JOPS (Journal Of Pharmacy and Science)
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

47
(FIVE YEARS 32)

H-INDEX

1
(FIVE YEARS 0)

Published By LPPM Universitas Abdurrab

2615-1006, 2622-9919

2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 44-51
Author(s):  
Musyirna Rahmah Nasution ◽  
Afrida Yeti ◽  
Bella Ardhiyati

Daun tenggek burung (Euodia redlevi) secara tradisional digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi, melancarkan peredaran darah, mencegah penuaan dini, mengobati diabetes mellitus serta memberikan efek kebugaran.Daun tenggek burung merupakan salah satu tumbuhan obat yang mengandung diketahui mengandung senyawa fenolik yang berpotensi sebagai tabir surya.Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui aktivitas tabir surya pada ekstrak etanol daun tenggek burung dengan metode spektrofotometri.Pengujian aktivitas tabir surya dilakukan dengan menentukan nilai persentase Transmisi eritema (%Te), Transmisi pigmentasi (%Tp), dan Sun Protection Factor (SPF) menggunakan microplate reader. Berdasarkan hasil pengujian ekstrak etanol daun tenggek burung (Euodia redlevi) menunjukan aktivitas tabir surya yang baik pada konsentrasi 250 ppm dengan nilai %Te sebesar 0,4252% (Sunblock), nilai %Tp sebesar 0,3150% (Sunblock) dan nilai Sun Protection Factor (SPF) 21,624 (proteksi ultra).


2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 51-60
Author(s):  
Prayoga Prayoga ◽  
Soni Muhsinin ◽  
Lia Marliani

Permasalahan kesehatan pada manusia akibat penyakit infeksi merupakan masalah yang serius. Timbulnya mikroorganisme patogen yang resisten dan penggunaan obat antimikroba sintesis secara terus menerus dapat menyebabkan resistensi, maka dibutuhkan pencarian senyawa baru dengan efektivitas yang lebih baik. Tanaman familia zingiberaceae mengandung metabolit sekunder yang bermanfaat untuk pengobatan, selain bisa didapatkan langsung dari tanaman cara lain mendapat metabolit sekunder adalah pemanfaatan bakteri endofit. Kemampuan bakteri endofit dalam memproduksi metabolit sekunder yang sama dengan inangnya merupakan potensi besar sebagai bahan pembuatan obat yang berasal dari bahan alam. Tujuan penulisan review artikel ini untuk memberikan informasi ilmiah terkait bakteri endofit yang menginang pada tanaman familia zingiberaceae serta potensinya di bidang farmasi. Metode penulisan artikel review ini menggunakan pendekatan literatur review, literatur didapatkan secara online dari internet berasal dari jurnal terakreditasi baik secara nasional atau internasional berdasarkan kriteria inklusi yang ditentukan. Berdasarkan hasil studi literatur literatur yang dilakukan didapatkan bahwa bakteri endofit yang berasal dari bagian tanaman familia zingiberaceae dapat diisolasi pada media nutrien agar setelah dilakukan sterilisasi dengan teknik sterilisasi permukaan, hasil identifikasi karakteristik bakteri menunjukan hasil beragam tergantung dari spesies tanaman inangnya dan kondisi lingkungan tempat tanaman tumbuh, hasil isolat bakteri endofit menunjukan aktivitas farmakologi seperti antibakteri dan antifungi yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai bahan baku pembuatan obat.


2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 1-11
Author(s):  
Adhitya Jessica ◽  
Rifka Naura ◽  
Uswatul Hasanah ◽  
Erizal Zaini ◽  
Lili Fitriani

Penggunaan klinis piperin masih terbatas karena memiliki kelarutan rendah di dalam air. Kuersetin dikenal sebagai bioenhancer yang dapat meningkatkan bioavailibilitas senyawa lain. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kelarutan piperin dengan memodifikasinya menjadi bentuk multikomponen kristal bersama kuersetin. Pembentukan multikomponen kristal piperin-kuersetin dilakukan menggunakan metode solvent drop grinding (SDG). Multikomponen dikarakterisasi dengan Differential Scanning Calorimetry (DSC), Powders X-Ray Diffraction (PXRD) dan spektroskopi FTIR.Evaluasi multikomponen dilakukan dengan uji kelarutan dan hasilnya dianalisis menggunakan KCKT.Termogram DSC menunjukkan tidak adanya puncak endotermik baru yang berbeda nyata dari kedua komponen. Pola difraksi sinar-X multikomponen kristal piperin-kuersetin menunjukkan difraktogram yang serupa dengan komponen penyusun, yang mengindikasikan tidak terbentuknya fase kokristalin. Karakterisasi menggunakan FTIR menunjukkan hampir tidak ada pergeseran puncak serapan gugus fungsi piperin pada multikomponen kristal. Uji kelarutan dilakukan terhadap senyawa tunggal piperin, campuran fisik piperin-kuersetin dan multikomponen piperin-kuersetin (1:1) yang dibuat dengan metode SDG. Campuran fisik dan multikomponen piperin-kuersetin yang dibuat dengan metode SDG meningkatkan kelarutan piperin sebesar 1,475 kali lipat dan 1,389 kali lipat jika dibandingkan dengan piperin murni.


