JURNAL ILMU KOMUNIKASI
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

26
(FIVE YEARS 0)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By University Of Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur

2086-7573

2019 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
Author(s):  
Endang Sholihatin ◽  
Erwin Kusumastuti ◽  
Kinanti Hayati

Tujuan penelitian ini adalah upaya pencegahan sikap vandalisme pada siswa SLTA di Kota Surabaya melalui literasi digital. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif dan kuantitatif (mixed approach) pendekatan deskriptif. Lokasi penelitian di Kota Surabaya. Alasan pemilihan lokasi yaitu didasarkan dari fakta kompleksitas dinamika vandalisme di Kota Surabaya yang merupakan kota metropolitan, terbesar kedua di Indonesia. Teknik pengumpulan data dilaksanakan dengan kuesioner, wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi.  Pemeriksaaan keabsahan data pada penelitian ini digunakan teknik triangulasi sumber data. Unit analisis adalah individu, kebijakan terkait toleransi, lembaga pendidikan dan dinas pendidikan. Teknik analisis data penelitian ini menggunakan teknik analisis data kualitatif model interaktif mengikuti Miles dan Huberman. Hasil penelitian disimpulkan sebagai berikut: Pencegahan sikap vandalisme pada siswa SLTA di Kota Surabaya melalui literasi digital sesuai dengan permasalahan yang ada upaya pencegahan tindakan vandalisme dengan pemahaman  mengenai perilaku-perilaku yang membentuknya yang mana sebagaian besar karena ingin ekspresi diri siswa SLTA maka dapat dilakukan dengan persuasif. Vandalisme perlu dilihat sebagai kelebihan energi positif siswa SLTA. Siswa SLTA perlu diberikan arahan melalui Educational Campaign dengan mengarahkan pada kreativitas coret-mencoret yang dapat membuat dirinya viral melalui seni mural berbasis digital. Pengembangan kebijakan pihak sekolah untuk pencegahan sikap vandalisme pada siswa SLTA di Kota Surabaya adalah dengan membuat kebijakan vandalisme untuk inovatif. Guru dituntut untuk kreatif dalam mengembangkan materi yang terintegrasi dengan pembelajaran.    


2019 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
Author(s):  
Dhiya Aulia
Keyword(s):  

Dalam film laga Indonesia, karakter perempuan antagonis mengadopsi beberapa penggambaran dari femme fatale. Melalui karakter femme fatale ini, perempuan tidak lagi dipandang sebagai objek seksualitas semata, tetapi bisa setara dengan laki-laki.Penelitian ini fokus pada penggambaran femme fatale dalam film laga Indonesia, yaitu ‘Headshot’ (2016) dan ‘The Night Comes For Us’ (2018). Data berupa adegan-adegan yang menampilkan karakter femme fatale dalam kedua film tersebut akan diteliti menggunakan metode analisis semiotika John Fiske ‘Kode-Kode Televisi’ yang terdiri dari level realitas, level representasi, dan level ideologi. Simbol-simbol yang ditampilkan dalam adegan-adegan tersebut merepresentasikan femme fatale dalam film laga Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe deskriptif.Representasi femme fatale dalam film laga Indonesia memiliki beberapa kesamaan dengan penggambaran femme fatale dari penelitian terdahulu, yaitu memiliki sifat menggoda, penuh tipu muslihat, memiliki hubungan romantisme, dan kekuatan yang tidak kalah dengan kaum laki-laki. Selain itu masih ada beberapa penggambaran yang ditampilkan oleh karakter femme fatale dalam kedua film laga Indonesia di atas.


2019 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
Author(s):  
Roziana Febrianita ◽  
Diana Amalia
Keyword(s):  

