scholarly journals PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN SESUDAH TERPAPAR KEBISINGAN DI AREA FABRIKASI BAJA GRESIK TAHUN 2020

2021 ◽  
Vol 19 (2) ◽  
Author(s):  
Rohmatul Ummah ◽  
Winarko . ◽  
Rusmiati .
Keyword(s):  
T Test ◽  

Kebisingan sebagai suara yang tidak dikehendaki bersumber proses produksi dan atau alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran (auditory) dan gangguan non pendengaran (non auditory). Gangguan non pendengaran (non auditory) salah satunya berupa peningkatan sistem kardiovaskuler yang dapat menyebabkan naiknya tekanan darah sistole dan diastole. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tekanan darah pekerja sebelum dan sesudah terpapar kebisingan di area fabrikasi baja Gresik.Rancang bangun penelitian ini termasuk jenis observasional dengan pendekatan waktu pengumpulann dilakukan secara cross sectional. Besar sampel sebanyak 28 pekerja diambail secara random dari 30 pekerja. Data dikupulkan melalui observasi, wawancara dan pengukuran Data yang yang terkumpul diolah dan dianalisis menggunakan program SPSS melalui uji T (Paired Sample T-Test) alpha 0,05.Hasil penelitian menunjukkan bahwa intensitas kebisingan di area fabrikasi baja melebihi Nilai Ambang Batas (NAB) yaitu sebesar 85 dBA, ada perbedaan yang signifikan antara tekanan darah sistole dan diastole sebelum terpapar kebisingan dengan tekanan darah sistole dan diastole sesudah terpapar kebisingan dengan nilai nilai P = 0,000 (P 0,05) dan secara diskriptif tekanan darah tidak memenuhi syarat dipengaruhi oleh umur dan masa kerja, sedangkan kebiasaan kebiasaan merokok dan minuman beralkohol tidak berpengaruh.     Disarankan kepada perusahaan untuk melakukan pengendalian sumber kebisingan dan mewanjibkankan penggunaan Alat Pelindung Diri  serta memberikan pelatihan dan penyuluhan kepada tenaga kerja mengenai kesehatan dan keselamatan kerja, mengingat tingkat kesadaran tenaga kerja mengenai pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja masih kurang.

2020 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 31
Author(s):  
Yusuf Bachtiyar Lobis ◽  
Dwi Ariyanto ◽  
Warsini Warsini
Keyword(s):  
T Test ◽  

<p>Latar Belakang: Proses pengawasan sangat dibutuhkan untuk meningkatkan perilaku kepatuhan terhadap penggunaan alat pelindung diri oleh pekerja di tempat kerja. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pengawasan terhadap kepatuhan penggunaan alat pelindung diri di PT Jamu Air Mancur Palur.<br />Metode: Desain penelitian ini adalah cross sectional. Populasi adalah seluruh pekerja PT Jamu Air Mancur Palur sebanyak 345 orang. Sampel kasus 78 orang. Analisis data menggunakan uji paired sample t test dengan taraf signifikan 95%.<br />Hasil: Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh antara pengawasan terhadap kepatuhan penggunaan APD di PT JAM Palur dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 &lt; 0,05.<br />Kesimpulan: Ada pengaruh antara pengawasan terhadap kepatuhan penggunaan APD di PT JAM Palur. Pihak PT JAM Palur diharapkan bisa meningkatkan, memperketat dan menyiapkan petugas khusus pengawasan penggunaan APD pada pekerja.<br /><br /></p>


2020 ◽  
Vol 9 (1S) ◽  
Author(s):  
Mutiara Suci Utami Asri ◽  
Eka Nofita ◽  
Lili Irawati
Keyword(s):  
T Test ◽  

