CORAK
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

172
(FIVE YEARS 43)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Institut Seni Indonesia Yogyakarta

2301-6027

CORAK ◽  
2021 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 91-100
Author(s):  
Budi Hartono ◽  
Gandar Setiawan

CORAK ◽  
2021 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 121-135
Author(s):  
Moch Fachruddin B Soedjarwo

CORAK ◽  
2021 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 109-120
Author(s):  
Agni Agustin ◽  
Sari Yuningsih

CORAK ◽  
2021 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 13-24
Author(s):  
Nofi Rahmanita ◽  
Yuniarti Munaf

CORAK ◽  
2021 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 1-12
Author(s):  
Arif Suharson ◽  
Dharsono Dharsono ◽  
Bambang Sunarto ◽  
Nanik Sri Prihatin

This study aims to understand the existence of Kudus traditional house decorative art that is formed in conjunction with the culture that enters the cultural life of the Kudus people. The presence of decorative art has an important meaning for the community because it is closely related to the noble values that become a learning vehicle for the next generation. Decorative art in Kudus traditional house made with a variety of decorative diversity that is behind it is a form of strong cultural perspective. The decorative art is deliberately made to have beautiful forms of stilisasi, magnificent but also related to the meaning of symbols. Grounded research with three steps of activity simultaneously, namely:  data reduction, data presentation, and verification or withdrawal of conclusions with inter-pretative model analysis conducted to produce valid research. As a result of human culture, the phenomenon of artifacts is certainly inseparable from the sociocultural context in art. The decorative art of Kudus traditional house characterized by coastal culture was born with the strengthening of socio-economic progress of the community with the concept of "gusjigang" “bagus, ngaji, and dagang” that upholds the values of teachings in Islam.Penelitian ini memiliki tujuan untuk memahami eksistensi seni hias rumah tradisional Kudus yang terbentuk bersamaan dengan budaya yang masuk dalam kehidupan budaya masyarakat Kudus. Kehadiran seni hias memiliki arti penting bagi masyarakat karena berkaitan erat dengan nilai-nilai luhur yang menjadi wahana pembelajaran bagi generasi penerusnya. Seni hias pada rumah tradisional Kudus yang dibuat dengan keberagaman ragam hias yang melatarbelakanginya merupakan wujud perspektif budaya yang kuat. Seni hiasnya sengaja dibuat agar memiliki bentuk-bentuk stilasi yang indah, megah, tetapi juga berkaitan dengan makna simbol. Pendekatan grounded research dengan tiga langkah kegiatan secara bersamaan, yaitu: reduksi data, penyajian data, dan verifikasi atau penarikan simpulan dengan  analisis model interpretatif dilakukan untuk menghasilkan penelitian yang valid. Sebagai hasil kebudayaan manusia, fenomena artefak ini sudah barang tentu tidak dapat dipisahkan dari konteks sosiokultural dalam berkeseniannya. Seni hias rumah tradisioal Kudus yang bercirikan budaya pesisiran lahir dengan menguatnya kemajuan sosial ekonomi masyarakat dengan konsep “gusjigang” “bagus, ngaji, dan dagang” yang memegang teguh nilai-nilai ajaran dalam agama Islam.


CORAK ◽  
2021 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 81-90
Author(s):  
Sugeng Wardoyo ◽  
Tri Wulandari

