Metal concentrations in seagrass (Halophila ovalis) tissue and ambient sediment in a highly modified estuarine environment (Sydney estuary, Australia)

2018 ◽  
Vol 131 ◽  
pp. 130-141 ◽  
Author(s):  
G.F. Birch ◽  
B.M. Cox ◽  
C.H. Besley
Author(s):  
Meredith Perkins ◽  
Julie Lowell ◽  
Christina Arnholt ◽  
Daniel MacDonald ◽  
Anita L. Kerkhof ◽  
...  

Geologija ◽  
2008 ◽  
Vol 50 (4) ◽  
pp. 237-245 ◽  
Author(s):  
Audronė Jankaitė ◽  
Pranas Baltrėnas ◽  
Agnė Kazlauskienė

2019 ◽  
Vol 3 ◽  
pp. 871
Author(s):  
Desita Anggraeni ◽  
M. Nurkholis Fauzi ◽  
Christian Novia Ngesti H.

Padang lamun merupakan habitat penting pesisir yang memiliki peran kunci dalam ekosistem pesisir. Kawasan ini merupakan area asuhan bagi ikan-ikan kecil, udang, persembunyian biota dari predatornya, pendaur zat hara, serta penyerap nutrien dari limpasan air laut yang dapat membantu menstabilkan sedimen dan kejernihan air. Kepulauan Tanimbar merupakan salah satu lokasi di Provinsi Maluku dengan potensi sebaran lamun yang cukup luas, namun informasi mengenai sebaran lamun di kawasan ini tidak terdata dengan baik. Teknologi penginderaan jauh merupakan salah satu alternatif untuk mengisi gap data di area yang luas dan sulit dijangkau, termasuk untuk memetakan sebaran lamun di Kepulauan Tanimbar. Penelitian ini bertujuan untuk menyediakan data dasar sebaran dan luas habitat lamun di pesisir Kepulauan Tanimbar. Metode yang digunakan adalah analisis citra penginderaan jauh Landsat 8, menerapkan penajaman citra untuk perairan dangkal menggunakan algoritma Lyzenga. Citra Landsat yang digunakan Landsat Surface Reflectance liputan path/row 106/65 dan 106/66 tahun perekaman 2017. Pengambilan data lapangan dilakukan pada tanggal 1-10 November 2017. Metode pengambilan data lamun dilakukan menggunakan metode seagrass watch . Hasil pengolahan citra menunjukkan lamun terdistribusi merata di seluruh pesisir Kepulauan Tanimbar dengan luas total 5.615,63 hektar dengan tutupan terpadat di sekitar Pulau Seira. Hasil survei lapangan menunjukkan tutupan lamun terpadat dijumpai di Formusan dengan tutupan lamun rata-rata 95%. Kondisi lamun paling baik berada di daerah Sabal, didukung kondisi air yang sangat jernih dengan substrat utama pasir. Berdasarkan hasil pengamatan lapangan, jenis lamun yang ditemukan antara lain: E n h alu s a c o r oid e s , T h ala s sia h e m p ric hii, C y m o d o c e a s e r r ula t a , C y m o d o c e a rotundata, Syringodi um isoetifolium, Halodule uninervis, Halophila ovalis, dan Halophila minor .


2012 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
Author(s):  
Paskalina Th. Lefaan

<em>Seagrasses habitats have both physical and ecological functions that support adjacent waters qualities and its dwelling organisms. There are varies of pressure on seagrass environmental, especially due to people activities that could decrease its function and habitat stabilities. The study aimed to determine about seagrass habitat stabilities from its species composition and/or densities. Line transect-plots and exploration methods were used in five locations of Manokwari coastal waters, that were, Andai, Rendani, Wosi, Briosi, and Tanjung Manggewa. There are five pioneer species (Cymodocea rotundata, Halodule pinifolia, H. uninervis, Syringodium isoetifolium, Halophila ovalis) and 3 climax species (Cymodocea serrulata, Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii). The pioneer only found in Andai and Wosi, however both pioneer and climax encountered in three other locations. In Rendani and Tanjung Manggewa higher density of climax species (T. hemprichii) were 617.7 and 828.0 stands m-2, respectively, although in Briosi the higher pioneer (C. rotundata) of 570.7 stands m-2. These conditions showed that seagrass habitat in Rendani and Tanjung Manggewa are more stable compared to Briosi, as well as Andai and Wosi. It concluded that pioneer species found in newly formed habitat or disturbed, on the other hand, climax in more stable habitat.</em>


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document