scholarly journals SIMULASI DAN ANALISIS JARINGAN METRO ETHERNET KOTA BANDUNG TAHUN 2028 MENGGUNAKAN OPNET MODELER

TRANSIENT ◽  
2019 ◽  
Vol 7 (4) ◽  
pp. 1025
Author(s):  
Arif Nur Hidayat ◽  
Sukiswo Sukiswo ◽  
Ajub Ajulian Zahra

Sebagai salah satu kota metropolitan, jumlah pengguna perangkat telekomunikasi kota Bandung dipastikan besar. Seiring bertambahnya jumlah penduduk, maka trafik data yang dibangkitkan juga bertambah. Sehingga, diperlukan jaringan yang mampu melayaninya. Metro ethernet merupakan salah satu jaringan yang cukup memadai untuk melayani trafik data telekomunikasi saat ini. Penelitian ini merancang pemodelan dan analisis jaringan metro ethernet. Pemodelan jaringan metro ethernet menggunakan perangkat lunak OPNET Modeler. Analisis performansi jaringan dilakukan dengan cara mengukur metriks QoS (Quality of Service) berdasarkan standar PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk dan ITU-T. Metriks performansi jaringan yang digunakan antara lain round trip delay (RTD), jitter, packet loss, dan utilisasi link. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa nilai rata-rata RTD jaringan sebesar 0,3542 ms, rata-rata nilai jitter jaringan sebesar 0,2159 ms, dan rata-rata packet loss jaringan sebesar 0,000585%. Nilai utilisasi link tertinggi terdapat pada link LBG ↔ RJW sebesar 52,9631%. Sedangkan, nilai utilisasi link terendah terdapat pada link UBR ↔ CJA sebesar 29,7614%. Skema dynamic routing menggunakan protokol OSPF diterapkan pada jaringan. Rata-rata waktu konvergensi jaringan dari variasi tiga skenario sebesar 15 s.

TRANSIENT ◽  
2019 ◽  
Vol 7 (4) ◽  
pp. 971
Author(s):  
Danur Ilham Khoiruman ◽  
Sukiswo Sukiswo ◽  
Ajub Ajulian Zahra

Metro Ethernet merupakan salah satu teknologi untuk memberikan solusi terintegrasi untuk layanan suara, data dan video dalam cakupan yang luas (perkotaan). Teknologi ini memiliki kecepatan transmisi data sebesar 10 Mbps - 100 Gbps. Suatu jaringan harus memiliki kualitas layanan dan kapasitas yang memadai baik dari segi kapasitas link, router dan performansi QoS (Quality of Service). Pada penelitian ini, dirancang jaringan metro ethernet dengan kapasitas sesuai kebutuhan masyarakat kota Semarang tahun 2028 dengan kualias layanan yang sesuai dengan standar PT. Telkom dan ITU-T. Pemodelan dan pembuatan simulasi rancangan jaringan menggunakan perangkat lunak Riverbed Modeler 17.5. Perbandingan protocol routing RIP dan OSPF dengan parameter waktu konvergensi dilakukan sebelum analisis QoS, dengan tujuan mendapatkan rekomendasi protocol routing yang terbaik. Analisis parameter QoS yang diukur meliputi round trip delay (RTD), jitter, packet loss, utilisasi dan volume trafik. Hasil perbandingan protocol routing menunjukkan bahwa protocol routing OSPF memiliki waktu konvergensi lebih cepat 2 kali lipat dari protokol RIP. Hasil analisis QoS menyatakan bahwa QoS semua link telah sesuai dengan standar yang ada, nilai terbesar untuk RTD adalah 1,265 ms, untuk jitter adalah 0,7331 ms, untuk packet loss ratio adalah 0,00019214 %, untuk utilisasi tertinggi yaitu 58,4%, dan volume trafik terbesar adalah 91.636 Mbps.


2013 ◽  
Vol 2013 ◽  
pp. 1-12 ◽  
Author(s):  
R. N. Duche ◽  
N. P. Sarwade

Wireless sensor networks (WSNs) with efficient and accurate design to increase the quality of service (QoS) have become a hot area of research. Implementing the efficient and accurate WSNs requires deployment of the large numbers of portable sensor nodes in the field. The quality of service of such networks is affected by lifetime and failure of sensor node. In order to improve the quality of service, the data from faulty sensor nodes has to be ignored or discarded in the decision-making process. Hence, detection of faulty sensor node is of prime importance. In the proposed method, discrete round trip paths (RTPs) are compared on the basis of round trip delay (RTD) time to detect the faulty sensor node. RTD protocol is implemented in NS2 software. WSNs with circular topology are simulated to determine the RTD time of discrete RTPs. Scalability of the proposed method is verified by simulating the WSNs with various sensor nodes.


