Kegiatan konservasi dalam melestarikan lingkungan telah dikemas dalam bentuk cerita rakyat atau folklore. Aktivitas budaya ini telah berkembang dalam kehidupan masyarakat, namun belum banyak kajian yang membahas tentang peran folklore. Tujuan penelitian untuk mengetahui peran folklore dalam mendukung pelestarian lingkungan di pulau kecil. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara, observasi dan studi dokumentasi yang kemudian dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi folklore di Pulau Pisang meliputi larangan membunuh atau merusak flora dan fauna (seperti pohon ketapang, rengas, ikan pari, burung tekukur, burung elang hitam, burung hantu, dan burung kuntul besar), larangan beraktivitas di bulan-bulan tertentu, makam keramat, dan sumur putri. Secara tidak langsung, folklore berperan dalam mendukung konservasi lingkungan, karena masyarakat tetap menjaga kelestarian lingkungan dengan mengikuti mitos-mitos yang masih dipercayainya. Upaya konservasi lingkungan di pulau kecil, seperti Pulau Pisang perlu dilakukan melalui pelestarian folklore yang berkembang di masyarakat. Selain itu, papan informasi terkait larangan-larangan yang berlaku di wilayah tersebut perlu disediakan, agar wisatawan yang berkunjung lebih mudah memahaminya.