paecilomyces lilacinus
Recently Published Documents


TOTAL DOCUMENTS

291
(FIVE YEARS 34)

H-INDEX

31
(FIVE YEARS 2)

2021 ◽  
Vol 9 (3) ◽  
pp. 397
Author(s):  
Maruf Kurniawan ◽  
I Gede Swibawa ◽  
Solikhin Solikhin ◽  
Yuyun Fitriana

Pengaruh Media Limbah Pertanian Padat terhadap Pertumbuhan Jamur Purpureocillium lilacinum (Syn. Paecilomyces lilacinus). Jamur P. lilacinum (Syn. P. lilacinus) adalah jamur parasit telur nematoda puru akar (Meloidogyne spp.). Selain  sebagai musuh alami nematoda, jamur P. lilacinum (Syn. P. lilacinus) juga berperan sebagai dekomposer bahan organik. Limbah pertanian banyak yang digunakan untuk menumbuhkan jamur, sehingga berpotensi digunakan sebagai bahan pembawa pembuatan bionematisida berbahan aktif jamur. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pertumbuhan jamur P. lilacinum (Syn. P. lilacinus) pada limbah pertanian padat kulit ubi ubikayu, bonggol pisang, beras dan campurannya. Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 ulangan diterapkan dalam percobaan menggunakan jamur isolat dengan kode B4100. Data dianalisis ragam dan dilanjutkan dengan pemisahan nilai tengah menggunakan uji BNT pada taraf nyata 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa isolat P. lilacinum (Syn. P. lilacinus) tumbuh pada media limbah pertanian padat yang derajat keasamannya dimodifikasi dan nutrisinya ditambah. Pertumbuhan jamur yang paling baik dengan produksi spora yang paling tinggi terjadi pada media beras


Author(s):  
Clément Lemaigre ◽  
Felipe Suarez ◽  
Jean-Philippe Martellosio ◽  
Cindy Barbarin ◽  
Kévin Brunet ◽  
...  

AbstractChronic granulomatous disease (CGD) is an inherited immunodeficiency due to defective leukocyte NADPH responsible for recurrent infections and aberrant inflammation. Mutations in the CYBB gene are responsible for the X-linked CGD and account for approximately 70% of the cases. CGD is diagnosed during childhood in males. Female carriers may have biased X-inactivation and may present with clinical manifestations depending on the level of residual NADPH oxidase activity. We report the case of a previously asymptomatic female carrier who was diagnosed at age 67 with a skin infection with the rare fungus Paecilomyces lilacinus as the first manifestation of CGD. Dihydrorhodamine 123 (DHR) activity was below 10%. Next-generation sequencing (NGS) revealed mutations in DNMT3A, ASXL1, and STAG2 suggesting that clonal hematopoiesis could be responsible for a progressive loss of NADPH oxidase activity and the late onset of X-linked CGD in this patient. Long-term follow-up of asymptomatic carrier women seems to be essential after 50 years old.


2021 ◽  
Vol 50 (3) ◽  
pp. 709-712
Author(s):  
Abdallah H Almohithef ◽  
Fahad A Al yahya ◽  
Ahmad S Al hazmi ◽  
Ahmed AM Dawabah ◽  
Hamzeh A Lafi

A pot experiment was conducted to compare the efficacy of some products i.e., Stanes Bio Nematon®, Soft Guard®, Paecilomyces lilacinus, Trichoderma longibranchiatum, camel and goat manures against Meloidogyne javanica on tomato under greenhouse conditions. Based on nematode reproduction, indices of galls and egg masses, the six materials were grouped into four classes from the relatively highest efficacy of control (goat manure) to the relatively low efficacy of control (P. lilacinus). Bangladesh J. Bot. 50(3): 709-712, 2021 (September)


2021 ◽  
Vol 9 (3) ◽  
pp. 274-278
Author(s):  
Thayane Nascimento Coelho ◽  
Warlyton Silva Martins ◽  
Flávia Fernandes Ribeiro de Miranda

A cultura da soja possui grande importância para a economia brasileira e pode enfrentar entraves dos fatores bióticos e abióticos em sua produção, sendo os nematoides expoentes na redução da produtividade desta cultura. Desse modo, este trabalho teve como objetivo avaliar o efeito de produtos biológicos para o controle de Pratylenchus brachyurus na cultura da soja. O experimento foi realizado na casa de vegetação e no Laboratório de Fitopatologia e Nematologia do Centro Universitário Católica do Tocantins. O delineamento experimental foi inteiramente casualizado consistindo em cinco tratamentos com diferentes produtos biológicos: T1 – testemunha (sem tratamento), T2 - Presence® (Bacillus subtilis e Bacillus licheniformis), T3 - Votivo Prime® (Bacillus firmus), T4 - Ecotrich® (Trichoderma harzianum) e T5 – Nemat® (Paecilomyces lilacinus) com quatro repetições. Para avaliação da eficiência do controle biológico de nematoides, procedeu-se o tratamento prévio das sementes de soja no momento da semeadura. O tratamento das sementes foi realizado individualmente, adicionando os produtos conforme dosagem estabelecida na recomendação da bula. Aos 30 dias após a inoculação, foram avaliadas a características, comprimento da raiz, tamanho de planta, número de nematoides e severidade. Os produtos utilizados não interferiram no comprimento da raiz e no número de nematoides. O produto T3 – Votivo Prime®, apresentou melhor resultado quando se avalia o comprimento de planta. A severidade foi menor quando se faz uso de algum tipo de produto para controle biológico.


