KETAHANAN LIMA JENIS KAYU TERHADAP SERANGAN DELAPAN JENIS JAMUR PELAPUK
Kayu kurang dikenal yang berasal dari hutan alam saat ini merupakan alternatif bahan baku yang digunakan oleh industri perkayuan nasional. Optimalisasi pemanfaatan kayu kelompok ini memerlukan informasi mengenai ketahanan terhadap serangan jamur pelapuk dari setiap jenis kayu yang digunakan. Dalam penelitian ini dilakukan pengujian ketahanan lima jenis kayu kurang dikenal bagian gubal dan teras, dan pengkaratan logam yang berikatan dengan kayu diuji terhadap jamur menggunakan metode Kolle-flask. Kelarutan kayu dalam NaOH 1% dianalisis mengacu pada standar ASTM D 1110-84. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Albizia sp. dan Syzygium sp. diklasifikasikan dalam kelompok kayu-tahan (kelas II), Santiria sp. dan Lithocarpus ewyckii termasuk kayu agak-tahan (kelas III), dan Xanthophyllum excelsum termasuk kayu tidak-tahan (kelas IV). Kehilangan berat terbesar terjadi pada kayu gubal, Xanthophyllum excelsum yang diumpankan kepada Pycnoporus sanguineus. Rata-rata kehilangan berat kayu teras lebih rendah (termasuk kelas II) dibandingkan dengan kehilangan berat kayu gubal (Kelas III). Kehilangan berat tertinggi dari kayu yang berikatan dengan sekrup dijumpai pada kayu Syzygium sp. yang disekrup dan diumpankan kepada Polyporus sp. Rata-rata kehilangan berat kayu yang disekrup lebih tinggi dibandingkan dengan kayu tanpa sekrup, sedangkan kehilangan berat tertinggi dari sekrup yang telah berikatan dengan kayu terjadi pada Xanthophyllum excelsum kemudian Syzygium sp. yang diumpankan pada jamur Polyporus arcularius. Didapatkan bubuk karat terbanyak dalam kayu Syzygium sp. yang diumpankan kepada jamur Polyporus arcularius. Lima jenis jamur memiliki kemampuan sedang dan tiga jenis lainnya berkemampuan rendah dalam melapukkan kayu. Pengaruh jamur dalam pengkaratan sekrup semuanya rendah.