Journal of Tropical Upland Resources (J. Trop. Upland Res.)
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

26
(FIVE YEARS 26)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Lampung

2686-1151, 2686-5254

Author(s):  
Fembriarti Erry Prasmatiwi ◽  
Dyah Aring Hepiana Lestari ◽  
R. Hanung Ismono ◽  
Indah Nurmayasari ◽  
Rusdi Evizal

Penentuan harga pokok produksi usahatani kopi diperlukan untuk menghindari kerugian bagi petani. Penentukan harga pokok produksi dapat membantu petani dalam mengambil keputusan untuk menjual atau melakukan tunda jual kopi jika harga jual berada di atas atau di bawah harga pokok produksi.  Penelitian ini bertujuan untuk menghitung harga pokok produksi dan pendapatan usahatani kopi di Kecamatan Bulok Kabupaten Tanggamus. Penelitian menggunakan metode survei. Lokasi penelitian dilaksanakan di sentra produksi kopi Kecamatan Bulok yaitu Desa Napal dan Desa Pematang Nebak. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari-Maret 2019. Sampel dalam penelitian berjumlah 30 orang petani kopi yang diambil secara acak sederhana. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif. Penentuan harga pokok produksi menggunakan metode variable costing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Harga Pokok Produksi usahatani kopi di Kecamatan Bulok  Rp 13.598/kg. Harga ini lebih rendah dibandingkan harga jual. Usahatani kopi menguntungkan dengan  R/C adalah 2,97 dan pendapatan petani adalah Rp11.407.951/hektar.


Author(s):  
Anggun Freshelia ◽  
Christine Wulandari ◽  
Dian Iswandaru ◽  
Yulia Rahma Fitriana
Keyword(s):  

Lanskap dikenal dengan karakteristik bentang alam yang didominasi oleh hutan yang wilayahnya meliputi dari daerah hulu hingga ke bagian hilir dari suatu Daerah Aliran Sungai (DAS).  Kelestarian hutan memerlukan model pengelolaan lanskap yang baik dengan memperhatikan fungsi hutan lindung, tata air dan pengelolaan yang berkelanjutan. Sebab kelestarian hutan hanya ditentukan oleh pilihan sistem silvikultur saja melainkan kekompakkan fungsi hutan sebagai suatu kesatuan ekosistem yang terdiri atas aspek sosial,ekonomi dan ekologi. Penelitian ini bertujuan menganalisis karakteristik ekologi lanskap hutan lindung Register 45B Bukit Rigis di areal kelola Kelompok HKm Binawana.  Penelitian ini menggunakan metode analisa GIS dan deskripsi kuantitatif.  Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik ekologi hutan lindung Bukit Rigis adalah sebagai berikut: terdapat  27,58%  tutupan hutan, dimana da lebih dari tiga stratifikasi tajuk, dan 2 jenis mayoritas spesies di Lahan HKm Binawana yaitu kemit (Sarcosperma paniculatum), randu (Ceiba pentandra). Selain itu, diperlukan sosialisasi tentang kelestarian HKm maupun hutan lindung tersebut.


Author(s):  
Setyo Dwi Utomo ◽  
Anggista Mega Fiska ◽  
Ihsania Niluh Jinggan ◽  
Akari Edy ◽  
Kukuh Setiawan ◽  
...  