Author(s):  
Debbi Irfan Mudhoep ◽  
Linawati ◽  
Oka Saputra

Sekolah Menengah Kejuruan sebagai sekolah menengah berbasis vokasi mendapatkan manfaat sebagai pengembangan teaching factory. Teaching factory adalah konsep pembelajaran yang berorientasi pada produksi dan bisnis untuk menjawab tantangan perkembangan industri. Namun, di tengah pandemi, pengelolaan teaching factory mendapatkan hambatan dari sisi kinerja jaringan yang tidak andal. Kondisi yang sudah ada menggunakan protokol jaringan static routing dan tidak memiliki jalur cadangan pada jaringan. Oleh karena itu, diusulkan penggunaan dynamic routing OSPF dan BGP dengan metode pembebanan kinerja VRRP, HSRP, dan GLBP sebagai jalur cadangan, yang diukur melalui parameter throughput, delay, dan packet loss untuk Quality of Service. Tahapan skenario penelitian menerapkan masing-masing dynamic routing protocol pada ketiga metode pembebanan kinerja agar mampu diukur dan memperoleh hasil QoS yang diharapkan di end user. Hasil terbaik yang direkomendasikan yaitu dynamic routing OSPF dengan metode pembebanan kinerja VRRP karena memberikan perbandingan waktu kurang dari 1 detik saat terjadi kegagalan jalur pada jaringan internet. Hal ini terbukti dari QoS sebesar 3,96 dengan kategori sangat memuaskan, lebih baik dibandingkan lainnya.


Author(s):  
Bongga Arif Widodo

At present the need for integrated data communication has become a major need for an office, especially at this time it tends to have many branch offices to support its business processes. Problems will arise if the head office has a branch office in a different city. Such as more costs in building network infrastructure to connect between headquarters and branches. One solution is to use Ethernet Over IP (EoIP) Tunnel. That is one of the tunneling features of the Mikrotik that provides an efficient solution to this problem. Network tunnel that is built between Mikrotik devices over TCP / IP. In running EoIP tunnel simulation using IPv4 to communicate with each other. Ethernet Over IP (EoIP) is a proprietary protocol, which is only owned by MikrotikOS. The routing protocol used in the EoIP tunnel is OSPF. Open Shortest Path First (OSPF) is one dynamic routing protocol (Dynamic Routing) that is able to maintain, manage and distribute routing information between networks following any dynamic network changes. Then the quality of service is observed with throughput and packet loss parameters. The results of throughput parameters, the performance of video streaming services reaches 280.45 kbits / Sec. In the video streaming communication service, the average OSPF EoIP Tunnel packet loss reaches 0.92%.


2016 ◽  
Vol 26 (1) ◽  
pp. 7
Author(s):  
Jose Carlos Tavara Carbajal

RESUMENEste documento tiene como objetivo analizar el comportamiento de la calidad del servicio del protocolo IPv6 sobre el tráfico de video, para esto se realizó sobre un entorno real y se llevó acabo el análisis de resultados a través de un software estadístico de control del tráfico.Palabras Clave.-  Calidad de Servicio, Ancho de Banda, Retardo, Fluctuación de Retardo, Pérdidas de Paquetes.ABSTRACTThis paper has aimed to analyze of the service quality of the IPv6 protocol on video traffic, this was about a real environment and was conducted analysis of results through statistical traffic control software. Key words- Quality of Service, Bandwidth, End to end delay, Jitter, Packet loss.


2016 ◽  
Vol 26 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Jose Carlos Tavara Carbajal

Este documento tiene como objetivo analizar el comportamiento de la calidad del servicio del protocolo IPv6 sobre el tráfico de video, para esto se realizó sobre un entorno real y se llevó acabo el análisis de resultados a través de un software estadístico de control del tráfico.Palabras Clave.-  Calidad de Servicio, Ancho de Banda, Retardo, Fluctuación de Retardo, Pérdidas de Paquetes.ABSTRACT  This paper has aimed to analyze of the service quality of the IPv6 protocol on video traffic, this was about a real environment and was conducted analysis of results through statistical traffic control software.  Key words.- Quality of Service, Bandwidth, End to end delay, Jitter, Packet loss.


2016 ◽  
Vol 26 (1) ◽  
pp. 7
Author(s):  
Jose Carlos Tavara Carbajal

RESUMENEste documento tiene como objetivo analizar el comportamiento de la calidad del servicio del protocolo IPv6 sobre el tráfico de video, para esto se realizó sobre un entorno real y se llevó acabo el análisis de resultados a través de un software estadístico de control del tráfico.Palabras Clave.-  Calidad de Servicio, Ancho de Banda, Retardo, Fluctuación de Retardo, Pérdidas de Paquetes.ABSTRACTThis paper has aimed to analyze of the service quality of the IPv6 protocol on video traffic, this was about a real environment and was conducted analysis of results through statistical traffic control software. Keywords- Quality of Service, Bandwidth, End to end delay, Jitter, Packet loss.


