scholarly journals Factors associated with post-traumatic stress disorder of nurses exposed to corona virus disease 2019 in China

Medicine ◽  
2020 ◽  
Vol 99 (26) ◽  
pp. e20965 ◽  
Author(s):  
Ya-Xi Wang ◽  
Hong-Tao Guo ◽  
Xue-Wei Du ◽  
Wen Song ◽  
Chang Lu ◽  
...  
2021 ◽  
Author(s):  
Maulidya Nabila

Dunia sedang mengalami masa yang berat sejak awal tahun 2020 ini karena dikejutkan dengan adanya fenomena Corona Virus Disease atau COVID-19. Coronavirus disease 2019 atau disebut juga COVID-19 saat ini menjadi pandemi hampir di seluruh negara di dunia. Berbagai negara termasuk Indonesia masih berjuang untuk mengatasi virus ini, karena dampaknya bukan hanya terjadi pada sektor kesehatan tetapi juga berbagai sektor lainnya (multidimensional) seperti perekonomian, pendidikan, juga interaksi sosial yang terjadi di masyarakat. Indonesia mengeluarkan beberapa kebijakan terutama dalam mengatur interaksi sosial masyarakatnya untuk mencegah angka penyebaran virus semakin tinggi. Mulai dari anjuran melakukan Social Distancing atau Physical Distancing hingga kebijakan resmi seperti Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang ditetapkan oleh pemerintah daerah. Kebijakan dan anjuran yang dilakukan pemerintah ini memberikan dampak yang cukup besar bagi kehidupan sosial masyarakat di Indonesia.Memudarnya interaksi sosial antara lain dapat dirasakan dari aktivitas-aktivitas yang dilakukan secara massal di ruang publik merujuk pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2020 tentang Pedoman Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dalam Rangka Percepatan Penanganan Covid-19 pasal 13 (Kemenkes RI, 2020). Semua aktivitas atau kegiatan yang tidak mendesak dianjurkan untuk dilakukan seminimal mungkin dalam lingkungan luar rumah dengan tetap wajib melaksanakan protokol kesehatan. Hal ini dapat mempengaruhi interaksi di masyarakat yang sebelumnya bersifat langsung (tatap muka pada satu tempat satu waktu) sedangkan pada masa pandemi ini dibutuhkannya adaptasi seperti melakukan interaksi dari rumah masing-masing dengan memanfaatkan teknologi.Wabah pandemi ini memiliki dampak negatif pada kesehatan fisik dan psikologis individu dan masyarakat (Banerjee, 2020; Brooke dkk., 2020; Zhang dkk., 2020). Dalam merespon fenomena ini, Pandemi Covid-19 bukan hanya mengancam atau berpengaruh pada kesehatan fisik masyarakat tetapi juga pada kesehatan jiwa. Menurut Brooks dkk. (2020), dampak psikologis selama pandemi diantaranya gangguan stres pascatrauma (post-traumatic stress disorder), kebingungan, kegelisahan, frustrasi, ketakutan akan infeksi, insomnia dan merasa tidak berdaya. Bahkan beberapa psikiatris dan psikolog mencatat hampir semua jenis gangguan mental ringan hingga berat dapat terjadi dalam kondisi pandemik ini. Bahkan kasus xenofobia1 dan kasus bunuh diri karena ketakutan terinfeksi virus sudah mulai bermunculan. Sebagai contoh, hasil penelitian dalam jurnal Psychiatry Research mensurvei lebih dari 7.200 pria dan wanita di China selama lockdown yang diberlakukan pada Februari di negara itu, lebih dari sepertiga ditemukan menderita "gangguan kecemasan umum" terkait-COVID, sementara sekitar seperlima berjuang dengan adanya tanda-tanda depresi. Sedangkan lebih dari 18% mengatakan adanya aktivitas kesulitan untuk tidur (Huang & Zhao, 2020).Pada dasarnya semua gangguan kesehatan mental diawali oleh perasaan cemas (anxiety). Menurut Sadock dkk. (2010) kecemasan adalah respons terhadap situasi tertentu yang mengancam, dan merupakan hal yang normal terjadi. Kecemasan diawali dari adanya situasi yang mengancam sebagai suatu stimulus yang berbahaya (stressor). Sehubungan dengan menghadapi pandemi Covid-19 ini, kecemasan perlu dikelola dengan baik sehingga tetap memberikan awareness namun tidak sampai menimbulkan kepanikan yang berlebihan atau sampai pada gangguan kesehatan kejiwaan yang lebih buruk.Untuk mengatasi gejala-gejala yang muncul pada kesehatan jiwa di masa pandemic ini diperlukannya treatment khusus yang dilakukan baik secara individu, keluarga, maupun kelompok. Dalam konteks pandemi ini contoh tindakan yang terkendali yang dilakukan antara lain berolahraga, meditasi, melukis, bermain musik, berkebun, memasak, membaca buku, menonton film, dan lain sebagainya. Berbagai aktivitas tersebut sesuai dengan ketertarikan dan kemampuan individu sebagai strategi yang tangguh dan protektif untuk mengatasi stres, kecemasan, dan panik (Wood & Rünger, 2016). Tahapan terakhir dalam menghadapi kecemasan yaitu menemukan solusi (coping stress). Coping adalah keadaan atau kondisi seseorang yang megalami stres dan membutuhkan kemampuan pribadi maupun dukungan dari lingkungan untuk melalui hal tersebut (Rasmun, 2004). Salah satu coping stress yang dapat dilakukan semasa pandemi ini yaitu relaksasi.


