Jurnal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

43
(FIVE YEARS 31)

H-INDEX

1
(FIVE YEARS 0)

Published By Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah

2621-5047

2021 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
Author(s):  
Yandih Mardean ◽  
La Ode A Rahman ◽  
Hanny Handiyani ◽  
Lilis Rayatin

Case management di Indonesia dikenal dengan Manajemen Pelayanan Pasien (MnPP) dan case manager disebut dengan Manajer Pelayanan Pasien (MPP). Fungsi case manager yaitu melakukan asesmen, perencanaan hingga evaluasi, koordinasi, advokasi, edukasi, serta kendali mutu dan biaya. Case manager dalam menjalankan peran dan fungsinya banyak mendapat tantangan baik dari pasien/keluarga, Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP), Perawat Penanggung Jawab Pasien (PPJA), Profesional Pemberi Asuhan (PPA) lainnya, kepala ruangan, penunjang medis, penjamin dan RS/Yankes lain dalam sistem rujukan. Metode yang digunakan berupa  case study  dimulai dari identifikasi, analisis dan penetapan prioritas masalah, penyusunan plan of action, implementasi,  sampai evaluasi. Sampel kegiatan ini adalah semua case manager atau total sampling berjumlah 23 orang. Identifikasi masalah didapatkan 5 (lima) masalah fungsi manajer. Prioritas pertama adalah belum optimalnya fungsi pengarahan dalam pedokumentasian case manager. Selanjutnya disusun analisis masalah menggunakan fishbone, Plan of Action (POA), implementasi dan evaluasi bersama tim case manager dan Bidang Pelayanan Keperawatan RSUPN DR. CIPTO MANGUNKUSUMO dengan luaran draft SPO (Standard Procedure Operational) Pendokumentasian Case Manager.


2021 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
Author(s):  
Tsania Ayu Zaharany ◽  
Rr Tutik Sri Hariyati ◽  
Siti Anisah

Perkembangan teknologi dan informasi saat ini turut andil dalam mengubah pola pikir dan sikap seorang pegawai. Rumah sakit harus mengembangkan SDM dalam menggunakan teknologi digital untuk peningkatan pelayanan kepada masyarakat agar dapat menjadi organisasi yang responsif, inovatif, produktif, efektif, efisien dan berkualita. Studi ini bertujuan untuk mengembangkan program literasi digital di Unit Rawat Jalan dan Unit Rawat Inap Rumah Sakit Jakarta. Studi ini menggunakan studi kasus dengan analisa situasi SWOT. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling dengan metode kuesioner, wawancara dan telaah dokumen. Jumlah partisipan terdiri dari 5 perawat manajer dan 15 perawat pelaksana.  Proses studi ini merupakan sebuah proyek inovasi yang sudah memiliki izin dari Rumah Sakit Jakarta. Belum optimalnya peran dan fungsi manajemen keperawatan dalam peningkatan literasi digital meliputi belum ada petunjuk penggunaan digital, SDM beresiko mengalami resistance to change,  inovasi dikembangakan dengan panduan dan SPO pelaksanaan literasi digital. Evaluasi didapatkan perubahan signifikan perilaku digital sebanyak 80 % memberikan feedback positif. Pengembangan peningkatan Literasi digital mencakup berbagai faktor diantaranya komponen management centered digital literacy and person centered digital literacy. Rekomendasi dari studi ini dengan penerapan inovasi panduan pengembangan literasi digital dan SOP pengembangan literasi digital terhadap pemberian informasi dan edukasi


2021 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
Author(s):  
Shanisa Mairestika ◽  
Herry Setiawan ◽  
Ichsan Rizany

Timbang terima adalah proses penyampaian informasi pada saat pergantian shift perawat. Ketidakakuratan informasi yang disajikan selama proses timbang terima menyebabkan hampir 70% kejadian sentinel di rumah sakit. Faktor pengetahuan, motivasi, supervisi, fasilitas dan waktu pelaksanaan dapat mempengaruhi pelaksanaan timbang terima. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan timbang terima. Desain penelitian adalah kuantitatif asosiatif dengan pendekatan cross-sectional. Responden berjumlah 39 perawat penanggung jawab perawat shift dan ketua tim yang diperoleh melalui purposive sampling. Instrumen penelitian menggunakan lembar observasi dan angket. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara pengetahuan (p = 0,721), motivasi (p= 0,369) dan fasilitas (p= 0,617) dengan pelaksanaan serah terima di RSD Idaman Kota Banjarbaru, dan ada hubungan antara supervisi dengan pelaksanaan dari serah terima (p= 0,023).


