GEMA LINGKUNGAN KESEHATAN
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

276
(FIVE YEARS 74)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Jurusan Kesehatan Lingkungan

2407-8948, 1693-3761

2021 ◽  
Vol 19 (2) ◽  
Author(s):  
Rohmatul Ummah ◽  
Winarko . ◽  
Rusmiati .
Keyword(s):  
T Test ◽  

Kebisingan sebagai suara yang tidak dikehendaki bersumber proses produksi dan atau alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran (auditory) dan gangguan non pendengaran (non auditory). Gangguan non pendengaran (non auditory) salah satunya berupa peningkatan sistem kardiovaskuler yang dapat menyebabkan naiknya tekanan darah sistole dan diastole. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tekanan darah pekerja sebelum dan sesudah terpapar kebisingan di area fabrikasi baja Gresik.Rancang bangun penelitian ini termasuk jenis observasional dengan pendekatan waktu pengumpulann dilakukan secara cross sectional. Besar sampel sebanyak 28 pekerja diambail secara random dari 30 pekerja. Data dikupulkan melalui observasi, wawancara dan pengukuran Data yang yang terkumpul diolah dan dianalisis menggunakan program SPSS melalui uji T (Paired Sample T-Test) alpha 0,05.Hasil penelitian menunjukkan bahwa intensitas kebisingan di area fabrikasi baja melebihi Nilai Ambang Batas (NAB) yaitu sebesar 85 dBA, ada perbedaan yang signifikan antara tekanan darah sistole dan diastole sebelum terpapar kebisingan dengan tekanan darah sistole dan diastole sesudah terpapar kebisingan dengan nilai nilai P = 0,000 (P 0,05) dan secara diskriptif tekanan darah tidak memenuhi syarat dipengaruhi oleh umur dan masa kerja, sedangkan kebiasaan kebiasaan merokok dan minuman beralkohol tidak berpengaruh.     Disarankan kepada perusahaan untuk melakukan pengendalian sumber kebisingan dan mewanjibkankan penggunaan Alat Pelindung Diri  serta memberikan pelatihan dan penyuluhan kepada tenaga kerja mengenai kesehatan dan keselamatan kerja, mengingat tingkat kesadaran tenaga kerja mengenai pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja masih kurang.


2021 ◽  
Vol 19 (2) ◽  
Author(s):  
Devinda Novitasari ◽  
Suprijandani . ◽  
Ferdian Akhmad Ferizqo

           Penyakit skabies merupakan penyakit yang disebabkan oleh infestasi sarcoptes scabies, hal ini dikarenakan kurangnya memelihara kebersihan diri (personal hygiene). Personal hygiene meliputi : kebersihan kulit, kebersihan  tangan dan kuku, kebersihan kaki, kebersihan pakaian, kebersihan handuk, dan kebersihan tempat tidur. Skabies menempati posisi ke – 2 dari 5 penyakit terbesar di Pondok Pesantren As – Syafi’iyah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan personal hygiene santri dengan kejadian skabies di Pondok Pesantren As - Syafi’iyah Sidoarjo tahun 2020.         Penelitian ini menggunakan studi analitik, jenisnya observasional dengan pendekatan case control. Variabel yang diteliti ialah : kebersihan kulit, tangan, kuku, kaki, pakaian dan handuk. Sampel yang diambil sebanyak 66  responden sakit skabies dan 66 sebagai kontrol, dengan menggunakan teknik random sampling. Data dikumpulkan melalui observasi dan wawancara. Analisis data ditunjukkan dengan uji chi square.      Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 15 responden (11,4%) kurang menjaga kebersihan kulit, lalu 19 responden (14,4%) kurang menjaga kebersihan tangan dan kuku, sebanyak 20 responden (15,2%) kurang menjaga kebersihan kaki, kemudian 19 responden (14,4%) kurang menjaga kebersihan pakaian, dan sekitar 17 responden (12,9%) kurang menjaga kebersihan handuk.      Kesimpulan ada hubungan antara kebersihan kulit dengan kejadian skabies (p-value = 0,00), terdapat pula hubungan antara kebersihan tangan dan kuku dengan kejadian skabies (p-value = 0,00), kejadian skabies juga dipengaruhi oleh kebersihan kaki (p-value = 0,01), kebersihan pakaian (p-value = 0,03), dan kebersihan handuk (p-value = 0,06). Pengelola Pondok pesantren perlu mengadakan  penyuluhan tentang kebersihan diri. Sanitarian dapat berperan sebagai penyuluhnya. Seluruh santri hendaknya menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).


