ABSTRAKSIPenelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan adanya interpretasi kaum awam maupun beberapa pengkhotbah mengenai TUHAN tidak pernah mencobai atau mencoba manusia, namun Tuhan hanya menguji manusia. Dalam pengertian pemahaman tersebut pada akhirnya menjadi pedoman orang percaya masa kini bahwa segala ujian yang dihadapi bukan dari Allah sebab Allah tidak tidak pernah mencobai siapapun, akan tetapi disisi lainnya orang percaya sering menyalahkan Tuhan atas segala ujian kehidupan yang dialami, dengan mempertanyakan keberadaan Tuhan yang tak menampakkan kuasa dan mukjizatNya pada saat orang percaya sedang berada dalam ujian kehidupan. Untuk menjawab propaganda permasalahan interpretasi mengenai apakah benar Allah tidak mencoba manusia namun Allah hanya menguji manusia, maka penulis mengangkat satu kisah dari Alkitab yaitu bagaimana Allah mencoba Abraham yang sebenarnya Allah mencoba adalah Allah menguji atau Allah Nissa Abraham.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguraikan mengapa Allah mencoba Abraham menurut Kejadian 22:1-19, sebagai kritik terhadap permasalahan interpretasi Allah tidak pernah mencoba manusia namun Allah hanya menguji manusia. Untuk tercapainya tujuan dari penelitian ini, maka penulis menggunakan studi naratif dengan memperhatikan (Setting, Plot, dan Penokohan). Dari hasil studi naratif, maka Kejadian 22:1-19 menghasilkan narasi bahwa Allah benar-benar mencoba/menguji/Nissa Abraham dalam konteks ikatan perjanjian Abraham dengan pembukaan dan penutupan narasi oleh narator dengan kalimat Wayhi (setelah beberapa waktu kemudian), dan dalam Allah Nissa menghantarkan Abraham kepada wayaqod atau aqedah/aqad Ishak dan substitusi domba jantan hadir dalam konteks Jehovah Jireh berdasarkan Nissa Allah kepada Abraham. dan oleh karena itu dengan pendekatan naratif maka narasi Allah Mencoba Abraham diimplementasikan bagi orang percaya masa kini bahwa Allah dapat menguji siapa saja diluar Abraham termasuk menguji setiap orang percaya sebagai umat perjanjian Allah yang telah di tetapkan sejak awal dalam pemilihan Abraham melalui Ishak sebagai sentralisasi perjanjian bagi segala bangsa.Kata Kunci: Allah Nissa, Abraham, Kejadian 22:1-19, Wayhi, Wayaqod (Hapax Legomenon), Jehovah Jireh, Implikasi, Orang Percaya.