scholarly journals Penerapan backward chaining untuk meningkatkan keterampilan berpakaian pada anak dengan disabilitas intelektual

2021 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Maria Jessica Alexandra Soebroto ◽  
Efriyani Djuwita

Objektif: Seorang anak berusia 8 tahun berinisial A dengan diagnosis Disabilitas Intelektual taraf sedang selalu membutuhkan bantuan dalam memakai seragam sekolahnya setiap hari yang merupakan kemeja berkancing. Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektivitas modifikasi perilaku dengan teknik backward chaining dalam meningkatkan keterampilan mengenakan kemeja berkancing pada anak dengan Disabilitas Intelektual.Metode: Merupakan penelitian kuantitatif eksperimental dengan desain single-subject menggunakan tipe A-B-A’. Backward chaining dan token economy menjadi teknik modifikasi perilaku yang digunakan dalam penelitian ini.Temuan: Penelitian ini menunjukkan bahwa teknik backward chaining mampu meningkatkan keterampilan memakai kemeja berkancing secara efektif, didukung dengan adanya sesi pra-intervensi yang berupa aktivitas latihan motorik halus.Kesimpulan: Mengetahui efektivitas modifikasi perilaku dengan teknik backward chaining dapat menjadi salah satu wawasan baru bagi para orangtua dengan anak berkebutuhan khusus untuk menstimulasi kemampuan motorik anak dengan cara memecah suatu rangkaian perilaku menjadi tahapan-tahapan kecil.

2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 22-47
Author(s):  
Lecya Lalitya ◽  
Eko Handayani
Keyword(s):  

Anak dengan perilaku hiperaktif memiliki tingkat aktifitas motorik tinggi yang ditunjukkan dengan gejala seperti seringkali tidak nyaman diam di suatu tempat dan meningkalkan tempat duduk pada situasi dimana ia harus diam dalam jangka waktu tertentu. Gejala tersebut muncul dalam berbagai situasi, seperti belajar di sekolah dan makan di rumah. Hal ini terjadi karena minimnya perilaku fokus atau on-task. Di sisi lain, minimnya kemampuan on-task anak kemudian akan memengaruhi fungsinya karena ia kesulitan menyelesaikan tugas sehari-hari, sehingga masalah perilaku on-task perlu mendapatkan intervensi. Salah satu pendekatan intervensi untuk anak dengan hiperaktifitas adalah modifikasi perilaku dengan teknik token economy. Penelitian ini berfokus pada perilaku on-task dalam aktifitas makan karena masalah dalam perilaku makan dapat berkaitan dengan pemenuhan gizi yang kemudian berkaitan pula dengan masalah dalam aspek akademis. Penelitian ini bertujuan melihat efektifitas token economy untuk meningkatkan perilaku on-task dalam aktifitas makan pada anak dengan hiperaktifitas. Token yang berikan adalah stiker berbentuk bintang. Penelitian menggunakan desain penelitian single subject dan dengan desain A-B. Partisipan adalah anak laki-laki berusia 8 tahun dengan perilaku hiperaktif. Hasil penelitian menunjukkan, teknik token economy efektif meningkatkan perilaku on-task dalam aktifitas makan pada anak dengan hiperaktifitas. Hal ini membuka peluang bagi penelitian selanjutnya untuk menerapkan modifikasi perilaku pada perilaku on-task dengan berbagai konteks dan latar belakang partisipan. 


2018 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 58
Author(s):  
Nirtafitri Trianisa ◽  
Tjut Rifameutia ◽  
Eva Septiana
Keyword(s):  

<p>Salah satu kemampuan yang perlu dikembangkan pada anak tuna ganda yang masih dapat memanfaatkan sisa pendengarannya untuk berkomunikasi adalah <em>speechreading,</em> yaitu kemampuan untuk memahami lawan bicara dengan melihat gerak bibir, ekspresi wajah serta gestur tubuh lawan bicaranya. Penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah penggunaan pendekatan sintetik bahasa disertai dengan <em>token economy</em> dapat meningkatkan kemampuan <em>speechreading</em> pada subjek D yang merupakan siswa tuna grahita dengan gangguan pendengaran. Setiap kali menunjuk dengan tepat pada langkah kelima dan pengujian, subjek diberikan token yang nantinya akan ditukarkan dengan <em>reinforcer</em>. Penelitian dilakukan terhadap seorang anak tuna grahita dengan gangguan pendengaran dengan jenis kelamin laki-laki berusia 12 tahun yang duduk di kelas 4 SD inklusi. Desain penelitian <em>single subject</em> tipe A-B-A’. Peningkatan kemampuan <em>speechreading</em> dilihat dari perbandingan antara hasil tes kemampuan <em>speechreading</em> sebelum dan sesudah intervensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode sintetik dengan token<em> economy</em> dapat meningkatkan kemampuan <em>speechreading</em> pada subjek D yang merupakan siswa tuna grahita dengan gangguan pendengaran. Subjek mampu menunjuk kartu dengan tepat sebanyak 100% dari 5 kata yang diujikan pada sesi 1 dan sebanyak 80% dari 5 kata yang diujikan pada sesi 2.</p><p> </p><p>Kata kunci: Disabilitas, <em>speechreading</em>, metode sintetik, token ekonomi</p>