The batik group in Jarum village is a group that has had batik skills and play a role in maintaining the existence of Jarum village as a tourist village. But entering the era of the Covid-19 pandemic, the batik group in Jarum village experienced many complex problems related to creativity in the development of batik products and management of branding promotion governance in the Covid-19 pandemic. The urgency of the situation, then through the implementation of the P3WILSEN Program  from ISI Yogyakarta is trying to offer alternative programs for developing batik designs and products, as well as the assistance of social media management. In the implementation of art counselling activities, this time using the method of literature studies, discussions, lectures, and experimental methods. The application of this method is intended so that the way obtained in the learning process gets optimal results. The result of the P3WILSEN  program is creating a new creation batik motif Mojo  Arum that has been registered in Intellectual Property Rights and making promotion branding  Nunggak Semi. It is expected that in the future, there will be follow-up with the implementation of other mentoring programs that synergize and be sustainable. Kelompok batik di Desa Jarum merupakan kelompok yang telah memiliki keterampilan membatik dan berperan dalam menjaga eksistensi Desa Jarum sebagai desa wisata. Namun memasuki era pandemi Covid-19, kelompok batik di Desa Jarum banyak mengalami permasalahan yang cukup kompleks, terkait dengan kreativitas dalam pengembangan produk batik dan manajemen tata kelola promosi branding di pandemi Covid-19. Adanya urgensi permasalah tersebut, maka melalui pelaksanaan Program P3wilsen dari ISI Yogyakarta ini mencoba menawarkan alternatif program pengembangan desain dan produk batik, serta pendampingan manajemen media sosial. Dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan seni kali ini digunakan metode kajian literatur, diskusi, ceramah, dan metode eksperimen. Penerapan metode ini dimaksudkan agar cara yang diperoleh dalam proses belajar mendapatkan hasil yang optimal. Hasil capaian Kegiatan P3wilsen, yaitu pembuatan motif batik kreasi baru Mojo Arum yang telah terdaftar dalam Hak Kekayaan Intelektual dan menciptakan branding promosi Nunggak Semi. Diharapkan ke depan terdapat tindak lanjut dengan pelaksanaan program pendampingan lainnya yang saling bersinergi dan berkesinambungan.


CORAK ◽  
2021 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 51-58
Author(s):  
Swastika Dhesti Anggriani ◽  
Lisa Sidyawati ◽  
Abdul Rahman Prasetyo ◽  
Elvira Kurnia Ramadhani

CORAK ◽  
2021 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 101-108
Author(s):  
Isbandono - Hariyanto

Kerek subdistrict is one of the centers of gedhog batik craftsmen in tuban regency.  Batik Kerek has its own characteristic because of the use of cotton yarn cutting materials woven and combined with a series of dynamic colors typical of coastal batik so that it looks exotic. The purpose of this research is to make innovation of batik products Gedhog Kerek as a hotel amenities in Tuban Regency. Research methods used are practice-led research, which is research that creates and reflects new work through practical research conducted. This research phase begins with data collection, data analysis, and presentation of analysis results. The results of the analysis are used as product design materials, starting from the pre-design, design, embodiment, presentation stages. The results of this study will be written in an accredited national scientific journal, registered copyright, and further cooperate with gedhog batik craftsmen in Kerek Subdistrict to be produced. Kecamatan Kerek merupakan salah satu sentra perajin batik gedhog yang ada di wilayah Kabupaten Tuban.  Batik Kerek memiliki ciri khas tersendiri karena penggunaan bahan pintalan benang kapas yang ditenun dan dipadukan dengan serangkaian warna dinamis khas batik pesisiran sehingga kelihatan eksotis. Tujuan penelitian ini adalah membuat inovasi produk batik Gedhog Kerek sebagai amenities hotel yang ada di Kabupaten Tuban. Metode penelitian yang digunakan berbasis praktik (Practice-led Research), yaitu penelitian yang menciptakan dan merefleksikan karya baru melalui riset praktek yang dilakukan. Tahapan penelitian ini diawali dengan pengumpulan data, analisis data, dan penyajian hasil analisis. Hasil analisis digunakan sebagai bahan perancangan produk, yang dimulai dari tahapan pra perancangan, perancangan, perwujudan, penyajian. Hasil penelitian ini akan dituliskan dalam jurnal ilmiah nasional terakreditasi, didaftarkan Hak Ciptanya, dan selanjutnya bekerja sama dengan perajin batik gedhog di Kecamatan Kerek untuk diproduksi.


CORAK ◽  
2021 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 31-50
Author(s):  
Jeremi Samuel ◽  
Morinta Rosandini

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document