scholarly journals USULAN PENERAPAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) DENGAN PENGUKURAN OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) UNTUK PERENCANAAN PERAWATAN PABRIK BAR MILL PADA PT. KRAKATAU WAJATAMA

2014 ◽  
Vol 4 (3) ◽  
Author(s):  
Annisa Mersita Majid ◽  
Parwadi Moengin ◽  
Amal Witonohadi

PT. Krakatau Wajatama merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang<br />pembuatan baja. Penelitian dilakukan di pabrik bar mill (baja tulangan). Permasalahan<br />yang terjadi saat ini adalah perusahaan tidak melakukan perawatan dengan optimal dan<br />menyebabkan mesin breakdown, sehingga nilai downtime menjadi tinggi. Dengan<br />dilakukannya penelitian ini maka akan memberikan solusi dalam melakukan perawatan<br />pada equiment di lini bar mill dengan menggunakan pendekatan total productive<br />maintenance (TPM) dengan pengukuran overall equipment effectiveness.Upaya untuk<br />mempersiapkan penerapan TPM dilakukan dengan menghitung nilai OEE untuk<br />mengetahui indikator yang menjadi penyebab permasalahan pada PT. Krakatau<br />Wajatama, dengan nilai OEE 21,17%. Dengan indikator performance efficiency dan<br />availability yang rendah.Menentukan mesin kritis dan komponen kritis. Langkah<br />selanjutnya adalah menghitung Index of Fit untuk mengetahui distribusi yang sesuai untuk<br />dilakukan Goodness of Fit Test, menghitung parameter Mean Time To Failure (MTTF)<br />dan Mean Time To Repair (MTTR) pada distribusi yang terpilih, menghitung interval<br />pencegahan dan interval pemeriksaan untuk mendapatkan penjadwalan perawatan dan<br />nilai availability, serta menghitung nilai reliability. Tahap selanjutnya adalah melakukan<br />analisa six big losses guna mencari akar permasalahan. Kemudian dilakukan usulan<br />perbaikan berdasarkan 8 pilar TPM, dimana yang menjadi fokus adalah Planned<br />Maintenance dengan usulan preventive maintenance, Autonomous Maintenance dengan<br />pembuatan SOP dan Trainning untuk usulan pelatihan pada operator di lantai produksi.

2021 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 26-38
Author(s):  
Zulkani Sinaga ◽  
Solihin Solihin ◽  
Mochamad Ardan

Pemeliharaan merupakan suatu proses yang dilakukan untuk menjaga keandalan, ketersediaan dan sifat mampu merawat komponen atau mesin. Program pemeliharaan yang efektif dan efisien akan mendukung peningkatan produktifitas sistem produksi. PT. XYZ merupakan perusahaan nasional bergerak dibidang karoseri truck mengalami penurunan produktivitas disebabkan belum adanya strategi perawatan khususnya mesin welding jenis MIG sehingga sering terjadi downtime mesin mengakibatkan proses produksi menjadi terhambat. Berdasarkan alasan tersebut dibutuhkan program pemeliharaan yang efektif dan efisien dengan menerapkan analisis menggunakan metode  Reliability Centered Maintenance (RCM) guna menciptakan metode pemeliharaan yang akurat, fokus, dan optimal dengan tujuan mencapai keandalan yang optimal. Penelitian dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah perhitungan berdasarkan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dan penetapan strategi pemeliharaan dengan dibantu menggunakan software minitab 18. Hasil penelitian diperoleh Risk Priority Number (RPN) untuk komponen wire feeder sebesar 611, dengan pola distribusi waktu normal, nilai parameter median 61,9391 dan standar deviasinya 48,6053, nilai Mean Time To Failure (MTTF) sebesar 61,9391 jam dan selang interval waktu penggantian komponen sebesar 10,1349. Berdasarkan hasil perhitungan performance maintenanace diketahui nilai Mean Time Between Failure (MTBF) antara 31,92 ~ 72,09 jam, Mean Time To Repair (MTTR) anatara 1,19 ~ 1,78 jam dan availability antara 94,67% ~ 98,24%, setelah dilakukan tindakan perawatan pencegahan selama periode tersebut dihasilkan nilai availability sebesar 98,01% artinya kerusakan pada komponen wire feeder dapat teratasi.