2021 ◽  
Vol 19 (2) ◽  
Author(s):  
Tamyis . ◽  
Iva Rustanti Eri ◽  
Marlik .

Konsentrasi phospat hasil pengolahan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Rumah Sakit Islam Muhammadiyah (RSIM) Hasanah Kota Mojokerto pada tahun 2018 sering tidak memenuhi baku mutu, tetapi apabila dilakukan penambahan mikroba (make up) pada bak anaerob dan bak aerob, konsentrasi phospat akan memenuhi baku mutu. Tentu saja kondisi seperti ini menunjukkan bahwa IPAL RSIM tidak memiliki performa yang baik. Kondisi mikroba dalam IPAL merupakan indikator performa IPAL. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan gambaran tentang penurunan konsentrasi PO4 dengan proses anaerob dan aerob pada Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) RSIM Hasanah Mojokerto.Jenis penelitian ini adalah observasional dengan pendekatan deskriptif, dengan mengevaluasi proses anaerob dan aerob pada, serta faktor – faktor yang mempengaruhinya, yaitu pH, temperatur, BOD, COD, dan ORP (oxidation reduction potential). Data diperoleh dari hasil uji laboratorium yang dilakukan oleh rumah sakit dan dari hasil uji yang dilakukan oleh penelilti, selanjutnya dibandingkan dengan Pergub Jatim Nomor 72 tahun 2013 tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Industri Dan/Atau Kegiatan Usaha.Hasil penelitian menunjukkan bahwa di dalam IPAL ditemukan bahwa konsentrasi phospat di outlet rata – rata 2.2118 ppm (diatas baku mutu). Ratio BOD dan COD limbah cair pada bak pengumpul yang kurang dari 40% menunjukkan bahwa zat organik limbah cair bersifat toksik pada mikroorganisme. Nilai ORP pada bak aerob masih dibawah +100 mV, kondisi ini menunjukkan proses jumlah oksigen terlarut dalam bak aerob lebih rendah dari 3 mg/L.IPAL RSIM Hasanah Kota Mojokerto perlu dilakukan revitalisasi dengan mengevaluasi kesesuaian antara beban organik yang masuk  dan kondisi unit proses dan operasional instalasi.


2021 ◽  
Vol 19 (2) ◽  
Author(s):  
Hikma Maulidiya Mulyaningrum ◽  
Ferry Kriswandana ◽  
Putri Arida Ipmawati

Air merupakan suatu kebutuhan yang tidak bisa dilepaskan dari kegiatan rumah sakit, mengingat bahwa rumah sakit adalah tempat perawatan orang sakit, maka penyehatan air perlu diperhatikan setiap saat baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya agar tidak mengakibatkan sumber infeksi baru bagi penderita. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas upaya peningkatan kualitas mikrobiologi air bersih di Rumah Sakit Jiwa Menur.Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif evaluatif dengan menguji kualitas mikrobiologi total koliform air bersih dan dengan mengobservasi aspek perencanaan, pengorganisasian SDM, proses pelaksanaan serta pengawasan dalam penyediaan air bersih di Rumah Sakit untuk mengetahui penyebab terjadinya cemaran total koliform, sehingga dapat dilakukan evaluasi dalam upaya peningkatan kualitas mikrobiologi air bersih.Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualiatas mikrobiologi air bersih berdasarkan data sekunder yang diperoleh didapatkan hasil yang tidak memenuhi syarat. Form observasi di lapangan yang dilakukan dengan metoda wawancara tentang penyediaan air bersih di rumah sakit didapatkan rata-rata hasil sebesar 51,78 dengan kategori kurang baik.Saran yang dapat diberikan untuk Rumah Sakit yaitu  diharapkan dapat meningkatkan kualitas mikrobiologi air bersih dengan melakukan desinfeksi atau pengolahan tambahan lainnya agar memenuhi persyaratan, dan meningkatkan beberapa aspek dalam penyediaan air bersih.