2021 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
Author(s):  
Anggit Prasetyo Mituhu ◽  
Luky Dwiantoro ◽  
Tri Nur Kristina

Evidence-Based Nursing Practice  (EBNP) adalah  pendekatan  sistematis  untuk  meningkatkan  kualitas  praktik keperawatan  dengan  mengumpulkan  bukti  terbaik dalam pengambilan keputusan praktik yang telah menjadi tuntutan pada tatanan rumah sakit. Pada kenyataanya masih banyak kendala dalam penerapan EBNP, misalnya: kurangnya pengetahuan, terbatasnya waktu, dan terbatasnya sarana dan prasarana. Perkembangan teknologi memberikan alternatif pemecahan masalah tersebut agar EBNP lebih masif penggunaannya. Studi ini merupakan metode penelitian pengembangan dengan 3 langkah yang dimulai dengan need assessment berupa wawancara dengan 9 perawat klinik; wawancara dengan ekspert dalam bidang Teknologi Informasi; dan pengembangan aplikasi online dengan mengadaptasi tujuh (7) langkah penerapan EBNP. Penggunaan teknologi untuk mengembangkan aplikasi dalam penerapan EBNP bersama tim IT tentang catatan digital dan masukan dari expert tentang metode input (voice to text), maka tercipta sebuah aplikasi berbasis Dynamic Website bersifat personal dengan nama online START EBP. Fitur aplikasi yang dimiliki meliputi menu registrasi, menu profile, menu tujuh langkah pencarian bukti (searching journals, appraisal, share link review expert dan partisipan, monitoring dan evaluasi), resume pdf, link media Jurnal club. Aplikasi Online START ringan dan dapat digunakan diberbagai platform digital dengan setiap tahapan EBNP yang tersimpan dengan baik kedalam database. Penggunaan aplikasi Online START EBP dapat menjadi alternatif modern dalam upaya promosi EBNP bagi perawat klinik.


2021 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
Author(s):  
Putri Nilasari ◽  
I Wayan Gede Saraswasta ◽  
Frima Ulfa Agustina ◽  
Vergeina Ayu ◽  
Laras Adythia Pratiwi ◽  
...  

Perawat merupakan tenaga kesehatan yang memberikan asuhan keperawatan selama 24 jam setiap hari kepada pasien dan keluarga, sehingga pelayanan keperawatan merupakan inti dalam pelayanan kesehatan. Upaya pengembangan sumber daya keperawatan berkelanjutan perlu dilakukan untuk menjaga kualitas perawat dalam memberikan asuhan keperawatan. CPD merupakan salah satu upaya pengembangan staf yang dapat meningkatkan kepuasan staf dalam bekerja, sehingga mencegah burn out dan turn over. Penting bagi manajer mengetahui cara untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas sumber daya keperawatan. Tujuan studi ini adalah untuk mengetahui upaya pengembangan sumber daya keperawatan melalui CPD. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah systematic review menggunakan PRISMA. Hasil studi dari 20 artikel yang dianalisis menunjukkan bahwa CPD merupakan hal yang diperlukan oleh perawat agar dapat memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas. Pelaksanaan CPD juga terbukti dapat mempertahankan dan meningkatkan kualitas sumber daya keperawatan. Maka dalam hal ini manajer keperawatan memiliki peran penting dalam mendukung pelaksanaan CPD. Akan tetapi dalam pelaksanaannya CPD tidak hanya menjadi tanggung jawab seorang manajer, tetapi juga menjadi tanggung jawab seorang perawat.


2021 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
Author(s):  
Annisa Rahmi Galleryzki ◽  
RR Tutik Sri Hariyati ◽  
Tuti Afriani ◽  
La Ode Rahman

Keselamatan pasien menjadi tujuan sangat penting dalam pemberian pelayanan kesehatan yang berkualitas. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan antara sikap keselamatan dengan implementasi keselamatan pasien di rumah sakit dengan menggunakan standar nasional akreditasi rumah sakit (SNARS). Penelitian merupakan penelitian kuantitatif dengan metodean deskriptif dan cross-sectional. Metode sampling dengan purposive sampling, didapatkan sampel sebanyak 345 orang. Terdapat hubungan signifikan antara sikap keselamatan dengan implementasi keselamatan perawat (r= 0,441, P<0,01). Faktor jenis kelamin, usia, pengalaman kerja, dan jenjang karier secara signifikan berpengaruh pada implementasi keselamatan (P<0,05). Rumah  sakit dan manajer perawat memiliki peranan penting dalam meningkatkan keselamatan pasien untuk menghindari terjadinya insiden keselamatan dengan melakukan pemanfaatan sumber daya secara optimal


