scholarly journals AKTIVITAS TERMOPROTEKSI DAN FOTOPROTEKSI EKSTRAK KASAR KAROTENOID MESOKARP KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) TERHADAP KESTABILAN KLOROFIL-A)

2019 ◽  
Vol 12 (1) ◽  
pp. 112-123
Author(s):  
Dece Elisabeth Sahertian ◽  
Indriatmoko Indriatmoko ◽  
Leenawaty Limantara ◽  
Tatas Hardo Panintingjati Brotosudarmo

AbstrakKelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan tanaman yang mengandung karotenoid tinggi pada mesokarp yang merupakan bagian dari buah. Cahaya dan suhu dalam proses fotosintesis memberi pengaruh bagi kestabilan dan ketidakstabilan karotenoid dan klorofil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas fotostabilitas dan termostabilitas ekstrak karotenoid mesokarp terhadap klorofil-a yang diiradiasi dengan lampu volpi (intralux 4100) daylight pada intensitas cahaya 31960 lux, 47040 lux dan 76640 lux dalam seri waktu penyinaran 0, 5, 10, 15, 20, 25, dan 30 menit serta dipanaskan pada suhu 25, 50, 65, dan 90 °C dengan seri waktu pemanasan 0, 1, 2, 3, 6, 9, dan 24 jam. Pengukuran spektrum serapan tiap perlakuan diukur menggunakan Spektrofotometer UV-Tampak pada panjang gelombang 300–800 nm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karotenoid tidak melakukan fungsi proteksi dengan baik pada perlakuan pemanasan 65 °C dan 90 °C selama 24 jam, serta perlakuan iradiasi hingga 30 menit pada ketiga intensitas cahaya. Kesimpulan dari penelitian ini adalah klorofil-a murni lebih stabil pada perlakuan pemanasan dan iradiasi. Kemampuan proteksi karotenoid terhadap kestabilan klorofil-a yaitu pada suhu di bawah 50 °C dan pada intensitas cahaya di bawah 31960 lux.Abstract Oil palm (Elaeis guineensis Jacq.) is a plant that contains high carotenoids in its mesocarp which is part of the fruit. Light and temperature in photosynthesis may affect the stability and instability of carotenoid and chlorophyll. The aim of this research was to examine the thermostability and photostability activities of the carotenoids in mesocarp extract on chlorophyll which were irradiated by Volpi lamp (4100 intralux) daylight at light intensity of 31960 lux, 47040 lux and 76640 lux in series of time radiation 0, 5, 10, 15, 20, 25, and 30 minutes and heated at 25, 50, 65, and 90°C with series of heating time 0, 1, 2, 3, 6, 9, and 24 hours. Measurement of the absorption spectrum of each treatment was measured using a UV-Vis Spectrophotometer at a wavelength range of 300–800 nm. The results showed the protective function of carotenoids did not perform well at the heating treatments of 65°C and 90°C in 24 hours and at the irradiation for 30 minutes in all the light intensities. In conclusion, pure chlorophyll-a is more stable in heating and irradiation treatments. Carotenoid protection ability against chlorophyll-a is at temperatures below 50 °C and at a light intensity below 31960 lux.

2016 ◽  
Vol 79 (1) ◽  
Author(s):  
Masna Maya SINTA ◽  
Imron RIYADI ◽  
. UMARYONO

