scholarly journals Usulan Pembaharuan jadwal Kegiatan Preventive Maintenance pada Mesin Curing PCR PT.XYZ Menggunakan Metoda Distribusi Weibull

2019 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 23-35
Author(s):  
Herman Budi Harja ◽  
Nunu Ahmad Nugraha

Seringnya terjadi kegiatan perawatan (downtime) tidak terencana mesin Curing pada line produksi ban mobil PT XYZ merupakan indikasi adanya ketidakefektifan perawatan terencana (PM) yang diterapkan perusahaan. Downtime tidak terencana menyebabkan line produksi berhenti dan kehilangan waktu berproduksi, meningkatnya jumlah produk gagal saat setup, dan tingginya biaya perawatan mesin produksi. Perusahaan perlu meningkatan efektivitas dan efisiensi kinerja system perawatan melalui pembaharuan jadwal perawatan agar availability mesin tinggi. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi komponen penyebab kegagalan fungsi mesin curing dan menghasilkan rekomendasi waktu interval perawatannya yang sesuai. Metoda distribusi Weibull digunakan untuk mendapatkan nilai index of fit time to failure beberapa komponen kritis mesin, menganalisa laju kerusakan komponen, menghitung nilai mean time between failure (MTBF) komponen sebagai durasi expected lifetime komponen tersebut. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa terdapat dua komponen kritis pada mesin curing dengan indikasi laju kerusakan seiring waktu (nilai β>1), yaitu silinder press dan EPV dengan nilai MTBF sebesar 89 hari untuk silinder press dan 231 hari untuk EPV. Hasil kajian ini mengusulkan pembaharuan jadwal PM mesin curing agar mempertimbangkan penambahan kegiatan PM baru yang mengakomodir nilai durasi expected lifetime dari komponen-komponen penyebab mesin breakdown, sehingga dapat meminimalkan downtime tidak terencana.


2014 ◽  
Vol 4 (3) ◽  
Author(s):  
Annisa Mersita Majid ◽  
Parwadi Moengin ◽  
Amal Witonohadi

PT. Krakatau Wajatama merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang<br />pembuatan baja. Penelitian dilakukan di pabrik bar mill (baja tulangan). Permasalahan<br />yang terjadi saat ini adalah perusahaan tidak melakukan perawatan dengan optimal dan<br />menyebabkan mesin breakdown, sehingga nilai downtime menjadi tinggi. Dengan<br />dilakukannya penelitian ini maka akan memberikan solusi dalam melakukan perawatan<br />pada equiment di lini bar mill dengan menggunakan pendekatan total productive<br />maintenance (TPM) dengan pengukuran overall equipment effectiveness.Upaya untuk<br />mempersiapkan penerapan TPM dilakukan dengan menghitung nilai OEE untuk<br />mengetahui indikator yang menjadi penyebab permasalahan pada PT. Krakatau<br />Wajatama, dengan nilai OEE 21,17%. Dengan indikator performance efficiency dan<br />availability yang rendah.Menentukan mesin kritis dan komponen kritis. Langkah<br />selanjutnya adalah menghitung Index of Fit untuk mengetahui distribusi yang sesuai untuk<br />dilakukan Goodness of Fit Test, menghitung parameter Mean Time To Failure (MTTF)<br />dan Mean Time To Repair (MTTR) pada distribusi yang terpilih, menghitung interval<br />pencegahan dan interval pemeriksaan untuk mendapatkan penjadwalan perawatan dan<br />nilai availability, serta menghitung nilai reliability. Tahap selanjutnya adalah melakukan<br />analisa six big losses guna mencari akar permasalahan. Kemudian dilakukan usulan<br />perbaikan berdasarkan 8 pilar TPM, dimana yang menjadi fokus adalah Planned<br />Maintenance dengan usulan preventive maintenance, Autonomous Maintenance dengan<br />pembuatan SOP dan Trainning untuk usulan pelatihan pada operator di lantai produksi.



