JURNAL VOKASI TEKNOLOGI INDUSTRI (JVTI)
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

31
(FIVE YEARS 31)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Institut Teknologi Sains Bandung

2686-3545, 2656-6664

2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 043-049
Author(s):  
Deni Rachmat

Ketidakseimbangan beban listrik 3φ, 50Hz, 380/220 V dari pasokan transformator dapat menyebabkan penurunan kinerja transformator, gangguan pada setiap penghantar fasa (R, S, T), dan timbulnya arus mengalir pada penghantar netral (Arus Netral) dan penghantar tanah (Arus Grounding). Arus yang mengalir pada penghantar netral dan grounding menyebabkan kerugian (losses) biaya arus netral dan arus grounding, sedangkan ketidakseimbangan beban pada setiap fasanya dapat menyebabkan kerugian biaya arus fasa dari transformator menuju beban. Penelitian ini adalah mengkaji seberapa besar kerugian akibat ketidakseimbangan beban dan kerugian kualitas (Quality Loss Function) pada jaringan listrik dari transformator ke beban. Metode yang digunakan untuk menentukan kerugian kualitas listrik pada ketidakseimbangan beban adalah Taguchi Loss Function, perhitungan ini dilakukan sebagai upaya untuk mengetahui besar kerugian kualitas dengan adanya arus yang mengalir akibat ketidakseimbangan beban. Diperoleh besara biaya kerugian kualitas akibat ketidakseimbangan beban adalah Rp 97.690.717,31 per tahun dan total besar biaya kerugian (losses) listrik adalah Rp 104.729.414,40 per tahun


2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
Author(s):  
Rachmawati Apriani
Keyword(s):  

Penelitian dengan judul “Optimasi Pengaruh Penambahan Hidrogen Peroksida Terhadap Kualitas Pulp di EOP Stage” bertujuan untuk mengetahui dosis optimal yang memenuhi standar kualitas EOP Stage. Proses pemutihan di EOP (Ektraksi Oksidasi Peroksida) Stage merupakan proses pemutihan pulp dengan menggunakan bahan kimia yaitu H2O2. Parameter yang digunakan yaitu kappa number, viscosity, dan brightness. Pulp di bleaching menggunakan 5 variasi dosis yaitu 0,3 ml H2O2, 0,4 ml H2O2, 0,6 ml H2O2, 0,7 ml H2O2 dan 0,9 ml H2O2. Dari semua variasi dilakukan disimpulkan bahwa dosis yang optimal untuk menghasilkan kualitas pulp yang baik adalah 0,6 ml dan 0,7 ml dengan hasil nilai kappa number untuk 0,6 ml H2O2 adalah 1,3 dan 1,4 dan dosis 0,7 ml H2O2 adalah 1,14 dan 1,2. Lalu viscosity dari 0,6 ml H2O2 adalah 708 cm3/g dan 713 cm3/g sedangkan pada dosis 0,7 ml H2O2 adalah 703 cm3/g dan 707 cm3/g. Kemudian brightness dari 0,6 ml H2O2 adalah 79,62% dan 79,45% sedangkan pada dosis 0,7 ml H2O2 adalah 80,73% dan 80,12%.


2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
Author(s):  
Idad Syaeful Haq

Kernel Storage Bin (KSB) merupakan tangki penyimpan sementara kernel produksi di Stasiun Nut and Kernel yang terletak di atas. Proses pengiriman kernel produksi menuju KSB menggunakan konveyor Dry Kernel Distributing dan konveyor Cross Dry Kernel. Persoalan yang sering terjadi adalah kernel pada KSB mengalami penuh dan terjadi penumpukan kernel pada konveyor. Penyebab hal ini, karena operator tidak mengetahui kondisi kernel pada tanki KSB yang sudah terisi penuh, serta kernel berisiko tumpah jatuh ke lantai bagian bawah KSB. Atas dasar ini, perlu dibuat alat indikator di KSB untuk meminimalkan terjadinya penumpukan kernel saat KSB penuh dan mencegah terjadinya kerusakan konveyor, serta memudahkan operator mengontrol pengisian kernel di KSB. Metode penelitian menggunakan observasi langsung dalam mengidentifikasi penyebab masalah dengan metode Root Cause Analysis (RCA) dengan alat bantu diagram Ishikawa guna memperoleh akar persoalan beserta solusi yang diberikan. Alat indikator dibuat menggunakan sensor limit switch yang terhubung dengan bandul level dan panel indikator. Alat ini mampu bekerja baik dengan penanda visual dalam bentuk lampu indikator, serta penanda audio dalam bentuk suara sirine. Lampu indikator berwarna hijau akan menyala ketika tumpukan kernel di KSB masih dalam kondisi rendah (low), dan lampu indikator akan berwarna merah, serta sirine menyala ketika tumpukan kernel di KSB penuh (high). Taksiran total jumlah berat rata–rata kernel yang tertampung pada KSB-1 saat kondisi penuh adalah 85,50 ton, sedangkan pada KSB-2 adalah 90,89 ton dan KSB-3 adalah 62,75 ton. Pengujian putaran reverse otomatis motor listrik pada konveyor Dry Kernel Distributing saat KSB nomor-1, 2 dan 3 kondisi penuh memberikan hasil kinerja yang baik. Pemasangan alat indikator (berbasis visual dan audio) memberikan hasil kernel tidak mengalami penumpukan lagi di KSB. Kernel yang tidak menumpuk akan mengurangi kerusakan konveyor Cross Dry Kernel, serta memudahkan operator mengontrol penyimpanan kernel produksi.