AbstractMicroenvironment inside the culture vessel such astemperature, light intensity, relative humidity, and aerationaffect growth and development of plantlets. This experimentwas conducted to determine the effect of different culturevessel closures on microenvironmental conditions inside thevessel and on growth of plantlets of oil palm. Shoots of oilpalm derived from somatic embryos were cultured on DFmedium for eight weeks in transparent culture bottlescovered with five different vessel closures e.i. screw cap withplastic wrap, screw cap, plastic wrap, aluminum foil, andautoclavable plastic. The culture vessels were placed in theculture room with light intensity 20 µmol/m 2 /sec for 12 hoursphotoperiod, at room temperature 26°C. Parametersobserved on plantlet growth were shoot height, biomass freshweight, leaf number, and leaf color grade, while onmicroenvironment were temperature and light intensity. Atthe end of experiment, the volume and fresh weight of theremaining medium were measured to determine evaporationrate of each treatment. Results show that the use of differentculture vessel closures affected the microenvironment insidethe vessel, the volume of the remaining medium, and thegrowth of the plantlets. The closure increased thetemperature by 1.6 – 2.6°C and decreased the light intensityby 1.7 – 8.7 µmol/m 2 /sec inside the culture vessels dependson the culture vessel closures. Culture vessels with aluminumfoil closure had the lowest temperature (28.9°C) and thelowest light intensity (10.8 µmol/m 2 /sec) gave the best resultin the growth of the plantlets. Better plantlets growth wasalso observed in the culture vessel with autoclavable plasticclosure that less expensive, therefore it can be used as analternative vessel closure for the growth of oil palm plantlets.AbstrakLingkungan mikro di dalam botol kultur seperti suhu,intensitas cahaya, kelembaban nisbi dan aerasi mem-pengaruhi pertumbuhan dan perkembangan planlet.Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruhpenggunaan penutup botol kultur yang berbeda terhadapkondisi lingkungan mikro di dalam botol kultur danpertumbuhan planlet kelapa sawit. Planlet kelapa sawit asalembrio somatik dikulturkan dalam botol kultur bening berisimedium DF selama delapan minggu dan ditutup mengguna-kan lima jenis penutup botol yang berbeda yaitu tutup ulirdengan plastik wrap, tutup ulir, plastik wrap, aluminium foildan plastik tahan diautoklaf. Kultur diletakkan dalam ruangkultur, di bawah lampu TL dengan intensitas cahaya20 µmol/m 2 /detik dan suhu ruang 26 o C. Parameterpertumbuhan planlet yang diamati adalah tinggi planlet,bobot basah, jumlah daun dan kelas warna daun, sedangkanlingkungan mikro adalah suhu dan intensitas cahaya. Padaakhir eksperimen, volume dan bobot basah medium yangtersisa diukur untuk mengetahui tingkat penguapan padasetiap perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwapenggunaan penutup botol yang berbeda berpengaruhterhadap lingkungan mikro, volume medium tersisa dalambotol kultur dan pertumbuhan planlet. Penutup botolmeningkatkan suhu 1,6 – 2,6 o C dan menurunkan intensitascahaya 1,7 – 8,7 µmol/m 2 /detik di dalam botol tergantungpada jenis penutup botol yang digunakan. Botol kulturdengan penutup berbahan aluminium foil mempunyaiintensitas cahaya terendah (10,8 µmol/m 2 /detik) dan suhuterendah (28,9 o C) memberikan hasil terbaik pada pembesaranplanlet kelapa sawit. Pertumbuhan planlet yang baik jugaterdapat pada botol kultur dengan penutup plastik tahandiautoklaf yang lebih murah, sehingga penutup ini dapatdigunakan sebagai pilihan untuk pembesaran planlet kelapasawit.


2016 ◽  
Vol 79 (1) ◽  
Author(s):  
Masna Maya SINTA ◽  
Imron RIYADI ◽  
. UMARYONO

AbstractMicroenvironment inside the culture vessel such astemperature, light intensity, relative humidity, and aerationaffect growth and development of plantlets. This experimentwas conducted to determine the effect of different culturevessel closures on microenvironmental conditions inside thevessel and on growth of plantlets of oil palm. Shoots of oilpalm derived from somatic embryos were cultured on DFmedium for eight weeks in transparent culture bottlescovered with five different vessel closures e.i. screw cap withplastic wrap, screw cap, plastic wrap, aluminum foil, andautoclavable plastic. The culture vessels were placed in theculture room with light intensity 20 µmol/m 2 /sec for 12 hoursphotoperiod, at room temperature 26°C. Parametersobserved on plantlet growth were shoot height, biomass freshweight, leaf number, and leaf color grade, while onmicroenvironment were temperature and light intensity. Atthe end of experiment, the volume and fresh weight of theremaining medium were measured to determine evaporationrate of each treatment. Results show that the use of differentculture vessel closures affected the microenvironment insidethe vessel, the volume of the remaining medium, and thegrowth of the plantlets. The closure increased thetemperature by 1.6 – 2.6°C and decreased the light intensityby 1.7 – 8.7 µmol/m 2 /sec inside the culture vessels dependson the culture vessel closures. Culture vessels with aluminumfoil closure had the lowest temperature (28.9°C) and thelowest light intensity (10.8 µmol/m 2 /sec) gave the best resultin the growth of the plantlets. Better plantlets growth wasalso observed in the culture vessel with autoclavable plasticclosure that less expensive, therefore it can be used as analternative vessel closure for the growth of oil palm plantlets.AbstrakLingkungan mikro di dalam botol kultur seperti suhu,intensitas cahaya, kelembaban nisbi dan aerasi mem-pengaruhi pertumbuhan dan perkembangan planlet.Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruhpenggunaan penutup botol kultur yang berbeda terhadapkondisi lingkungan mikro di dalam botol kultur danpertumbuhan planlet kelapa sawit. Planlet kelapa sawit asalembrio somatik dikulturkan dalam botol kultur bening berisimedium DF selama delapan minggu dan ditutup mengguna-kan lima jenis penutup botol yang berbeda yaitu tutup ulirdengan plastik wrap, tutup ulir, plastik wrap, aluminium foildan plastik tahan diautoklaf. Kultur diletakkan dalam ruangkultur, di bawah lampu TL dengan intensitas cahaya20 µmol/m 2 /detik dan suhu ruang 26 o C. Parameterpertumbuhan planlet yang diamati adalah tinggi planlet,bobot basah, jumlah daun dan kelas warna daun, sedangkanlingkungan mikro adalah suhu dan intensitas cahaya. Padaakhir eksperimen, volume dan bobot basah medium yangtersisa diukur untuk mengetahui tingkat penguapan padasetiap perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwapenggunaan penutup botol yang berbeda berpengaruhterhadap lingkungan mikro, volume medium tersisa dalambotol kultur dan pertumbuhan planlet. Penutup botolmeningkatkan suhu 1,6 – 2,6 o C dan menurunkan intensitascahaya 1,7 – 8,7 µmol/m 2 /detik di dalam botol tergantungpada jenis penutup botol yang digunakan. Botol kulturdengan penutup berbahan aluminium foil mempunyaiintensitas cahaya terendah (10,8 µmol/m 2 /detik) dan suhuterendah (28,9 o C) memberikan hasil terbaik pada pembesaranplanlet kelapa sawit. Pertumbuhan planlet yang baik jugaterdapat pada botol kultur dengan penutup plastik tahandiautoklaf yang lebih murah, sehingga penutup ini dapatdigunakan sebagai pilihan untuk pembesaran planlet kelapasawit.