2021 ◽  
Vol 19 (2) ◽  
Author(s):  
Rinda Astri Setyawati ◽  
Narwati . ◽  
Deddy Adam
Keyword(s):  
P Value ◽  

Daging giling merupakan jenis bahan pangan yang mudah rusak (perishable food). Kerusakan dapat disebabkan oleh bakteri Salmonella melalui faktor sanitasi tempat diantaranya lokasi, bangunan, tata ruang dan fasilitas sanitasi. Faktor sanitasi tempat penggilingan daging di Pasar Tambah Rejo yang tidak memenuhi syarat berdasarkan Perka BPOM No. 5 Tahun 2015 berpotensi menyebabkan kontaminasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan sanitasi tempat penggilingan daging dengan kualitas bakteriologis (Salmonella sp.) daging giling di Pasar Tambah Rejo Surabaya Tahun 2020.Desain penelitian merupakan penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh daging giling di tempat penggilingan daging Pasar Tambah Rejo Surabaya sejumlah 6 dan air bersih di tempat penggilingan daging Pasar Tambah Rejo Surabaya sejumlah 1. Besar sampel ditentukan dengan menggunakan teknik total sampling. Metode pengumpulan data dengan cara observasi dan uji laboratorium. Analisis data menggunakan uji korelasi spearman rank.Hasil penelitian diperoleh 5 lokasi tempat penggilingan daging kurang memenuhi syarat, 4 bangunan kurang memenuhi syarat, 2 tata ruang kurang memenuhi syarat, 5 fasilitas sanitasi cukup memenuhi syarat. Uji hipotesis menunjukkan p value (0,016) (0,05) mengindikasikan bahwa ada hubungan antara sanitasi tempat penggilingan daging dengan kualitas bakteriologis (Salmonella sp.) pada daging giling di Pasar Tambah Rejo Surabaya tahun 2020.Disarankan pekerja membersihkan lantai dengan cara mengepel menggunakan cairan desinfektan, PD Pasar Surya dapat merealisasikan program perbaikan saluran pembuangan yang terbuka dengan memberi penutup berupa penutup dari bahan besi.


2021 ◽  
Vol 19 (2) ◽  
Author(s):  
Umrotul Malikah ◽  
Darjati . ◽  
Demes Nurmayanti

Waste management is one of the problems that needs to be prioritized in preserving the urban environment. The Randegan Final Disposal Site in Mojokerto City is unable to accommodate the volume of waste,  one of the programs by carrying out Waste Bank activities based on Law Number 18 of 2008 concerning Waste Management.  The purpose of this study is to evaluate the planning, organization, implementation, and supervision of waste bank management in Mojokerto City.This study uses a qualitative descriptive approach with interview techniques, field observations and Document Search. The data are grouped based on internal and external environmental factors that exist in the waste banks in 3 (three) sub-districts of Mojokerto City, totaling 25 waste banks. The data obtained were analyzed using SWOT. The results showed that the Strength factor was 1.316 Weakness was 1.361. Opportunity 1.730440232. and Treat 1.147155115. The difference in the total score of the Strenght and Weakness factors (-) is 0.045. The difference in the total score of the Opportunity and Treath factors (+) is 0.583. Position in Quadrant III means that the organization is in a weak position but has a lot of opportunity. The strategy that must be applied in the management of waste banks in Mojokerto City is the WO (Weakness-Opportunity) Strategy, is a combination of internal weakness factors with external opportunity factors.