2014 ◽  
Vol 556-562 ◽  
pp. 3760-3767
Author(s):  
Xue Hong He ◽  
Zhi Liang Hu ◽  
Xi Jie Zhai ◽  
Li Yang Xie

A maintenance policy model based on time-variant reliability is put forward upon those mechanical systems which can carry on multiple maintenance in the whole life period, and the recurrence relations of the preventive maintenance intervals and reliability benefits is established. Two kinds of devices, one device’s mean time to failure complies with exponential distribution and another device’s mean time to failure meets the Weibull distribution, are taken as examples to get the approximate function expressions of the system's maintainability parameters of these devices through the curve fitting for data, analyze the system’s maintainability parameters and get the equipment’s maintenance policy model based on time-variant reliability. Examples verify the feasibility of the model.


2017 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 219-224
Author(s):  
Arief Samuel Gunawan ◽  
Ari Setiawan ◽  
Febryci Legirian

Unit Pemadam Kebakaran Perusahaan X merupakan unit kerja yang bertugas melakukan pencegahan dan penanggulangan kebakaran di Perusahaan X. Unit ini dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan kerja, salah satunya yaitu mobil pemadam kebakaran. Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh unit ini adalah mobil pemadam kebakaran sering mengalami kerusakan pada saat digunakan. Hal ini disebabkan karena umur komponen yang akan habis dan belum dilakukan penggantian. Umumnya bagian pemeliharaan belum memiliki dokumentasi umur komponen dari setiap mobil pemadam kebakaran. Sehingga petugas pemadam kebakaran tidak dapat mengantisipasi kerusakan yang akan terjadi saat mobil pemadam kebakaran digunakan. Untuk menanggulangi permasalahan tersebut, dikembangkan Maintenance Management Information System (MMIS) yang dapat memberikan informasi perkiraan umur komponen mobil. Metode Reliability Centered Maintenance (RCM) digunakan pada MMIS untuk menentukan Mean Time To Failure (MTTF). Metode Total Productive Maintenance (TPM) juga digunakan pada MMIS untuk merencanakan jadwal pemeliharaan sehingga dapat meminimalisir kerusakan saat mobil digunakan. Untuk mendukung MMIS, diterapkan menu untuk konfigurasi yaitu, data pegawai, inventaris mobil pemadam kebakaran serta inventori suku cadang dan pengadaan barang yang akan berhubungan dengan biaya pemeliharaan.


2017 ◽  
Vol 1 (3) ◽  
Author(s):  
Rebecca Sugiono ◽  
Ign Joko Mulyono ◽  
Hadi Santosa

PT. Adyabuana Persada merupakan perusahaan yang memproduksi ubin keramik dengan bermacam- macam ukuran yang berlokasi di daerah Gresik. PT. Adyabuana persada memiliki masalah yaitu terdapat kendala kerusakan mesin terutama pada mesin glazing line 5 yang mengakibatkan berkurangnya jumlah waktu saat produksi. Perusahaan biasanya hanya melakukan perbaikan dan perawatan komponen mesin saat mesin tersebut dalam kondisi rusak. Oleh karena itu, perlu dilakukan penjadwalan perawatan mesin. Penentuan jadwal perawatan mesin ini dimulai dengan penentuan komponen kritis pada mesin glazing line 5 dengan menggunakan metode FMEA. Setelah itu, data waktu kerusakan diolah menjadi data waktu antar kerusakan dan kemudian diperoleh distribusinya menggunakan Minitab 14. Hasil tersebut digunakan untuk menentukan nilai MTTF (Mean Time to Failure) yang merupakan interval waktu maksimal untuk pemakaian komponen sampai komponen tersebut rusak. Interval waktu perawatan yang optimal ditentukan berdasarkan perhitungan C(tp) yang paling optimal. Interval perawatan untuk mesin glazing line 5 pada sub mesin spacer yaitu : komponen van belt setiap 957 jam, dan komponen motor setiap 4193 jam. Dengan interval waktu yang ada, juga dapat dilakukan penggabungan jadwal perawatan yang kemudian dibandingkan dengan biaya perbaikan yang menghasilkan penghematan sebesar 99,81%. Kata kunci: C(tp), Preventive Maintenance, MTTF(Mean Time to Failiure). 