Keberadaan anak jalanan di dalam masyarakat memunculkan isu – isu laten terkait hal – hal seperti minimnya literasi, tindak kekerasan pada sesama juga pelecehan seksual. Oleh sebab itu, peningkatan kesadaran akan hal tersebut harus saling bersinergi. Terdapat berbagai komunitas yang memiliki kepedulian pada anak jalanan dan mendedikasikan waktu untuk aktivitas belajar mengajar. Berbagai komunitas tersebut juga mewadahi isu – isu terkait anak jalanan, salah satunya adalah komunitas Save Street Children (SSC). Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif dan dilaksanakan di komunitas SSC Surabaya. Jumlah informan pada penelitian ini adalah 6 orang; 3 pengajar dan 3 siswa. Pengamatan dan wawancara mendalam digunakan dalam metode pengumpulan data. Proses mengajar dan interaksi antara pengajar dan siswa dapat diobservasi dalam konteks pola komunikasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pola komunikasi di antara komunitas anak jalanan adalah pola komunikasi kelompok dan komunikasi antarpersonal. Penyampaian wawasan untuk membangun kesadaran akan kekerasan seksual dilakukan dalam dua metode komunikasi, bercerita dan diskusi kelompok. Media pembelajaran yang digunakan adalah media visual, yaitu cerita bergambar dan poster.


2019 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
Author(s):  
Ririn Puspita Tutiasri ◽  
Ade Kusuma ◽  
Sumardjijati Sumardjijati
Keyword(s):  

Mudahnya mengakses informasi dan paperless adalah dampak positif dari perkembangan media informasi, dimana manusia dengan mudahnya dapat mendapatkan informasi secepat mungkin. Kemajuan teknologi sangat erat hubunganya dengan bagimana sebuah informasi atau pesan itu diciptakan, selain itu teknologi juga mempengaruhi arus persebaran informasi. Pada dasarnya adanya teknologi menjadikan manusia lebih mudah dalam menyampaikan informasi, menjadikan prinsip yang jauh menjadi dekat. Selain dampak positif dari kemajuan teknologi diatas juga muncul dampak negatif dari aplikasi Instant Messenger. Dimana para pengguna bisa membuat, memodifikasi, serta menyebarkan informasi. Informasi yang tidak bersumber pada sebuah kebenaran atau disebut hoax bisa mempengaruhi sesorang, kelompok bahkan suatu negara. Informasi Hoax ini segaja dibuat untuk mempengaruhi atau merubah persepsi penerima pesan agar mengikuti pesan yang dibuat. Perilaku penyebaran hoaxs banyak terjadi pada Instant Messenger dimana pada penelitian ini meneliti interaksi para pengguna pada aplikasi WhatsApp Grup.


2019 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
Author(s):  
Muhammad Rifky Yudha Firdaus

Akun Instagram @exploremadura adalah akun Instagram yang dibuat oleh sekelompok orang yang berasal dari Madura dan memiliki ketertarikan dibidang travelling. Akun ini memiliki keunikan tersendiri dibanding akun sejenis lainnya. Selain memuat informasi mengenai lokasi pariwisata, @exploremadura juga memuat berbagai macam keunikan budaya yang ada di pulau Madura dengan tujuan agar masyarakat memahami lebih dalam mengenai apa saja yang menjadikan Madura terlihat unik dan berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui diskursus Madura yang dibangun dalam akun Instagram @exploremadura. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitan kualitatif dengan pendekatan studi analisis wacana dari Teun Van Dijk. Pengumpulan data dilakukan dengan indepth interview kepada pengelola akun instagram @exploremadura dan dokumentasi dari beberapa postingan instagram yang memuat tentang pariwisata, kuliner, dan budaya Madura. Dengan perpaduan analisis teks, kognisi sosial, dan konteks sosial dari Teun Van Dijk, peneliti menyimpulkan bahwa akun instagram @exploremadura cukup berhasil memenuhi keinginannya untuk mengenalkan Madura dari segi pariwisata, budaya, dan kulinernya. Akun Instagram @exploremadura adalah akun Instagram yang dibuat oleh sekelompok orang yang berasal dari Madura dan memiliki ketertarikan dibidang travelling. Akun ini memiliki keunikan tersendiri dibanding akun sejenis lainnya. Selain memuat informasi mengenai lokasi pariwisata, @exploremadura juga memuat berbagai macam keunikan budaya yang ada di pulau Madura dengan tujuan agar masyarakat memahami lebih dalam mengenai apa saja yang menjadikan Madura terlihat unik dan berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui diskursus Madura yang dibangun dalam akun Instagram @exploremadura. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitan kualitatif dengan pendekatan studi analisis wacana dari Teun Van Dijk. Pengumpulan data dilakukan dengan indepth interview kepada pengelola akun instagram @exploremadura dan dokumentasi dari beberapa postingan instagram yang memuat tentang pariwisata, kuliner, dan budaya Madura. Dengan perpaduan analisis teks, kognisi sosial, dan konteks sosial dari Teun Van Dijk, peneliti menyimpulkan bahwa akun instagram @exploremadura cukup berhasil memenuhi keinginannya untuk mengenalkan Madura dari segi pariwisata, budaya, dan kulinernya.