2020 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 22-47
Author(s):  
Lecya Lalitya ◽  
Eko Handayani
Keyword(s):  

Anak dengan perilaku hiperaktif memiliki tingkat aktifitas motorik tinggi yang ditunjukkan dengan gejala seperti seringkali tidak nyaman diam di suatu tempat dan meningkatkan tempat duduk pada situasi dimana ia harus diam dalam jangka waktu tertentu. Gejala tersebut muncul dalam berbagai situasi, seperti belajar di sekolah dan makan di rumah. Hal ini terjadi karena minimnya perilaku fokus atau on-task. Di sisi lain, minimnya kemampuan on-task anak kemudian akan memengaruhi fungsinya karena ia kesulitan menyelesaikan tugas sehari-hari, sehingga masalah perilaku on-task perlu mendapatkan intervensi. Salah satu pendekatan intervensi untuk anak dengan hiperaktifitas adalah modifikasi perilaku dengan teknik token economy. Penelitian ini berfokus pada perilaku on-task dalam aktifitas makan karena masalah dalam perilaku makan dapat berkaitan dengan pemenuhan gizi yang kemudian berkaitan pula dengan masalah dalam aspek akademis. Penelitian ini bertujuan melihat efektivitas token economy untuk meningkatkan perilaku on-task dalam aktifitas makan pada anak dengan hiperaktifitas. Intervensi berlangsung selama 10 sesi. Token yang berikan adalah stiker berbentuk bintang. Penelitian menggunakan desain penelitian single subject dan dengan desain A-B. Partisipan adalah anak laki-laki berusia 8 tahun dengan perilaku hiperaktif. Hasil penelitian menunjukkan, teknik token economy efektif meningkatkan perilaku on-task dalam aktifitas makan pada anak dengan hiperaktifitas. Hal ini membuka peluang bagi penelitian selanjutnya untuk menerapkan modifikasi perilaku pada perilaku on-task dengan berbagai konteks dan latar belakang partisipan. Kata kunci: Token Economy, Perilaku on-task, Hiperaktif, Aktifitas makan


2019 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 50-67
Author(s):  
Sarah Halimah Wibowo ◽  
Cut Nurul Kemala

Anak-anak dengan intellectual disability (ID) mengalami keterbatasan pada kemampuan berpakaian. Penguasaan kemampuan berpakaian penting untuk dimiliki oleh anak-anak dengan ID karena menunjang kemandirian dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan berpakaian mencakup beberapa kemampuan, salah satunya kemampuan mengikat tali sepatu. Kebutuhan untuk menguasai kemampuan mengikat tali sepatu mungkin akan muncul seiring dengan perkembangan anak, seperti pada R yang menjadi partisipan penelitian. R diwajibkan menggunakan sepatu bertali setiap pelajaran olahraga di sekolah. Tujuan dari penelitian ini adalah menguji efektivitas penerapan teknik backward chaining untuk meningkatkan kemampuan mengikat tali sepatu pada anak intellectual disability (ID) tingkat moderate. Penelitian ini menggunakan metode single-subject ABA design dengan satu orang partisipan yang memiliki kondisi ID tingkat moderate. Penelitan menggunakan teknik backward chaining dan mengajarkan kepada partisipan 8 langkah (chain of behavior) dalam rangkaian kemampuan mengikat tali sepatu. Penelitian juga menggunakan prompt dalam bentuk verbal, fisik, gestur dan modelling, serta penayangan video sebelum percobaan dimulai. Penelitian dilaksanakan dalam 8 sesi dengan 60 kali percobaan selama 10 hari. Setelah sesi berakhir, partisipan mampu menguasai seluruh langkah dalam rangkaian kemampuan mengikat tali sepatu secara mandiri.Kata kunci: intellectual disability, kemampuan mengikat tali sepatu, backward chaining


1989 ◽  
Vol 6 (3) ◽  
pp. 230-246 ◽  
Author(s):  
Freddie Bennett ◽  
Pat Eisenman ◽  
Ron French ◽  
Hester Henderson ◽  
Barry Shultz

A single-subject multiple baseline design across subjects was used to discern the effect of a token economy on the exercise behavior and cardiorespiratory fitness of individuals with Down syndrome. The subjects were three females ranging in age from 24 to 26 years, with estimated IQs between 32 and 56. The exercise behavior consisted of pedaling a cycle ergometer for 15 min each weekday at 50-60% of peak VO2 for 6 to 8 weeks. Subjects voluntarily pedaled the cycle ergometer during the baseline phase, and after stabilization entered the intervention phase at 5-day intervals. During the intervention phase, tokens that could be exchanged for preferred items were dispensed for a predetermined number of revolutions. Based on the data and calculations using the split-middle technique, it was concluded that a token economy can be used to increase exercise behavior. Resting heart rates decreased 12.2%, and submaximal exercise heart rates, averaged over three work stages, decreased 18.8% over the course of the study. The small sample size, variable subject response, and a malfunctioning gas analyzer call for caution in inferring any possible cardiorespiratory fitness training effect.


