Buletin Peternakan Tropis
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

33
(FIVE YEARS 33)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Badan Penerbitan Fakultas Pertanian (BPFP) Universitas Bengkulu

2722-0788, 2722-1733

2021 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 103-111
Author(s):  
Okta Marlya ◽  
Kususiyah Kususiyah ◽  
Desia Kaharuddin

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kualitas fisik telur ayam Arab, ayam Kampung dan ayam Ketarras serta akseptabilitas telur ayam Ketarras. Uji kualitas fisik telur menggunakan 3 jenis telur; yaitu 20 butir telur ayam Arab, 20 butir telur ayam Kampung dan 20 butir telur ayam Ketarras. Uji akseptabilitas telur ayam Ketarras menggunakan 10 butir telur ayam Arab, 10 butir telur ayam Kampung dan 10 butir telur ayam Ketarras dan diletakkan secara acak pada karpet telur. Responden diminta untuk menilainya.  Data yang diperoleh ditabulasi dan dibahas secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa telur ayam Arab, ayam Kampung, dan ayam Ketarras berturut-turut  mempunyai berat telur 39,82±2,34 g, 40,36±3,48 g dan 43,29±3,18 g, indeks telur (%)  76,53±3,03, 74,34±3,63 dan 77,63±6,37, skor warna kerabang telur 1,25±0,04, 1,80±0,42 dan 2,10±0,3, tebal kerabang telur (mm) 0,34±0,01, 0,33±0,02 dan  0,34±0,01,  indeks yolk 0,44±0,05, 0,40±0,04 dan 0,46±0,03, indeks albumen 0,05±0,02, 0,07±0,03, dan 0,07±0,02, skor warna yolk 7,60±0,60, 8,90±2,02 dan 7,50±0,83), HU 62,08±11,90, 71,83±13,02 dan 74,82±7,08, persentase kerabang telur (%) 12,59, 11,35 dan 13,09, persentase yolk (%) 30,60, 35,38, dan 27,64, persentase albumen (%) 56,81, 53,27 dan 59,28. Akseptabilitas telur ayam Ketarras setara telur ayam Kampung sebesar 86,21%. Disimpulkan bahwa warna kerabang telur ayam Ketarras adalah putih kecoklatan seperti warna kerabang telur ayam Kampung dengan tingkat akseptabilitas setara telur ayam Kampung sebesar 86,21%.  Berat telur, indeks telur, indeks yolk, HU, persentase kerabang telur dan albumen ayam Ketarras lebih tinggi dibanding ayam Arab dan Ayam Kampung. Tebal kerabang telur ayam Ketarras sama dengan telur ayam Arab dengan indek albumen sama dengan telur ayam Kampung.  Skor warna dan persentase yolk ayam Ketarras lebih rendah dibanding telur ayam Arab dan ayam Kampung.


2021 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 83-89
Author(s):  
Mariati Komala Sari ◽  
Desia Kaharuddin ◽  
Warnoto Warnoto
Keyword(s):  

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh suplementasi tepung kunyit dalam ransum terhadap kualitas telur ayam ras petelur.  Empat puluh ekor ayam umur 36 minggu didistribusikan secara Acak ke dalam empat perlakuan, masing-masing perlakuan terdiri 10 ulangan, rancangan yang digunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan (P0) tanpa suplementasi tepung kunyit, perlakuan lainnya adalah suplementasi tepung kunyit ( P1: 0,75%, P2 : 1,5% dan P3 : 2,25%). Variabel  diamati warna kuning telur, indeks kuning telur, indeks albumen, haugh unit, dan tebal kerabang. Pengamatan kualitas telur dilakukan pada minggu ke Sembilan. Data yang diperoleh dianalisis dengan Analisis Of Variance  (ANOVA), apabila terdapat pengaruh nyata (P<0,05) dilakukan uji lanjut Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa, suplementasi tepung kunyit berpengaruh nyata (P <0,05) terhadap rataan warna kuning telur dengan skor tertinggi 7,9 yang dihasilkan oleh P3 (2,25% tepung kunyit), dan hasil analisis menunjukkan bahwa suplementasi tepung kunyit sampai 2,25% berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap variable lainnya; indeks kuning telur, indeks albumen, haught unit dan tebal kerabang. Rataan indeks kuning telur 0,45 - 0,50, rataan indeks albumen 0,120 - 0,135, rataan haugh unit 96,53 - 99,58, rataan tebal kerabang 0,38 - 0,41.  Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan suplementasi tepung kunyit dalam ransum sampai level 2,25% dapat meningkatkan warna kuning telur, tetapi tidak dapat meningkatkan indeks kuning telur, indeks albumen, haugh unit dan tebal kerabang.


