neighbour analysis
Recently Published Documents


TOTAL DOCUMENTS

58
(FIVE YEARS 5)

H-INDEX

16
(FIVE YEARS 0)

2021 ◽  
Vol 16 (1) ◽  
Author(s):  
Nuriah Abd Majid ◽  
Ruslan Rainis ◽  
Mazrura Sahani ◽  
Ahmad Fariz Mohamed ◽  
Sarah Aziz Abdul Ghani Aziz ◽  
...  

In recent decades, dengue outbreaks have become increasingly common around the developing countries, including Malaysia. Thus, it is essential for rural as well as urbanised livelihood to understand the distribution pattern of this infection. The objective of this study is to determine the trend of dengue cases reported from the year 2014 to 2018 and the spatial pattern for this spread. Spatial statistical analyses conducted found that the distribution pattern and spatial mean centre for dengue cases were clustered in the eastern part of the Bangi region. Directional distribution observed that the elongated polygon of dengue cluster stretched from the Northeast to the Southwest of Bangi District. The standard distance observed for dengue cases was smallest in the year 2014 (0.017 m), and largest in 2016 (0.019 m), whereas in the year 2015, 2017 and 2018, it measured 0.018 m. The average nearest neighbour analysis also displayed clustered patterns for dengue cases in the Bangi District. The three spatial statistical analyses (spatial mean centre, standard distance and directional distribution) findings illustrate that the dengue cases from the year 2014 to 2018 are clustered in the Northeast to the Southwest of the study region.


2020 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 97
Author(s):  
Maryatun Mucolifah ◽  
Irfan Ido ◽  
Jamal Harimudin

Jumlah penduduk Indonesia dari tahun ke tahun selalu bertambah. Kondisi ini akan membawa konsekuensi semakin bertambahnya kebutuhan ruang hidup yang berupa lahan permukiman. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui dan memahami pola permukiman penduduk sebagian wilayah  Kecamatan Kambu Kota Kendari, dan (2) mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pola permukiman penduduk sebagian wilayah  Kecamatan Kambu Kota Kendari. Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah: (1) Nearest Neighbour Analysis dan (2) analisis scoring/pembobotan. Hasil Penelitian ini menunjukan bahwa: (1) sebagian wilayah Kecamatan Kambu terdapat empat kelurahan, yaitu Kelurahan Kambu, memiliki pola mengelompok dan acak di beberapa RT, Kelurahan Lalolara, Padaleu, dan Mokoau memiliki pola mengelompok. Dan memiliki tiga kelas permukiman, yaitu kelas permukiman teratur, semi teratur, dan tidak teratur dari beberapa RT/RW nya; (2) faktor-faktor yang  berpengaruh pada pola permukiman, yaitu faktor aksessibilitas, pendapatan atau ekonomi, aspek sosial, dan aspek budaya. Kata kunci:   Permukiman, Pola Permukiman, Faktor-Faktor Pola Permukiman, Nearest    Neighbour Analysi


2020 ◽  
Vol 34 (1) ◽  
pp. 25
Author(s):  
Aprilia Prasmudika Sighita ◽  
Bambang Sriyanto Eko Prakoso

Kabupaten Bantul meraih prestasi tingkat nasional di tahun 2008 yakni memperoleh penghargaan dalam KPPOD Award. Penghargaan yang diperoleh menjadi awal yang baik bagi Kabupaten Bantul dalam memperbaiki iklim penanaman modal. Tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi dan menganalisis distribusi keruangan penanaman modal dan pengaruh karakteristik wilayah terhadap pemilihan lokasi penanaman modal. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, analisis tetangga terdekat, dan analisis regresi berganda. Berdasarkan hasil kajian dapat disimpulkan bahwa distribusi keruangan penanaman modal di Kabupaten Bantul terdistribusi di 10 kecamatan, sedangkan 7 kecamatan lainnya belum menjadi destinasi penanaman modal. Untuk lokasi perusahaan penanaman modal membentuk pola dispersed atau merata dengan nilai R sebesar 5,920887 (R>1). Sebagian dari lokasi penanaman modal berada di tepi jalan raya. Pemilihan lokasi penanaman modal di Kabupaten Bantul dipengaruhi oleh faktor daya tarik karakteristik wilayah seperti pertumbuhan ekonomi dan jumlah objek wisata. Bantul Regency won the national award of KPPOD in 2008. That award was a good commencement to improve Bantul Regency’s investment climate. The aims of this research were to identify and analyse the spatial distribution of investment and the effect of regional characteristics on the selection of investment site. The analytical techniques used in the research are descriptive analysis, nearest neighbour analysis, and multiple regression analysis. Based on the analysis, it can be concluded that distribution of investment in Bantul Regency distributed in 10 sub-districts, while 7 others are not yet be destination of investment. For the location of investment firms forms a dispersed pattern with R value 5,920887 (R>1). Some investment firm are located on the edge of highway. The selection of investment sites in Bantul regency is affected by the attraction factors of the region characteristics such as economic growth and number of tourism objects.   