2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
Author(s):  
Erwin - -

Objectives: This study analyses the implementation of an environmental management system based on the ISO 14001 standard, which can support corporate sustainability performance in the pulp and paper manufacturing industry in Indonesia. This study discusses the results of previous researchers related to the implementation of environmental management systems in supporting the achievement of corporate sustainability performance. Research Methodology: The research method used is a case study approach in five organizations from three pulp and paper manufacturing companies in Indonesia that have implemented environmental management systems. Collecting data through a questionnaire completed by representatives from organizations across the companies studied. Findings: Management commitment and implementation of internal audits that focus on environmental management and activities are the main factors contributing to the achievement of environmental performance. Meanwhile, the achievement of environmental performance is influence by employees' increased competence in the environmental field, programs to reduce energy consumption, and hazardous and toxic waste. Practical implications: The implementation of an environmental management system supported by an increase in environmental performance can improve the company's reputation, process efficiency and compliance with environmental regulations and requirements, that three things contribute to company performance, especially in the pulp and paper manufacturing industry. Novelty: This research contributes to the concept of a strong relationship between the implementation of environmental management systems and environmental performance in supporting the achievement of corporate sustainability performance, especially in the pulp and paper manufacturing industry in Indonesia.


2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
Author(s):  
Hanifadinna Hanifadinna

Motor listrik merupakan salah satu instrumen yang memegang peranan penting dalam mengendalikan pergerakan mesin-mesin produksi di Pabrik Kelapa Sawit (PKS). Pada PKS Sungai Bengkal Jambi, proses penggantian atau rekondisi sebuah motor listrik dengan daya 60 HP akibat overheat (terbakar) memerlukan waktu lebih dari 1 (satu) bulan. Untuk menanggulangi hal tersebut, dirancang suatu sistem kontrol tertutup yang terdiri dari sensor, indikator, kontroler, dan aktuator. Sistem dibuat dengan menggunakan sensor IC LM35 untuk mendeteksi temperatur bagian dalam motor listrik. Informasi temperatur dari sensor tersebut diterima dan diolah oleh mikrokontroler yang diprogram untuk merespon perubahan temperatur dan memberikan feedback dengan melakukan trip pada motor listrik saat temperatur operasi melebihi set point yang telah ditentukan. Setelah loop selesai, sistem akan mengaktifkan kembali motor listrik saat temperatur operasi sudah kembali normal. Feedback yang diberikan juga digunakan sebagai sistem peringatan dini (early warning system dengan menambahkan lampu indikator dan sirine pada sistem. Selain itu, mikrokontroler diprogram untuk mengkonversi perubahan temperatur dari sensor untuk diolah menjadi keluaran data digital. Semua data tersimpan dalam data logger (perekam data) dan ditampilkan secara langsung pada sevent segment display. Untuk menguji akurasi sistem, telah dilakukan pengambilan data temperatur sebanyak 30 kali melalui data logger. dan didapatkan nilai standar deviasi sebesar 0,77% dengan rentang sebesar 0,71 °C. Perbedaan hasil pengukuran jika dibandingkan dengan Termolaser adalah sebesar 0,013%.


