Seminar Nasional Kota Berkelanjutan
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

27
(FIVE YEARS 0)

H-INDEX

1
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Trisakti

2621-2056, 2621-2048

2018 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 26
Author(s):  
Satria Ramadhan ◽  
Endro Suswantoro ◽  
Margaretha Maria Sintorini

<p>Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi bahaya dan menganalisis faktor risiko pada proses produksi yang mencakup paparan dari kebisingan dan kadar gas H2S. Analisis risiko paparan kebisingan dan gas H2S terhadap pekerja dilakukan pada proses produksi JOB Pertamina-Talisman (Ogan Komering), Sumatera Selatan, Indonesia. Identifikasi bahaya dilakukan dengan cara pengamatan, wawancara dan observasi pada area kerja proses produksi JOB Pertamina-Talisman (Ogan Komering) sedangkan analisis risiko faktor lingkungan dilakukan dengan menggunakan metode kuisioner dan<br /> selanjutnya dianalisis dengan jumlah responden sebanyak 80 responden yang tersebar pada area proses produksi dan sekitar area proses produksi. Hasil identifikasi resiko pekerjaan diantaranya sumber bising berasal dari kompresor, pompa-pompa, penggunaan alat berat, dan perawatan pada kompartemen alat<br /> pendukung pada proses produksi. Bahaya gas H2S berasal dari minyak bumi dan gas ikutan yang mengandung H2S. Sumber gas H2S berada di area separator, FWKO, dan H2S removal. Dari paparan<br /> kebisingan terdapat kebisingan yang paling tinggi dan melewati nilai ambang batas yang ditentukan oleh Peraturan Menteri No. 13 Tahun 2011 sedangkan temuan kadar H2S masih berada di bawah nilai ambang<br /> batas yang ditentukan oleh Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 13 tahun 2011. Nilai paparan kebisingan terhadap risiko gangguan sakit kepala sebesar 1,32 kali lebih besar dan gangguan pendengaran sebesar 1,37 kali lebih besar dibandingkan dengan area pekerja yang tidak terpapar bising (<em>office room</em>) sedangkan risiko penyakit darah tinggi dan cepat lelah tidak disebabkan oleh faktor kebisingan. Nilai paparan kadar H2S tidak berpengaruh terhadap penyakit yang ada<br /> <em><strong>Kata Kunci:</strong> kebisingan, H</em><em>2</em><em>S, analisis risiko, migas, faktor resiko</em></p>


2018 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Yuni Sesempuli ◽  
Bambang Iswanto ◽  
Diana Hendrawan

<p><span>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sumber pencemar, kualitas air, status mutu dan pengelolaan <span>Kali Krukut di Depok, Jawa Barat. Kali Krukut yang menjadi area kajian sepanjang 9 km terbagi menjadi 7<br /><span>titik sampling. Parameter yang dikaji terdiri dari TSS, TDS, DO, BOD, COD, PO<span>43-, <span>N total, deterjen (MBAS), <span>minyak dan lemak. Analisis kualitas air dibandingkan dengan Baku Mutu Peraturan Pemerintah Pemerintah<br /><span>Republik Indonesia No.82 Tahun 2001 kelas I. Status mutu air dihitung dengan metode Indeks Pencemar <span>(IP). Sumber pencemar dominan di Kali Krukut berasal dari permukiman dengan karakteristik pencema r<span>organik.  BOD berkisar antara 10,81 – 91,25 mg/l sedangkan baku mutu BOD sebesar 2 mg/l, COD berkisar<br /><span>antara 17.28-124 mg/l sedangkan baku mutu COD sebesar 10 mg/l, N total berkisar antara 1,99 – 2,49 mg/l<span>sedangkan baku mutu N total adalah nihil dan fosfat berkisar antara 0,21 - 6,03 mg/l sedangkan baku mutu <span>fosfat adalah 0,2 mg/l. Status Mutu Air dengan nilai Indeks Pencemar (IP) 1,36 (tercemar ringan) – 7,08 <span>(tercemar sedang). Perencanaan pengelolaan dengan meniadakan tumpukan sampah liar, penghijauan <span>bantaran sungai dan penerapan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) komunal di permukiman.</span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></p><p><span><span><span><span><em><strong>Kata Kunci</strong>: berkelanjutan, indeks pencemar, kualitas air, status mutu, sumber daya air</em><br /></span><br /></span></span></span></p>


2018 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 160
Author(s):  
Rustam Hakim Manan
Keyword(s):  