2018 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 53
Author(s):  
Bedah Rupaedah ◽  
Debby Viola Amanda ◽  
Reni Indrayanti ◽  
Nia Asiani ◽  
Bambang Sukmadi ◽  
...  

Activities of Stenotrophomonas rhizophila and Trichoderma sp. in Inhibiting the Growth of Ganoderma boninense ABSTRACTBasal stem rot (BSR) disease in oil palm (Elaeis guineensis Jacq.) due to infection of Ganoderma boninense. Various efforts to overcome BSR disease has been done, such as by utilizing endophytic microbes. The purpose of this research was to determine the activities of Stenotrophomonas rhizophila and Trichoderma sp inhibiting the growth of G. boninense. This research was divided into three stages, namely: stability test of S. rhizophila activity against G. boninense; activity of chitinase and cellulase enzymes produced by S. rhizophila; the effectiveness of S. rhizophila and Trichoderma sp. on G. boninense in a greenhouse. The parameters observed were plant height, leaves number, chlorophyll content, disease incidence and severity. The stability testing of S. rhizophila activity against G. boninense showed 53% of inhibition. Chitinase activity showed negative result. While cellulase index was about 0.46. The effectiveness test showed the significantly different results on plant height, leaves number and chlorophyll content.Keywords: Chitinase, cellulase, Ganoderma boninense, Stenotrophomonas rhizophila, Trichoderma sp. ABSTRAKPenyakit busuk pangkal batang (BPB) pada tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) muncul karena diinfeksi oleh Ganoderma boninense. Berbagai upaya penanggulangan penyakit BPB telah dilakukan, diantaranya dengan memanfaatkan mikroba endofit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas bakteri Stenotrophomonas rhizophila dan Trichoderma sp. dalam menghambat pertumbuhan G. boninense. Penelitian ini dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu: pengujian stabilitas aktivitas S. rhizophila terhadap G. boninense; pengujian aktivitas enzim kitinase dan selulase yang dihasilkan oleh S. rhizophila; pengujian efektivitas S. rhizophila dan Trichoderma sp. terhadap G. boninense di rumah kaca. Parameter yang diamati pada pengujian efektivitas berupa tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah klorofil, kejadian dan keparahan penyakit. Uji stabilitas aktivitas S. rhizophila terhadap G. boninense menunjukkan adanya penghambatan rata-rata sebesar 53%. Uji aktivitas enzim kitinase pada bakteri S. rhizophila menunjukkan hasil negatif. Sedangkan indeks enzim selulase pada bakteri S. rhizophila sebesar 0.46. Pada uji efektivitas tampak hasil yang berbeda nyata pada parameter tinggi tanaman, jumlah daun dan kandungan klorofil.Kata Kunci: Kitinase, selulase, Ganoderma boninense, Stenotrophomonas rhizophila,    Trichoderma sp.