Kepadatan populasi nyamuk di suatu lingkungan menggambarkan potensi penularan DBD. Upaya dalam pengendalian DBD berfokus kepada pengendalian vektor. WHO merekomendasikan penggunaan ovitrap sebagai upaya pengendalian vektor guna mengurangi kepadatan populasi Aedes spp. Tujuan: Mengetahui perbedaan rerata kepadatan populasi larva Aedes spp sebelum dan sesudah penggunaan ovitrap di Kelurahan Korong Gadang Kecamatan Kuranji Kota Padang. Metode: Jenis penelitian ini adalah analitik dengan metode cross-sectional. Penelitian dilakukan di Kelurahan Korong Gadang Kecamatan Kuranji Kota Padang dengan melakukan survei ke rumah warga di lokasi terpilih. Subjek penelitian ini adalah 100 rumah yang dipilih secara acak dari 5 RW terpilih berdasarkan data kasus DBD, 1 RW dipilih sebanyak 20 rumah dan dipasang 2 ovitrap (dalam dan luar rumah). Analisis data dilakukan menggunakan uji dependent t-test/ paired sample t-test. Hasil: terdapat perbedaan rerata yang signifikan pada kepadatan populasi Aedes spp sebelum dan sesudah penggunaan ovitrap untuk indikator HI, BI, dan DF dengan nilai p berturut- turut yaitu p=0.028, p=0.026, dan p=0.013 (p<0.05). Simpulan: Ovitrap dapat digunakan oleh masyarakat dalam upaya pengendalian vektor sederhana. Ovitrap mampu menurunkan kepadatan populasi Aedes spp dan risiko penularan DBD.


2020 ◽  
Vol 8 (3) ◽  
pp. 12
Author(s):  
I Gusti Ayu Mitha Aristya Dewi ◽  
Ni Komang Ayu Juni Antari ◽  
Indira Vidiari Juhanna ◽  
I Dewa Ayu Inten Dwi Primayanti

Paparan asap rokok yang terjadi secara terus menerus pada perokok dapat mempercepat penurunan fungsi paru. Penurunan fungsi paru dapat diketahui melalui pemeriksaan Arus Puncak Ekspirasi (APE). APE dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah posisi tubuh. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan nilai APE antara posisi berdiri dan duduk pada perokok usia 18-22 tahun. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian cross sectional analitik yang dilakukan pada bulan Maret-April 2019. Jumlah subjek dalam penelitian ini adalah 58 orang remaja laki-laki yang merupakan perokok aktif dengan rentang usia 18-22 tahun. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan consecutive sampling. Hasil uji hipotesis Paired Sample T Test menghasilkan nilai p sebesar 0,000 (P<0,05) dengan nilai rerata APE antara posisi berdiri dan duduk masing-masing 452,93±106,98 L/menit dan 428,62±144,19 L/menit. Simpulan penelitian ini adalah terdapat perbedaan signifikan nilai APE antara posisi berdiri dan duduk pada perokok usia 18-22 tahun di Desa Bebalang.


2020 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
Author(s):  
Moh Nanang Himawan Kusuma ◽  
Muh. Syafei ◽  
Saryono Saryono ◽  
Wildan Qohar

Weight Training adalah metode latihan untuk meningkatkan kekuatan dan kinerja neuromuskular melalui proses hyperthropy, namun juga meningkatkan produksi Laktat, menyebabkan inflamasi otot, menggangu metabolisme tubuh sehingga menurunkan performa. Stimulus dingin pada Cold Water Immersion dapat mengurangi laju metabolisme, menyerap suhu jaringan lokal, menurunkan kepekaan saraf dan mengurangi rasa nyeri sehingga menurunkan resiko terjadinya cidera musculoskeletal dan kelainan metabolisme. Penelitian ini bertujuan menguji Pengaruh Cold Water Immersion 5°C (CWI5°C) terhadap Laktat pada Darah, Nyeri Otot, Fleksibilitas dan Tingkat Stress pasca Latihan Berbeban Intensitas Sub Maksimal. Pre- dan Posttest menggunakan Kelompok Kontrol dengan pendekatan Cross Sectional. Sebanyak 15 Sampel kelompok Eksperimen diberikan CWI5°C selama 15 menit setelah Latihan Berbeban, sedangkan 15 Sampel Kelompok Kontrol menggunakan Metode Statis Stretching (SS) salama 15 menit. Uji prasarat menggunakan Shapiro-wilk, sedangkan Analisa Bivariate menggunakan Paired Sample T-test dan Independent Sample T-tes. hasil yang didapatkan bahwa metode CWI5°C lebih cepat menurunkan Kadar Laktat (t=2.32±0.27, p=0,001), mengurangi Nyeri Otot (t=5.32±1.07, p=0,003) dan menurunkan Stress (t=13.02±1.27, p=0,001), sedangkan SS meningkatkan Fleksibilitas (t=17.98±2.76, p=0,001). Dapat disimpulkan Cold Water Immersion suhu 5°C selama 15 menit mempercepat Proses Recovery, mengurangi Inflamasi Otot dan menurunkan Stress, sedangkan Statis Stretching meningkatkan Fleksibilitas setelah Latihan Berbeban Intensitas Sub Maksimal. AbstractStrength is one of the main components of bio-motor affecting the development of other physical components. Strength training improves strength and neuromuscular coordination, muscle hypertrophy, contrary causes physical stressor, muscle inflammation, produce muscular disease, increases lactate levels, interferes body metabolism, thus decreases performance. Appropriate recovery methods can prevent over-training, musculoskeletal injuries, stress levels. The study examines the effect of cold water immersion 5°C (CWI5°C) on blood lactate, muscle soreness, flexibility, and stress level after high-intensity resistance training. The study design was pre- and posttest using a cross-sectional approach with a control group. It gave selected 15 samples treated with CWI5°C for 15 minutes directly after high-intensity resistance training, while control samples with static stretching for 15 minutes. The prerequisite test uses Shapiro-Wilk, while the bivariate analysis uses paired sample T-test and independent sample T-test. The prerequisite test uses Shapiro-Wilk, while the bivariate analysis uses paired sample T-test and independent sample T-test. The results showed there were significant differences between the two groups (p=0.001). The CWI-5 C method recover lactate levels faster (p = 0.001), reduces muscle pain (p=0.003), decrease stress (p=0.002), while SS increase muscle flexibility (p=0.001). We can conclude that 15°C cold water immersion for 15 minutes accelerates recovery, reduce muscle inflammation and stress level, while static stretching increases flexibility after high-intensity resistance training.


