Biokultur
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

21
(FIVE YEARS 21)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Airlangga

2746-2692, 2302-3058

Biokultur ◽  
2021 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 134
Author(s):  
Arga Diena Prabasari
Keyword(s):  

Tradisi merupakan salah satu bagian dari suatu suku, tradisi dapat menjadi ciri khas dari suku tersebut. Tradisi Mepe kasur yang hanya ada di Desa Kemiren Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi. Suku Bangsa Osing di Kemiren percaya jika seorang ibu tidak memberikan kasur merah hitam kepada anak gadisnya yang akan menikah maka rumah tangganya akan kurang langgeng. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini menggunakan cara pengumpulan data dengan observasi, wawancara, studi literatur, dan dokumentasi, serta dengan interpretatif budaya Clifford Geertz. Informan yang diwawancarai dalam penelitian ini berjumlah 11 orang. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat 5 makna dalam tradisi mepe/menjemur kasur merah hitam secara bersamaan, yaitu 1) warna merah melambangkan keberanian, 2) warna hitam sebagai simbol dari kelanggengan, 3) Kasur dengan jumlah gembil sebagai simbol sebagai status sosial pemiliknya, 4) koin sen pada kasur sebagai simbol dalam keberanian mencari nafkah, 5) kasur yang dijemur bermakna membersihkan hal-hal negatif dalam rumah.


Biokultur ◽  
2021 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 107
Author(s):  
Joyo Nur Suryanto Gono ◽  
Wiwied Noor Rakhmad
Keyword(s):  

Menonton pertunjukan wayang kulit  memerlukan penghayatan cukup dalam. Muatan nilai-nilai dalam pagelaran wayang menggambarkan nilai-nilai kehidupaan sehari-hari di masyarakat, menempatkan diri pada tempat yang telah ditentukan oleh Tuhan. Peran Dalang sangat besar untuk mensosialisasikan nilai-nilai sosial yang terkandung dalam cerita wayang kulit agar bisa diterima dan diresapi penonton, menjadi tuntunan hidup manusia pada umumnya. Beberapa tahun terakhir penonton wayang mulai sepi. Tetapi kini, wayang kulit di upload lewat Youtube, dalam format YouTube ini muncul istilah dalang viral. Dalang yang dianggap paling viral saat ini adalah Ki Seno Nugroho dari Yogyakarta, karena memiliki paling banyak penggemar dan paling laris. Riset mengenai fenomena Dalang Seno yang sedang viral di Youtube, yang mengangkat persoalan bagaimana pengalaman penonton dalam menonton wayang kulit melalui YouTube memahami nilai-nilai sosial dalam pertunjukan wayang kulit Ki Seno Nugroho? Menggunakan metode fenomenologi, penelitian ini menunjukkan hasil bahwa, Dalang Seno memiliki kemampuan membangun cerita secara ringkas (padat), menceritakan perlawanan “abdi” terhadap raja, sehingga tidak membosankan, membangun gending garapan, tanpa tambahan musik modern, yang menarik. Pagelaran wayang melibatkan semua unsur, yaitu melibatkan dialog saat adegan “limbukan” atau “adegan goro-goro”, antara Dalang, Pesinden, Pengrawit, Crew film. Performansi dalang Seno dari dialog, sabetan, selalu menarik perhatian penonton. Jadi Dalang Seno mengutamakan pertunjukan wayang kulit dominan sebagai fungsi menghibur, sehingga nilai-nilai sosial yang disimbolkan dari wayang kulit tidak menonjol.


Biokultur ◽  
2021 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 85
Author(s):  
Yunita Furinawati

Studi ini bertujuan untuk mengungkapkan bagaimana masyarakat Wonomulyo mengakui posisi guru sebagai perantara antara jagat besar dan jagat kecil. Fenomena cerita tentang asal mula suatu wilayah adalah permasalahan yang menarik untuk dikaji lebih mendalam. Cerita itu dianggap representasi kebudayaan di dalam suatu masyarakat. Sebuah cerita yang masih diyakini memiliki fungsi semacam itu adalah legenda Dukuh Wonomulyo. Cerita ini memiliki struktur yang unik, dimana setiap elemennya mecerminkan tatanan kehidupan masyarakat Wonomulyo. Metode etnografi digunakan dalam studi ini. Data kualitatif diperoleh melalui observasi partisipasi dan wawancara mendalam kepada informan warga masyarakat Wonomulyo serta text. Studi ini menerapkan paradigma strukturalisme melalui teori yang diformulasikan oleh Lévi-Strauss. Hasil studi ini menunjukkan bahwa Ki Hajar Wonokoso merupakan sosok sentral di dalam narasi cerita maupun kehidupan spiritual. Dia adalah guru bagi para keturunannya, yang tidak lain adalah orang-orang Wonomulyo sendiri. Semua ajaran kebajikannya yang diwarisi dan diamalkan oleh para keturunan, memberi mereka keselamatan dan kedamaian hidup serta harmonisasi kehidupan.