2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 37-43
Author(s):  
Annisa Fauzana ◽  
Rohmawati Rohmawati ◽  
Muhammad Azhari Herly
Keyword(s):  

Kulit buah G. Mangostana kaya akan senyawa antioksidan yang dapat menghambat radikal bebas. Terdapat hubungan antara pemanasan dan aktivitas antioksidan suatu bahan alam, dikarenakan pengaruhnya terhadap komposisi senyawa bioaktif antioksidan. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh suhu pengeringan terhadap aktivitas antioksidan kulit buah G. Mangostana. Pengeringan dilakukan pada suhu 30, 60 dan 900C selama 72 jam. Pengukuran aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode DPPH dan hasil pengamatan dianalisis menggunakan ANOVA dua arah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu pengeringan berpengaruh nyata terhadap aktivitas antioksidan kulit buah G. Mangostana (P < 0,05). Kulit buah G. Mangostana perlakuan terbaik adalah pengeringan pada suhu 300C. Dengan nilai IC50 20,349 µg/mL.


2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 12-28
Author(s):  
Claudio Ananda Boby ◽  
Soni Muhsinin ◽  
Asep Roni
Keyword(s):  

  Selulosa bakteri merupakan polimer yang memiliki aplikasi yang luas dan menjanjikan dalam berbagai bidang medis. Tujuan dari penelitian tinjauan pustaka ini adalah untuk melakukan penelusuran pustaka untuk mengetahui apakah substrat dan kondisi fermentasi mempengaruhi kualitas selulosa yang dihasilkan dan penggunaannya di bidang farmasi. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan melakukan studi kepustakaan dengan menggunakan kata kunci pencarian: produksi dan aplikasi selulosa bakteri. Artikel ini diulas dalam 10 tahun terakhir yang membahas tentang produksi, karakterisasi, dan aplikasi selulosa bakteri dalam bidang farmasi. Artikel tersebut didapat dari berbagai penelitian yang telah dilakukan melalui mesin pencari seperti Google Scholar, PubMed, dan Science Direct. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa substrat, konsentrasi starter, suhu, pH, waktu fermentasi dan proses pemurnian sangat mempengaruhi kualitas selulosa yang dihasilkan. Studi karakterisasi yang dilakukan meliputi SEM, TGA, kadar air dan sifat mekanik. Dalam aplikasi farmasi, selulosa bakteri dapat digunakan untuk membuat pembalut luka, pembawa obat, dan bahan masker wajah, serta stabilisator emulsi dan rekayasa jaringan.  


2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 29-36
Author(s):  
Hilmarni Hilmarni ◽  
Suci Fauzana ◽  
Riki Ranova

Aromaterapi merupakan suatu metode pengobatan alternatif yang berasal dari bahan tanaman yang mudah menguap/ minyak atsiri. Aromaterapi dapat memberikan efek menenangkan, menyegarkan, menstabilkan jiwa dan raga serta menjaga kecantikan. Komponen kimia dalam Kecombarang, Sereh Wangi dan Cengkeh dapat digunakan sebagai bahan baku untuk berbagai produk seperti produk aromaterapi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat formula lilin dari ekstrak Kecombrang, sereh wangi dan cengkeh sebagai lilin aromaterapi. Pembuatan sediaan lilin dilakukan dengan penambahan ekstrak yang diperoleh dari proses perkolasi dan sokletasi kedalam campuran basis lilin parafin padat dan asam stearat. Hasil penelitian diperoleh lilin dengan ekstrak Kecombrang, Sereh Wangi dan Cengkeh dapat dijadikan sediaan lilin aromaterapi karena memenuhi syarat evaluasi fisik yaitu uji organoleptis, uji waktu bakar, uji titik leleh dan uji hedonik.


2021 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 40-45
Author(s):  
Nurul Hidayah ◽  
Choirul Huda ◽  
Dara Pranidya Tilarso

Staphylococcus aureus adalah bakteri Gram positif yang berbentuk menggerombol. Bakteri Staphylococcus aureus merupakan penyebab utama infeksi nosokomial, keracunan makanan, dan sindrom syok toksik. Infeksi Staphylococcus aureus dapat terjadi ketika sistem imun melemah. Salah satu penanganan infeksi adalah menggunakan antibiotik, namun penggunaan antibiotik yang tidak tepat akan menimbulkan resistensi, sehingga terapi menggunakan obat tradisional menjadi pilihan alternatif. Obat tradisional yang berasal dari tanaman memiliki efek samping yang jauh lebih rendah tingkat bahayanya dibandingkan obat-obatan kimia. Salah satu tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat adalah tanaman biduri (Calotropis gigantea L.). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui aktivitas fraksi Aquadestilata, etil asetat dan n-heksan dari ekstrak daun biduri sebagai antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Daun biduri diekstraksi menggunakan metode maserasi dengan menggunakan pelarut 70% dan difraksinasi menggunakan pelarut Aquadestilata, etil asetat dan n-heksan. Uji aktivitas antibakteri fraksi daun biduri menggunakan metode difusi cakram dengan seri konsentrasi 10%, 20% dan 30%. Analisis statistik yang digunakan yaitu one way ANOVA yang bertujuan untuk mengetahui  berpengaruh atau tidaknya variasi konsentrasi fraksi daun biduri terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa fraksi Aquadestilata dan etil asetat mempunyai aktivitas antibakteri. Fraksi Aquadestilata merupakan fraksi teraktif dalam menghambat aktivitas bakteri Staphylococcus aureus karena mengandung senyawa flavonoid, tanin dan saponin. Konsentrasi optimum fraksi daun biduri dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus adalah 10% dengan rata-rata zona hambat sebesar 6,33 mm.  