2019 ◽  
Vol 15 (3) ◽  
pp. 228
Author(s):  
Ratna Dwi Wulandari ◽  
Ilham Akhsanu Ridho ◽  
S. Supriyanto ◽  
M. Bagus Qomaruddin ◽  
Nyoman Anita Damayanti ◽  
...  

Sejak diberlakukannya kebijakan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), seluruh puskesmas di Indonesia wajib mengikuti akreditasi. Melalui akreditasi, diharapkan kualitas pelayanan puskesmas semakin meningkat, salah satu diantaranya dapat dilihat dari peningkatan kepuasan pasien. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh akreditasi terhadap kepuasan pasien. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancang bangun cross-sectional, yang dilakukan kepada 90 pasien puskesmas yang pernah berkunjung ke puskesmas sebelum dan sesudah akreditasi. Sampel diambil secara accidental sampai memenuhi kuota yang ditetapkan untuk tiap puskesmas. Uji Paired-Sample T Test dilakukan untuk melihat signifikansi perbedaan skor kepuasan sebelum dengan sesudah akreditasi. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan skor kepuasan yang signifkan antara sebelum dengan sesudah akreditasi untuk dimensi mutu responsiveness, credibility, competence, communication, security, access, courtesy, understanding customer dan tangibles. Dimensi reliability tidak ditemukan perbedaan yang signifikan. Sedangkan khusus untuk dimensi understanding cutomer terjadi penurunan skor kepuasan sesudah akreditasi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa akreditasi berpengaruh terhadap kepuasan pasien. Oleh karena itu, penting bagi puskesmas memperbaiki sistem pelayanannya terutama terkait dengan pemenuhan janji layanan yang telah ditetapkan sebagai sasaran mutu. Penyebaran informasi kepada masyarakat harus ditingkatkan, agar masyarakat menjadi mengetahui adanya akreditasi yang dijalankan oleh puskesmas.


2015 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 92-101
Author(s):  
Riani Hafiza ◽  
Fadil Oenzil ◽  
Murniwati Murniwati

Background: One of the parameter that can represent the ideal beauty is  the concept of the golden proportion. The proportion on teeth can be seen from frontal view. The width of the central incisor is  62% wider than the width of the lateral incisor. The width of the lateral incisor is  62% wider than the visible part of canine. One of the factors that affect the size of the tooth is race. Minang ethnic is included to Malay Deutro. Purpose:  The purpose of this   study is to determine the difference of the width of maxillary anterior teeth with the concept of the golden proportion in Minang ethnic students of Faculty of Dentistry, Andalas University. Methods:  The study was an analytic observasional with cross-sectional approach. The sampling was purposive sampling and the number of subjects were 26 respondents. Photographs of the respondents were taken at least three times each using a digital camera Sony Cyber-shot DSC-S3000 10.1 MP, edited using software Adobe Photoshop CS5 and analyzed using paired sample t test. Result:  The result of paired sample t test is p=0.000 (p<0.05). This suggests there is a significant difference between the width of maxillary anterior teeth with the concept of the golden proportion in Minang ethnic students of Faculty of Dentistry, Andalas University. The proportion of the width of maxillary anterior teeth from the frontal view according to golden proportion 1.62 : 1 : 0.62, when it comes to Minang ethnic students of Faculty of Dentistry, Andalas University, it is measured as 1.51 : 1 : 0.76 for right region and 1.52 : 1 : 0.77 for left one. Conclusion: The concept of the golden proportion can not be used to Minang ethnic students of   Faculty of Dentistry, Andalas University. Keywords:  aesthetic, anterior teeth, golden proportion, maxillary, Minang ethnic


