Long-Term Bit Error Rate Transmission Using an Erbium Fiber Grating Laser Transmitter at 5 and 2.5 Gb/s

1994 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 72-75 ◽  
Author(s):  
J-M.P. Delavaux ◽  
Y.K. Park ◽  
V. Mizrahi ◽  
D.J. Digiovanni
2019 ◽  
Vol 7 (7) ◽  
pp. 331-339
Author(s):  
Dilshad Mahjabeen ◽  
Moshiur Rahman Tarafder ◽  
T Saikat Ahmed

Focus of this paper is mainly evaluating the performance of Long Term Evolution (LTE) system in different terrains such as urban, suburban and rural area. The performance parameters such as, Bit Error Rate (BER) and the Data Throughput are reported in terms of Signal to Noise Ratio (SNR). The system parameters taken into consideration are signal to noise ratio (SNR), number of receiving antenna (RxAn), reference channel and duplex mode. All of the simulations were performed in MATLAB, version 2014a simulink. The results are presented in table and graph which gives clear idea of the effect of environment on signal and receiver sensitivity. Also bit-error-rate, an important parameter in case of receiving signal, is analyzed with respect to SNR values. A comparative analysis of bit-error-rate is performed between three areas for same conditions which proves that LTE signal is well suited in a rural area than that of a suburban and urban area.


2009 ◽  
Vol 2009 ◽  
pp. 1-11 ◽  
Author(s):  
Johnny W. H. Kao ◽  
Stevan M. Berber ◽  
Abbas Bigdeli

A novel algorithm for decoding a general rate K/N convolutional code based on recurrent neural network (RNN) is described and analysed. The algorithm is introduced by outlining the mathematical models of the encoder and decoder. A number of strategies for optimising the iterative decoding process are proposed, and a simulator was also designed in order to compare the Bit Error Rate (BER) performance of the RNN decoder with the conventional decoder that is based on Viterbi Algorithm (VA). The simulation results show that this novel algorithm can achieve the same bit error rate and has a lower decoding complexity. Most importantly this algorithm allows parallel signal processing, which increases the decoding speed and accommodates higher data rate transmission. These characteristics are inherited from a neural network structure of the decoder and the iterative nature of the algorithm, that outperform the conventional VA algorithm.


2019 ◽  
Vol 13 (2) ◽  
pp. 84
Author(s):  
Medi Taruk

Jaringan LTE mengimplementasi permasalahan Quality of Service (QoS) pada radio (nirkabel) dan jaringan transport, namun di sisi lain tidak mengadaptasi mekanisme flow control. Hal itu menyebabkan terdapatnya kemungkinan paket yang akan hilang ketika terjadi congestion (kemacetan) di setiap node. Setiap varian algoritma congestion control memiliki mekanisme kerja masing-masing untuk mengatasi permasalahan ketika terjadi congestion. Pada implementasinya, kinerja TCP tidaklah begitu optimal terutama pada kondisi jaringan wireless, dimana pengaruh bit error rate juga sangat mempengaruhi kinerja TCP tersebut, namun untuk perkembangan kinerja TCP lebih jauh, pada penelitian ini akan dibandingkan diantara varian algoritma congestion control pada protokol TCP yang diujikan pada simulasi, sehingga dapat dilihat perbandingan kinerja varian algoritma congestion control tersebut pada jaringan LTE.


2019 ◽  
Vol E102.B (5) ◽  
pp. 1000-1004
Author(s):  
Naruki SHINOHARA ◽  
Koji IGARASHI ◽  
Kyo INOUE
Keyword(s):  

2020 ◽  
Vol 25 (2) ◽  
pp. 86-97
Author(s):  
Sandy Suryo Prayogo ◽  
Tubagus Maulana Kusuma

DVB merupakan standar transmisi televisi digital yang paling banyak digunakan saat ini. Unsur terpenting dari suatu proses transmisi adalah kualitas gambar dari video yang diterima setelah melalui proses transimisi tersebut. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kualitas dari suatu gambar, salah satunya adalah struktur frame dari video. Pada tulisan ini dilakukan pengujian sensitifitas video MPEG-4 berdasarkan struktur frame pada transmisi DVB-T. Pengujian dilakukan menggunakan simulasi matlab dan simulink. Digunakan juga ffmpeg untuk menyediakan format dan pengaturan video akan disimulasikan. Variabel yang diubah dari video adalah bitrate dan juga group-of-pictures (GOP), sedangkan variabel yang diubah dari transmisi DVB-T adalah signal-to-noise-ratio (SNR) pada kanal AWGN di antara pengirim (Tx) dan penerima (Rx). Hasil yang diperoleh dari percobaan berupa kualitas rata-rata gambar pada video yang diukur menggunakan metode pengukuran structural-similarity-index (SSIM). Dilakukan juga pengukuran terhadap jumlah bit-error-rate BER pada bitstream DVB-T. Percobaan yang dilakukan dapat menunjukkan seberapa besar sensitifitas bitrate dan GOP dari video pada transmisi DVB-T dengan kesimpulan semakin besar bitrate maka akan semakin buruk nilai kualitas gambarnya, dan semakin kecil nilai GOP maka akan semakin baik nilai kualitasnya. Penilitian diharapkan dapat dikembangkan menggunakan deep learning untuk memperoleh frame struktur yang tepat di kondisi-kondisi tertentu dalam proses transmisi televisi digital.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document