Aktivitas penambangan menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan. Ekosistem di sekitar area pertambangan nikel Kecamatan Pomalaa telah mengalami pencemaran berat. Rusaknya komponen ekosistem menyebabkan terjadinya gangguan terhadap fungsi ekosistem. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi fungsi ekosistem di lahan pasca penambangan nikel di Kecamatan Pomalaa dengan menggunakan metode EFA (Ecosystem Function Analysis) dikembangkan CSIRO, 2010) yang mencakup tiga pendekatan yaitu LFA (Landscape Function Analisys), Analisis Kompleksitas Habitat. Penelitian ini dilakukan di tiga lokasi yaitu tambang utara, tambang tengah dan tambang selatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentang alam dalam kondisi kritis dengan kandungan makronutrien yang sangat rendah di ketiga wilayah penelitian. Hasil pengukuran LFA dari ketiga wilayah masing-masing memiliki stabilitas lahan 38,40 � 1,3% (Tambang Utara), 37,43�1,3% (Tambang Tengah) dan 31,47�0,5% (Tambang Selatan). Indeks infiltrasi air 25,8 �2,3% (T.Utara), 24,63�1,8% (T.Tengah), 24,70�0,5% (Tambang Selatan) dan siklus nutrisi 16,37 � 3% (Tambang Utara), 14,3 � 0,5 (Tambang Tengah), 13,83�0,07 (Tambang Selatan). Ketiga wilayah menunjukkan indeks kompleksitas rendah masing- masing 5 (tambang utara), 4 (tambang tengah), 3 (tambang selatan) menunjukkan habitat dan tempat tinggal untuk fauna lokal di lahan tersebut belum berkembang.Dapat disimpulkan bahwa ekosistem di lokasi Pertambangan Nikel Kec.Pomalaa telah mengalami gangguan fungsi regulasi, habitat dan produksi biomassa ekosistem tidak berjalan dengan baik.