2019 ◽  
Vol 9 (03) ◽  
pp. 609-615
Author(s):  
Heri Saputro ◽  
Feri Megawati

Abstrak Pendahuluan: Reflek hisap yang masih lemah menyebabkan bayi mempunyai reflek menelan yang lemah pula. Bayi dengan reflek hisap yang lemah menyebabkan bayi tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi secara maksimal, sehingga berat badan bayi menjadi rendah. Untuk mengatasi hal ini maka diupayakan untuk memberi stimulasi oral terhadap reflek hisap. Tujuan: Untuk mengetahui efektifitas pemberian stimulasi oral setelah terhadap reflek hisap lemah pada bayi Metode: Desain penelitian ini adalah one group pretest posttest dengan pendekatan cross sectional sejumlah 30 bayi. Teknik sampling yang digunakan adalah consecutive sampling Hasil: refleks hisap bayi BBLR sebelum dilakukan stimulasi oral di IRNA Mawar RSUD dr. Iskak Tulungagung dari 30 responden, semua bayi BBLR mengalami refleks hisap lemah (100%), sedangkan dilakukan stimulasi oral memberikan efektifitas pada bayi BBLR dengan reflek hisap kuat sebesar 23 bayi (76,7%). Uji statistik menggunakan Paired Sample T-Test diperoleh nilai p value = 0,000 < 0,05 α sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Kesimpulan: Stimulasi oral sangat bermanfaat untuk meningkatkan kekuatan refleks hisap bayi, karena stimulasi oral dapat merangsang nervus X (nervus vagus), sehingga mengaktifkan refleks pada nervus X dan merangsang timbulnya rasa lapar pada bayi  


Biomedika ◽  
2019 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
Author(s):  
Estu Sami Asih ◽  
Diah Pramudianti ◽  
Lucia Sincu Gunawan

Hemoglobin (Hb) adalah komponen utama sel darah merah atau eritrosit yang terdiri dari heme dan globin. Pemeriksaan Hb otomatis dapat dilakukan diantaranya dengan metode Azidemet Hb pada alat Point Of Care Testing (POCT) dan metode Cyanide-free pada alat Hematology Analyzer. Penelitian untuk mengetahui perbedaan hasil pemeriksaan Hb metode Azidemet Hb dan Cyanide- free. Penelitian bersifat observasi analitik cross sectional, dilakukan pada 78 sampel menggunakan alat Quick Chek dan Cell Dyn Ruby di Instalasi Patologi Klinik Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Moewardi di Surakarta pada bulan Mei - Juni 2017, digunakan uji perbedaan Independent Sample T-Test dan Paired Sample T-Test dengan signifikansi 0,05 dan interval kepercayaan (IK) Karakteristik subjek penelitian mean ± Standard Deviation (SD) umur 51,6 ± 12,89 tahun, perempuan 50 (64,1 %), laki-laki 28 (35,9 %). Hasil mean ± SD kadar Hb metode Azidemet Hb (darah kapiler), Cyanide-free (darah vena), dan Azidemet Hb (darah vena) adalah 11,75 ± 1,65 g/dl, 11,57 ± 1,77 g/dl, dan 11,43 ±1,65 g/dl. Tidak ada perbedaan yang signifikan (p = 0,51) hasil pemeriksaan Hb metode Azidemet Hb (darah kapiler) dan Cyanide-free (darah vena). Ada perbedaan yang signifikan (p = 0,01) hasil pemeriksaan Hb metode Azidemet Hb (darah vena) dan Cyanide-free (darah vena). Metode Azidemet Hb disarankan hanya digunakan untuk sampel darah kapiler, perlu penelitian lebih lanjut dengan metode dan jenis sampel yang lain. Kata kunci : Hemoglobin, metode Azidemet Hb, metode Cyanide-free