2021 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
Author(s):  
Eni Nuryani ◽  
Luky Dwiantoro ◽  
Devi Nurmalia

Perawat sebagai petugas yang langsung memberikan pelayanan kepada pasien, diharapkan mampu mengembangkan dan memelihara prosedur pemberian obat yang aman guna memberikan pelayanan dan proteksi terbaik bagi pasien. Studi menunjukan rendahnya kepatuhan perawat terkait penerapan prinsip enam benar pemberian obat. Ketidakpatuhan ini akan berdampak pada panjangnya lama rawat, biaya perawatan semakin bertambah, keracunan dan alergi terhadap obat, muntah hingga yang terburuk dapat menyebabkan kematian.  Tujuan studi ini adalah mengidentifikasi faktor yang meningkatkan kepatuhan perawat dalam penerapan prinsip enam benar pemberian obat. Studi ini menggunakan metode  Systematic Literatur Review dilaksanakan guna menelusuri berbagai faktor yang meningkatkan kepatuhan perawat dalam pemberian obat. Data yang diambil adalah artikel seputar enam benar prinsip pemberian obat dan faktor yang meningkatkan kepatuhan perawat. Data ditelusuri dari sumber terpercaya dalam Bahasa Inggris dan Indonesia dengan rentang penerbitan 2004 – 2019. Data yang terkumpul dilakukan critical appraisal tool sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai menjadi 9. Hasil sintesa menunjukan terdapat beberapa faktor yang meningkatkan  kepatuhan perawat dalam pemberian obat yaitu pengetahuan dan sikap yang baik, pengawasan dan supervise yang baik dari ketua tim ataupun kepala ruangan, adanya SOP dan fasilitas pemberian obat yang memadai, motivasi perawat yang baik, pendidikan yang lebih tinggi, adanya sosialisasi dari kepala ruang tentang penerapan prinsip enam benar pemberian obat 6 kali dalam setahun, frekuensi audit dilakukan secara berkelanjutan 4 kali internal dan 2 kali eksternal, beban kerja yang tidak terlalu berlebihan serta perawat yang bekerja sudah lama. Faktor yang dapat meningkatkan kepatuhan perawat dalam penerapan prinsip enam benar pemberian obat adalah tingkat pengetahuan, sikap, supervisi, fasilitas pemberian obat, ketersediaan SOP, motivasi, pendidikan, sosialisasi, frekuensi audit, beban kerja dan lama kerja.


2021 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
Author(s):  
Tomy Suganda ◽  
Hanny Handiyani ◽  
Nurdiana Nurdiana

Kombinasikan sistem informasi manajemen kesehatan dan teknologi dalam mendukung peningkatan kinerja pelayanan telah banyak berkembang, namun sistem informasi manajemen kesehatan dan teknologi tersebut tidak akan efektif tanpa adanya kompetensi Nursing Informatics yang dimiliki perawat itu sendiri. Kompetensi Nursing Informatic sangat penting bagi kepala ruangan, dan akan menjadi lebih penting lagi di masa depan sehingga perlu dipertimbangkan adanya perencanaan strategis tentang peningkatan kompetensi manajemen kepala ruangan khususnya dalam kompetensi Nursing Informatics. Studi ini bertujuan untuk menyusun kurikulum pelatihan kompetensi kepala ruangan melalui Training Needs Analysis (TNA). Studi dilakukan pada bulan September sampai November 2020. Data diperoleh melalui wawancara, observasi dan survei dengan perubahan berencana melalui metode pendekatan action research. Metode pendekatan action research terdiri dari lima tahapan yaitu identifikasi (diagnosis) masalah, analisis, umpan balik, tindakan dan evaluasi. Hasil: TNA survey menggambarkan 78% kemampuan computer literacy kepala ruangan kurang, 77% kemampuan informatics literacy kepala ruangan kurang, 72% kemampuan informatics management skilss kepala ruangan kurang. Berdasarkan TNA survey tersebut, didapatkan hasil interprestasi level nursing informatics competencies dengan 17 kepala ruangan memiliki skor NIC yang baik dan 58 kepala ruangan  memiliki skor nursing informatics competencies yang kurang. Kurikulum pelatihan kompetensi kepala ruang adalah acuan dalam perencanaan pelaksanaan pendidikan berkelanjutan kepala ruangan. Pada masa ilmu pengetahuan dan teknologi berubah setiap hari, penting bagi kepala ruangan untuk upgrade dan up-to-date dalam informasi, penyusunan kurikulum pelatihan kompetensi nursing informatics kepala ruang adalah salah satu upaya dalam mewujudkan hal tersebut. Training Need Analysis memberikan gambaran tentang tingkat kemampuan dalam kompetensi nursing informatics kepala ruangan sehingga kurikulum pelatihan kompetensi nursing informatics dapat disusun berdasarkan data dan tujuan atas keterbutuhan kompetensi yang perlu ditingkatkan.