2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
Author(s):  
Okta Nindita Priambodo

Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan komoditas yang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi di Indonesia. Proses yang terjadi pada tanaman tebu dapat disederhanakan melalui model simulasi. Model simulasi digunakan untuk melihat pengaruh unsur cuaca dan pupuk terhadap perkembangan, pertumbuhan, dan poduktivitas tanaman. Dalam pemupukan yang perlu diperhatikan adalah efisiensi pemupukan. Kekurangan nitrogen akan menyebabkan tumbuhan tidak tumbuh secara optimum, sedangkan kelebihan nitrogen selain menghambat pertumbuhan tanaman juga akan menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan. Jika nitrogen yang diserap dari tanah ke tanaman jumlahnya lebih kecil dari pada jumlah kebutuhan nitrogen tanamannya maka sebaiknya tanaman tersebut ditambahkan unsur hara nitrogen. Tahapan kegiatan penelitian terdiri atas 4 tahap yaitu penyusunan konsep model, penentuan nilai peubah dan parameter, input model, penyusunan model simulasi. Interaksi unsur cuaca yaitu curah hujan sangat menetukan kandungan air tanah yang yang berkaitan erat dengan proses mineralisasi (amonifikasi dan nitrifikasi) yang pada akhirnya akan mempengaruhi hasil produksi tanaman tebu. Curah hujan merupakan merupakan faktor yang mempengaruhi perubahan nitrogen dalam tanah. Model simulasi nitrogen ini dapat digunakan untuk menjelaskan proses perubahan nitrogen pada tanah dan tanaman tebu pada tingkat satu kali pemupukan standar. Pada tingkat pemupukan dua kali standar, model tidak dapat digunakan karena model tidak menjelaskan keseluruhan proses yang mempengaruhi.


2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
Author(s):  
Setiani Ibrahim ◽  
Megarini Hersaputri ◽  
Vici Inouki Panjaitan
Keyword(s):  

Salah satu komponen utama mesin pencacah sampah plastik adalah mata pisau. Pada manufaktur lokal, proses desain, pemilihan material dan perlakuan panas pada pembuatan mata pisau sering diabaikan, padahal kriteria tersebut sangat berpengaruh terhadap hasil dan kapasitas cacahan serta umur pakai dari mata pisau. Oleh karena itu, dilakukanlah penelitian ini untuk memperoleh tahapan proses pembuatan mata pisau yang menghasilkan pisau dengan kriteria keras, tangguh, tahan terhadap aus dan korosi. Untuk menghasilkan mata pisau yang tajam dan keras, mata pisau harus dirancang dengan sudut yang sesuai sehingga memiliki gaya pemakanan yang kecil serta pemilihan material yang memiliki hardenability baik seperti material baja perkakas jenis AISI D2. Dimensi pisau dirancang dengan ukuran 13x 95x240 mm untuk pisau statis dan 13x45x240 mm untuk pisau dinamis serta sudut mata pisau sebesar 35o. Pada penelitian ini, tahapan pembuatan mata pisau diawali dengan proses pemotongan material, proses milling untuk memperoleh dimensi yang diinginkan, pembuatan sudut mata pisau, pembuatan slot dan lubang, proses perlakuan panas, dan yang terakhir adalah proses finishing. Dari proses perlakuan panas, diperoleh kekerasan mata pisau sebesar 710 HV. Proses ini dapat meningkatkan kekerasan material lebih dari dua kali lipat dibandingkan dengan material tanpa proses perlakuan panas (296 HV). Proses finishing yang dilakukan adalah proses grinding yang bertujuan untuk memperoleh ketajaman sudut pisau serta tampilan dekoratif yang baik. Dari beberapa tahapan proses yang telah dilakukan, diperoleh produk mata pisau yang memiliki kriteria yang siap digunakan sebagai mata pisau pencacah sampah plastik.


2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
Author(s):  
Lia Laila ◽  
Asep Yunta Darma ◽  
Akbar Karuniawan

Stasiun Klarifikasi merupakan stasiun tempat proses pemurnian Crude Oil atau minyak kasar hasil ekstraksi dari Stasiun Pressing. Pada stasiun ini minyak kasar dibersihkan dari kotoran-kotoran seperti padatan, lumpur, dan air sebelum dikirim ke Tangki Penyimpanan. Stasiun Klarifikasi terdiri dari beberapa mesin yang beroperasi secara terus-menerus selama proses produksi sehingga apabila terjadi kerusakan pada mesin akan menghambat proses produksi. Dengan demikian tindakan perawatan sangat penting terutama terhadap komponen kritis agar Stasiun Klarifikasi dapat beroperasi dengan baik. Metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dapat digunakan mengidentifikasi komponen kritis mesin agar dapat menentukan tindakan perawatan yang tepat. Dengan demikian tujuan penelitian adalah menggunakan metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) untuk mengetahui komponen kritis pada Stasiun Klarifikasi dan menentukan tindakan perawatan untuk meminimalkan potensi kerusakan. Langkah-langkah untuk mendapatkan hasil penelitian adalah (1) Mengumpulkan Data, (2) Mengidentifikasi komponen kritis, (3) Menentukan tindakan perawatan. Hasil penelitian menunjukan komponen kritis pada Stasiun Klarifikasi adalah Packing Body Pompa Crude Oil (RPN: 105) dan Mechanical Seal Pompa Condensate (RPN: 105). Tindakan perawatan yang dapat dilakukan adalah penggantian komponen (replacement). Penggantian komponen dijadwalkan berdasarkan Mean Time Between Failure (MTBF) ,yaitu. Packing body pompa crude oil diganti setiap 1.657 jam (5 bulan) dan mechanical seal pompa condensate diganti setiap 1.037 jam (3 bulan).