2019 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
Author(s):  
Shane Savera Sa'diyah

Penelitian ini dilatarbelakangi dengan berkembangnya teknologi internet di berbagai bidang kehidupan manusia, tidak terkecuali aktivitas fandom. Melihat fenomena munculnya fandom K-Pop dengan beragam aktivitas virtual yang seiring dengan perkembangan teknologi, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang fandom ARMY dan melihat bagaimana budaya baru penggemar yang mereka implementasikan di media sosial Twitter. Sehingga jelas, fokus dalam penelitian ini adalah untuk mengkaji tentang bagaimana budaya penggemar di era digital dengan melihat aktifitas-aktifitas penggemar yang dilakukan oleh para anggota fandom melalui media sosial.Metode yang digunakan adalah studi etnografi virtual Christine Hine (2015). Metode ini menggunakan dua teknik pengumpulan data, yaitu exploring field sites dan wawancara termediasi internet.Hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya penggemar dapat dilihat dari empat konteks bidang fandom di internet, yakni 1) komunikasi, menunjukkan bahwa penggemar menggunakan identitas virtual dalam berkomunikasi dan memproduksi fan speak dan fan jokes. 2) kreativitas, adalah penggemar menghasilkan berbagai bentuk fan production yaitu, meme, fan edit, fan cover dan fanfiction, 3) pengetahuan, di bidang ini fanbase bertugas sebagai penyedia informasi bagi anggota fandom, dan 4) kekuatan sipil, yaitu penggemar menyukseskan fan project yang terdiri atas fan streaming, fan voting, birthday project dan fan donation.


2019 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
Author(s):  
Maribeth Maribeth
Keyword(s):  

Dalam kata-kata tersohor dari Umberto Eco, “I speak through my cloth” (aku berbicara lewat pakaianku)—pakaian yang kita kenakan membuat pernyataan tentang diri kita. Pakaian yang dirancang dengan sedemikian rupa biasanya kita sebut sebagai mode atau fashion. Fashion memberikan estetika pada penampilan mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki, dan demi kepuasan dan kepentingan pribadi, penampilan fashion sering diabadikan ke dalam sebuah gambar atau foto. Penelitian ini fokus pada perkembangan mode dalam kaitannya dengan nilai-nilai maskulinitas yang ditunjukkan pada objek foto yang ditampilkan pada akun Instagram seorang fashion influencer yang berada di Indonesia. Foto-foto tersebut menampilkan cara berbusana sesuai dengan identitas fashion yang ingin direpresentasikan oleh ketiga objek fashion influencer yang dipilih yaitu @joviadhiguna, @andyyanata dan @alvinsuryanto. Selain itu dengan adanya identitas fashion yang ditampilkan ketiga objek penelitian, peneliti juga akan mengupas identitas gender yang dimiliki ketiga objek serta mengupas nilai-nilai maskulinitas yang ditunjukkan berdasarkan identitas tersebut. Simbol-simbol yang ditampilkan dalam foto-foto tersebut merepresentasikan identitas diri yang dikonstruksi melalui foto fashion dalam Instagram. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif tipe deskriptif dengan metode analisis semiotika Roland Barthes, yang memaknai sebuah komunikasi visual secara denotasi, konotasi dan mitos. Melalui metode tersebut peneliti berusaha menganalisis kode/simbol/penanda dalam foto-foto fashion secara lengkap dan terperinci serta mengaitkannya dengan jenis nilai maskulin yang melekat dalam foto fashion influencer tersebut. Penelitian ini juga akan mengupas tentang gambaran new masculinity fashion yang tidak hanya menjadi sebuah tren, melainkan sebuah tanggapan akan perubahan cara berpikir yang sedang terjadi. Hal itu menunjukkan bahwa perkembangan fashion di Indonesia menjadi semakin terbuka dan tidak kaku pada aturan gender yang melingkupinya. Dengan adanya gaya fashion dari Jovi, Andy dan Alvin menunjukkan bahwa fashion has no gender mulai berkembang dan berterima di kalangan masyarakat urban dilihat dari banyaknya followers di media sosial Instagram mereka.