2021 ◽  
Vol 19 (2) ◽  
Author(s):  
Nandya Rachmayanti ◽  
Imam Thohari ◽  
Hadi Suryono
Keyword(s):  

Pasar Keputran Utara adalah pasar induk sayur-mayur terbesar di Surabaya yang menimbulkan beberapa permasalahan diantaranya yaitu kurangnya fasilitas tempat penampungan sampah, kurangnya kepedulian pedagang terhadap kebersihan lingkungan dan penumpukan sampah di sekitar kios/los menimbulkan bau yang tidak sedap, gangguan estetika, dan banyak lalat yang hinggap. Perlu adanya perbaikan perilaku pedagang guna terciptanya lingkungan pasar yang sehat dan pengukuran kepadatan lalat guna mengetahui tingkat kedapatan serta mencegah penularan penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan perilaku pedagang sayuran dalam pengelolaan sampah di Pasar Keputran Utara Surabaya tahun 2020.Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, kuesioner dan pengukuran. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 196 pedagang sayuran dan diambil sampel sebanyak pedagang sayuran. Penelitian akan dilakukan di Pasar Keputran Utara Surabaya dengan variabel perilaku pedagang sayuran yang memiliki kategori baik cukup kurang dan pengukuran tingkat kepadatan lalat.Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku mendapatkan kategori cukup sebesar 46 orang (70%) dan kategori kurang sebesar 20 orang (30%).  Hasil variabel pengukuran tingkat kepadatan lalat yang dikutip dari penelitian terdahulu yaitu 25,2 ekor/blockgrill dengan kategori sangat tinggi.Disimpulkan dari hasil diatas bahwa perilaku yang kurang disebabkan oleh kurangnya fasilitas sarana prasana dalam pengelolaan sampah dan TPS yang kurang memadai. Disarankan kepada pedagang untuk menyediakan sarana tempat sampah di setiap los/kios agar tidak terjadi penumpukan sampah yang dapat menjadi tempat perkembangbiakan vektor penyakit.


2021 ◽  
Vol 19 (2) ◽  
Author(s):  
Fitrya Ayu Nur Aini AR ◽  
Setiawan . ◽  
Pratiwi Hermiyanti

TB ditularkan melalui media udara ketika seseorang yang sakit TB batuk, bersin, berbicara atau meludah. Data Litbangkes, perokok mempunyai risiko menderita TB 3 kali lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tidak merokok. Penyakit TB Paru setiap tahunnya masuk kedalam 10 besar penyakit yang sering terjadi di masyarakat mengingat penyebaran penyakit TB Paru juga sangat cepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebiasaan merokok dari penderita TB Paru.Penelitian ini menggunakan metode studi literatur. Variabel yang diteliti adalah variabel bebas yaitu kebiasaan merokok dan variabel terikat yaitu kejadian TB Paru. Analisa data dilakukan dengan membandingkan beberapa literatur untuk dapat ditarik sebuah kesimpulan yang disajikan dalam bentuk tabel.Hasil studi literatur dapat dijelaskan bahwa kebiasaan merokok berpengaruh terhadap kejadian TB Paru. Menurut studi literatur, responden penderita TB Paru tidak bisa meninggalkan kebiasaan merokok, bahkan ada beberapa responden yang mengaku mengalami kegagalan dalam pengobatan TB Paru yang sudah dijalani selama berbulan-bulan karena tidak bisa berhenti merokok. Uji statistik dari 5 artikel yang menjadi bahan studi literatur menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kebiasaan merokok dengan kejadian TB Paru.Kesimpulan dari studi literatur, terdapat hubungan antara kebiasaan merokok dengan kejadian TB Paru. Saran yang dapat diberikan kepada petugas kesehatan adalah intensif melakukan penyuluhan terhadap masyarakat tentang efek dari kebiasaan merokok terhadap penyakit TB Paru


2021 ◽  
Vol 19 (2) ◽  
Author(s):  
Siti Fanisya Afifah ◽  
Rachmaniyah . ◽  
Khambali .

