Fallstudie über die Ausrichtung der Stadt Köln an dem Best-Practice „IT-Infrastructure-Library“ (ITIL)

2018 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 99
Author(s):  
Erna Hikmawati

Dalam hal pengelolaan proyek, ada suatu standar yang dikeluarkan oleh Project Management Institute (PMI) yaitu Project Management Body of Knowledge (PMBOK) yang berisi mengenai standar dalam mengelola sebuah proyek. Selain itu, ada juga kerangka kerja (framework) yang memberikan best practice dalam manajemen layanan IT yaitu IT Infrastructure Library (ITIL). PT. Pasim Sentra Utama merupakan salah satu perusahaan IT Consultant di Bandung yang belum memiliki Prosedur Operasional Standar (POS) dalam pengelolaan proyek. Untuk meningkatkan daya saing dan performa dari perusahaan, maka sebaiknya PT. Pasim Sentra Utama menyusun POS yang standar dalam hal pengelolaan proyek. Melihat kondisi yang ada saat ini, maka penyusunan POS di PT. Pasim Sentra Utama sangat cocok menggunakan metode Business Process Reengineering (BPR). Hasil dari penelitian ini berupa 10 proses bisnis pengelolaan proyek di PT. Pasim Sentra Utama yang dapat diselaraskan dengan proses-proses yang ada pada standar PMBOK 5th dan kerangka kerja ITIL sehingga setiap aktivitas di dalamnya menjadi lebih efektif, efisien, dan terarah.Kata kunci: Prosedur Operasional Standar (POS), PMBOK, ITIL, Business Process Reenginering (BPR), proyek IT In project operational, there is a standard established by Project Management Institute (PMI) known as Project Management Body of Knowledge (PMBOK) containing standards in managing a project. In addition, there is also framework which describes best practice in IT service management i.e. IT Infrastructure Library (ITIL). PT. Pasim Sentra Utama is one of IT consultant in Bandung having project experiences and clients from many kinds of fields. Nonetheless, the company has not possessed SOP in project management. In order to improve company’s competitiveness and performances, the SOP has to be established. According to this condition, the arrangement of SOP in the company is assumed to be done by using Business Process Reengineering (BPR) methods. The result of this thesis shows that there are ten business process of project management in the company which can be synchronized to the process on PMBOK 5th standards and ITIL framework. Therefore, the standard operational procedures are arranged based on the requirement of input, process, equipment, technic, output, resources, related parties, and also infrastructures need mentioned in PMBOK 5th standards and ITIL V3 framework. This caused all activities become more directional, effective, and efficient.Keywords: Standard Operational Procedures (SOP), PMBOK, ITIL, Business Process Reengineering (BPR), IT projects


2008 ◽  
Vol 24 (3) ◽  
Author(s):  
Peter Hoppen ◽  
Frank Victor

2018 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 14-23
Author(s):  
Khurotul Aeni

Untuk pembuatan sebuah dokumen tata laksana perlu dilakukan evaluasi terlebih dahulu, hal ini dilakukan untuk menilai sejauh mana setiap proses TI pada sistem informasi akademik berfungsi sesuai dengan tujuan pengembangan aplikasi terutama untuk proses penanganan insiden. Evaluasi dilakukan dengan metode goal question metric (GQM), dengan bantuan kuesioner yang disebarkan kepada koresponden dan observasi yang dilakukan secara langsung pada objek penelitian Penelitian ini diadaptasi dari framework IT Infrastructure Library yang mengacu pada proses manajemen insiden. Hasil penelitian ini memberikan beberapa rekomendasi perbaikan terkait area-area insiden manajemen. Hasil pengukuran melalui penggunaan Goal Question Metric, dimana terdapat 4 area yang perlu dilakukan perbaikan untuk membuat dokumen tata laksana manajemen, yaitu: penerapan helpdesk, penerapan SOP (Standard Operating Procedure), penerapan SLA (Service Level Agreement), dan penerapan team servicedesk.


2021 ◽  
Vol 15 (1) ◽  
pp. 79
Author(s):  
Safta Hastini ◽  
Widya Cholil

E-learning merupakan peralihan proses pembelajaran dari tatap muka langsung di dalam kelas menjadi pembelajaran berbasis digital. Dalam bidang pendidikan, e-learning sebagai kemajuan teknologi informasi telah dimanfaatan sebagai sarana pembelajaran di perguruan tinggi karena dirasakan mampu meningkatkan kegiatan akademik khususnya perguruan tinggi agar menjadi lebih efektif dan efisien. Ketergantungan terhadap TI semakin meningkat untuk mencapai tujuan organisasi perguruan tinggi tersebut. Salah satu tujuan itu adalah menjadi perguruan tinggi bertaraf internasional dan maju dalam ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Dimana perguruan tinggi yang telah memanfaatkan TI dengan baik akan menjadi perguruan tinggi yang lebih diminati oleh masyarakat. Hal ini disebabkan perguruan tinggi telah memanfaatkan TI dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, untuk mendukung penerapannya e-learning perguruan tinggi harus memadai bukan hanya dari aplikasi e-learning maupun user, akan tetapi  proses layanan-layanan berbasis TI pada e-learning perlu diatur dan didukung dengan manajemen layanan TI yang baik agar penerapan e-learning bisa berjalan sesuai dengan yang diharapkan perguruan tinggi. Information Technology Service Management (ITSM) merupakan suatu metode yang sistematis dalam melakukan pengelolaan terhadap layanan TI dengan kerangka kerja IT Infrastructure Library Versi 3 (ITIL v.3) yang terdiri dari 5 proses yaitu service strategy, service design, service transition, service operation dan continual service improvement. ITIL v.3 melakukan perbaikan kualitas layanan TI dan pengukuran secara berkelanjutan terhadap perkembangan layanan TI yang disampaikan kepada pengguna maupun pelanggan, sehingga perguruan tinggi bisa menilai sejauhmana pengelolaan terhadap layanan TI pada e-learning sebagai sarana pembelajaran. Perguruan tinggi yang diteliti adalah perguruan tinggi swasta yang ada di kota Palembang, yaitu Universitas X, Universitas Y dan Universitas Z. Metodologi pengumpulan data menggunakan kuisioner. Selanjutnya data yang didapat dari hasil kuesioner di analisa untuk mengetahui kondisi sistem yang sedang berjalan. Berdasarkan hasil rata-rata penilaian terhadap proses ITIL v.3 nilai maturity level masing-masing perguruan tinggi yang diteliti menghasilkan nilai maturity level 3 (defined). Defined artinya proses-proses yang direncanakan dan sudah dilaksanakan secara rutin dan didokumentasikan dengan standar tertentu.


Author(s):  
Vladimir Stantchev ◽  
Gerrit Tamm

A key point that remains to be addressed is the assurance of service levels for end-user applications that rely on these provider models. This chapter describes an approach for addressing non-functional properties (NFPs) of services in service-oriented architectures (SOA). The approach is based on reference models such as the IT Infrastructure Library (ITIL) and the SOA life cycle model. It has been applied in several industrial settings in the telecommunications sector.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document