2019 ◽  
Vol 33 (1) ◽  
pp. 48
Author(s):  
Arif Ashari ◽  
Edi Widodo

Karakteristik bentanglahan pada suatu wilayah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi distribusi spasial mataair. Penelitian ini dilaksanakan pada lereng baratdaya Gunung Merbabu dengan tujuan: (1) menganalisis persebaran mataair berdasarkan satuan bentuklahan, (2) menganalisis jenis mataair serta kualitas dan kuantitas air. Untuk mencapai tujuan tersebut digunakan metode survei dengan pengambilan sampel secara sistematik. Analisis data dilakukan secara deskriptif dengan memperhatikan aspek spasial didukung analisis SIG dengan nearest neighbour analysis dan pencocokan. Hasil penelitian: (1) terdapat pola persebaran mataair di Lereng Baratdaya Gunung Merbabu pada perbatasan lereng gunungapi dengan kaki gunungapi dan kaki gunungapi dengan dataran kaki gunungapi. Kedudukan mataair berada pada ketinggian 1000-1500 mdpal yang menunjukkan sistem sabuk mataair vulkanik. Pola persebaran mataair yang relatif tidak teratur menunjukkan mulai bekerjanya proses denudasi pada morfologi kerucut vulkan Merbabu. (2) berdasarkan pengamatan pada 30 sampel mataair, diketahui jenis mataair umumnya berupa mataair celah, debit bervariasi antara 0,057 liter/detik hingga 2 liter/detik. Kualitas air yang meliputi suhu air, pH, DHL, dan DO relatif seragam.


Author(s):  
Violet Bassey Eneyo

This paper examines the distribution of hospitality services in Uyo Urban, Nigeria. GIS method was the primary tool used for data collection. A global positioning system (GPS) Garmin 60 model was used in tracking the location of 102 hospitality services in the study area. One hypothesis was stated and tested using the nearest neighbour analysis. The finding shows evidence of clustering of the various hospitality services. The tested hypothesis further indicated that hospitality services clustered in areas that guarantee a sustainable level of patronage to maximize profit. Thus, the hospitality services clustered in selected streets in the metropolis while limited numbers were found outside the city’s central area.


Author(s):  
Sholu Ratih ◽  
Hervina Nur Awanda ◽  
Anton Cesar Saputra ◽  
Arif Ashari

Keberadaan mataair pada suatu wilayah merupakan potensi sumberdaya alam yang perlu dimanfaatkan secara optimal. Lereng selatan Vulkan Merapi sebagai bagian dari vulkan strato muda memiliki potensi sumber mataair. Dalam upaya melakukan pengelolaan mataair informasi mengenai distribusi spasial mataair sangat diperlukan. Penelitian ini dilaksanakan pada lereng selatan Vulkan Merapi dengan tujuan: (1) menganalisis pola persebaran mataair berdasarkan satuan bentuklahan, (2) menganalisis pengaruh kondisi morfologi terhadap persebaran mataair. Metode yang digunakan mencapai tujuan adalah survei geomorfologis dengan pengambilan sampel secara sistematik. Analisis data dilakukan secara deskriptif-eksploratif dengan memperhatikan aspek spasial didukung analisis SIG dengan nearest neighbour analysis. Hasil penelitian: (1) pada lereng selatan Vulkan Merapi terdapat pemunculan mataair dengan pola mengelompok pada satuan bentuklahan kaki vulkan dan dataran kaki vulkan. Pola mengelompok ini mengindikasikan sistem sabuk mataair. (2) kondisi geomorfologis berpengaruh terhadap persebaran mataair, terutama faktor bentuklahan, proses geomorfologi, dan litologi. Anomali persebaran mataair pada bagian timur merupakan contoh pengaruh proses geomorfologi berupa vulkanisme aktif yang membatasi keterdapatan mataair.


Author(s):  
Ririn Putri Aurita ◽  
Suhadi Purwantara

AbstrakPenelitian ini dilaksanaan di Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang dengan tujuan: (1) Mendekripsikan pola sebaran mataair; (2) Mengetahui potensi, pemanfaatan, dan imbangan antara potensi dan pemanfaatan mataair; (3) Membandingkan kualitas fisik dan kimia mataair pada bentuklahan dataran kaki gunungapi dan dataran fluvial gunungapi berdasarkan persyaratan baku mutu air minum menurut Permenkes RI nomor 492 tahun 2010. Populasi dalam penelitian ini terdiri atas fenomena fisik dan fenomena non fisik. Sampel diambil dengan purposive sampling untuk mataair; area probability sampling untuk kebutuhan air irigasi; dan random sampling untuk rumah tangga pengguna. Data dikumpulkan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian: (1) Sebaran mataair berdasarkan “nearest neighbour analysis” berpola mengelompok. (2) Terdapat 33 mataair untuk kebutuhan rumah tangga dan 8 mataair untuk irigasi. Debit terendah 0,16 liter/detik dan tertinggi 16 liter/detik. Rata-rata debit untuk rumah tangga 1,6 liter/detik dan irigasi 13,88 liter/detik. Pemanfaatan mataair untuk kebutuhan rumah tangga tercukupi dan rata-rata imbangan airnya surplus. Pemanfaatan untuk irigasi secara keseluruhan juga tercukupi, namun pada bulan Mei mengalami kekurangan air di Desa Paten. (3) Kualitas fisika dan kimia mataair sesuai dan memenuhi persyaratan kualitas air minum. Kata kunci: Karakteristik Mataair, Kaki Lereng Gunung Merapi, Kecamatan Dukun


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document