<span><span>Kota Praya sebagai ibukota Kabupaten Lombok Tengah sampai saat ini hanya mempunyai ruang terbuka <span>hijau publik seluas 1.406,10 ha atau 6,69% dari luas Kota Praya. Pengembangan RTH dilakukan salah <span>satunya adalah dengan mengembangkan <span><em>green belt </em><span>atau sabuk hijau yang merupakan RTH publik. Sabuk <span>hijau berfungsi sebagai daerah penyangga dan untuk membatasi perkembangan suatu penggunaan lahan <span>(batas kota, pemisah kawasan). Dalam rangka meningkatkan fungsi <span><em>green belt </em><span>di Waduk Batujai, perlu <span>dilakukan upaya pengembangan RTH dalam rangka peningkatan kuantitas dan kualitas RTH di Kota Praya. <span>Konsep perancangan lanskap di <span><em>Green Belt </em><span>Waduk Batujai ini diharapkan menjadi dasar pelaksanaan <span>pengembang. Pendekatan yang dilakukan dalam metodelogi penyusunan konsep perancangan lanskap<br /><span>dititik beratkan pada pendekatan spasial. Penyusunan konsep dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap <span>studi literatur dan tahap studi lapang. Hasil dari penyusunan ini adalah Konsep Perancangan Lanskap<br /><span><em>Green Belt </em><span>Waduk Batujai di Kabupaten Lombok Tengan Nusa tenggara Barat, yang nantinya akan menjadi <span>landasan bagi perancangan desain tahap selanjutnya.<br /><span><em><strong>Kata Kunci</strong>: fungsi green belt, konsep perancangan</em></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span><br /></span></span></span></span></span></span></span></span></span>


2018 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 231
Author(s):  
Hinijati Widjaja

<span>Telah dilakukan penelitian mengenai penyebab kurangnya peran serta masyarakat dalam pembangunan <span>infrastruktur ruang terbuka hijau (RTH) di kota Tangerang Selatan (Tangsel) Provinsi Banten. <span>Pembangunan RTH tidak seimbang apabila dibandingkan dengan kebutuhan pembangunan fisik lainnya,<br /><span>seperti pembangunan propert dan gedung pemerintah. Fenomena ketidakserasian lingkungan kota <span>tersebut tampak dari hasil pembangunan tersebut. Untuk itu perlu diantisipasi dengan mengajak peran <span>serta masyarakat penghuni kota itu sendiri. Upaya peran serta masyarakat dalam pembangunan RTH, <span>dengan tujuan untuk menjadikan kota yang asri di Tangsel sesuai Permendagri No. 1 Tahun 2007 Tentang <span>Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan (RTHKP). Karena itu timbul pertanyaan, seperti <span>bagaimana masyarakat berperan serta dalam membangun RTH, serta bagaimanakah cara-cara mengajak <span>masyarakat berperanserta dalam pembangunan RTH oleh aparat Pemda, dan apakah ada kebijakan yang <span>mendukung. Kajian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif, dan analisa studi kasus pada<br /><span>Kota Tangerang Selatan juga peran serta masyarakat dalam pembangunan RTH yang diperkirakan hanya <span>9% dari luas wilayah. Keberhasilan pembangunan RTH dapat dilihat pada beberapa aspek yang meliputi 5 <span>(lima) faktor seperti, dukungan peraturan dan undang-undang, eksternalitas, informasi yang tepat, sistem <span>network yang biasanya horizontal, dan peran lembaga masyarakat yang peduli lingkungan hidup,<span>sehingga akan tampil kota berkelanjutan.<br /><span><strong>Kata Kunci</strong>: kota berkelanjutan, masyarakat, peran serta, ruang terbuka hijau (RTH)</span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span><br /></span>


2018 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 254
Author(s):  
Dhia Fitrianti Suwandi ◽  
Irina Mildawani

