QoS Design Consideration for Enterprise and Provider’s Network at Ingress and Egress Router for VoIP protocols

Author(s):  
Manjur Kolhar ◽  
Mosleh M Abualhaj ◽  
Faiza Rizwan

Compliance with the Service Level Agreement (SLA) metric is a major challenge in a Multiprotocol Label Switching Virtual Private Network (MPLS VPN) because mandatory models must be maintained on both sides of the MPLS VPN in order to achieve end-to-end service levels. The end-to-end service of an MPLS VPN can be degraded owing to various issues such as distributed denial of service (DDoS), and Random Early Detection (RED) that prevents congestion and differentiates between legitimate and illegitimate user traffic. In this study, we propose a centralized solution that uses a SLA Violation Detector (SLAVD) and intrusion detection to prevent SLA violation.

Author(s):  
Manjur Kolhar ◽  
Mosleh M Abualhaj ◽  
Faiza Rizwan

Compliance with the Service Level Agreement (SLA) metric is a major challenge in a Multiprotocol Label Switching Virtual Private Network (MPLS VPN) because mandatory models must be maintained on both sides of the MPLS VPN in order to achieve end-to-end service levels. The end-to-end service of an MPLS VPN can be degraded owing to various issues such as distributed denial of service (DDoS), and Random Early Detection (RED) that prevents congestion and differentiates between legitimate and illegitimate user traffic. In this study, we propose a centralized solution that uses a SLA Violation Detector (SLAVD) and intrusion detection to prevent SLA violation.


TecnoLógicas ◽  
2013 ◽  
pp. 425
Author(s):  
Mónica Espinosa-Buitrago ◽  
Octavio Salcedo-Parra ◽  
Ricardo Goméz-Vargas

Los routers de borde del proveedor de servicios establecen VPNs (Virtual Private Network) realizando el enrutamiento entre los usuarios y la red de núcleo (Core) por medio de Routers Virtuales (VR). Los routers virtuales establecen el enrutamiento a las redes MPLS/VPN/BGP por medio de las tablas VRF (Virtual Router Forwarding), las cuales utilizan el algoritmo de enrutamiento Borde Gateway Protocol (BGP) para sus anuncios. Las sesiones BGP son del tipo malla completa en donde se establecen mayores costos en los anuncios, por ello se realiza un análisis comparativo con rutas reflejadas, obteniendo un 31% de mejora a nivel de los costos del algoritmo, en la configuración de rutas reflejadas en la función de encapsulamiento MPLS (Multiprotocol Label Switching).


Author(s):  
I Wayan Eka Putra Darmawan

VoIP (Voice over Internet) dikenal juga dengan sebutan IP (Internet Protocol) Telephony saat ini semakin banyak digunakan karena memiliki beberapa keunggulan, salah satu diantaranya yaitu tarif yang jauh lebih murah daripada tarif telepon tradisional sehinggapengguna telepon dapat memilih layanan tersebut sesuai dengan kebutuhannya. VoIP dapat mereduksi biaya percakapan sampai 70%. Selain memiliki beberapa keunggulan di atas,VoIP juga memiliki kelemahan yang sangat vital yaitu dari segi keamanan transfer suarakarena berbasis IP, sehingga siapapun bisa melakukan penyadapan dan perekaman terhadap data VoIP. Ganguan yang terjadi pada sistem VoIP ada berbagai macam diantaranya, transferdata yang lewat pada suatu jaringan seperti misalnya dapat disalahgunakan (abuse), dapatdibajak isi data tersebut (sniffing), dan tidak dapat mengakses server dikarenakan server yang kelebihan muatan (Denial of Services).Ada beberapa cara untuk mengamankan komunikasi data VoIP, antara lain, dengan mengamankan jalur yang digunakan pengguna untuk melakukan komunikasi VoIP denganmenggunakan metode VPN (Virtual Private Network) dan juga dapat dilakukan suatu metode kriptografi pada aplikasi VoIP tersebut sehingga data yang dikirimkan dapat dilindungidengan baik. VPN adalah teknik pengaman jaringan yang bekerja dengan cara membuat suatu tunnel sehingga jaringan yang dipercaya dapat menghubungkan jaringan yang ada diluar melalui internet. Titik akhir dari VPN adalah tersambungnya Virtual Channels (VCs)dengan cara pemisahan. Kenyataannya koneksi sebuah end-to-end VPN tergantung dari sebuah nilai dari hubungan daripada titik-titiknya. VPN mempunyai dua metode dalampengamanan yakni IPSec dan Crypto IP Encapsulation (CIPE). Selain itu dapat dipergunakan teknik Kriptografi (cryptography) yang merupakan ilmu dan seni penyimpanan pesan, data,atau informasi secara aman.Sistem VoIP menggunakan VPN ini diharapkan dapat memberikan keamanan transfer data pada jaringan internet maupun intranet.