1980 ◽  
Vol R-29 (4) ◽  
pp. 341-341 ◽  
Author(s):  
Toshio Nakagawa


2013 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
Author(s):  
Amal Witonohadi ◽  
Tiena Gustina Amran ◽  
Niken Herawati

<p>PT. BAI produce polymer filter system components, such as the spin pack, candle filters, leaf<br />discs, gaskets and so forth. Problems that occur in the form of decreased reliability of machine<br />downtime resulting in large engine stalled, causing the production process, the company should have<br />a preventive maintenance schedule in accordance with the conditions of machines on the production<br />floor to reduce machine downtime by using modularity design method approach to reduce<br />maintenance costs. Level of maintenance reliability measured using Overall Equipment Effectiveness<br />(OEE), whereas treatment schedule used to obtain parameter Mean Time to Failure (MTTF) and<br />Mean Time to Repair (MTTR). Maintenance cost calculator is then performed with corrective<br />maintenance, preventive maintenance and preventive maintenance with design modularity. By using<br />modularity design companies can combine several components into a module to do the replacement<br />components simultaneously causing maintenance costs to be as much as 29.1% less than the company<br />doing the corrective maintenance activities.</p>



2021 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 26-38
Author(s):  
Zulkani Sinaga ◽  
Solihin Solihin ◽  
Mochamad Ardan

Pemeliharaan merupakan suatu proses yang dilakukan untuk menjaga keandalan, ketersediaan dan sifat mampu merawat komponen atau mesin. Program pemeliharaan yang efektif dan efisien akan mendukung peningkatan produktifitas sistem produksi. PT. XYZ merupakan perusahaan nasional bergerak dibidang karoseri truck mengalami penurunan produktivitas disebabkan belum adanya strategi perawatan khususnya mesin welding jenis MIG sehingga sering terjadi downtime mesin mengakibatkan proses produksi menjadi terhambat. Berdasarkan alasan tersebut dibutuhkan program pemeliharaan yang efektif dan efisien dengan menerapkan analisis menggunakan metode  Reliability Centered Maintenance (RCM) guna menciptakan metode pemeliharaan yang akurat, fokus, dan optimal dengan tujuan mencapai keandalan yang optimal. Penelitian dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah perhitungan berdasarkan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dan penetapan strategi pemeliharaan dengan dibantu menggunakan software minitab 18. Hasil penelitian diperoleh Risk Priority Number (RPN) untuk komponen wire feeder sebesar 611, dengan pola distribusi waktu normal, nilai parameter median 61,9391 dan standar deviasinya 48,6053, nilai Mean Time To Failure (MTTF) sebesar 61,9391 jam dan selang interval waktu penggantian komponen sebesar 10,1349. Berdasarkan hasil perhitungan performance maintenanace diketahui nilai Mean Time Between Failure (MTBF) antara 31,92 ~ 72,09 jam, Mean Time To Repair (MTTR) anatara 1,19 ~ 1,78 jam dan availability antara 94,67% ~ 98,24%, setelah dilakukan tindakan perawatan pencegahan selama periode tersebut dihasilkan nilai availability sebesar 98,01% artinya kerusakan pada komponen wire feeder dapat teratasi.



2014 ◽  
Vol 556-562 ◽  
pp. 3760-3767
Author(s):  
Xue Hong He ◽  
Zhi Liang Hu ◽  
Xi Jie Zhai ◽  
Li Yang Xie

A maintenance policy model based on time-variant reliability is put forward upon those mechanical systems which can carry on multiple maintenance in the whole life period, and the recurrence relations of the preventive maintenance intervals and reliability benefits is established. Two kinds of devices, one device’s mean time to failure complies with exponential distribution and another device’s mean time to failure meets the Weibull distribution, are taken as examples to get the approximate function expressions of the system's maintainability parameters of these devices through the curve fitting for data, analyze the system’s maintainability parameters and get the equipment’s maintenance policy model based on time-variant reliability. Examples verify the feasibility of the model.



Heuristic ◽  
2020 ◽  
Vol 17 (2) ◽  
pp. 87-94
Author(s):  
Nur Fadilah Fatma ◽  
Henri Ponda ◽  
Rizky Aditya Kuswara

Mesin beroperasi secara terus menerus menyebabkan menurunnya tingkat kehandalan peralatan serta menyebabkan sering terjadinya breakdown dan downtime yang tinggi pada mesin-mesinnya terutama pada mesin Extruder (ITE). Untuk meminimalisir terjadinya breakdown dan downtime maka perlu adanya sistem penjadwalan perawatan yang baik guna mencegah terjadinya kerusakan mesin. Mean Time Between Failure (MTBF) dan Mean Time to Repair (MTTR) adalah salah satu metode sebagai acuan untuk menetapkan jadwal perawatan yang efektif. Oleh karena itu, diperlukannya tindakan preventive maintenance agar dapat meningkatkan kinerja dari perusahaan, Dari hasil analisa didapatkan nilai Mean Time Between Failure (MTBF) 259,04 menit dan Mean Time to Repair (MTTR) 19.990,1 menit. Perubahan penjadwalan preventive maintenance dapat dilakukan dengan interval waktu 2 minggu sekali untuk aktivitas cleaning ac panel dan cleaning motor blower. Hasil penerapan tindakan preventive maintenance rata-rata 98% sehingga mesin mampu bekerja secara optimal.