2018 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 61
Author(s):  
Mira Ariyanti ◽  
Yudithia Maxiselly ◽  
Santi Rosniawaty ◽  
Bisri Alvi Dalpen Nilmawati

2010 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 27
Author(s):  
Djoko Purwanto

Limbah tempurung kelapa sawit untuk briket bahan bakar. Perlakuan yang digunakan yaitu kehalusan serbuk (7 mesh, 16 mesh dan 25 mesh), perlakuan tekanan kempa (3 ton, 5 ton dan 7 ton), dan perlakuan perekat (2,5% dan 5%). Hasil penelitian yang diperoleh kehalusan serbuk 7 mesh menghasilkan nilai kalori lebih besar dan kadar abu lebih rendah dibandingkan 16 mesh dan 25 mesh. Tekanan kempa 7 ton dan perekat 5% menghasilkan kekuatan tekan lebih besar dan kadar air lebih rendah dibandingkan tekana kempa 3 ton dan 5 ton serta perekat 2,5%. Kadar sulfur briket tempurung kelapa sawit adalah rata-rata negatif.


Author(s):  
Ali Hussein Kadhim Alesammi

Since 2010 Middle East have many events or what they call "Arab spring events" which it result of overthrow governments and the rise of new political groups, all of this elements was resulting of many international and regional activities and making new regional and international axles, as well as the intersections of the different regional interests, therefore this research will try to study the stability and instability in the region as an independent variable not according to the neorealism or neoliberalism theories, but according to the constructivism theory which it base their assumptions on:  "In the international relations the non-physical structures of international interactions are determined by the identities of the players, which in turn determine the interests that determine the behavior of international players." So the research questions are: 1-What is the identity policy and haw affect in international relations? 2-How the social construct affect in international relations? 3-How the elite's identities for the main actors in the Middle East affect in the regional axles?  


2017 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 196
Author(s):  
Wisnu Bakti Suryantoro ◽  
. Sudradjat

<em><span>Kegiatan penelitian dilakukan di Kebun Bagan Kusik Estate, PT Harapan Sawit Lestari, Kalimantan</span><span>Barat  dari <span>10  Februari  sampai </span>10  Juni 2014.  Kegiatan  penelitian  memberikan  pengalaman  kerja  dan</span><span>meningkatkan kemampuan mahasiswa menjadi lebih terampil bekerja di perkebunan kelapa sawit khususnya </span><span>dalam  hal  manajemen  pemanenan.  Manajemen  pemanenan  yang  diamati  adalah  rotasi  panen,  angka </span><span>kerapatan panen, kriteria matang panen, prestasi kerja, tenaga kerja, dan transportasi hasil. Pengamatan rotasi </span><span>panen dan tenaga kerja mengunakan analisis uji </span><span>t-studet</span><span> dan uji korelasi. Hasil uji </span><span>t-student </span><span>menyatakan <span>bahwa terdapat   perbedaan yang nyata antara interval panen standar dengan realisasi terhadap pencapaian </span><span>target produksi. Rotasi yang berubah-ubah akan mempengaruhi produksi kelapa sawit. Berdasarkan hasil uji </span><span>korelasi diketahui bahwa faktor umur, lama kerja, tingkat pendidikan berkorelasi positif terhadap produksi </span><span>kelapa sawit. Pelaksanaan manajemen pemanenan di Kebun Bagan Kusik Estate mulai dari persiapan panen, </span><span>cara memanen, dan transportasi TBS ke pabrik sudah dilaksanakan dengan baik, sehingga produksi setiap </span><span>tahun kelapa sawit mengalami peningkatan.</span></span></em>


2017 ◽  
Vol 5 (3) ◽  
pp. 309
Author(s):  
Rene Ugroseno ◽  
Ade Wachjar

<em>Penelitian dilaksanakan di Divisi III Teluk Siak Estate, Riau mulai bulan Februari hingga Mei 2012. Tujuan dari kegiatan penelitian ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan pengalaman kerja di Perkebunan Kelapa Sawit. Tujuan utama kegiatan penelitian adalah mempelajari pengelolaan pemanenan dan penanganan pasca panen tandan buah segar kelapa sawit untuk memperoleh minyak kelapa sawit yang berkualitas. Kerapatan panen di Teluk Siak Estate cenderung cukup rendah, sehingga tidak banyak buah  yang dapat dipanen. Persentase angka kerapatan panen antara 12% hingga 19%. Banjir dan brondolan tertinggal masih menjadi penyebab produksi tidak optimal. Persentase buah mentah yaitu 0% (standar 0%), buah kurang matang 4.02% (standar &lt; 5%), buah matang 95.98% (standar &gt; 95%), dan janjang kosong 0% (standar 0%). Pemanenan buah mentah akan mengurangi rendemen minyak, dan buah kelewat matang akan meningkatkan asam lemak bebas.</em>


Plant Omics ◽  
2017 ◽  
Vol 10 (05) ◽  
pp. 247-251 ◽  
Author(s):  
Yurnaliza ◽  
◽  
Rizkita Rachmi Esyanti ◽  
Agus Susanto ◽  
I Nyoman Pugeg Aryantha ◽  
...  

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document