Limbah sayuran seringkali dibuang ke lingkungan yangdapat membahayakan lingkungan dan kesehatan. Pemilihan bahan baku limbah sayuran agar dapat dimanfaatkan menjadi pelet pakan ikan yang berpotensi baik untuk mengurangi pencemaran lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui manfaat limbah sayuran untuk pelet pakan ikan nila (oreochromis niloticus)dengan beberapa perlakuan limbah sayuran yang berbeda dan mengetahui kandungan zat gizi protein limbah sayuran.Penelitian ini bersifat Deskriptif menggunakan jenis penelitian Posttest Only Control Group Design dengan 4 perlakuan yaitu limbah sayuran (kontrol), pelet pakan ikan limbah sayuran 20%, pelet pakan ikan limbah sayuran 30% dan pelet pakan ikan limbah sayuran 40%. Pengukuran dari setiap perlakuan untuk mengetahui kandungan zat gizi protein.Hasil penelitian yang diperoleh dari kandungan zat gizi protein limbah sayuran kubis dan kangkung (kontrol) yaitu sebesar 1,5185%, pelet pakan ikan dengan limbah sayuran 20% sebesar 5,216%, pelet pakan ikan dengan limbah sayuran 30% sebesar 3,981% dan pelet pakan ikan dengan limbah sayuran 40% sebesar 3,678%. Kualitas pelet pakan ikan belum memenuhi zat gizi protein yang sesuai dengan SNI 01-7242-2006 tentang Pembuatan Pakan Buatan Untuk Ikan Nila dalam proses pembesaran yaitu nilai protein minimal 25%.Disimpulkan hasil penelitian bahwa pelet pakan ikan dari limbah sayuran kubis dan kangkung memiliki kandungan protein rendah. Disarankan perlu adanya penambahan bahan baku yang memiliki kandungan protein tinggi seperti limbah tulang ikan, limbah udang, limbah ampas tahu dan limbah bulu ayam. Sehingga dapat  menghasilkan pelet pakan ikan yang berkualitas baik untuk proses pembesaran ikan nila (oreochromis nilocticus) yang mencapai kandungan protein yaitu minimal 25% sesuai dengan SNI 01-7242-2006.


2021 ◽  
Vol 19 (2) ◽  
Author(s):  
Kelara Dyah Arintia Putri ◽  
Bambang Sunarko ◽  
Fitri Rokhmalia
Keyword(s):  

Penyehatan kapal penumpang perlu dilakukan dalam rangka mewujudkan sanitasi kapal yang baik. Pemenuhuan syarat sanitasi pada kapal agar terciptanya kenyamanan dan pencegahan penularan penyakit bagi penumpang dan ABK. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan sanitasi kapal penumpang di wilayah kerja KKP Kelas I Surabaya.Penelitian ini bersifat observasi deskriptif dengan pendekatan cross sectional, penentuan objek penelitian yaitu semua kapal penumpang yang berlabuh/sandar di pelabuhan selama waktu penelitian. Penilaian sub variabel yakni dapur, ruang rakit makanan, ruang tidur ABK, air minum, limbah cair, limbah medis/padat dan keberadaan vektor terdiri dari dua kategori yaitu memenuhi syarat dan tidak memenuhi syarat. Seluruh variabel akan disajikan dalam bentuk tabel.Hasil penelitian menunjukkan bahwa penilaian terhadap variabel sanitasi dapur, ruang rakit makanan, ruang tidur ABK, air minum dan keberadaan vektor 2 ruangan (33%) terlihatnya tanda keberadaan vektor dan 4 ruangan (67%) tidak terlihat adanya keberadaan vektor pada KMP Legundi dikategorikan memenuhi syarat, sedangkan variabel limbah cair dan limbah medis/padat tidak memenuhi syarat.Disimpulkan dari sanitasi dapur, ruang rakit makanan, ruang tidur ABK, air minum dan keberadaan vektor pada KMP Legundi dikategorikan memenuhi syarat, sedangkan variabel limbah cair dan limbah medis/padat tidak memenuhi syarat. Disarankan perlu mempertahankan sistem pemeriksaan sanitasi kapal, serta diperlukannya pemantauan yang dilakukan secara berkala agar tidak menjadi tempat penyebaran penyakit. Serta memberi himbauan untuk melakukan pengolahan limbah cair yang dihasilkan dari kegiatan kapal sebelum dibuang, memberi himbauan kepada pemilik kapal maupun ABK untuk selalu menjaga kebersihan kapal dan meningkatkan kuantitas maupun kualitas fasilitas agar penumpang menjadi nyaman.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document