2021 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 118-124
Author(s):  
Dadang Suherman ◽  
Sutriyono Sutriyono ◽  
Novan Novan

AbstrakBeternak sapi pedaging dapat menjadi pekerjaan utama, tambahan penghasilan, dan investasi jangka pendek. Tujuan penelitian untuk mengevaluasi pendapatan dan curahan tenaga kerja keluarga pada berbeda skala kepemilikan sapi pedaging rakyat di Kecamatan Padang. Sampling. Responden peternak yang memiliki skala kepemilikan kecil (<3 ST) sebanyak 20 orang, skala kepemilikan sedang (3-5 ST) sebanyak  25 orang, dan skala kepemilikan besar (> 5 ST) sebanyak 15 orang. Variabel yang diamati meliputi kepemilikan ternak, biaya tetap, biaya variabel, biaya total, penerimaan, pendapatan, dan curahan tenaga kerja keluarga. Data hasil penelitian dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rataan pendapatan dan curahan tenaga kerja keluarga pada skala kepemilikan kecil sebesar Rp. 13.173.502/tahun dan sebesar 1671 JKP/tahun, skala kepemilikan sedang sebesar Rp.15.341.647/tahun dan sebesar 2294 JKP/tahun, dan skala kepemilikan besar sebesar Rp. 17.096.969/tahun dan 3158 JKP/tahun. Hasil penelitian dapat disimpulkan, baik pendapatan maupun curahan tenaga kerja keluarga pada usaha peternakan sapi pedaging rakyat yang tertinggi pada skala kepemilikan besar. 


2021 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 140-148
Author(s):  
Heri Dwi Putranto ◽  
Nida’ Fauziyyah Aziz ◽  
Urip Santoso ◽  
Kususiyah Kususiyah ◽  
Edi Soetrisno
Keyword(s):  

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pemberian Tepung Katuk dan Dampaknya Terhadap Parameter Mutu karkas Ayam Kampung Betina. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan terhitung dari bulan Agustus hingga Oktober 2020 yang berlokasi di Commercial Zone and Animal Laboratory (CZAL) dan Laboratorium Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL), terdiri atas 4 perlakuan dengan 10 ekor ayam kampung betina sebagai  ulangan perpelakuan, P0 = 0% tepung daun katuk, P1 = 4% tepung daun katuk, P2 = 8% tepung daun katuk, P3 = 12% tepung daun katuk. Parameter mutu karkas yang diamati pada penelitian ini yaitu bobot potong, bobot karkas,persentase karkas, warna Karkas, meat bone ratio, cooking loss dan drip loss. Hasil yang didapat dalam penelitian menunjukan bahwa pemberian tepung daun katuk berpengaruh tidak nyata terhadap (P>0.05) bobot potong,bobot karkas, persentase karkas, warna karkas, meat bone ratio, cooking loss dan drip loss pada ayam kampung betina. Kesimpulan yang dapat diambil yaitu perlakuan tidak mempengaruhi mutu karkas ayam kampung betina.


2021 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 149-157
Author(s):  
Maulana Maulana ◽  
Nurmeiliasari Nurmeiliasari ◽  
Yosi Fenita

Penelitian ini bertujuan mengevaluasi pengaruh media tumbuh yang berbeda terhadap kandungan air, protein dan lemak maggot BSF. Penelitian ini dilaksanakan bulan Agustus – Oktober 2020 di Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu dan Laboratorium Jurusan Peternakan Universitas Bengkulu. Desain penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan ulangan sebanyak 3 ulangan. Pada penelitian ini menggunakan berbagai media tumbuh yaitu Lumpur Sawit (M1), Ampas Tahu (M2), Ampas Kelapa (M3) dan Pelepah Sawit (M4). Analisis data dilakukan dengan analisis ragam, apabila analisis berpengaruh nyata (P<0,05) maka dilakukan Duncan Multiple Range Test (DMRT). Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa media tumbuh berbeda mempengaruhi kandungan air (P<0,05), tidak berpengaruh nyata (P>0,05) pada parameter kandungan lemak kasar dan signifikan mempengaruhi kandungan protein kasar (P<0,01) dan berat segar maggot BSF yang dihasilkan.  Media yang menghasilkan kadar air Maggot BSF yang terendah yaitu ampas tahu (77,14 ± 0,53%); media tumbuh yang terbaik menghasilkan kadar protein maggot tertinggi adalah media tumbuh ampas kelapa (37,71 ± 0,54%) dan media tumbuh yang terbaik menghasilkan berat segar maggot tertinggi adalah media tumbuh ampas tahu (380.67 ± 43,11g). Berbagai media tumbuh maggot menyebabkan perubahan pada komposisi gizi maggot. 