2018 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 137
Author(s):  
Slamet Slamet ◽  
Linda Triana

Abstract: The most common cause of premenstrual syndrome is the imbalance of estrogen and progesterone in the premenstrual phase. These hormonal imbalances can trigger changes in calcium concentration in the blood. This study aims to determine the difference in blood calcium levels before menstruation and during menstruation in female students with premenstrual syndrome in the Department of Health Analyst Polytechnic Health Pontianak. The design in this study is cross sectional. The sampling technique used in this research is purposive sampling. The sample used in this study is a student D-IV level I Department of Health Analyst Pontianak as many as 31 people. Measurement and inspection of calcium levels is done by using O-CPC colorimetric method. Based on the research results obtained calcium levels before menstruation with the average value of 9.01942 mg/dl, the lowest score 8.251 mg/dl and the highest value 9.977 mg/dl. Calcium levels during menstruation with an average value of 9.74487 mg/dl, the lowest value of 9.055 mg/dl and the highest value 10.294 mg/dl. The result of data processing using paired t-test (Paired Sample T-Test) by computerized using SPSS 20 program obtained p value = 0.000 smaller than significant level (α) (0,000 <0,05), it can be concluded that Ha accepted meaning that there are differences in calcium levels in the blood before menstruation and at menstruation in female students with premenstrual syndrome.Abstrak: Penyebab munculnya sindrom pramenstruasi yang paling sering dipertimbangkan adalah ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron pada fase pramenstruasi. Ketidakseimbangan hormon tersebut dapat memicu perubahan pada konsentrasi kalsium dalam darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kadar kalsium dalam darah sebelum menstruasi dan saat menstruasi pada mahasiswi dengan sindrom pramenstruasi di Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Pontianak. Desain dalam penelitian ini adalah cross sectional. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswi D-IV tingkat I Jurusan Analis Kesehatan Pontianak sebanyak 31 orang. Pengukuran dan pemeriksaan kadar kalsium dilakukan dengan menggunakan metode O-CPC colorimetric. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kadar kalsium sebelum menstruasi dengan nilai rata -rata 9.01942 mg/dl, nilai terendah 8.251 mg/dl dan nilai tertinggi 9.977 mg/dl.Kadar kalsium saat menstruasi dengan nilai rata-rata 9.74487 mg/dl, nilai terendah 9.055 mg/dl dan nilai tertinggi 10.294 mg/dl. Hasil pengolahan data menggunakan uji t berpasangan (Paired Sample T-Test)secara komputerisasi dengan menggunakan program SPSS 20 di peroleh nilai p=0,000 lebih kecil dari tingkat signifikan (α) (0,000 <0,05 ), maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima yang artinya terdapat perbedaan kadar kalsium dalam darah sebelum menstruasi dan saat menstruasi pada mahasiswi dengan sindrom pramenstruasi.


Author(s):  
Zainal Munir ◽  
Fendi Romadoni

Terapi Antiretroviral (ARV) merupakan sesuatu pengobatan pada HIV/AIDS, tetapi ketidak tahuan mereka akan informasi yang berkaitan dengan terapi antiretroviral (ARV) akan menimbulkan ketidak patuhan konsumsi obat (ARV). Penelitian ini betujuan untuk menganalisis Pengaruh Pendidikan dan pekerjaan orang tua terhadap kepatuhan konsusmsi obat ARV pada anak HIV/AIDS. Desain penelitian yang digunakan kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Metode yang digunakan adalah Survei Analitik dengan pengambilan sampel secara Total Sampling. Penelitian ini hampir dilakukan selama 3 bulan dengan mendapatkan data langsung pada orangtua yang memiliki anak HIV/AIDS. Selanjutnya penelitian yang dilakukan, bahwa tingkat pendidikan dan pekerjaan orangtua memberikan pengaruh signifikat terhadap tingkat kepatuhan anak dalam konsumsi ARV. Analisa data yang digunakan adalah uji Paired Sample T-Test. Kesimpulan dari penelitian ini : Ada pengaruh pendidikan terhadap kepatuhan ARV, dan ada pengaruh pekerjaan terhadap kepatuhan ARV. di RSUD Waluyo Djati Kraksaan Kabupaten Probolinggo.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document