2021 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 22
Author(s):  
Dini Rakhmawati ◽  
Fuad Nashori ◽  
Qurotul Uyun

There is a lot of research about the Conduct Disorders in male subjects, but research on the Conduct Disorders in female subjects relatively minimal. The purpose of this study is to reveal the effectiveness of behavior modification to reduce Conduct Disorders behaviour in adolescent girls using token economy techniques. Research conducted on a teenager who suffered Conduct Disorders antisocial types, female, 16 years old, had no formal education, have a level of intelligence below the average. With single-subject research design with ABA-type single-factor baseline, the reduction behavior seen from a comparison between the results of the test before and after the intervention. The results showed a decrease in the aspect of aggressive behavior (14 points), attention problems (11 points), deliquent behavior (10 points), withdrawn (10 points), social problems (5 points), anxiety/depression (4 points) , thought problems (1 point), and somatic complaints (0 points). Thus the behavior modification using token economy technique effective to decrease the Conduct Disorders in adolescent girls.


2020 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 119-127
Author(s):  
Adelin Australiati Saragih

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh seorang anak tunagrahita kategori sedang yang belum mampu memakai pakaian khususnya pakaian berkancing secara mandiri . Orang di sekitar anak yaitu orang tua dan guru terbiasa untuk memberikan bantuan saat melihat anak tidak bisa melakukannya. Hal ini menyebabkan anak kurang mampu mengembangkan keterampilan bina diri secara optimal. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan single subject design dengan desain A-B. Adapun metode yang digunakan untuk mengajarkan berpakaian pada anak tunagrahita yaitu dengan intervensi modifikasi perilaku backward chaining yang melibatkan empat langkah sederhana memakai pakaian berkancing. Keberhasilan dari pemberian metode ini dilihat dari perubahan perilaku yang ditunjukkan anak sebelum diberikan intervensi(fase baseline) dengan saat dijalankannya/ setelah intervensi (fase treatment dan follow up). Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa metode backward chaining dapat meningkatkan keterampilan berpakaian anak tunagrahita kategori sedang. Orang tua dan guru dari anak tunagrahita juga memberikan kesempatan pada anak untuk memakai pakaian secara mandiri dengan dibantu oleh pemberian petunjuk (prompt) dan penguatan positif.


2021 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
Author(s):  
Sarah Halimah Wibowo ◽  
Cut Nurul Kemala

Anak-anak dengan intellectual disability (ID) mengalami keterbatasan pada kemampuan berpakaian. Penguasaan kemampuan berpakaian penting untuk dimiliki oleh anak-anak dengan ID karena kemampuan tersebut menunjang kemandirian dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan berpakaian mencakup beberapa kemampuan, salah satunya kemampuan mengikat tali sepatu. Tujuan dari penelitian ini adalah menguji efektivitas penerapan teknik backward chaining untuk meningkatkan kemampuan mengikat tali sepatu pada anak intellectual disability (ID) tingkat moderate. Penelitian ini menggunakan metode single-subject ABA design dengan satu orang partisipan yang memiliki kondisi ID tingkat moderate. Penelitan menggunakan teknik backward chaining dan mengajarkan kepada partisipan 8 langkah (chain of behavior) dalam rangkaian kemampuan mengikat tali sepatu. Penelitian juga menggunakan prompt dalam bentuk verbal, fisik, gestur dan modelling, serta penayangan video sebelum percobaan dimulai. Penelitian dilaksanakan dalam 8 sesi dengan 60 kali percobaan selama 10 hari. Setelah sesi berakhir, partisipan mampu menguasai seluruh langkah dalam rangkaian kemampuan mengikat tali sepatu secara mandiri. Kemampuan tersebut bertahan hingga 1 bulan setelah sesi berakhir.


2020 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Nora Devi Irianjani ◽  
Faridah Ainur Rohmah

A child should be able to pay attention well during task working. But, children with Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) experience difficulty in focusing attention or in concentrating when doing a task, both at home or at school. In the other hand, there is a behaviour modification technique that effectively proven in increasing concentration of child with ADHD.   The purpose of this study was to find out the effectiveness of token economy in improving the attention of children with ADHD when completing a task. The present study employed a single subject, a five years-old male Early Childhood Education student. The intervention was given in the form of token economy for two weeks through cooperation with parents. Observation and interviews were held to collect data regarding attention difficulty in engaging in the learning process and doing a task. The result of the study showed that there is an improvement in attention duration; the subject was able to give attention to the task in a longer duration (more than 5 minutes). The parents are expected to be more assertive and committed to applying token economy at home.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document