2017 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 249-254
Author(s):  
Darmawan Darmawan ◽  
Yayan Syafriyatno

Voice over IP (VoIP) adalah solusi komunikasi suara yang murah karena menggunakan jaringan IP dibanding penggunaan telephone analog yang banyak memakan biaya. Dalam penerapannya, VoIP mengalami permasalahan karena menggunakan teknologi packet switching yang mana penggunaannya bersamaan dengan paket data sehingga timbul delay, jitter, dan packet loss.  Pada penelitian ini, algoritma Low Latency Queuing (LLQ) diterapkan pada router cisco. Algoritma LLQ merupakan gabungan dari algoritma Priority Queuing (PQ) dan Class Based Weight Fair Queuing (CBWFQ) sehingga dapat memprioritaskan paket suara disamping paket data. Algoritma LLQ ini diujikan menggunakan codec GSM FR, G722, dan G711 A-law. Hasil pengujian didapatkan nilai parameter yang tidak jauh berbeda dan memenuhi standar ITU-T.G1010. Nilai delay rata - rata terendah yaitu ketika menggunakan codec G722 sebesar 20,019 ms tetapi G722 memiliki rata - rata jitter yang terbesar yaitu 0,986 ms.  Codec dengan jitter rata – rata terkecil adalah G711 A-law sebesar 0,838 ms. Packet loss untuk semua codec yang diujikan adalah 0%.  Throughput pada paket data terbesar saat menggunakan codec GSM FR yaitu 18,139 kbps. Codec yang direkomendasikan adalah G711 A-law karena lebih stabil dari segi jitter dan codec GSM FR cocok diimplementasikan pada jaringan yang memiliki bandwitdh kecil.


2019 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 48-53
Author(s):  
Arif Harbani

SMK Negeri 1 Cibinong memiliki beberapa gedung yang di dalamnya menyediakan akses internet dengan kapasitas bandwidth 50 Mbps, dengan jumlah perangkat komputer yang terhubung ke internet tidak kurang dari 300 komputer di seluruh area sekolah. Kebutuhan bandwidth adalah 128 Kbps x 300 = 38.400 Kbps atau 37,5 Mbps. Kebutuhan tersebut adalah gambaran untuk layanan akses web atau browsing belum termasuk layanan lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk  mengetahui kualitas layanan jaringan internet di SMK Negeri 1 Cibinong berdasarkan parameter QoS (Quality of Service) yaitu throughput, packet loss, jitter dan latency. Kualitas layanan atau Quality of Service merupakan metode pengukuran tentang seberapa baik jaringan dan merupakan usaha mendefinisikan karakteristik dan sifat dari suatu servis. Adapun sumber data pengukuran layanan jaringan ini diperoleh dari hasil monitoring selama waktu tertentu menggunakan perangkat lunak wireshark network protocol analyzer dan dibandingkan dengan standar TIPHON.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai pada parameter throughput yang diperoleh yaitu 41bps dengan indeks 2 menunjukkan kategori sedang, nilai packet loss adalah 35% dengan indeks 1 termasuk kategori jelek,  nilai parameter jitter yaitu 153ms  dengan indeks 3 tergolong pada kategori bagus, dan nilai pada latency 69ms dengan indeks 3 menunjukkan pada kategori bagus. Secara keseluruhan nilai QoS pada layanan jaringan internet di SMK Negeri 1 Cibinong yaitu 2,25 dengan indeks kurang memuaskan.


2020 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 146
Author(s):  
Ketut Gede Widia Pratama Putra ◽  
Gede Saindra Santyadiputra ◽  
Made Windu Antara Kesiman

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Penerapan manajemen bandwidth menggunakan metode Hierarchical Token Bucket (HTB) pada layanan hotspot mikrotik Undiksha. (2) Hasil pengujian kualitas layanan internet dari parameter Quality of Service (QoS) yang sudah diterapkan menggunakan metode Hierarchical Token Bucket (HTB).Metode penelitian yang digunakan adalah menggunakan pendekatan Network Development Life Cycle (NDLC), dengan melalui beberapa tahapan yaitu analisis, desain, simulasi, implementasi, monitoring, dan manajemen. Hasil penelitian menunjukkan (1) Penerapan manajemen bandwidth HTBpada router mikrotik dengan menggabungkan layanan hotspot mikrotik, sudah berjalan dengan baik, yang dibuktikan dengan fungsi dari metode HTB bisa berjalan dengan baik. (2) Hasil pengukuran dengan menggunakan 2 metode manajemen bandwidth, diperoleh hasil rata-rata download dan upload dari metode HTB lebih besar dibandingkan dengan metode simple queue. Dan parameter packet loss, throughput, delay  dan  jitter yang dilakukan uji menggunakan aplikasi wireshark menerangkan bahwa metode HTB mendapatkan nilai rata-rata yang lebih baik dibandingkan dengan metode simple queue.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document