Penelitian ini bertujuan untuk menguji daya hasil 23 klon ubi kayu yang dibandingkan dengan klon standar yaitu klon UJ5. Penelitian terdiri atas 2 percobaan yaitu Percobaan A dan B. Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2017 hingga April 2018 di Desa Muara Putih, Natar, Lampung Selatan. Uji asam sianida dilakukan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. Rancangan percobaan yang digunakan yaitu Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri atas dua ulangan untuk percobaan A, dan tiga ulangan untuk percobaan B. Karakter kuantitatif dianalisis ragam dan diuji lanjut menggunakan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) dan Dunnett taraf nyata 5%.  Hasil penelitian percobaan A menunjukkan Klon CMM 96-1-102, 19-Daniel, BL-1, Bayam Liwa 5, dan SL-36 memiliki jumlah ubi lebih banyak dari klon UJ5.  Klon CMM 96-1-102, UJ 6, Litbang UK 2, SL-36, Korem Gatam, dan UJ6 memiliki bobot ubi segar per tanaman yang lebih tinggi dibandingkan klon UJ5.  Klon Litbang UK 2, SL-106, UJ3, UJ6, dan CMM 96-1-102 memiliki indeks panen yang lebih tinggi dibandingkan klon UJ5.  Kadar pati tinggi yaitu klon CMM 25-27-23-10-25, CMM 96-1-102, Bayam Liwa 5, BL-1, dan SL-36. Sedangkan percobaan B menunjukkan klon UJ 5 memiliki jumlah ubi terbanyak diikuti dengan klon Nibung.  Klon MU 55, Gajah, Nibung, UJ 3, dan Korem Gatam memiliki bobot ubi segar per tanaman yang lebih tinggi dari klon UJ 5. Klon UJ 5 memiliki kadar pati tertinggi dan diikuti oleh klon Nibung dan Korem Gatam.


Author(s):  
Sutarman Gafur ◽  
Saeri Sagiman ◽  
Tatang Abdurrahman

Biochar is already well-known as a soil amendment material that has great potential to improve degraded soil properties. However, in order to maximize its role in improving important soil characteristics to support plant growth, it needs to be combined with other potential materials. In this study we are seeking a treatment package that is potentially useful and locally affordable.  This experiment is designed to study the effects of biochar and low input of NPK treatment packages on corn growth and yield in suboptimal upland soil of West Kalimantan, and to study the impact of these treatments on some important soil characteristics.  Four treatment levels were used: T0 (control), T1 (Biochar 5% (W/W), and NPK 300kg/ha), T2 (Biochar 5%, and NPK 600 kg/ha), T3 (Biochar 10% and NPK300 kg/ha, and T4 (Biochar 10% and NPK 600 kg/ha). Each treatment had four replications.  The results show that total plant dry weight increased from 151 g/plant (T1) to 237 g/plant (T4), while total corn production increased from 12.9 (T1) to 15.7 ton/ha (T4).  Furthermore, all treatment packages also significantly increased soil pH, C-organic content, CEC, and soil C/N ratios.  Moreover, the content of N, P, K, in the soil by the end of the experiment also increased on average 163, 1143, and 432%, respectively.  In short, all biochar based treatments significantly increased plant growth, yields, and some important soil charactersitics.  We highly recommend T3, with lower NPK levels than normally recommended, as a treatment package to be further field tested in suboptimal upland soil in West Kalimantan.


Author(s):  
Salih Alimudin ◽  
Nuning Nurcahyani ◽  
Elizabeth Devi Krismuniarti ◽  
Elly L. Rustiati ◽  
Eka Sulpin Ariyanti

Kelelawar, satu-satunya mamalia terbang, dapat terlihat di Taman Nasional Way Kambas (TNWK), termasuk Pusat Latihan Gajah (PLG). Keberadaan kelelawar dipengaruhi oleh struktur fisik habitat, iklim mikro, ketersediaan air dan sumber makanan, serta interaksi dengan satwa liar lainnya. Di Indonesia terdapat 9 dari 18 kelompok kelelawar dunia, yaitu Pteripodidae, Megadermatidae, Nycteridae, Vespertilionidae, Rhinolopidae, Hipposideridae, Emballonuridae, Rhinopomatidae, Molosidae. Penelitian ini dilakukan dengan menerapkan teknik jaring kabut untuk mempelajari keragaman kelelawar. penangkapan langsung menggunakan mist net dilakukan di 3 titik lokasi, area masjid PLG (lokasi 1), area Rumah Sakit Gajah (lokasi 2), dan area kandang gajah (lokasi 3). Tiga kali ulangan dilakukan  selama penangkapan di setiap lokasi. Jumlah kelelawar yang ditangkap (N = 29) terdiri dari 7 spesies, 4 di antaranya adalah kelelawar pemakan buah (Cynopterus minutus, Cynopterus brachyotis, Cynopterus sphinx), Cynopterus titthaecheilus) dan 3 pemakan serangga (Megaderma spasma, Pipistrellus javanicus, dan Scotophilus kuhlili) . Perangkap jaring kabut cocok untuk dilakukan di PLG, TNWK dan keanekaragaman kelelawar representatif diperoleh.