2019 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 23-35
Author(s):  
Herman Budi Harja ◽  
Nunu Ahmad Nugraha

Seringnya terjadi kegiatan perawatan (downtime) tidak terencana mesin Curing pada line produksi ban mobil PT XYZ merupakan indikasi adanya ketidakefektifan perawatan terencana (PM) yang diterapkan perusahaan. Downtime tidak terencana menyebabkan line produksi berhenti dan kehilangan waktu berproduksi, meningkatnya jumlah produk gagal saat setup, dan tingginya biaya perawatan mesin produksi. Perusahaan perlu meningkatan efektivitas dan efisiensi kinerja system perawatan melalui pembaharuan jadwal perawatan agar availability mesin tinggi. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi komponen penyebab kegagalan fungsi mesin curing dan menghasilkan rekomendasi waktu interval perawatannya yang sesuai. Metoda distribusi Weibull digunakan untuk mendapatkan nilai index of fit time to failure beberapa komponen kritis mesin, menganalisa laju kerusakan komponen, menghitung nilai mean time between failure (MTBF) komponen sebagai durasi expected lifetime komponen tersebut. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa terdapat dua komponen kritis pada mesin curing dengan indikasi laju kerusakan seiring waktu (nilai β>1), yaitu silinder press dan EPV dengan nilai MTBF sebesar 89 hari untuk silinder press dan 231 hari untuk EPV. Hasil kajian ini mengusulkan pembaharuan jadwal PM mesin curing agar mempertimbangkan penambahan kegiatan PM baru yang mengakomodir nilai durasi expected lifetime dari komponen-komponen penyebab mesin breakdown, sehingga dapat meminimalkan downtime tidak terencana.


2021 ◽  
Vol 58 (2) ◽  
pp. 289-313
Author(s):  
Ruhul Ali Khan ◽  
Dhrubasish Bhattacharyya ◽  
Murari Mitra

AbstractThe performance and effectiveness of an age replacement policy can be assessed by its mean time to failure (MTTF) function. We develop shock model theory in different scenarios for classes of life distributions based on the MTTF function where the probabilities $\bar{P}_k$ of surviving the first k shocks are assumed to have discrete DMTTF, IMTTF and IDMTTF properties. The cumulative damage model of A-Hameed and Proschan [1] is studied in this context and analogous results are established. Weak convergence and moment convergence issues within the IDMTTF class of life distributions are explored. The preservation of the IDMTTF property under some basic reliability operations is also investigated. Finally we show that the intersection of IDMRL and IDMTTF classes contains the BFR family and establish results outlining the positions of various non-monotonic ageing classes in the hierarchy.


2011 ◽  
Vol 110-116 ◽  
pp. 2497-2503 ◽  
Author(s):  
Zdenek Vintr ◽  
Michal Vintr

Rolling bearings are usually considered to be non-repaired items the reliability of which is characterized by mean time to failure, or so called basic rating life. Reliability describes these parameters well in case the bearings are used in operation up to the very time the failure occurs, or during the time corresponding with basic rating life. In case of railway applications the bearings are often used in large groups and are preventively replaced after much shorter operating time as compared with their basic rating life. In the article there is a model which enables us to describe the bearings reliability in this specific case and to specify a number of failures which might be expected from a group of bearings during operating time, or to determine mean operating time between failures of bearings.


2021 ◽  
Author(s):  
Lavanya Vadamodala ◽  
Abdul Wahab Bandarkar ◽  
Shuvajit Das ◽  
Md Ehsanul Haque ◽  
Anik Chowdhury ◽  
...  

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document