<span>Tanaman obat atau biasa disebut tanaman herbal adalah tanaman yang memiliki khasiat obat dan <span>digunakan sebagai obat dalam penyembuhan maupun pencegahan penyakit. Keberadaan tanaman obat <span>ini sangat diminati oleh masyarakat Indonesia, selain karena mempunyai manfaat bagi kesehatan, budaya <span>mengkonsumsi tanaman herbal dan jamu yang cukup besar. Purwakarta merupakan Kabupaten di Jawa <span>Barat yang cukup produktif dalam menghasilkan tanaman obat tiap tahunnya. Senada dengan hal <span>tersebut, Pemerintah Kabupaten Purwakarta memiliki prioritas pembangunan daerah yang tertuang<br /><span>dalam Pra Musrenbang BKPP Wilayah II Bappeda Provinsi Jawa Barat Tahun 2015, yang menyatakan <span>bahwa pemerintah Kabupaten Purwakarta akan melakukan Penguatan Pusat Pengobatan Tradisional dan <span>Lumbung Obat Tradisional pada beberapa Kecamatan di Purwakarta. Oleh karena itu perlu adanya bentuk <span>nyata sebagai suatu upaya peningkatan, pemusatan, dan pembudidayaan dalam bidang tanaman obat <span>atau herbal di Purwakarta yaitu dengan pengadaan Pusat Tanaman Herbal di Kabupaten Purwakarta.<br /><span>Tujuannya tidak hanya sebagai upaya peningkatan dalam bidang herbal atau tanaman obat namun juga <span>sebagai wadah edukasi bagi para pelajar maupun masyarakat lainnya dalam bagaimana membudidayakan <span>dan memproduksi tanaman herbal serta berbagai macam informasi mengenai tanaman herbal. Tulisan ini <span>mengkaji Pusat Tanaman Herbal yang bertema “adaptif” yang merupakan penyesuaian atau <span>menyesuaikan keadaan sekitar. Selain itu desain Pusat Tanaman Herbal tersebut bersifat adaptif yaitu<br /><span>menyesuaikan dengan alam sekitar. Hal ini bertujuan agar pembudidayaan tanaman herbal dengan baik <span>dan menghasilkan kualitas tanaman herbal yang baik pula, sehingga bangunan dapat menyatu dan <span>menyesuaikan dengan alam sekitar.<br /><span>Kata Kunci: adaptif, Kabupaten Purwakarta, pusat tanaman herbal</span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span><br /></span>


2018 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 51
Author(s):  
Abdul Chalim ◽  
Etty Indrawati

<span>Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh aplikasi pupuk hayati Endomycorrhiza terhadap <span>pertumbuhan tanaman penutup (Centrosema pubescens Benth.and Pueraria javanica Benth.). Penelitian <span>ini dilakukan di Laboratorium Penelitian dan Pengembangan Tanaman Lanskap, Jurusan Arsitektur <span>Lanskap, Fakultas Arsitektur Lanskap dan Teknologi Lingkungan, Universitas Trisakti. Sample tanah adalah <span>dari lahan terdegradasi Banjir Kanal Timur Jakarta sebagai media untuk bibit. Desain eksperimen <span>menggunakan Rancangan Acak Lengkap. Anova, Uji Jarak Berganda Duncan dan korelasi Pearson <span>diterapkan untuk menganalisis data. Aplikasi pupuk hayati Endomycorrhiza menunjukkan berbagai hasil <span>pada parameter pertumbuhan. Tingkat pertumbuhan tertinggi dan berat kering dicapai dengan kombinasi<br /><span>antara Sentro (Centrosema pubescens) dengan Gigaspora sp. dan kombinasi antara Puero (Pueraria <span>javanica) dengan Gigaspora sp. Respon yang sangat tinggi terhadap peningkatan berat kering <span>menunjukkan bahwa ada kompatibilitas simbiotik antara jenis Endomikoriza dan spesies tanaman<br /><span>penutup.<br /><span><em><strong>Kata kunci</strong>: endomycorrhiza, pupuk organik, respon pertumbuhan, tanah, tanaman penutup tanah</em><br /></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span><br /></span>


2018 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 281
Author(s):  
Astri Rinanti ◽  
Ronny Purwadi

<p><span><span><span><span><em>Blooming </em><span>mikroalga dalam suatu perairan dapat menyebabkan ketidakseimbangan ekosistem akibat <span>terhalangnya penetrasi sinar matahari, yang pada akhirnya dapat mengakibatkan ekosistem perairan <span>tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dengan <span>memanfaatkan kelimpahan mikroalga <span><em>blooming </em><span>sebagai bahan baku bioenergi dalam rangkaian penelitian <span>mengenai bioflokulasi yang dapat memberikan efek efisiensi dalam proses pembentukan bioenergi. <span>Penelitian pada skala laboratorium ini menitikberatkan pada produksi pati yang dapat diubah menjadi <span>bioethanol melalui tahap hidrolisis yang dilanjutkan dengan tahap fermentasi. Hasil penelitian <span>menunjukkan bahwa banyaknya pati tanpa proses hidrolisis lebih rendah dibandingkan dengan <span>banyaknya pati akibat proses hidrolisis. Proses fermentasi pada suhu kamar tetap menghasilkan pati.<br /><span>Namun demikian, dapat disimpulkan bahwa produksi bioethanol tanpa penambahan senyawa kimia <span>dalam proses hidrolisis dan berlangsungnya proses fermentasi pada suhu kamar tetap berpotensi untuk <span>meningkatkan kelayakan ekonomi dalam rangkaian proses pembentukan bioenergi, sebagai kelanjutan<br /><span>dari proses pemanenan secara bioflokulasi.</span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></p><p><span><span><span><span><span><span><span><span><span><span><span><span><span><span><span><span><span><span><span><br /><span><em><strong>Kata Kunci:</strong> blooming mikroalga, bioflokulasi, bioenergi, bioethanol, pemanenan</em></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span><br /></span></span></span></span></span></span></span></p>