Author(s):  
Agung Lasmono ◽  
Setyo Dwi Utomo ◽  
Agus Karyanto ◽  
Kukuh Setiawan

Penelitian ini bertujuan mengetahui nilai tengah karakter agronomi pada klon ubi kayu yang lebih baik dibandingkan dengan klon UJ3 dan UJ5, Percobaan A dan B menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan dua ulangan. Homogenitas ragam diuji dengan menggunakan Uji Bartlett dan perbedaan nilai tengah antar perlakuan digunakan Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf nyata 5% menggunakan SAS 9.4 version. Variabel yang diamati pada Percobaan A, dan B antara lain jumlah ubi pertanaman, bobot ubi pertanaman, dan kadar pati. Hasil Percobaan A menunjukkan klon Mulyo 3, T190614 cabang, CMM 25-27-3 cabang, serta Percobaan B untuk klon Bayam Liwa 5, Randu, dan T-57 22112014 memiliki jumlah ubi pertanaman lebih tinggi dari klon UJ3 dan UJ5. Bobot Ubi per tanaman klon BL 100 tidak cabang, CMM 96-1-101, CMM 25-27-3 cabang (Percobaan A), dan klon 34, GM1, dan T-57 22112014 (Percobaan B) menghasilkan bobot ubi per tanaman lebih besar dari dua klon pembanding. Demikian pula klon 96-1-106, BL1, MU 38 tidak bercabang (Percobaan A), dan klon T-57 (Percobaan B) menghasilkan kadar pati lebih tinggi dari klon UJ3 dan UJ5.


Author(s):  
Cemi Wulan Miarti ◽  
Efri ◽  
Muhammad Syamsoel Hadi ◽  
Radix Suharjo

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan pupuk KCl dan ZincMicro pada tanaman ubikayu (Manihot esculenta Crantz) terhadap keparahan penyakit bercak daun coklat (Cercospora henningsii), keterjadian penyakit busuk umbi.  Penelitian ini dilakukan mulai bulan April 2018 hingga Februari 2019 di Desa Sukanegara, Kecamatan Tanjung Bintang, Kabupaten Lampung Selatan dan di Laboratorium Bioteknologi, Fakultas Pertanaian, Universitas Lampung.  Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Tersarang (ulangan tersarang dalam perlakuan) yang terdiri dari 4 perlakuan yaitu A. dosis sesuai kebiasaan petani (200 kg KCl ha-1), B. peningkatan dosis KCl menjadi 300 kg KCl ha-1, C. A + penambahan 20 kg ZincMicro ha-1, dan D. B + penambahan 20 kg ZincMicro ha-1.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi pupuk KCl dengan penambahan ZincMicro mampu menekan keparahan penyakit bercak daun coklat (Cercospora henningsii). Penambahan pupuk KCl dan ZincMicro tidak mampu menekankan keterjadian penyakit busuk umbi.


Author(s):  
Suci Hardina Rahmawati ◽  
Tanto Pratondo Utomo ◽  
Sri Hidayati ◽  
Erdi Suroso

Provinsi Lampung adalah wilayah yang  potensial untuk mengembangkan tanaman perkebunan. Salah satu  tanaman perkebuan yang sangat terkenal dan menjadi ciri khas adalah  kopi. Kopi merupakan  komoditi masyarakat Lampung yang sangat potensial dan perlu dikembangkan lebih lanjut agar memiliki nilai tambah. Berdasarkan data dari BPS provinsi Lampung, produksi kopi yang sangat tinggi menyebabkan  ketersediaan bunga kopi yang melimpah. Melimpahnya bunga kopi  inilah yang melatar belakangi penelitian ini, selain itu belum pernah ada yang melakukan penelitian mengenai teknik ekstraksi dan karakteristik yang terdapat dalam komponen aromatik bunga kopi. Berdasarkan hasil penelitian  diperoleh rendemen yang paling tinggi dengan dengan metode enflurasi, akan tetapi aroma yang dihasilkan hanya menyerupai bunga kopi sehingga metode terbaik untuk ekstraksi bunga kopi adalah dengan metode hydrosol. Aroma yang dihasilkan dengan metode hydrosol sangat menyerupai bunga kopi.