2021 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 125-129
Author(s):  
Labib Abdillah ◽  
Sigit Bintara ◽  
Dyah Maharani ◽  
I Gede Suparta Budisatria
Keyword(s):  

Penelitian ini dirancang untuk menguji bioavailabilitas vitamin E yang dilarutkan dengan menggunakan pelarut yang berbeda, yaitu surfaktan tween 80 dan etanol pada bahan pengencer semen Andromed. Perlakuan yang diberikan pada penelitian ini adalah bahan antioksidan vitamin E dan bahan pelarut minyak yang terbagi dalam kelompok Andromed kontrol (P0), Andromed  Vit E (0.2 gr) + etanol (P1), Andromed vit.E (0.2 gr) + tween 80 (P2), Andromed vit. E (0.4 gr) + etanol (P3) dan Andromed Vit. E (0.4 gr) + tween 80 (P4). Metode penelitian menggunakan pendekatan eksperimental, dan dianalisis secara deskriptif. Vitamin E dikombinasikan dengan pelarut sesuai perlakuan yang selanjutnya disebut sediaan vitamin E. Sediaan vitamin E kemudian dicampurkan kedalam bahan pengencer.  Sampel bahan pengencer tersebut dianalisis menggunakan analisis DPPH untuk mengukur aktivitas dari vitamin E di dalam bahan pengencer semen. Hasil penelitian menunjukkan nilai aktivitas antioksidan bahan pengencer yang diberikan kombinasi Vit. E dan tween 80 paling tinggi sebesar 91.29% sedangkan bahan pengencer dengan kombinasi Vit. E dan etanol aktivitas antioksidan tertingginya sebesar 57.45% dan hasil paling rendah pada bahan pengencer control tanpa penambahan vitamin E. Tween 80 sebagai pelarut vitamin E memiliki kemampuan yang lebih baik dalam melarutkan vitamin E dalam bahan pengencer semen jika dibandingkan dengan etanol.


2021 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 130-139
Author(s):  
Oklivia Nesia Pratiwi ◽  
Suharyanto Suharyanto ◽  
Warnoto Warnoto

This study aimed to analyze the physicochemical and organoleptic characteristics of rejected laying duck meat pepes after being coated with jackfruit leaf powder (JLP). The research design employed was a completely randomized design consisting of 4 treatments (P0: without any coating with JLP; P1: 5%; P2: 10%; and P3: 15% smearing of JLP) with 3 replications. The variables measured were cooking loss, water holding capacity (WHC), pH, and water content which were analyzed by Anova and multiple comparisons DMRT by significance level 0.05, and organoleptic which were analyzed by description. The results of the study showed that rejected laying duck meat smeared with JLP had no significant effect (P>0.05) on cooking loss, WHC pH, and moisture content of the pepes. However, the 15% JLP was able to enhance the aroma of the pepes. The average range value of the cooking loss was 14.00 to 15.33%, the WHC was 53.76-55.47%, the pH value was 6.22-6.29%, and the moisture content was 67.83-71,28%. The results of the hedonic quality test showed that the average value of the meat aroma ranged from 4.03-4.20 in the slightly fishy to a very non-fishy category, the interval scale test results showed P0, P1, and P2 in an interval scale of 3.40-4.19 (slightly fishy aroma), different from P3 which is included in the interval scale from 4.20 to 5.00 (very not fishy). The tenderness of the meat was 3.52-3.92 as the tender category, the taste of the meat was 3.88-4.10 as the delicious category. The results of the hedonic test showed that the average value of the aroma of meat ranged from 4.02-4.12, the tenderness from 3.39-3.64, and the taste from 3.88-3.97. All scores were in the liking category. It was concluded that 5% to 15% smearing of JLP did not change the physicochemical properties of rejected layer duck meat paste, but 15% application of it could increase the aroma.