2021 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 189
Author(s):  
Ambar Fiandani ◽  
I Gede Swibawa ◽  
Yuyun Fitriana ◽  
Purnomo Purnomo

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh dosis bionematisida jamur Purpurecilum lilacinum (Syn. Paecilomyces lilacinus) isolat B01TG berbahan pembawa limbah pertanian terhadap keefektifannya untuk mengendalikan serangan nematoda puru akar  Meloidogyne spp.  Percobaan yang berlangsung bulan Februari - Juni 2019 di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas Lampung, menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan 5 perlakuan  tingkat dosis bionematisida dan 5 ulangan.  Dosis bionematisida yang diuji yaitu 0 g,  5 g, 10 g, 20 g dan 40 g per tanaman.  Bionematiaida diaplikasikan 3 hari sebelum tanaman tomat ditransplanting.  Satu minggu setelah transplanting, tanaman tomat kemudian  diinfestasi 2000 telur nematoda puru akar.  Data pertumbuhan tanaman yang meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, bobot biomassa basah dan produksi, serta tingkat kerusakan akar dianalisis ragam dan dilanjutkan dengan pemisahan nilai tengah menggunakan uji BNT pada taraf nyata 5%.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis bionematisida mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan kerusakan akar. Pertumbuhan tanaman yang diberi perlakuan 40 g bionematisida lebih baik daripada pertumbuhan tanaman yang diberi  bionematiaida dengan dosis yang lebih rendah. Kerusakan akar tanaman tomat akibat serangan Meloidogyne spp. lebih rendah pada tanaman tomat yang diberikan perlakuan 20 g dan 40 g  daripada kerusakan akar tanaman yang diberi perlakuan bionematisida dengan dosis yang lebih rendah.


2021 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 321
Author(s):  
Oded Saputra ◽  
I Gede Swibawa ◽  
Solikhin Solikhin ◽  
Yuyun Fitriana

Limbah pertanian berupa kulit ubi dan bonggol pisang dalam budidaya ubikayu dan pisang di Lampung melimpah. Limbah tersebut  dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembawa dalam pembuatan bionematisida berbahan aktif jamur. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pertumbuhan jamur Purpureocillium lilacinum (Syn. Paecilomyces lilacinus) isolat B01TG berasal dari Tanggamus pada media campuran kulit ubi ubikayu dan bonggol pisang. Penelitian dilaksanakan bulan Januari - Juni 2019 di Laboratorium Bioteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Dalam penelitian ini dilakukan dua percobaan yaitu percobaan pertumbuhan jamur pada media ekstrak limbah pertanian dan percobaan pertumbuhan jamur pada media limbah pertanian padat. Limbah pertanian yang dicobakan meliputi bonggol pisang, kulit ubi ubikayu, beras dan kulit udang. Percobaan pertama menggunakan rancangan acak lengkap (RAL), sedangkan percobaan kedua menggunakan rancangan acak kelompok (RAK). Percobaan pertama dan kedua masing-masing terdiri atas 6 perlakuan dan 5 ulangan. Pertumbuhan jamur P. lilacinum (Syn. P. lilacinus) pada media agar dan ekstrak limbah pertanian campuran beras dan kulit udang tertinggi mencapai 84,4%, sedangkan pertumbuhan jamur yang tertinggi pada media padat mencapai 96,4% terjadi pada campuran bonggol pisang, kulit ubi ubikayu, beras dan kulit udang. Kerapatan spora tertinggi mencapai 2,058 x 107 spora/ml pada suspensi pengenceran 10-3 dihasilkan oleh media campuran bonggol pisang, beras dan kulit udang.


2021 ◽  
pp. 1-5
Author(s):  
Xianyong Yu ◽  
Xiangying Xing ◽  
Qinglin Dong ◽  
Kangli Shi ◽  
Ran Yan

2021 ◽  
Vol 20 (1) ◽  
pp. 093-097
Author(s):  
Junior Steve Garrido Pérez ◽  
Richard Paredes-Espinosa ◽  
Giannfranco Egoávil Jump ◽  
Oniel Jeremias Aguirre Gil

The objective of this study was to select native isolates of entomopathogenic fungi against adult Cosmopolites sordidus in laboratory conditions. Four isolates of Beauveria bassiana, two isolates of Metarhizium anisopliae, and two isolates of Paecilomyces lilacinus were tested against C. sordidus. The entomopathogenic fungi that resulted in mortality rates over 50% were M. anisopliae (MA-CsCha and MA-Carabid) and B. bassiana (BB-CsCha and BB-CsLp). The most virulent isolates were MA-CsCha, BB-CsCha, and MA-Carabid with median lethal times (LT50) of 4.82, 5.4, and 5.79 days, respectively. In conclusion, the MA-CsCha, BB-CsCha, MA-Carabid, and BB-CsLp isolates are viable candidates to be tested in banana fields.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document