Author(s):  
A. M. Badiea ◽  
A. A. Adel ◽  
H. A. Aamer

The aims of this study are to introduce the appropriate preventive maintenance to the production line machines at the company to increase their reliability and reduction the shutdown, and to obtain more safety. Mean time between failure, mean down time and availability are investigated as the best indicators to generally evaluate all type of maintenance. Pareto diagram and Effect-Cause techniques both have been used for identifying where and what are the problems in the production lines. The big and serious way that the company staff was using was maintenance of run to failure. Many solutions in this paper are introduced to the company to follow the proper preventive maintenance. After one year monitoring to those production lines, their productivity increases by 15.47% and the reliability becomes high.



2017 ◽  
Vol 1 (3) ◽  
Author(s):  
Rebecca Sugiono ◽  
Ign Joko Mulyono ◽  
Hadi Santosa

PT. Adyabuana Persada merupakan perusahaan yang memproduksi ubin keramik dengan bermacam- macam ukuran yang berlokasi di daerah Gresik. PT. Adyabuana persada memiliki masalah yaitu terdapat kendala kerusakan mesin terutama pada mesin glazing line 5 yang mengakibatkan berkurangnya jumlah waktu saat produksi. Perusahaan biasanya hanya melakukan perbaikan dan perawatan komponen mesin saat mesin tersebut dalam kondisi rusak. Oleh karena itu, perlu dilakukan penjadwalan perawatan mesin. Penentuan jadwal perawatan mesin ini dimulai dengan penentuan komponen kritis pada mesin glazing line 5 dengan menggunakan metode FMEA. Setelah itu, data waktu kerusakan diolah menjadi data waktu antar kerusakan dan kemudian diperoleh distribusinya menggunakan Minitab 14. Hasil tersebut digunakan untuk menentukan nilai MTTF (Mean Time to Failure) yang merupakan interval waktu maksimal untuk pemakaian komponen sampai komponen tersebut rusak. Interval waktu perawatan yang optimal ditentukan berdasarkan perhitungan C(tp) yang paling optimal. Interval perawatan untuk mesin glazing line 5 pada sub mesin spacer yaitu : komponen van belt setiap 957 jam, dan komponen motor setiap 4193 jam. Dengan interval waktu yang ada, juga dapat dilakukan penggabungan jadwal perawatan yang kemudian dibandingkan dengan biaya perbaikan yang menghasilkan penghematan sebesar 99,81%. Kata kunci: C(tp), Preventive Maintenance, MTTF(Mean Time to Failiure). 



2019 ◽  
Vol 17 (1) ◽  
pp. 15-25
Author(s):  
M. Nushron Ali M ◽  
Antonius Kusuma

Ketersediaan air murni merupakan kebutuhan pokok perusahaan, yang menjadi salah satu syarat utama untuk proses produksi agar perusahaan dapat memproduksi krimer. Dalam memenuhi kebutuhan produksi perusahaan harus memiliki Water Treatment Plant dengan kinerja yang baik. Water Treatment Plant yang baik dapat menghasilkan air murni yang banyak sehingga dapat memenuhi kebutuhan air yang diperlukan oleh Perusahaan. Penelitian ini sangat diperlukan untuk mendapatkan kinerja Water Treatment Plant yang baik untuk meningkatkan hasil air murni Perusahaan XYZ. Penilitian ini menggunakan metode Failure Mode and Effects Analysis(FMEA) untuk mengklasifikasi komponen  mana yang membutuhkan perawatan dan penjadwalan. Penjadwalan di penelitian ini menggunakan metode Realibility Center Maintenance (RCM). Dalam penelitian ini menghasilkan Mean Time To Trepair ( MTTR ) sandfilter 0,48 jam, bag filter 0,68 jam, cartridge filter 1,22 jam. Mean Time To Failure (MTTF ) sand filter 684 jam, bag filter 190,3 jam, cartridge filter 236,8 jam. Dan MTBF sandfilter dengan rata-rata 708 jam, bag  filter dengan rata-rata 214,8 jam dan cartridge filter dengan rata-rata 260,8 jam per tahun. Selain MTTR, MTTF dan Mean Time Between Failure (MTBF )hasil penilitian lainnya ialah keandalan (realibility) sand filter dengan nilai 0,178, bag filter dengan nilai 0,0053, dan cartridge filter dengan nilai 0,00889.



Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document