2021 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 98-102
Author(s):  
Bayu Fajar Ariyanto ◽  
Widitya Tri Nugraha ◽  
Danes Suhendra

Salah satu kecamatan di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah dengan populasi kambing cukup tinggi berada di Kecamatan Srumbung dengan populasi kambing sekitar 1.344 ekor. Jumlah populasi tersebut termasuk kambing potong dan kambing perah. Hingga saat ini belum ada informasi pendukung terkait tentang lokasi dan kondisi ternak kambing perah di Kecamatan Srumbung, khususnya di Desa Mranggen. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi lokasi peternakan dan performa fisik kambing perah di Desa Mranggen. Pengambilan sampel objek penelitian menggunakan purposive sampling. Kriteria sampel kambing perah yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kambing perah betina dengan umur di atas 1 tahun sebanyak 48 ekor. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif.  Didapatkan hasil bahwa lokasi peternakan kambing perah berada pada ketinggian +539 mdpl, suhu 24,5oC, kelembapan 70.7% dan THI 73,43. Terdapat dua jenis kambing perah yaitu kambing Peranakan Ettawah (PE) dan Sapera dengan performa fisik yang diamati panjang kepala, lebar kepala, panjang telinga, tinggi gumba, lebar telinga, lingkar dada dan panjang badan. Kesimpulan dari penelitian Desa Mranggen memiliki kondisi lingkungan yang mendukung untuk pemeliharaan kambing perah. Ketinggian tempat, suhu dan kelembapan serta THI berada pada zona nyaman untuk ternak (comfort zone) hidup. Ukuran tubuh kambing PE masuk dalam standar Stdanadr Nasional Indonesia (SNI) yaitu panjang badan, lingkar dada dan panjang telinga kecuali tinggi pundak yang belum sesuai syarat minimal SNI. Sedangkan performa fisik kambing Sapera memiliki ukuran tubuh dan kepala yang hampir sama seperti kambing PE namun untuk ukuran telinga lebih kecil dan pendek.


2021 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 76-82
Author(s):  
Ilham Hutriansyah ◽  
Urip Santoso ◽  
Nurmeiliasari Nurmeiliasari

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh pemberian tepung daun sirsak yang difermentasi dengan Aspergillus niger terhadap deposisi lemak ayam broiler. Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 12 Desember 2020 sampai 18 Januari 2021, berlokasi di Commercial Zone of Animal Laboratory, Jurusan Peternakan dan Laboratorium Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap. Seratus enam puluh ayam broiler umur 14 hari didistribusikan ke dalam 5 kelompok perlakuan sebagai berikut: P0= Penggunaan 0% daun sirsak fermentasi dalam ransum; P1= Penggunaan 1% daun sirsak fermentasi dalam ransum ; P2= Penggunaan 3% daun sirsak fermentasi dalam ransum; P3= Penggunaan 5% daun sirsak fermentasi dalam ransum; P4= Penggunaan 7% daun sirsak fermentasi dalam ransum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian tepung daun sirsak yang difermentasi dengan Aspergillus nigert berpengaruh tidak nyata (P<0,05) terhadap lemak abdomen, lemak sartorial, lemak leher, lemak gizzard, lemak proventikulus dan fatty liver score, Dapat disimpulkan bahwa pemberian tepung daun sirsak yang difermentasi dengan Aspergillus niger tidak mampu menurunkan deposisi lemak pada ayam broiler.


2021 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 90-97
Author(s):  
Jintonius Rihi Mila ◽  
I Made Adi Sudarma
Keyword(s):  

Dedak padi merupakan bahan pakan untuk ternak, dimana jenis pakan ini mudah ditemukan, harga relatif murah, dan memiliki kandungan nutrisi yang cukup. Namun terkadang kandungan nutrisi dedak mulai diragukan karena ada kecenderungan serat kasar yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan nutrisi dedak padi yang dijadikan sebagai pakan ternak dan analisis pendapatan usaha penggilingan padi. Responden yang diambil berjumlah 14 pemilik usaha penggilingan padi. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Umalulu Kabupaten Sumba Timur mulai dari bulan Juli sampai bulan Agustus di tahun 2021. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Penentuan sampel dilakukan secara sensus dan untuk analisis kandungan nutrisi dedak menggunakan stratifikasi random sampling (acak) dengan sampel sebanyak 6 sampel. Analisis kandungan nutrisi dedak padi menggunakan analisis proksimat. Analisis data untuk menghitung rata-rata pendapatan usaha penggilingan padi menggunakan aplikasi MS Excel. Sementara rata-rata kandungan nutrisi dedak padi yang mengandung sekam adalah bahan kering 89,836%, protein kasar 9,831%, dan serat kasar 14,717%. Jadi, dedak padi yang dihasilkan di Kecamatan Umalulu tidak ada yang memenuhi standar mutu pakan.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document