2019 ◽  
Author(s):  
Amarudin ◽  
Sampurna Dadi Riskiono

Akhir-akhir ini sudah mulai banyak perusahaan yang memanfaatkan protokol Virtual Private Network (VPN) sebagai media akses/komunikasi antar jaringan interlokal. VPN adalah sebuah protokol keamanan jaringan yang dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan keamanan jaringan dari sisi transmisi data. Dengan pemanfaatan VPN, koneksi antar jaringan dapat terbentuk secara virtual walaupun tidak terbentuk secara fisik. Selain itu, dengan memanfaatkan protokol VPN, user (client) dapat mengkases Server secara private melalui jaringan public. Dengan demikian komunikasi antara Client dan Server terjaga dari Sniffing (penyadapan) dari pihak yang tidak bertanggung jawab. Akan tetap tingkat keamanan yang dihasilkan dari penerapan VPN ini perlu dilakukan pengkajian yang lebih dalam. Sehingga tingkat keamanannya dapat diketahui apakah sudah termasuk dalam kategori aman ataukah masih ada peluang bug yang membahayakan dari penetrasi. Dalam penelitian ini dilakukan pengujian Scanning dan Sniffing pada penerapan VPN menggunakan toos hacking yaitu Nmap dan Wireshark. Sedangkan pengujian performansi service pada VPN Server, dilakukan pengujian Denial of Service (DoS) menggunakan tools hacking yaitu LOIC. Adapun objek penelitian ini adalah perangkat Mikrotik RouterOS yang digunakan pada Universitas Teknokrat Indonesia. Hasil penelitian yang didapatkan bahwa komunikasi data antar jaringan (antara VPN Server dan VPN Client) dapat terenkripsi dengan baik. Akan tetapi dari segi konektifitas antar jaringan sangat dipengaruhi oleh performansi bandwidth yang digunakan oleh sistem jaringan tersebut. Selain itu berdasarkan hasil pengujian performansi service pada VPN Server didapatkan hasil bahwa service pada VPN Server dapat dimatikan pada request (ping) sebesar 1.899.276 request. Hal ini dipengaruhi oleh spesifikasi perangkat Mikrotik RouterOS yang digunakan. Adapun untuk penelitian selanjutnya perlu dilakukan pengujian performansi konektifitas menggunakan bandwith yang lebih besar dan untuk menguji performansi service VPN Server menggunakan spesifikasi perangkat Mikrotik yang lebih baik.


2017 ◽  
Vol 11 (60) ◽  
pp. 2967-2980
Author(s):  
Diego F. Rocha ◽  
Octavio Jose Salcedo Parra ◽  
Giovanny Mauricio Tarazona Bermudez

The paper must have abstract. The rapid growth of networks base on IP, and the current challenge posed by the technological deployment of IPv6 and annexed applications, challenges that must confront the Internet Service Provider and have stimulated the development for rigorous researches on the topic. The Internet Service Providers ISP offer infrastructure for implementation of virtual private network VPN, where is fundamental the definition of routing schemas between the border route of client CE and the provider PE. In this sense, have been proposed different schemas where the new protocols as Open Short Path First version 3 OSPFv3 have a key role. In the context of VPN, the routing protocol BGP is used to distribute the client’s path, the multi-protocol label switching MPLS is used to send the information packages through the network core in tunnel mode. Originally, only IPv4 was supported and expanded after support OSPFv2 and VPN IPv6. Based on the new specifications in order to support OSPFv3 as a routing protocol PE-CE and the current technological infrastructures begin the process of IPv6 deployment, these elements driving this research which evaluate the performance of routing protocol OSPFv3 on border scenarios MPLS/VPN/IPv6.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document