2020 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
Author(s):  
Jiyuan Shi ◽  
Ya Gao ◽  
Liang Zhao ◽  
Yuanyuan Li ◽  
Meili Yan ◽  
...  

Abstract Background Previous studies on the impact of corona virus disease 2019 (COVID-19) on the mental health of the patients has been limited by the lack of relevant data. With the rapid and sustained growth of the publications on COVID-19 research, we will perform a living systematic review (LSR) to provide comprehensive and continuously updated data to explore the prevalence of delirium, depression, anxiety, and post-traumatic stress disorder (PTSD) among COVID-19 patients. Methods We will perform a comprehensive search of the following databases: Cochrane Library, PubMed, Web of Science, EMBASE, and Chinese Biomedicine Literature to identify relevant studies. We will include peer-reviewed cross-sectional studies published in English and Chinese. Two reviewers will independently assess the methodological quality of included studies using the Joanna Briggs Institute Prevalence Critical Appraisal tool and perform data extraction. In the absence of clinical heterogeneity, the prevalence estimates with a 95% confidence interval (CI) of delirium, depression, anxiety, and post-traumatic stress disorder (PTSD) will be calculated by using random-effects model to minimize the effect of between-study heterogeneity separately. The literature searches will be updated every 3 months. We will perform meta-analysis if any new eligible studies or data are obtained. We will resubmit an updated review when there were relevant changes in the results, i.e., when outcomes became statistically significant (or not statistically significant anymore) or when heterogeneity became substantial (or not substantial anymore). Discussion This LSR will provide an in-depth and up-to-date summary of whether the common neuropsychiatric conditions observed in patients hospitalized for severe acute respiratory syndrome (SARS-CoV) and Middle East respiratory syndrome (MERS) are also prevalent in a different stage of COVID-19 patients. Systematic review registration PROSPERO CRD42020196610


2009 ◽  
Vol 26 (2) ◽  
pp. 76-81 ◽  
Author(s):  
Maeve Mangaoang

AbstractThe phenomenon of childbirth-related post-traumatic stress disorder (PTSD) has become more widely recognised in recent years following changes in 1994 to the DSM criteria regarding how a traumatic event was defined. Emerging literature has predominately focused on prevalence rates and risk factors associated with this condition and on the use of debriefing techniques as an attempt to reduce or prevent the development of postnatal PTSD. However, little is known about the efficacy of psychological interventions that have been used to treat PTSD among postnatal women. This review summarises the limited evidence supporting the use of such treatments and discusses the significant challenges in developing and implementing psychological interventions for childbirth-related PTSD.


1989 ◽  
Vol 20 (2) ◽  
pp. 199-214 ◽  
Author(s):  
Dean G. Kilpatrick ◽  
Benjamin E. Saunders ◽  
Angelynne Amick-McMullan ◽  
Connie L. Best ◽  
Lois J. Veronen ◽  
...  

2020 ◽  
Author(s):  
Jiyuan Shi ◽  
Ya Gao ◽  
Liang Zhao ◽  
Yuanyuan Li ◽  
Meili Yan ◽  
...  

Abstract Background Previous studies on the impact of corona virus disease 2019 (COVID-19) on the mental health of the patients has been limited by the lack of relevant data. With the rapid and sustained growth of the publications on COVID-19 research, we will perform a living systematic review (LSR) to provide comprehensive and continuously updated data to explore the prevalence of delirium, depression, anxiety, and post-traumatic stress disorder (PTSD) among COVID-19 patients.Methods We will perform a comprehensive search of the following databases: Cochrane Library, PubMed, Web of Science, Embase, and Chinese Biomedicine Literature to identify relevant studies. We will include peer-reviewed cross-sectional studies published in English and Chinese. Two reviewers will independently assess the methodological quality of included studies using the Joanna Briggs Institute Prevalence Critical Appraisal tool and perform data extraction. In the absence of clinical heterogeneity, the prevalence estimates with a 95% confidence interval (CI) of delirium, depression, anxiety, and post-traumatic stress disorder (PTSD) will be calculated by using random-effects model to minimize the effect of between-study heterogeneity separately. The literature searches will be updated every three months. We will perform meta-analysis if any new eligible studies or data are obtained. We will resubmit an updated review when there were relevant changes in the results, i.e. when outcomes became statistically significant (or not statistically significant anymore) or when heterogeneity became substantial (or not substantial anymore).Discussion This LSR will provide an in-depth and up-to-date summary of whether the common neuropsychiatric conditions observed in patients hospitalized for severe acute respiratory syndrome (SARS-CoV) and Middle East respiratory syndrome (MERS) are also prevalent in a different stage of COVID-19 patients.Systematic review registrationPROSPERO CRD42020196610


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document