<em><span>Behavioral finance</span></em><span> muncul akibat pasar yang tidak efisien, sehingga menimbulkan anomali pasar. <em>Behavioral finance</em> lebih mengarah pada perilaku investor yang tidak rasional terhadap keputusannya. Investor yang berada di pasar yang tidak efisien, dapat mengambil <em>abnormal return</em>. Perilaku tersebut dipengaruhi oleh informasi yang diterima oleh investor. Perilaku tersebut bisa berbagai macam, seperti; <em>overconfidence, regret aversion, loss aversion, </em>dan <em>herding bias. </em>Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh <em>overconfidence, regret aversion, loss aversion, </em>dan <em>herding bias</em> terhadap keputusan investasi di Indonesia. Data yang dikumpulkan sebanyak 120 responden yang memiliki pengalaman berinvestasi di pasar modal. Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah Teknik <em>purposive sampling</em>. Ada dua tahapan untuk melakukan analisis, yaitu Pengujian Model Pengukuran dan pengujian Model Struktural. Pengujian stattistik dalam penelitian ini berupa SEM (<em>Simultaneous Equation Model</em>) yang dibantu dengan menggunakan aplikasi <em>smartPLS. </em>Pada penelitian ini ditemukan <em>overconfidence, regret aversion, loss aversion, dan herding bias</em> berpengaruh signifikan terhadap keputusan investasi secara parsial.</span>