Biokultur ◽  
2021 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 97
Author(s):  
Bimantara Ilham Dewanto

Siasat politik partai membentuk sebuah budaya yang mempengaruhi perilaku kader-kader PDIP Kota Surabaya dalam mencapai tujuan politiknya. Focus studi ini pada fenomena siasat manipulatif partai politik dalam praktik politik mikro untuk mendapatkan elektabilitas di Kota Surabaya. Penelitian ini menggunakan metode etnografi. Wawancara mendalam digunakan kepada informan dari partai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya kaderisasi partai dimulai dari sosialisasi rekrutmen anggota, ketentuan anggota baru, tingkatan dan fungsi bidang kaderisasi, jenjang kaderisasi partai, penanaman ideologi partai, dan mekanisme pemilihan kader menjadi calon partai. Dinamika yang dialami kader partai politik adalah adanya perebutan kekuasaan internal partai, kurangnya pengetahuan ilmu politik, dan harapan masyarakat yang terlampau tinggi terhadap kader terpilih. Siasat manipulatif/politik mikro partai politik untuk pemenangan saat mengikuti Pemilihan Anggota Legislatif (DPRD) dan Pemilihan Walikota di Kota Surabaya adalah: 1) Penentuan calon bukan dari kader partai; 2) Kegiatan sosial menjelang pemilu; 3) Memanfaatkan jabatan publik untuk bekerja optimal; 4) Membangun citra partai untuk mengangkat citra kader; dan 5) Melibatkan orang lain untuk mendulang suara.


Biokultur ◽  
2021 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 120
Author(s):  
Toto Fachrudin

Fenomena penggunaan simbol etnik sebagai identitas budaya menjadi cara yang efektif untuk memengaruhi publik dalam mencapai tujuan politik, menarik untuk dikaji lebih mendalam. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan bagaimana cara Sahbirin Noor menampilkan dirinya dengan menggunakan identitas diri sebagai Paman Birin. Teori apropriasi budaya digunakan untuk melihat bagaimana identitas budaya diadaptasi dalam kepemimpinan kepala daerah. Penggunaan simbol etnik dan identitas budaya, termasuk di dalamnya bagaimana cara berbicara, bersikap, dan bertindak, dalam gaya kepemimpinan kepala daerah menjadi kajian penelitian ini. Metode penelitian ini kualitatif, dengan menggunakan metode studi kasus terhadap kepemimpinan Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor.  Data dalam penelitian ini didapatkan dengan melakukan observasi keseharian Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor. Wawancara mendalam kepada warga masyarakat, aparat, budayawan, tokoh masyarakat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa panggilan Paman Birin yang melekat pada dirinya menjadi identitas budaya, karena mencitrakan dirinya sebagai bagian dari kekerabatan kultural dengan seluruh warga Kalimantan Selatan yang bersuku Banjar. Paman Birin menjadi identitas simbolik diri dan identitas budaya yang diadaptasi dari nilai-nilai budaya Suku Banjar dalam kepemimpinan Gubernur Kalsel Sahbirin Noor. Apropriasi budaya Banjar ini terlihat dari cara berkomunikasi, gaya bicara, sikap, maupun penggunaan atribut pakaian Gubernur Kalsel Sahbirin Noor.


Biokultur ◽  
2021 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 39
Author(s):  
Nanda Satria Putranto

Air Terjun “Tumpak Sewu” yang terletak di Desa Sidomulyo, Kecamatan Pronojiwo merupakan wisata alam terkenal di Kabupaten Lumajang. Objek yang berdiri sejak 2015 ini menyuguhkan view dari ketinggian yang menarik minat masyarakat lokal hingga mancanegara. Pembangunan “Tumpak Sewu” diprakarsai oleh masyarakat, dan oleh masyarakat juga pembangunan wisata alam ini berkembang hingga sekarang. Berdasar dari segi popularitas dan pembangunan berbasis masyarakat inilah peneliti tertarik untuk meneliti “Partisipasi Masyarakat dalam Pengembangan Wisata Alam Air Terjun “Tumpak Sewu”, Desa Sidomulyo, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang” dengan analisis dari teori Cohen dan Uphoff tentang partisipasi masyarakat dalam tahap perencanaan, pelaksanaan pembangunan, pemanfaatan hasil, dan evaluasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana partisipasi masyarakat dalam pengembangan wisata alam “Tumpak Sewu”. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif pendekatan deskriptif dengan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Informan dalam penelitian ini terdiri dari Kepala Desa Sidomulyo, Ketua Kelompok Sadar Wisata “Tumpak Sewu”, dan masyarakat yang mempunyai program usaha di “Tumpak Sewu”, serta pengunjung. Hasil penelitian menunjukkan ada bentuk partisipasi masyarakat dalam partisipasinya sebagai pengurus “Tumpak Sewu” dalam tahap perencanaan, tahap pelaksanaan pembangunan dan pemanfaatan hasil dimana terdapat peningkatan pendapatan dan hal negatif dari pengembangan, serta kritik dan saran yang disampaikan di tahap evaluasi. Adanya komunikasi antar pengelola dan masyarakat dalam pengembangan parwisita “Tumpak Sewu”, membuat objek wisata ini semakin berkembang menjadi lebih menarik dan dikunjungi banyak wisatawan.