2018 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 302 ◽  
Author(s):  
Melati Ferianita Fachrul ◽  
Astri Rinanti

<p><span><span>Permasalahan lingkungan hidup yang menjadi isu dan belum banyak terpecahkan adalah kontaminasi <span>pencemar mikroplastik yang bersifat persisten pada ekosistim perairan baik di sungai maupun di lautan. <span>Pada umumnya sumber mikroplastik berasal dari air limbah rumah tangga dan industri. Mikroplastik <span>adalah partikel plastik yang mempunyai diamater kurang dari 5 milimeter (mm) hingga 330 mikron (0,33 <span>mm). Proses dekomposisi sampah plastik menjadi mikroplastik berlangsung sangat lama bahkan <span>memerlukan waktu hingga ratusan tahun melalui berbagai proses fisik, kimiawi, maupun biologi. Di dalam <span>partikel plastik terkandung bahan kimia berbahaya yang bersifat karsinogenik. Pencemar mikroplastik ini <span>dapat masuk ke dalam rantai makanan pada berbagai tingkat trofik yang pada akhirnya berdampak pada <span>lingkungan maupun kesehatan manusia. Demikian luas dampak dari pencemaran mikroplastik ini, maka <span>diperlukan penelitian yang mendalam mengenai dekomposisi mikroplastik di perairan. Untuk mereduksi <span>pencemar mikroplastik tersebut dapat dilakukan dengan pendekatan bioteknologi. Strategi untuk <span>mengendalikan pencemaran mikroplastik dapat dilakukan dengan pengembangan teknologi remediasi <span>dengan memanfaatkan potensi bakteri indigenous yang ditumbuhkan dalam lingkungan yang terkontrol.</span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></p><p><span><span><span><span><span><span><span><span><span><span><span><span><span><span><br /><span><em><strong>Kata Kunc</strong>i: bakteri indigenous, mikroplastik, pencemaran, perairan, remediasi</em></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span><br /></span></span></p>


2018 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 174
Author(s):  
Maria C. Endarwati ◽  
Arief Setyawan ◽  
Oktoviani Marison

<span>Tujuan dari penelitian ini ialah mengetahui seberapa ramah dan mengetahui skor Pusat Pelayanan Kota <span>Malang untuk berjalan kaki dengan menganalisis <span><em>walkability index </em><span>dan juga meninjau tingkat pelayanan <span>pejalan kaki. Hasil perhitungan analisis perjalan kaki berdasarkan Tingkat Pelayanan Pejalan kaki (LOS) <span>pada Pusat pelayanan Kota Malang diperoleh standar LOS A seharusnya tidak terdapat konflik, namun <span>faktanya di lokasi penelitian terdapat konflik antara pejalan kaki dengan pedagang kaki lima, maupun <span>hambatan sehingga ini mempengaruhi hasil akhir dari tingkat pelayanan pejalan kaki, yang berdasarkan<br /><span>perhitungan memperoleh LOS A menjadi LOS B dimana pada tingkat pelayanan ini, pejalan kaki bebas <span>memilih kecepatan, tetapi terjadi sedikit konflik, yang menyebabkan pejalan kaki harus memilih alur serta <span>untuk hasil analisis <span><em>Global Walkability index </em><span>pada pusat Pelayanan Kota Malang di peroleh <span><em>walkability</em><br /><span><em>score </em><span>37,4 dengan kriteria sedikit fasilitas yang dapat di jangkau dengan berjalan kaki.<br /><span><em><strong>Kata Kunci</strong>: pejalan kaki, tingkat pelayanan, walkability</em></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span><br /></span></span></span></span></span></span></span>


2018 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
Author(s):  
Cover Belakang

Cover Belakang


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document