2020 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 31-39
Author(s):  
Henni Rosaini ◽  
Rina Wahyuni ◽  
Boyke Panata Sinaga ◽  
Wahyu Margi Sidoretno

Celery (Apium graveolens L) is a plant of Apiaceae family which contains flavonoids, saponins, tannins, essential oils, apiin, apigenin, choline, asparagine, vitamin A, B, C. Apigenin contained in celery included in the BCS (Biopharmaceutics Classification System)  class II, which has low solubility and high permeability drugs. One method for increasing solubility is the nanocrystal method. Where the purpose of this study was to see the effect of differences in the concentration of poloxamer 188 on the characterization of nanocrystal. The results of the particle size analyzer (PSA) showed particle size distribution in formula 1 the concentration of poloxamer 188 40% 6 hour grinding time of 1648.5 nm with a potential zeta value of -11.2. While the formula 2 concentration of poloxamer 188 50% and formula 3 the concentration of poloxamer 188 60% with a 5 hour grinding time of 1049.6 and 1483.2 with a potential zeta value of -12.5 and -8.9. From the FT-IR analysis shows the presence of clusters in formulas 1, 2, and 3 which are not found in apigenin which is a celery marker compound, on the contrary there are groups on apigenin which are not found in formulas 1, 2, and 3.


2020 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 13-20
Author(s):  
Mia Audina Curnia Safitri ◽  
Amalia Eka Putri

Bakteri Escherichia coli merupakan mikroorganisme patogen penyebab penyakit diare, meningitis, dan infeksi lainnya. Kasus resitensi antibiotik mengakibatkan diperlukannya terapi alternatif untuk agen antibakteri yang berasal dari tumbuhan dengan potensi tinggi sebagai antibakteri, yaitu batang pepaya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas antibakteri gel ekstrak batang pepaya terhadap Escherichia coli. Metode penelitian menggunakan metode eksperimental. Sampel penelitian adalah batang pepaya yang diekstraksi secara maserasi dengan pelarut etanol 96%. Ekstrak dibuat sediaan gel dengan konsentrasi 5%. Gel batang pepaya diuji antibakteri dengan kontrol positif yaitu eritromisin dan kontrol negatif yaitu gel tanpa ekstrak. Hasil uji aktivitas antibakteri gel batang pepaya menunjukkan bahwa gel batang pepaya mempunyai aktivitas antibakteri terhadap Escherichia coli. Sediaan gel ekstrak batang pepaya dengan konsentrasi 5% mempunyai rata-rata diameter zona hambat sebesar 19,23±0,50 mm. Aktivitas antibakteri diperkirakan berasal dari senyawa flavonoid, tanin, dan saponin yang terkandung dalam fraksi batang pepaya.


2020 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 7-12
Author(s):  
Putri Cristine ◽  
Silviana Ramaloka
Keyword(s):  

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan beragam suku dan agama di dalamnya.Ragam suku ini mendiami pulau-pulau yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia. Undang-undang nomor 5 tahun 2017 Pada pasal 5 menyebutkan objek pemajuan kebudayaan meliputi tradisi lisan, manuskrip, adat istiadat, ritus, pengetahuan tradisional , teknologi tradisional, seni, bahasa permainan rakyat dan olahraga tradisional. Dewasa ini berbagai bidang pengobatan semakin mengalami perkembangan, termasuk bidang pengobatan tradisional. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui besarnya zona hambat infusa buah Jernang (Daemonorops draco Bl)  dalam menghambat pertumbuhan Escherichia coli secara in vitro  dan  untuk membuktikan apakah infusa buah Jernang  yang dipakai masyarakat suku Talang Mamak di Bukit Tiga Puluh Provinsi Riau dapat dijadikan obat antidiare. Penelitian dilaksanakan menggunakan metode eksperimental laboratory secara in vitro. Hasil penelitian didapatkan nilai rata-rata zona hambat pada infusa buah Jernang  adalah 9,7mm, nilai rata-rata zona hambat antibiotik ciprofloxacin adalah 35,7mm (kontrol positif) dan NaCl 0,9% steril tidak ada zona hambatan (kontrol negatif). Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa infusa buah Jernang (Daemonorops draco Bl.) mempunyai zat aktif dengan adanya diameter zona hambat sebesar 20mm dan ini membuktikan bahwa infusa buah Jernang dapat dipakai sebagai obat antidiare.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document