Biokultur ◽  
2021 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 67
Author(s):  
Masyhudunnury Masyhudunnury

Madrasah Diniyah adalah sebuah fenomena tersendiri dalam dunia pendidikan di Indonesia khususnya Kabupaten Bangkalan. Keberadaannya sebagai sebuah lembaga pendidikan yang secara khusus memberikan bekal pendidikan agama sudah menjadi hal yang secara umum “diwajibkan” oleh orang tua untuk ditempuh oleh anak-anaknya dalam mengawali perjalanan pendidikan mereka. Namun keberadaan lembaga-lembaga pendidikan madrasah yang harus “hidup” berdampingan bahkan terkadang berbagi kelas secara bergantian bersama sekolah formal sebut saja salah satunya Sekolah Dasar Negeri dengan segala fasilitas dan ketertataan struktur pengajar maupun kurikulumnya, tak jarang membuat sekolah madrasah diniyah hanya menjadi pembanding yang sama sekali tidak sepadan.


Biokultur ◽  
2021 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Indah Yasminum Suhanti

The cultural aspect of managing disposable diapers and sanitary napkins in Indonesia is very important. The purpose of this study was to obtain an overview of the cultural aspects of the waste management process. The method used literature review. The data analysis used thematic analysis. The articles obtained from the selection were 18 titles. The results of the review show that the culture that is most discussed in the issue of disposable diapers and sanitary napkin waste management is the culture of industrial society, then Javanese society, and the last one is colonial. Culture is discussed in the realm of practice and reasons for use as well as practices and reasons for waste management. Things that need to be deepened are culture in the form of (1) cultural engineering and cultural environment and (2) the realm of the impact of using and managing disposable diapers and sanitary napkins. Another suggestion is to expand database searches and perform SLRs for more detailed results.


Biokultur ◽  
2021 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 55
Author(s):  
Nasrullah Widiantoro Sandi

The purpose of this research is to identify the condition of MSMEs and the actions taken to survive the COVID-19 pandemic. The subjects in this study were MSMEs in three provinces, namely East Java (Surabaya and Gresik), Central Java (Pekalongan and Cilacap), and Riau (Pekanbaru). The method used in this research is a literature review with a descriptive research type. This means that the data in this study are secondary data from the research results of other researchers. The literature sources in this thesis are five journals of research results on MSMEs in East Java (Surabaya and Gresik), Central Java (Pekalongan and Cilacap), and Riau (Pekanbaru) during the COVID-19 pandemic. To carry out the analysis, the researcher used the concept of J. Scott's (1981) moral economic behavior theory which has two basic assumptions. It is a subsistence economy and safety-first behavior to avoid risk. The results, first, the researchers looked at the conditions of MSMEs in East Java, Central Java, and Riau which was in a subsistence condition or was in minimal conditions during the COVID-19 pandemic such as decreased sales turnover, difficulty in raw materials, reduced consumers due to social restrictions and regulations. the distribution system was also obstructed because of the social restrictions imposed by the government. Second, the researchers also looked at the moral economic behavior & safety first of MSME actors in two categories. The first category is the one that has a positive impact on the behavior such as improving the quality of production, keeping product prices affordable, and maintaining good relations with consumers to form consumer loyalty to MSMEs. Then, for the second category, those that have a negative impact on the sustainability of MSMEs in the midst of a pandemic can be seen in the use of conventional marketing methods, lack of innovation in products and some even implement a “loss-sold” as long as it can be sold; strategy because of lack of product quality and to minimize losses.


Biokultur ◽  
2021 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 25
Author(s):  
Adiatma Pratama

This study aims to describe the persuasive pattern of non-violent communication by the Sahabat Holic community as a pioneer of anti-violence dangdut lovers in their influence groups on the dangdut koplo music audience in Bantul. This research uses descriptive qualitative research methods. The research subjects were determined by purposive sampling technique, namely the community founder, community members, and dangdut koplo connoisseurs. The data validity technique in this study used the source triangulation technique. The data analysis technique in this research used interactive analysis methods which included data reduction, display data, and conclusion/verification. The results showed that persuasive communication against violence by the dangdut lover community Sahabat Holic used three communication patterns, namely 1) Human Communication, 2) Attempted Influence, and 3) Beliefs, Values or Attitudes.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document