2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
Author(s):  
Amelia Rahmatika ◽  
Eko Sutarto ◽  
Agus C. Arifin

Spesifikasi Prosedur Las (Welding Procedure Specification/WPS) merupakan dokumen tertulis yang menjelaskan prosedur pengelasan dan memberikan arahan pada juru las untuk menghasilkan mutu produk las sesuai dengan kode dan standar yang telah ditentukan. WPS merupakan hal yang sangat penting dalam proses pengelasan, sehingga perlu proses kualifikasi. WPS dapat dinyatakan terkualifikasi jika memiliki rekaman kualifikasi prosedur (Procedure Qualification Record/PQR). Tahapan kualifikasi WPS dan PQR adalah pembuatan spesimen, pengelasan spesimen, pengujian dan pemeriksaan hasil pengujian spesimen. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pengujian merusak yaitu pengujian tarik dan pengujian tekuk (bending) pada prosedur las plat baja karbon rendah SA-36 dengan proses pengelasan SMAW (Shield Metal Arc Welding). Jenis pengujian dan jumlah spesimen mengacu pada standar ASME BPVC (Boiler Pressure Vessel) Section IX. Total jumlah spesimen uji adalah 6 (enam) spesimen dengan rincian yaitu 2 (dua) spesimen uji tarik, 2 (dua) spesimen uji face bend, dan 2 (dua) spesimen uji root bend. Preparasi spesimen pengujian tarik mengacu pada QW-462.1.(a) dan preparasi spesimen pengujian bending mengavcu pada QW-463.1.(a) standar ASME BVPC Section IX. Berdasarkan hasil pengujian tarik spesimen, didapatkan kekuatan tarik maksimum rata-rata sebesar 439,75 MPa dengan lokasi patahan berada di daerah logam dasar (base metal). Mengacu pada syarat keberterimaan (acceptance criteria) uji tarik menurut QW-153.1. standar ASME BPVC Section IX, maka spesimen tersebut dinyatakan lulus uji. Berdasarkan hasil pengujian bending, terdapat cacat terbuka (open discontinuity) maksimum sebesar 1,5 mm. Dengan adanya cacat terbuka


2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
Author(s):  
Rachmawati Apriani ◽  
Muhammad Akbar

Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lama penyimpanan bahan baku chip guna mengetahui kualitas pulp yang dihasilkan dan pengaruhnya apabila disimpan dalam waktu yang lama. Di dalam penelitian ini ada beberapa tahap proses yakni, proses cooking dengan memvariasikan waktu penyimpanan chip selama 1 minggu, 2 minggu, 3 minggu dan 4 minggu dengan bahan baku yang berupa kayu Acacia mangium, Acacia crasicarpa, dan Eucalyptus. Untuk waktu optimum diperoleh maksimal waktu tunggu yakni dua minggu. Semakin lama chip disimpan maka akan membuat tingkat kekeringan chip meningkat sehingga lebih banyak larutan pemasakan yang akan digunakan. Dengan nilai parameter yang dihasilkan minggu kedua total solid acacia mangium 16.23%, acacia crassicarpa 16.78% dan Eucalyptus 17.23%. Nilai yield acacia mangium 54.87%, acacia crassicarpa 54.15% dan Eucalyptus 48.33%. Nilai kappa number Acacia mangium 22.3, Acacia crassicarpa 21.7 dan Eucalyptus 20.4. Nilai viskositas Acacia mangium 1228.23 cm3/gr, Acacia crassicarpa 1200.13 cm3/gr dan eucalyptus 1162.87 cm3/gr. Nilai REA Acacia mangium 9.43 g/L, Acacia crassicarpa 8.73 g/L dan eucalyptus 8.41 g/L. Nilai brightness Acacia mangium 28.23 %, Acacia crassicarpa 24.99 % dan Eucalyptus 37.51 %. Nilai reject Acacia mangium 0.57 %, Acacia crassicarpa 0.42 % dan Eucalyptus 0.31%.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document