2021 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
Author(s):  
Dadan Bardah ◽  
Tuti Afriani ◽  
Aat Yatnikasari

Serah terima pasien merupakan bagian dari komunikasi efektif dimana metode SBAR menjadi salah satu metode yang tepat digunakan dan sudah diterapkan di RS Pemerintah.i masa pandemi Covid-19, pelaksanaan serah terima harus tetap berlangsung, oleh karena itu pelaksanaan handover perlu dianalisis kembali agar rumah sakit dapat mengetahui pelaksanaan yang sesuai dan dapat diterapkan di era pandemi Covid-19. Studi ini bertujuan untuk menganalisis situasi gambaran pelaksanaan handover perawat di RS Pemerintah, menganalisis faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaaan handover di era pandemi Covid-19, dan memberikan rekomendasi pelaksanaan serah terima pasien di era pandemi Covid-19. Data diperoleh dari hasil pengkajian melalui pembagian kuesioner kepada perawat dan wawancara kepada manajer keperawatan kemudian dilanjutkan dengan analisis menggunakan tulang ikan (fishbone). Hasil analisis yang diperoleh adalah kurang opimalnya pelaksanaan handover di era adaptasi kebiasaan baru (AKB) pandemi Covid-19 di rumah sakit pemerintah. Dengan demikian, pelaksanaan serah terima di era Covid-19 dapat tetap optimal dengan terus menerapkan metode SBAR sebagai cara komunikasi efektif, pengisian formulir Covid-19 safety briefing dapat dijadikan sebagai salah satu cara untuk memudahkan kegiatan perawat, dan memperhatikan faktor-faktor dalam pelaksanaan handover di era AKB. Rekomendasi yang dapat diberikan adalah menerapkan percobaan penggunaan formulir safety briefing dalam pelaksanaan handover di salah satu ruangan dengan memperhatikan protokol kesehatan dan mengevaluasi keefektifan pelaksanaan handover di masa pandemi Covid-19 secara rutin.


2021 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
Author(s):  
Fitria Noviana ◽  
Endang Pertiwiwati ◽  
Ichsan Rizany

Flebitis adalah Healthcare Associated Infections yang dialami oleh pasien selama 3x24 jam dengan munculnya tanda gejala selama dirawat dirumah sakit. Salah satu faktor yang berpengaruh dalam pencegahan flebitis yaitu pengetahuan perawat dan pengawasan dari supervisor berhubungan erat terhadap keselamatan pasien di ruang rawat inapagar dapat meningkatkan mutu pelayanan keperawatan. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan fungsi pengawasan supervisor dengan pengetahuan perawat dalam pencegahan flebitis di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Daerah Idaman Kota Banjarbaru. Metode penelitian non-eksperimen dengan cross sectional. Teknik yang digunakan yaitu probability sampling dengan stratified random sampling. Sampel penelitian 81 perawat pelaksana di Rumah Sakit Daerah Idaman Kota Banjarbaru. Pengambilan data menggunakan 3 instrumen berupa kuesioner data demografi, fungsi pengawasan supervisor,dan pengetahuan perawat dalam pencegahan flebitis. Analisis data menggunakan korelasi spearman. Hasil penelitian menggambarkan fungsi pengawasan supervisor didapatkan nilai median  sebesar 32,00 (75% dari nilai tertinggi) dan nilai median pengetahuan perawat dalam pencegahan flebitis sebesar 13,00 (72,2 dari nilai tertinggi). Hasil analisis didapatkan adanya hubungan yang positif antara fungsi pengawasan supervisor dengan pengetahuan perawat dalam pencegahan flebitis di ruang rawat inap RSD Idaman Kota Banjarbaru (p value=0,00002). Fungsi pengawasan supervisor yang baik dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dapat menghasilkan perawat dengan pengetahuan yang baik dan saling berkesinambungan dengan pencegahan terhadap flebitis.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document