langsung dengan teori tingkah laku yang diciptakan oleh B.F. Skinner (1904-1990). Untuk itu, melalui Music Therapy diharapkan dapat menjadi suatu media yang dapat membantu seorang konselor untuk dapat menangani konseli dengan ciri perilaku maladaptif yang ada di dalam konseling tingkah laku atau teori tingkah laku.

Music Therapy dan Keterkaitannya dengan Teori Tingkah Laku

Music in Counseling atau Music Therapy merupakan salah satu jenis teknik yang ada di dalam expressive arts therapy, biasanya digunakan oleh konselor di dalam sesi konseling yang sedang berlangsung. Perilaku Maladaptif biasanya ditunjukkan oleh seseorang yang mengalami kesulitan karena tingkah laku yang kurang atau berlebihan dari kelaziman. Hal inilah yang biasanya dapat ditemui di dalam konseling tingkah laku atau berkaitan secara langsung dengan teori tingkah laku yang diciptakan oleh B.F. Skinner (1904-1990). Untuk itu, melalui Music Therapy diharapkan dapat menjadi suatu media yang dapat membantu seorang konselor untuk dapat menangani konseli dengan ciri perilaku maladaptif yang ada di dalam konseling tingkah laku atau teori tingkah laku.