2019 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
Author(s):  
Aulia Rahmawati ◽  
Ade Kusuma ◽  
Sumardjijati Sumardjijati

Indonesia diprediksi akan mengalami bonus demografi pada tahun 2020-2030 mendatang. Jumlah usia produktif akan didominasi oleh generasi yang berusia 17 hingga 37 tahun. Keuntungan dari melimpahnya jumlah usia muda dan produktif dapat menjadi salah satu kekuatan bagi pembangunan suatu negara. Sejak tahun 2015 melalui pembentukan Bekraf, pemerintah Indonesia menggarap potensi industri kreatif dengan lebih serius. Industri ini juga diproyeksikan akan meningkatkan akses perempuan terhadap kesempatan kerja yang lebih luas. Lima orang wirausaha muda perempuan dengan bebagai jenis usaha kreatif diwawancarai melalui proses FGD (focus group discussions) untuk melihat bagaimana partisipan memaknai kerja kreatif mereka dalam industri ini dan bagaimana faktor jender (gender) berpengaruh terhadap pilihan profesi mereka. Tulisan ini menghasilkan kesimpulan bahwa partisipan awalnya melihat industri ini sebagai bentuk industri yang ideal, namun dalam kenyataannya juga memiliki derajat ketidakpastian yang tinggi. Walau tidak pasti, partisipan menganggap bahwa kerja kreatif ideal bagi perempuan menikah dan ibu rumah tangga karena posisi perempuan yang tidak diharapkan sebagai pencari nafkah utama. Berbagai studi menyimpulkan bahwa perempuan masih menjadi pekerja kreatif yang kalah dalam hal representasi dan penghasilan dibandingkan laki-laki, apalagi bagi para anggota kelompok minoritas yang lain.  


2018 ◽  
pp. 86-99
Author(s):  
Nurul Chamidah ◽  
Khaerudin Imawan

The practice of money politics occurs in the event of Local Leaders Selection (Pilkada). Although emerging debates, the community is in fact still categorized as highly enjoying the practice of corruption in the process of democracy in Indonesia. The practice is forbidden and has legal consequences, however, the “gratification” of rupiah towards the election day which known in the term of “dawn bribery” is still accepted by constituents especially by the women voters. This research was conducted on the election of local leaders of Cirebon Regency in 2013 and 2018 by implementing mix method analysis. Quantitative data were acquired through survey questionnaire with multistage random sampling system and qualitative data were obtained through interview and observation towards the participants. The results of research have indicated that the community considers the money politics as common thing and it tends to be the awaited moment as the form of “political fortune”. About 75% of voters consider money politics as a common thing. Even though, money politics did not influence the voters in determining their attitude. Female voters are still influenced by collectiveness culture and domination of family head in determining their political choices. The role of stakeholders and political education for women are required to change the political attitude of voters in having a healthy politics.


2018 ◽  
pp. 46-53
Author(s):  
Widya Pujarama ◽  
Arif Budi Prasetya

Individual adaptability towards communication media in Higher Education institutions as organizational entities could be reviewed from social semiotic perspective. Following Kress, social semiotic is a theory focuses on how semiotic resources in a varied social situation and locations become meaningful signs regulating human interaction. The theory was adapted in this research to translate patterns and activities of communication occurred in internationalization initiatives recorded in Whatsapp Group PSIK FISIP Universitas Brawijaya, as an artefact of communication. Non-participant observation was conducted towards series of 7 months conversations on Whatsapp Group as sequences of communicative act, and then analysed using Van Leeuwen’s four Dimension of Semiotic Analysis. Results indicate that there were distinction between administrative staff and lecturers with added function in the way they post their messages, indexing “doers” and “thinkers” that further conforming to their offline interaction standpoints when collaborating for internationalization activities.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document