Author(s):  
Debby Agsari ◽  
Muhajir Utomo ◽  
Kuswanta F Hidayat ◽  
Ainin Niswati
Keyword(s):  
Zea Mays ◽  

Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi pengaruh pemupukan N dan sistem olah tanah jangka panjang tahun ke-29 terhadap serapan hara makro-mikro dan produksi tanaman jagung. Penelitian jangka panjang yang dimulai sejak 1987 ini dilakukan di Politeknik Negeri Lampung pada Oktober 2016 - Januari 2017. Percobaan faktorial disusun dalam rancangan acak kelompok dengan empat ulangan. Faktor pertama adalah pemupukan N dengan dosis 0 (N0) dan 200 kg N ha-1(N2), sedangkan faktor kedua adalah sistem olah tanah yaitu olah tanah intensif (T2), olah tanah minimum (T1) dan tanpa olah tanah (T0). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan N2 meningkatkan serapan hara makro dan mikro lebih tinggi dibandingkan tanpa pemupukan N, sedangkan praktik olah tanah tidak berpengaruh terhadap peningkatan serapan hara, kecuali B. Interaksi N2 dan T1 menghasilkan produksi jagung dan serapan hara S lebih tinggi dibandingkan interaksi N2 dengan T2 (p<0,05), namun sama dengan interaksi N2 dan T0. Praktik olah tanah minimum jangka panjang menghasilkan efisiensi serapan nitrogen (ESN) lebih tinggi dibandingkan T0 dan T2 yaitu sebesar 16,28%. Sementara nilai Relative Agronomic Effectivenes (RAE) N2 dan perlakuan sistem olah tanah jangka panjang menghasilkan nilai RAE berturut-turut sebesar 3,50; 9,50 dan 19,5 kg  pipilan jagung per 1 kg pupuk N pada T2, T1 dan T0.


Author(s):  
Donny N. Kalbuadi ◽  
Laksmita P. Santi ◽  
Didiek H. Goenadi ◽  
Junita Barus ◽  
Ai Dariah
Keyword(s):  

Lahan kering masam memiliki karakteristik kandungan bahan organik dan nilai pH yang rendah. Budidaya pada lahan tersebut tidak dapat maksimal karena terdapat beberapa masalah seperti toksisitas aluminium dan atau ketersediaan fosfor (P) pada tanah yang rendah, serta cekaman kekeringan. Makalah ini menyajikan hasil kegiatan riset mengenai pengaruh aplikasi Bio-Nano-Silika dalam bentuk asam ortosilik (OSA) pada lahan kering masam untuk meningkatkan hasil panen, mengurangi dosis pupuk kimia, dan meningkatkan efisiensi penggunaan air (EPA) dari kedelai hitam yang tumbuh pada lahan tersebut. Penelitian ini dilakukan di daerah Natar, Lampung Selatan, dari bulan April hingga Juli 2018,  menggunakan rancangan acak lengkap dengan enam perlakuan dan tiga ulangan. Bio-Nano OSA diaplikasikan sebanyak 4 L. ha-1, sedangkan pupuk tunggal N, P, dan K diberikan sebanyak 0, 50, 75, dan 100% dari tingkat yang direkomendasikan. Dosis pupuk NPK yang direkomendasikan adalah pupuk Urea 75 kg ha-1, SP36 100 kg ha-1, dan KCL 100 kg ha-1. Ukuran plot dari setiap perlakuan seluas 300 m2.  Sebagai pembanding digunakan plot kontrol (100% dosis pupuk NPK) dan plot praktek standar petani (100% dosis pupuk NPK + 2 ton ha-1 bahan organik). Bio-Nano OSA dipersiapkan dari pasir kuarsa dengan metode ekstraksi larutam asam-basa dan mengandung 5% H4SiO4 dengan ukuran partikel 18 nm yang dikombinasikan dengan mikroba pelarut silika. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi Bio-Nano OSA pada 4 L ha-1 dengan 50-75% dosis pupuk NPK mampu meningkatkan efisiensi penggunaan hara dan EPA serta produksi varietas kedelai hitam Detam-1 pada tanah Ultisol Natar.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document